Share

Bab 138

Author: Imgnmln
last update Last Updated: 2024-05-02 11:06:22

“Hahaha, tidak diragukan lagi memang putra orang kaya!” Richard sedikit kaget, Rendy langsung memberikan uang 500 juta dengan gampang.

Namun setelah itu, senyuman Richard tiba-tiba sirna, dan menatap Rendy dengan serius. “Aku tahu kalau Ryzen berhutang budi kepada Keluarga Orton, kenapa kamu tidak mencarinya untuk membalas dendam kepada musuhmu? Lagipula, pengawal Keluarga Orton juga tidak sedikit, kenapa sampai harus mencari kami?”

“Kami—Klan Martyr— dan Klan Nocturnal dari dulu tidak pernah cocok, Tuan Rendy tidak mencari Klan Nocturnal, malah datang pada Klan Martyr, bukankah ini sedikit aneh?” Richard tahu kalau Ryzen berhutang budi pada Keluarga Orton, hal itu sudah bukan rahasia.

“Hm, jangan bahas Ryzen yang tidak tahu balas budi itu lagi, kalau bukan karena Keluarga Orton, dia pasti sudah mati sejak dulu!" Dengus Rendy dengan kesal. "Sekarang, dia malah menjadi budaknya Keluarga Wibowo, dan memutuskan hubungan dengan Keluarga Orton!” Rendy yang mendengar nama Ryzen seketika men
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 139

    Nathan menghentikan mobilnya, dan seorang petugas keamanan segera menghampirinya untuk menanyai keperluannya. Tapi saat Nathan menurunkan jendela mobilnya, petugas keamanan yang melihat Nathan seketika termenung.Dan baru tersadar setelah sesaat. “Oh ternyata Anda, Tuan Nathan, ya? M-maaf, silahkan masuk!”Nathan sempat tinggal di vila diatas gunung untuk sementara waktu, perlu diketahui kalau itu adalah unit paling mahal yang ada di Villa Ascalon, jadi para petugas keamanan itu sudah mengenali Nathan.“Tidak masalah!” Nathan tersenyum.Segera, petugas keamanan itu melambaikan tangannya. “Cepat buka gerbangnya, Tuan Nathan sudah datang!"Saat petugas yang ada didepan pintu mendengarkan nama Nathan, dia bergegas membuka gerbang, dan segera membungkuk saat mobil Nathan melewatinya. Tapi pada saat Nathan hendak melewati gerbang, sebuah mobil Jaguar tiba-tiba menerobos dan ingin mendahului Nathan untuk masuk ke dalam area perumahan.Brak!Nathan tidak sempat mengerem mobilnya, dan menabra

    Last Updated : 2024-05-02
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 140

    Nathan yang melihat Lisa dan yang lainnya juga bertanya dengan bingung. “Apa yang membuat kalian datang kemari?”“Kamu bertanya kepada kami? Seharusnya kamu bertanya pada dirimu sendiri sedang apa disini? Kami datang kemari untuk membeli rumah, kamu kemari untuk apa?” Andrew bertanya dengan wajah jijik. Dia melihat Nathan lalu melihat mobil Nathan yang menabrak Jaguar didepannya, lalu tertawa bahagia. “Nathan, sepertinya keahlian menyetirmu buruk, kenapa sampai menabrak mobil orang? Atau kamu ingin ikut mobil penghuni untuk menerobos masuk?"Kate yang melihat Nathan menabrak mobil orang lain yang merupakan sebuah Jaguar juga berteriak kaget. “Nathan, kamu mendapat jackpot! Kamu menabrak sebuah Jaguar, mobil ini harganya miliaran, menjual mobilmu saja pasti tidak cukup untuk mengganti rugi!”“Aku bisa mengganti rugi atau tidak juga bukan urusan kalian!” Nathan berkata dengan sinis.“Nathan, aku beritahu ya, perusahaan tidak akan membayarkan gajimu lebih awal, kamu untuk apa berkeliaran

    Last Updated : 2024-05-02
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 141

    “Sialan, apa katamu?!” Pria itu mengernyitkan keningnya dan mulai berteriak marah.Dia tidak percaya Nathan yang hanya seorang diri berani mengatakan hal seperti itu didepan dia yang membawa banyak anggotanya.“Nathan, kamu gila, ya? Apa kamu bosan hidup?!” Lisa menegur Nathan dengan keras.Sedangkan wajah Andrew seketika memucat. “Nathan, jangan berlagak lagi, walaupun kamu berlutut sekarang, kami juga tidak akan menertawaimu! Kami juga tidak akan berkata apapun pada perusahaan!”“Benar, kami tidak akan mengatakan apapun, berlututlah! Kalau tidak, kamu akan dipukuli oleh mereka, sebaiknya kamu berlutut saja!” Kate juga terkekeh.“Kalau kalian suka berlutut, kalian saja yang berlutut!” Nathan menoleh dan berkata kepada Andrew dan Kate dengan dingin.“Hm, hebat! Teruskan saja kegilaanmu itu, kita lihat saja siapa yang akan berlutut!” Andrew mencibir dengan kesal.Pria itu melihat Nathan yang masih merasa hebat dan tidak mau berlutut memasang raut wajah dingin. “Hebat juga ya kamu, tapi

    Last Updated : 2024-05-03
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 142

    Ujung mata Zimmer tidak berhenti berkedut, dia menggertakkan giginya dan berkata. “Bajingan, kamu bisa berkelahi? aAku beritahu, aku sudah mengingat plat mobilmu, aku bisa melacak siapa namamu, dimana rumahmu. Meskipun kamu bisa berkelahi, tapi aku yakin, keluargamu belum tentu bisa berkelahi!” Zimmer menggunakan keluarga untuk mengancam Nathan, tapi dia tidak tahu dia sudah menyentil titik lemahnya Nathan!“Kamu sedang mengancamku?” kedua mata Nathan memancarkan aura membunuh yang sangat menakutkan, yang langsung menyelimuti Zimmer.Sekujur tubuh Zimmer gemetaran, dia merasa seperti diterpa oleh angin dingin yang menusuk sampai ke tulangnya.“Kamu tidak perlu menatapku seperti itu, lantas kamu juga berani membunuhku dihadapan semua orang ini?” Zimmer menggertakkan giginya dan menunjukkan kekejaman di wajahnya. “Kalau kamu tidak membunuhku hari ini, maka aku yang akan membunuh seluruh keluargamu!”Zimmer malah memprovokasi Nathan dengan sombong, ekspresinya seperti seekor babi yang t

    Last Updated : 2024-05-03
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 143

    Setelah sesaat, Anson dan beberapa petugas keamanan itu baru tersadar, Anson berpesan kepada mereka. “Lain kali, kalau bertemu dengan Tuan Nathan, kalian semua harus bersikap sopan, yang berani bersikap kurang ajar kepada dia, akan langsung kupecat!” Seketika itu Nathan sedang mengendarai mobilnya menuju keatas gunung, dan baru tidak jauh, dia kembali bertemu dengan Andrew dan yang lainnya, mereka sudah selesai melihat-lihat rumah, dan staf pemasaran sedang bersiap membawa mereka kembali. Melihat mobil civic tua Nathan yang bagian depannya sudah hancur, mereka semua tercengang, mereka tidak mengerti bagaimana caranya Nathan bisa masuk! “Pria ini pasti memanfaatkan saat mereka lengah, dan menerobos masuk, mungkin dia takut dipukuli!” Kate berkata sambil melihat mobil Nathan yang sudah hancur. “Nyalinya besar sekali, berani membuat onar di Villa Ascalon?!” Andrew mendengus. Setelah mendengar pembicaraan mereka berdua, staf pemasaran itu seolah terpikirkan sesuatu, dia segera mengham

    Last Updated : 2024-05-03
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 144

    “Pak sapam, Nathan tadi menabrak sebuah mobil mewah didepan gerbang, dan mereka ingin memukulnya, mungkin dia takut dipukuli dan langsung menerobos masuk kedalam. Kalau kamu berhasil menangkapnya, pasti imbalannya sangat besar!” Andrew berkata kepada ketua keamanan itu.“Benar, tadi kami semua juga melihatnya, dia menabrak sebuah mobil Jaguar!” Kate juga menganggukkan kepalanya.Lisa tidak mengatakan apapun, namun raut wajahnya tidak kelihatan bagus, dia tidak ingin memperdulikan Nathan lagi, anak ini hanya bisa membual, dan itu membuatnya sangat kesal.“Wah, hebat sekali kamu, sudah menabrak mobil Jaguar milik orang lain malah berani menerobos masuk?! Tapi, anggap saja kamu sedang sial karena bertemu denganku,” Ketua keamanan itu berkata lalu langsung menyergap Nathan.Krak!"Argghhh!"Saat ketua keamanan itu mengulurkan tangan, Nathan langsung mencengkram pergelangan tangannya, dan memutarnya dengan pelan. Terdengar suara retakan tulang sang ketua itu, dan dalam sekejap ketua keaman

    Last Updated : 2024-05-04
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 145

    “Kamu .…” Benny menatap Anson dengan marah. “Baik, kamu berani bersikap seperti ini padaku? Aku akan memberitahukannya pada kakakku!” Benny berkata sambil beranjak pergi.Tindakan Anson membuat Andrew dan yang lainnya tercengang, bahkan staf pemasaran itu juga menjadi bingung. Hanya para petugas keamanan yang dibawa oleh Anson yang tahu kalau Anson melakukan itu untuk melindungi adik iparnya!Kalau Benny terus berada disana, bisa jadi Nathan akan menjadi marah dan mencabut nyawanya. Dan pada saat Benny pergi, Anson yang berkeringat dingin menatap Nathan, dia takut kalau Nathan tidak akan membiarkan Benny pergi. Hanya saja, dia melihat Nathan tidak mengatakan apapun, Anson juga merasa lega.Dia bergegas menghampiri Nathan, Anson membungkuk dan berkata. “Tuan Nathan, aku mewakili adik iparku untuk meminta maaf padamu, dia baru bekerja dan belum tahu apa-apa, aku harap Tuan Nathan berbesar hati!”Melihat Anson yang begitu merendah dan meminta maaf pada Nathan, Andrew dan yang lainnya ter

    Last Updated : 2024-05-04
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 146

    Sesampainya di vila, Nathan membuka pintu dan menemukan kalau vilanya masih sangat bersih, tidak ada debu sedikitpun, sepertinya Sarah mengutus orang untuk membersihkannya. Sarah selalu berharap agar dia bisa membujuk kedua orang tuanya dan membawa mereka kembali kemari.Hanya saja, Nathan memintanya untuk menunggu beberapa hari lagi, karena orang tuanya selalu mengkhawatirkan tentang hubungannya dan Lily, dan kalau mereka mengatakannya sekarang, orang tuanya juga tidak akan percaya.Nathan duduk diatas sofa dan meletakkan buH itu diatas meja, dia merasakan energi spiritual yang amat besar menguar dari buah itu, dan merasa sangat bersemangat.Buah seperti ini sangat jarang ditemukan, dia berharap setelah menyerap energi buah itu, kekuatannya akan bertambah drastis.Nathan sekarang sudah menemukan teknik latihan yang paling efektif, kalau dia ingin meningkatkan kekuatannya, yang dia perlukan adalah energi spiritual. Tapi saat ini, energi spiritual yang ada di bumi memiliki kekurangan,

    Last Updated : 2024-05-04

Latest chapter

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1099

    Wajah Hones memucat, dia menggertakkan gigi, lalu menekan telapak tangannya ke kepala siluman. Mata monster itu membara, ekor panjangnya mencuat dari air, lalu menyapu ke arah Nathan.BANG!Serangan dahsyat itu menghantam Nathan, melemparkannya sejauh puluhan meter ke belakang. Tubuhnya melayang di atas air, lalu menghentak permukaan laut. Ombak menggulung, dan sejenak tiba-tiba terdiam.Tapi ketika kabut mengendap, Nathan sudah berdiri kembali. Tubuhnya tak bergeming. Darah mengalir di bibirnya, namun matanya tetap dingin dan penuh murka. Dia tahu makhluk ini bukan siluman biasa. Itu hewan spiritual kelas atas, kekuatannya setara dengan sosok penguasa ingras tingkat akhir. Namun, kelemahan monster seperti ini jelas, mereka tak punya pikiran, hanya kekuatan dan tanpa strategi.Di seberang, Hones mulai tertawa getir. “Kau hebat di darat, Nathan! Tapi ini bukan medanmu! Di laut, kekuatanmu berkurang! Dan siluman ini, dia adalah dewa laut. Kalau kau menyerah sekarang, aku akan—”“Kau aka

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1098

    Mereka tiba di sebuah tempat sunyi, di mana bau tanah tercampur dengan aroma kematian. Tanah di situ pernah menjadi kuburan rahasia, berisi mayat dan tengkorak dari korban kekejaman mereka.Dengan tenang, Nathan mengangkat tangannya. Dua bajak laut seketika tersedot ke arahnya seperti diseret oleh kekuatan tak kasat mata. “Gali di sini,” katanya singkat.Kedua bajak laut itu saling berpandangan dengan bingung, lalu melirik ke arah Hones, menanti perintah. Namun keraguan mereka justru menjadi hukuman.PLAK!CRAACK!Dengan satu kibasan ringan dari Nathan, kepala mereka meledak, darah menyembur ke tanah seperti bunga merah berduri. Suasana seketika sunyi mencekam.“Kalian berdua! Giliran kalian, atau ….”Tanpa sepatah kata, dua bajak laut lainnya segera menggali dengan tubuh gemetar. Tak butuh waktu lama, mayat-mayat mulai bermunculan. Ada tulang belulang yang terkubur setengah, bahkan beberapa tengkorak kecil milik anak-anak. Udara mendadak membeku, seolah kematian menari di sekitar mer

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1097

    "Berhenti di situ," kata Nathan tenang, mengangkat satu tangan. "Kalau kamu tidak bisa membuat orang mati karena takut, kamu bisa saja membuat mereka mati karena bau."Suasana hening sesaat dan Hones membeku. Seumur hidupnya, belum pernah ada orang yang berani berbicara padanya seperti itu. Terlebih lagi soal bau tubuhnya."Dasar bajingan! Kau ingin mati rupanya!" Vriss meraung, melangkah cepat dengan niat menghajar Nathan.Namun baru setengah langkah mendekat, tubuh Vriss tersentak. Aura luar biasa yang memancar dari Nathan menabraknya seperti gelombang tak kasatmata. Tanpa sempat bereaksi, tubuhnya terangkat dari tanah dan menghantam dinding batu. Darah menyembur dari mulutnya, meninggalkan cipratan merah di permukaan batu yang retak.Semua terdiam. Wajah Hones memucat. Vriss bukan sembarangan, kekuatannya hampir setara dengan Hones, seorang puncak. Tapi kini, bahkan menyentuh lawannya pun tidak sempat.Nathan berdiri tak bergeming. Cahaya keemasan mulai merayap dari kulitnya, meman

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1096

    Kapal pesiar itu mulai berlayar ke arah yang tidak jelas, menuju sebuah pulau kecil yang terlihat dari kejauhan. Pulau itu tampak terisolasi, dengan bebatuan gundul yang tersebar, seakan tak ada kehidupan di sana. Namun saat mereka mendekat, bau darah yang menyengat mulai tercium, mengingatkan Nathan pada sesuatu yang sangat buruk.Di atas perahu motor cepat yang membawa mereka ke pulau itu, Nathan merasa ada sesuatu yang salah. Dengan tatapan gelap, dia melihat sekitar, kerangka tulang yang tersebar di tanah, dan yang paling mencurigakan, banyak tengkorak manusia yang tergeletak di sana, tengkorak yang hilang bagian kepalanya. Bau busuk yang menusuk membuat perutnya mual.Langit mendung menggantung di atas Pulau Berlian, pulau yang namanya indah namun menyimpan kengerian yang tak terperi.Nathan berdiri terpaku di depan tumpukan tengkorak yang menggunung. Kaki para awak kapal gemetar hebat, tubuh mereka nyaris roboh, dan hanya bisa disangga oleh rekan-rekannya yang juga gemetaran. Pe

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1095

    Bajak laut itu mengedipkan matanya kepada yang lain, memberi isyarat untuk memeriksa. Beberapa bajak laut bergegas pergi, melangkah cepat menuju bagian dalam kapal untuk memastikan kebenaran kata-kata awak kapal itu.Setelah beberapa saat, mereka kembali, wajah mereka tidak menunjukkan ekspresi apapun, hanya kebosanan yang samar."Memang benar hanya ada satu penumpang di sini," salah satu bajak laut itu melapor, suara datar tanpa emosi.Namun, ketegangan yang ada tak kunjung surut. "Ketua," salah satu bajak laut bertanya dengan cemas. "Apakah kita hanya akan membiarkan mereka hidup begitu saja? Apa yang harus kita lakukan setelah ini?"Bajak laut dengan tengkorak merah di dadanya mengerutkan kening, wajahnya menunjukkan ketidakpuasan yang mendalam. "Sial, hanya sedikit orang. Tapi, ini masih lebih baik daripada tak mendapatkan apapun."Dia memutar tubuhnya dengan tidak sabar, menyapu tangan ke udara seperti menepis gangguan kecil. "Bawa mereka semua kembali. Dan soal apa yang akan ter

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1094

    Di atas lautan yang luas dan sunyi, kapal pesiar mewah itu melayang di atas ombak yang tenang.Kapal itu terlihat seperti benda asing di tengah kebiruan, tak ada tujuan yang jelas selain mengambang. Di dalam, hanya ada Nathan, yang seakan mengasingkan diri dalam hening yang menyesakkan. Dalam kamar yang sederhana, tanpa hiasan berlebihan, dia duduk bersila.Setiap tarikan napasnya terasa berat, seolah seluruh tubuhnya menanggung beban yang jauh lebih besar dari sekadar fisik. “Jika aku bisa mencapai tahap Surga,” pikirnya, memejamkan mata dan merasakan aliran energi di dalam tubuhnya. "Mungkin aku bisa menyelamatkan ibuku dan Sarah. Jika bukan itu, setidaknya aku bisa menyelamatkan diri sendiri dari kejaran semua orang yang ingin menghabisiku.”Namun, perjalanan itu tidaklah mudah. Tahap Surga bukan hanya tentang kekuatan, tapi juga tentang kesetiaan terhadap diri sendiri. Setelah mencapai tahap ini, tubuhnya akan terasa abadi, seolah tidak terikat oleh hukum dunia. Namun, seperti sem

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1093

    Raut wajahnya dingin dan penuh percaya diri. “Sekarang, sudah cukup alasan bagimu untuk tunduk?”Tubuh Darwin menegang, dan untuk sesaat, hanya ada keheningan. Lalu dia membungkuk dalam-dalam. “Perintah diterima.”Sancho melemparkan sebuah amplop ke atas meja, yang mendarat dengan suara tumpul. “Di dalamnya ada target, bunuh dia. Gagal atau berhasil, namaku tidak pernah disebut. Anggap saja aku tidak pernah ada.”“Siap laksanakan,” jawab Darwin tanpa ragu, meski ada jejak ketegangan di suaranya.Begitu Sancho menghilang ke balik bayangan, Darwin membuka amplop itu dengan hati-hati. Sebuah foto tergelincir keluar dan wajah yang muncul membuat darahnya berdesir.“Nathan?”“Tuan Ketua Martial Shrine. kau ternyata menyembunyikan lebih dari yang kutahu!”Sementara itu, dunia bela diri tengah bergolak.Di forum-forum rahasia, nama Nathan menjadi pusat badai. Harga kepalanya terus meroket. Tidak hanya uang dan ramuan, bahkan artefak langka ditawarkan untuk sekadar mendapatkan jejak keberadaa

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1092

    Sancho menyapu pandangannya ke penjaga di sekitar ruangan, dan senyum tipis terukir di wajahnya. "Masalah yang ingin aku bicarakan bersifat rahasia. Aku tidak ingin ada orang lain yang mendengarnya."Mendengar itu, Darwin langsung mengernyitkan keningnya. Dia tahu ini akan membawa masalah, namun dia tidak menyangka akan secepat ini.Sancho menyadari kegelisahan Darwin. "Ketua Darwin," katanya dengan nada dingin. "Jika aku ingin membunuhmu, walaupun seluruh penjaga di ruangan ini ada di sini, mereka tidak akan mampu menghentikanku," suaranya semakin keras, menggetarkan suasana.Tanpa menunggu tanggapan, Sancho mengibaskan tangannya dengan tegas. "Kalian semua, keluar!" Perintahnya menggema, dan para penjaga segera berlalu tanpa banyak bicara.Begitu hanya mereka berdua yang tersisa, Darwin menatap Sancho dengan tajam, menunggu penjelasan lebih lanjut. "Sekarang, kamu bisa bicara, Ketua Sancho," katanya.Sancho menatapnya dengan tatapan tajam. "Ketika aku datang kemari, tujuan utamaku a

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1091

    Kota Wayoe, batas barat daya yang selalu basah oleh kabut pagi dan harum dedaunan liar. Dibelah oleh lembah dan pepohonan cemara tua, tempat ini adalah surga tersembunyi atau neraka yang menunggu bangkit.Di kedalaman gua purba, tersembunyilah Organisasi Fushi, kelompok kultivator hitam yang diburu di mana-mana. Tak punya sejarah panjang, namun ditakuti karena brutalitas dan teknik kultivasi terlarangnya.Di ruang kultivasi, Darwin duduk melayang, dikelilingi pusaran tulang dan aura kehitaman. Kerangka manusia melayang seperti angin musim gugur yang membawa kematian.Tiba-tiba, terdengar suara langkah diikuti suara tergesa.“Ketua! Gawat!” teriak seorang penjaga, menerobos masuk.Mata Darwin terbuka, merah menyala, tangan kirinya terulur cepat.Hwoosshh~Energi hisap menyedot penjaga itu ke hadapannya. Cakar gelap mencengkeram lehernya. “Sudah berapa kali kubilang?” desisnya. "Jangan ganggu saat aku berkultivasi.”Penjaga itu menggeliat dan wajahnya memerah. “Ma-maaf! Tapi .... a-ada

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status