Share

Bab 23

Author: Imgnmln
last update Last Updated: 2024-02-17 00:37:34

Mobil yang ditumpangi ketiga orang itu berhenti di sebuah Villa yang cukup mewah dengan bangunan dua lantai. Di depannya terdapat sebuah kolam ikan yang cukup besar.

“Sherly, kamu benar-benar beruntung, vila ini mewah sekali, pemandangannya juga sangat cantik!” Sindy menatap vila yang ada didepannya, matanya bersinar-sinar.

“Ini bukan apa-apa, vila yang ada di sini, jika semakin tinggi areanya, semakin mahal juga harganya! Lihat, vila paling mahal ada di atas gunung itu, bahkan tidak tahu siapa yang membelinya!”

Sherly berkata sambil memandang vila yang ada di atas gunung.

Pada saat ini, sebuah mobil lewat di depan mereka, jendelanya terbuka, wajah Nathan terlihat menyeringai pada Sherly dan dua temannya.

“Nathan? Orang yang ada di mobil itu, kan, Nathan?!” Fadlan adalah orang pertama yang melihat Nathan dan berteriak.

Sherly dan Sindy juga melihat Nathan, lalu melihat seringaian di wajah Nathan dan membuat Sherly merasa jengkel.

“Bagaimana bajingan ini bisa masuk? Para petugas keama
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1283

    "Lihat dirimu! Ketua Martial Shrine, tapi kelakuan seoerti bos preman, mainnya keroyokan. Kau bilang anti-kultivator hitam, tapi? Apa kau tidak malu? Jika arwah orang tuamu lihat kelakuanmu sekarang, mereka mungkin minta dilahirkan kembali jadi anjing karena malunya!"Sancho melongo. Seluruh anak buahnya juga terbengong.Selama hidupnya, Sancho terbiasa dengan rasa hormat, ketakutan, atau tantangan yang formal. Ia belum pernah dimaki-maki seperti ibu-ibu di pasar oleh seseorang.Ini aneh. Ini tidak berkelas. Dan ini sangat efektif membuatnya marah."Ayo, serang aku, dasar pengecut!" lanjut Nathan, sengaja memanas-manasi. "Aku tidak takut! Maju semua sini!"Wajah Sancho yang tadinya pucat kini memerah karena amarah. Aura pembunuh yang pekat meledak darinya, begitu kuat hingga anak buahnya sendiri gemetar ketakutan."Bocah bedebah!" geramnya, "Hari ini, jika aku tidak mencabik-cabik mulut dan tubuhmu, aku akan pensiun jadi Ketua Aliansi!"Cahaya keemasan langsung menyelimuti tubuh Natha

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1282

    Di tengah perjalanan, pikiran Nathan terus berkecamuk. Bayangan lengan Sarah yang penuh bekas jarum terus menghantuinya. Kekuatanku masih kurang, pikirnya frustrasi.Di mata orang lain, peningkatannya mungkin seperti roket. Tapi baginya, rasanya seperti siput. Dunia bela diri ini ternyata jauh lebih rumit. Di balik setiap klan besar, seolah ada tangan-tangan tak terlihat yang mengendalikan segalanya.Lelah, ia berhenti di bawah sebuah pohon beringin tua yang rindang. Ia menatap langit yang luas, pikirannya melayang. ‘Kalau aku benar-benar bisa jadi kultivator abadi, apa aku bisa membawanya pergi dari semua kekacauan ini?’Tiba-tiba, instingnya berteriak. Beberapa aura kuat yang familiar mendekat dengan kecepatan tinggi. Semuanya tahapan Villain.Wajah Nathan langsung berubah. "Orang-orang Martial Shrine?" gumamnya tak percaya. "Bagaimana mungkin mereka bisa menemukanku secepat ini?"Ia sudah lari ratusan mil. Tidak mungkin auranya masih bisa dilacak. Tanpa sempat berpikir lebih jauh,

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1281

    "Bonang," kata Sancho, suaranya rendah dan mengancam. "Karena aku bisa sampai di sini, artinya aku sudah tahu siapa kau sebenarnya. Jadi, jangan pura-pura bodoh. Buatkan aku dua Jimat Pelacak, dan aku akan anggap kita tidak pernah bertemu."Pria tua yang dipanggil Bonang itu menatap Sancho, lalu ke token di atas meja. Akhirnya, ia menghela napas panjang, pasrah. Tanpa berkata apa-apa, ia mengangkat kasur jeraminya yang tipis dan mengeluarkan sebuah kotak kayu. Di dalamnya, ada setumpuk kertas jimat kuning dan sebuah batu sinabar berwarna merah darah.Ia menarik napas dalam-dalam, mengambil kuas, dan tangannya mulai menari di atas kertas dengan kecepatan kilat. Ujung kuasnya meninggalkan jejak cahaya merah yang samar. Tak sampai semenit, dua jimat yang rumit sudah selesai digambar.Kening Bonang basah oleh keringat.Sancho mengambil kedua jimat itu dengan puas."Jimat itu butuh setetes darah target untuk—""Aku tahu cara pakainya," potong Sancho cepat. "Tetap di sini. Aku mungkin akan

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1280

    Saat Sancho sadar dirinya baru saja dikerjai dengan trik paling murahan, amarahnya meledak."Bajingan! Beraninya kau membohongiku!" raungnya seperti guntur. "Kejar! Senjata teleportasi itu jangkauannya terbatas! Temukan dia! Siapa pun yang menemukan jejaknya, lapor padaku!"Para anggota Martial Shrine yang tersisa berhamburan, menyebar untuk memulai perburuan.Sancho dengan napas terengah-engah karena marah, menoleh dan menatap tajam ke arah Jazer, yang sejak tadi hanya berdiri menonton pertunjukan tanpa bergerak sedikit pun."Jazer," desis Sancho. "Jangan lupa, Keluarga Zellon juga bagian dari aliansi ini. Anakmu dibuat lumpuh olehnya. Kenapa kau hanya diam saja?"Jazer menatapnya dengan senyum sopan yang menyebalkan. "Ketua Sancho, Anda ini kan ahlinya. Buat apa saya ikut campur? Malah merepotkan nanti. Lagipula, saya masih ada urusan keluarga. Permisi dulu."Tanpa menunggu jawaban, Jazer berbalik dan pergi dengan santai. Sancho menatap punggungnya, hampir mati karena jengkel, tapi

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1279

    Di seberang jalan, Scholar dan Milan menahan napas, wajah mereka pucat pasi. Sementara itu, Sancho tersenyum puas. Selesai sudah.BRAKK! KLANG! BANG!Suara benturan logam yang kacau balau terdengar. Senjata-senjata itu patah berkeping-keping. Benang-benang energi itu putus. Dan yang paling mengejutkan, sisik-sisik emas di tubuh Nathan meledak ke luar seperti pecahan peluru.Serangan gabungan itu memang tidak berhasil menembus dagingnya, tetapi mereka berhasil menghancurkan pertahanan luarnya, Tubuh Vajra Naga Emas miliknya.Dari tengah kepulan asap dan debu, Nathan melangkah keluar. Tanpa baju zirah emasnya, tubuh fisiknya yang sempurna kini terekspos, otot-ototnya menegang dan memancarkan cahaya keemasan yang redup. Wajahnya dipenuhi amarah yang dingin."Matilah," desisnya.Ia melayangkan tinjunya. Seekor naga emas yang agung melesat dari kepalan tangannya, meraung, dan langsung menelan hidup-hidup musuh.Tanpa jeda, pukulan lainnya menghabisi nyawa orang lain. Dalam sekejap, pengepu

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1278

    Di dalam, Nathan bisa mendengar teriakan itu dengan jelas."Bachira!" kata Scholar dengan cepat. "Kumpulkan semua orang kita yang ada di kota! Kita akan mengawal Tuan Nathan keluar!"Tapi Nathan mengangkat tangannya, menghentikan mereka. "Tidak perlu," katanya tenang. "Kalian di sini hanya akan jadi target. Aku bisa bergerak lebih bebas kalau sendirian.""Tapi Tuan Nathan, mereka puluhan orang!" bujuk Scholar. "Dan Sancho, kekuatannya tidak bisa ditebak!""Aku punya perhitunganku sendiri," kata Nathan, senyumnya penuh keyakinan. Ia menepuk pundak Scholar, lalu berjalan keluar dengan langkah mantap.Saat ia melangkahkan kaki keluar dari gedung, puluhan anggota elit Martial Shrine langsung mengepungnya, aura membunuh mereka mengunci setiap pergerakannya."Nathan," cibir Sancho. "Berani juga kau keluar. Sekarang Ryujin sudah angkat tangan, aku ingin melihat kesombonganmu sampai kapan!""Berisik," balas Nathan, melirik kerumunan di sekelilingnya. "Jika kau memang berani, majulah.""Kau,"

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status