Share

Mulai

Seolah mendapatkan tujuan baru, Allein pun mulai melangkahkan kakinya menuju area dalam pulau. Masuk kedalam hutan yang ditinggali para monster dan meninggalkan pantai yang menjadi saksi kebangkitannya. Dia optimis bisa dengan cepat meningkatkan kekuatannya, mengingat tipe kekuatannya sama seperti di kehidupannya dulu yakni sihir hitam.

Allein pernah menjadi penyihir hitam terkuat. Kini dengan pengetahuan dan pengalamannya, dia optimis tak butuh waktu yang lama untuknya meraih kembali puncak kekuatan tertingginya lagi.

Allein pun terus berjalan memasuki area hutan ini semakin dalam. Tetapi dalam pikirannya masih banyak pertanyaan mengenai sihir hitam yang mana itu sangat menganggunya dan menyebabkan dia berjalan sambil terus merenung.

"Terlalu jahat jika kubilang ini keberuntunganku, karena aku hidup kembali dengan tubuh yang cocok dengan sihir hitam. Allein Springtopia sangat menderita, dia terlalu awam terhadap sihir hitam sehingga dia tidak bisa mengontrol sihir hitam yang sudah menjadi bagian tubuhnya. Akibatnya fatal, sihir hitam itu berbalik merusak tubuhnya dari dalam. Hmmmm kemungkinan hal itu juga yang menjadi penyebab kematiannya," gumam Allein sambil terus berjalan.

"Ketika aku memasuki tubuh ini hal yang kurasakan pertama kali adalah rasa sakit di seluruh bagian tubuhku, namun aku langsung duduk dan berkonsentrasi mencoba menyeimbangkannya dengan sebagian membuang energi sihir itu keluar dari tubuhku. Sungguh, seluruh tubuhku merasakan sakit yang luar biasa tapi karena pengalamanku dulu aku berhasil melewati prosesnya."

Rrroooaaaarrrr!

Tiba-tiba sebuah suara terdengar, menyadarkan Allein dari perenungannya.

Tiga monster serigala muncul dari balik pohon yang tepat berada di depan mata Allein. Monster itu lumayan besar dengan tinggi kira kira sejajar dengan lututnya tapi hal yang membuat Allein kini waspada bukan ukuran tubuhnya melainkan ke tiga serigala berwarna abu-abu itu terlihat sangat lapar karena mulutnya selalu terbuka dan air liurnya terus menetes keluar.

Karena sudah merasa sangat lapar, ketiga monster serigala itu langsung berlari menyerang Allein secara bersamaan. Allein seolah menyambut serangan itu, dia tak banyak membuang waktu dan langsung mengeluarkan sihir hitamnya.

 "Shadow hand!"

Seketika tangan tangan berwarna hitam langsung muncul dari bawah tanah dan langsung mencengkram serta menahan ke tiga serigala yang sedang berlari tersebut. Para serigala itu tampak kesulitan melepaskan cengkraman tangan hitam yang mendadak muncul dan menahan mereka tepat beberapa langkah di depan Allein.

Tangan hitam itu juga mulai mencekik leher dari masing-masing serigala membuat para serigala itu kehabisan nafas sampai akhirnya mati.

"Baiklah saatnya aku menyerap energi kalian, rasakan sihir hitamku ini!'' seru Allein.

''Black hole!"

Seketika itu lubang hitam kini muncul di bawah para serigala. Tangan hitam yang sedang mencengkram tadi kini menarik ketiga serigala itu masuk kedalam lubang hitam.

Craaattt craatt!

Darah merah segar pun menyembur seperti air mancur dari lubang hitam tepat setelah ketiga serigala itu ditarik masuk.

"Ah luar biasa inilah salah satu keindahan dari sihir hitam," ucap Allein. Energi kehidupan milik serigala yang mati itu pun kini mulai diserapnya dan mulai masuk ke dalam inti mana miliknya.

Sebenarnya teknik yang Allein beri nama black hole itu terlalu sadis karena tubuh monster yang diserapnya akan langsung meledak ketika masuk kedalam lubang hitam dan energi kehidupan dari monster tersebut akan langsung terserap oleh Allein yang merupakan penggunanya.

Dengan begitu inti mana milik Allein akan semakin kuat lebih cepat. Umumnya para penyihir ataupun kelas petarung lainnya meningkatkan kekuatan internalnya dengan menyerap batu sihir yang terdapat dari tubuh monster yang sudah terbunuh.

Namun, penyihir hitam memiliki keuntungan, mereka tidak harus mengeluarkan batu sihir yang ada dalam tubuh monster. Penyihir hitam bisa langsung menyerapnya dengan tubuh monster itu sekaligus. Tentu saja hal ini sangat efisien karena bisa mempercepat waktu penyerapan. Karena proses penyerapan ini berbeda dengan kelas petarung lain, kelas petarung yang lain pun menyebut proses ini dengan ‘menyerap energi kehidupan’.

Setelah dirasa energi kehidupannya sudah terserap semua, Allein pun melanjutkan perjalanannya. Tak terasa dia sudah semakin dalam memasuki area hutan ini. Namun, ada sebuah kondisi yang mau tidak mau membuat Allien menghentikan langkahnya, hari sudah mulai gelap dengan kekuatannya sekarang dia hanya akan menjadi santapan monster yang akan berburu di malam hari.

Dia pun menoleh sekitar, sepertinya tidak jauh dari tempatnya berdiri ada sebuah pohon maple besar dan beberapa pohon apel juga di dekatnya. Allein akhirnya memutuskan untuk makan beberapa buah apel itu untuk makan malamnya hari ini mengingat dia belum makan sama sekali setelah hidup kembali.

"Ah luar biasa apel ini manis sekali, jika Walter tahu ada apel manis ini dia pasti akan memetik semua apel ini dan membawanya sebagai bekal untuk dirinya sendiri." Dengan wajah penuh nostalgia Allein terus memandangi buah apel yang sudah berada dalam genggaman tangannya.

Setelah selesai memakan apel-apel tersebut Allein kemudian membaringkan tubuhnya tepat di bawah pohon maple yang tidak jauh dari pohon apel tersebut. Di bawah dedaunan berwarna kuning kemerahan yang merupakan ciri khas pohon maple itu matanya menatap langit yang kini sudah gelap. Bintang begitu bersinar terang malam ini, sungguh sesuatu yang membuat Allein merasa terpana.

Tak lama setelah itu matanya terpejam, Allein tertidur di bawah pohon maple yang besar beralaskan tanah dan daun maple yang sudah mengering. Dia tidak menyalakan api unggun untuk mengurangi rasa dinginnya malam ini. Bukan tanpa alasan, Allein takut nyala api akan menarik perhatian para monster yang akan berburu malam hari ini.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status