Share

Bab 281

Author: Imgnmln
last update Last Updated: 2024-06-27 18:33:17

“Kamu berpikir terlalu jauh, dihatiku hanya ada Sarah seorang. Jadi, aku tidak akan berbuat macam-macam padamu,” Nathan berbalik dan kemudian tidur di atas sofa.

Beverly terbelalak tanpa bisa berkata-kata, lalu dia masuk ke kamarnya untuk berganti baju.

***

Di malam hari, Beverly memasak dan makan bersama dengan Nathan

Dan pada saat itu, Flint datang.

“Kenapa lagi kamu kemari?” Beverly melihat Flint dan mengernyitkan keningnya.

“Ah …. Wangi sekali!” Flint melihat lauk yang ada di meja dan tidak segan-segan, dia langsung mengambil mangkuk dan sumpit lalu mulai makan, sambil makan dia berkata. “Kamu masih mengatakan hanya teman, kalau hanya teman apa kamu akan membuatkan dia makanan? Kalau teman biasa mana mungkin dia tidur disini malam ini?”

“Tutup mulut busukmu itu, aku dan Nathan memang hanya teman biasa!” Beverly memelototi Flint.

Setelah makan Flint menggertakkan giginya dan berkata pada Nathan. “Kakak ipar, malam ini aku akan membawamu bersenang-senang, lalu memperkena
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Saut Sirait
pengembangan cerita yang tidak menarik, tanda kekeringan inspirasi dan keinginan menambah jumlah halaman. sayang, jadi pingin kentut bacanya.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 282

    “Cih! Hanya membayar dua puluh juta per jam, kamu kira aku peduli padamu? Aku tidak mau menerima uangmu, aku mau menemani siapapun, terserah padaku!” Eileen memutar matanya dengan malas, dan tidak berniat pergi menemani Flint. Menurut Eileen, orang seperti Nathan adalah orang dari desa yang kaya mendadak. Namun, dia tidak tahu bagaimana cara membelanjakannya, dan saat melihat kehidupan di kota mereka tidak tahu harus melakukan apa. Orang seperti ini paling gampang diperdaya, asalkan mereka masuk perangkap maka dia bisa memeras mereka hingga habis, satu sen pun tidak akan tersisa. Oeh karena itu, Eileen lebih memilih membuang Flint dan menemani Nathan. Dan itu membuat Flint sangat kesal, saat bir yang dia pesan diantarkan dia langsung meneguk habis semuanya sendiri. “Bukankah ini Tuan Muda Flint? Kenapa punya uang untuk bermain di tempat seperti ini? Memesan sebuah Barley pula?” Saat itu, beberapa pemuda yang sedang berkeliling datang menghampiri, dan seorang pemuda yang mengenakan

    Last Updated : 2024-06-27
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 283

    "Gawat! Ini gawat sekali!" Wajah Flint terlihat sangat pucat, tubuhnya gemetaran. “Kakak ipar, gawat, bar ini adalah wilayah kekuasaannya Klan Kaiju! Dan kamu, telah membuat onar disini, Klan Kaiju tidak akan melepaskanmu dengan mudah.” Tepat ketika Flint selesai berbicara, seorang pria paruh baya yang mengenakan penutup mata dan hanya menunjukkan satu matanya saja berjalan menghampiri, di belakang pria paruh baya itu ada belasan penjaga yang mengikutinya. Melihat orang ini, Flint terkejut dan langsung pingsan di atas tempat duduk. Melihat Flint yang seperti itu, Nathan terdiam, dia tidak mengerti kenapa Zayn bisa punya cucu seperti ini? “Kak Zeno, dia orangnya! Dia orang yang memukuliku!” Alex menghampiri pria paruh baya itu dengan gemetar, dan dia menunjuk ke arah Nathan dengan sinis. “Tampar dia!” Pria paruh baya itu bahkan tidak melirik Alex, dan berkata dengan dingin. Plak! Plak! Segera, seorang penjaga yang ada di belakangnya langsung menarik kerah baju Alex dan menampari

    Last Updated : 2024-06-28
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 284

    “Ah …. Merepotkan!” Nathan mendengus, dan sosoknya tiba-tiba menghilang dengan cepat. Swooosshhh! Swooossshhh! Zeno melihat sebuah bayangan hitam yang bolak-balik di antara kerumunan, dan setelah itu suara menyedihkan terdengar. Bugh! Bugh! Brak! Kraak! "Arrrghhhh!" Hanya dalam waktu beberapa menit, belasan penjaga itu tidak ada satupun lagi yang berdiri, mereka semua tergeletak di lantai dan meringis kesakitan. Namun, semua penjaga itu tidak terluka fatal, Nathan masih berbelas kasihan. 'A-apa yang terjadi?!' Zeno terbelalak saat melihat para penjaganya tergeletak. "Bajingan! Memang bajingan!” tatapan matanya yang hanya satu itu juga dipenuhi dengan ketakutan. Nathan berjalan menghampiri Zeno, setiap langkah kakinya terasa sangat berat dan mendominasi. Hal itu membuat Zeno ketakutan dan terus bergerak mundur. Dia terus mundur hingga mencapai tembok, Zeno tidak bisa mundur lagi dan menatap Nathan dengan ketakutan. “K-kamu …. apa yang mau kamu lakukan, aku adalah angg

    Last Updated : 2024-06-28
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 285

    Nicole sudah mendengar tentang kabarnya seorang Pemimpin baru Dragnows. Karena bagaimanapun, sebelum Marcel menghilang, dia menyampaikan kepada seluruh Divisi Dragnows, bahwa pemimpin baru mereka—Ace—akan segera hadir. Jadi, saat dia bertemu sosok pria yang menggunakan cincin bertahtakan naga, dia sudah mengetahui dengan jelas. Bahwa Nathan merupakan pemimpin barunya.Karena Nathan sudah tahu sejak awal, jadi dia tidak merasa heran dan hanya tersenyum. “Bangunlah!”Nicole bangkit berdiri dan menunggu instruksi Nathan dengan wajah penuh hormat.“Tidak perlu begitu formal, duduklah!” Nathan melambaikan tangannya pada Nicole.Kemudian, Nicole duduk di hadapan Nathan, dan Nathan sendiri menuangkan segelas anggur untuk Nicole.“Tuan Ace, entah hal apa yang tiba-tiba membawamu datang ke Kota Boulmer, dan bahkan sampai mengunjungi Klan Kaiju?” Nicole bertanya dengan kebingungan.“Kedatanganku ke Kota Boulmer karena ada orang yang memaksaku, dan aku datang mencarimu hanya karena mendengar ten

    Last Updated : 2024-06-29
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 286

    Melihat Nicole yang memuji dirinya, Nathan lalu tersenyum. “Kalau aku memerlukan bantuan Klan Kaiju, aku pasti akan menghubungimu. Namun, perlu kamu ingat, sekarang, identitasku masih belum boleh​ diungkapkan, oleh karena itu saat berada diluar cukup panggil aku Tuan Nathan saja!” “Baik!” Nicole mengangguk. Setelah berbincang dengan Nicole, Nathan bersiap pulang, kalau tidak Beverly pasti akan sangat khawatir. Saat Nathan dan Nicole berjalan keluar dari bar, orang-orang disekitar yang sudah dijaga ketat oleh anggota Klan Kaiju langsung berkerumun, saat melihat Nicole keluar, Zeno bergegas menghampiri. “Nona, Anda tidak apa-apa?” “Minggir!” Nicole mendorong Zeno lalu berkata dengan penuh hormat kepada Nathan. “Tuan Nathan, silahkan!” Nathan mengangguk kecil dan berjalan keluar dari bar, melihat Nicole yang bersikap hormat kepada Nathan, semua orang tercengang, terutama Zeno. “Seluruh anggota Klan Kaiju, dengarkan perintah!” Nicole tiba-tiba berteriak. Brak! Brak! Brak!

    Last Updated : 2024-06-30
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 287

    Mendengar teriakan itu, Nathan terkejut, dan melirik dua pria itu sekilas, dua pria itu juga bertukar pandang. Salah satu di antara mereka tiba-tiba melayangkan tendangan ke arah Nathan. “Hati-hati, mereka utusan Keluarga Zatulini!” Beverly memperingatkan Nathan. Dan saat pria lainnya yang menahan Beverly melihat itu, dia mengulurkan tangannya dan memukuli bagian belakang kepala Beverly dan membuat Beverly pingsan. Seketika, dua orang pria itu menerjang ke arah Nathan bersamaan. Tatapan Nathan menjadi dingin dan langsung menyambut mereka, dia mengulurkan kedua tangannya untuk meraih pergelangan tangan pria itu, dan kedua pria itu seketika terhenti. “A-apa?!” Ekspresi kedua pria itu menunjukkan ketakutan, meskipun mereka berdua tidak termasuk ahli bela diri di Keluarga Zatulini, tapi kalau mereka berdua menggabungkan kekuatan, mereka bahkan bisa bertarung dengan ahli kekuatan batin. Saat menghadapi Nathan, kedua orang itu langsung dikendalikan dan hal ini membuat kedua pria itu

    Last Updated : 2024-06-30
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 288

    Setelah Barnett keluar, dia bergegas menuju kamar William, saat itu William sedang menunggu kabar dengan gelisah. “Barnett, bagaimana? Kapan Georgy akan membuat pbat itu?” Melihat Barnett sudah kembali, William bergegas bertanya. “Tuan Besar, Tuan Georgy berkata, setelah bahan obat untuk Desa Kastiya disiapkan, dia baru akan membuat obat itu!” Jawab Barnett. “Sialan, orang-orang ini benar-benar waspada!” William tidak bisa menahan diri untuk tidak mengumpat, lalu berkata pada Barnett. “Bagaimana persiapan bahan-bahannya?” “Tuan Besar, yang diinginkan oleh Desa Kastiya adalah bahan obat yang berusia di atas ratusan tahun, harganya sangat mahal, aku sudah berulang kali bernegosiasi dengan Unique Care. Tapi, harganya tidak bisa ditawar lagi. Aku khawatir, seluruh bahan obat ini akan menelan biaya puluhan triliun!” Barnett berkata dengan serba salah. William mengernyitkan keningnya, lalu berpikir sejenak. “Kumpulkan semua dana, lalu jual semua bisnis milik Keluarga Juventus!" di

    Last Updated : 2024-07-01
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 289

    Nathan menyetir meninggalkan Keluarga Zatulini, dan bersiap kembali ke rumah Beverly. ​ Namun, saat belum bergerak jauh, dia menyadari sudah ada dua mobil yang mengikutinya dari belakang. “Pergerakan Keluarga Zatulini cepat juga!” Nathan menyeringai dan langsung menghentikan mobilnya di pinggir jalan. Dia tidak mau kabur, dan tidak perlu kabur, pertarungan dengan Keluarga Zatulini tidak bisa dihindari. Saat mobil Nathan baru berhenti, dua mobil itu langsung berhenti di depannya, dan empat orang yang berbadan kekar turun dari mobil yang ada di belakang dan bergegas menuju mobil yang ada di depan dan membukakan pintu dengan penuh hormat. Saat pintu terbuka, seorang pria paruh baya berjanggut berusia lima puluh tahunan yang memakai setelan bela diri berjalan turun. Nathan mengernyitkan keningnya saat melihat orang-orang ini, dan mereka tidak tampak seperti orang dari Keluarga Zatulini. “Master, kakak seperguruan Fiel dibunuh olehnya!” Saat itu, seorang pria kekar menunjuk Nat

    Last Updated : 2024-07-01

Latest chapter

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1101

    Dan saat dia berlayar menuju laut, jauh dari kota yang penuh dengan persekongkolan ini, di dalam sebuah kamar hotel, sebuah pesan telah sampai ke telinga Darwin."Ketua," seorang murid dari organisasi Fushi bergegas mendekat, wajahnya tegang dan cepat berbicara. "Sentinel telah menaiki kapal dan berlayar. Sepertinya dia pergi mencari Nathan."Darwin menatapnya sejenak, pikirannya berputar. Matanya menyipit, menimbang perkataan muridnya dengan hati-hati. "Ya," jawabnya dengan suara rendah namun penuh ketegasan. "Tidak disangka Nathan cukup cerdas, tahu cara bersembunyi di laut. Itulah sebabnya kita tak dapat menemukannya selama ini."Ada kilatan sinis di mata Darwin. Dia melangkah ke jendela, menatap keluar ke kota yang sibuk, namun pikirannya melayang jauh, menuju jauh lebih dalam, ke dalam kekuatan yang lebih gelap dan lebih kuat dari sebelumnya."Sekarang, mari kita pastikan saja. Kalau dia ingin bersembunyi di laut, kita akan membuatnya terperangkap di sana."Darwin kemudian membuk

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1100

    Waktu berlalu. Hari-hari damai di Pulau Berlian bagaikan embun pagi, tenang, namun sementara.Dalam setengah bulan, dunia bela diri di benua utama mulai melupakan nama Nathan. Forum-forum kultivasi mulai sunyi, hanya meninggalkan bisik-bisik samar tentang pembunuh siluman laut yang hilang tanpa jejak.Namun, kekuatan Nathan justru melonjak.Tingkatan dari penguasa Ingras tingkat akhir kini telah menjadi miliknya—Tahap Langit dalam Kultivator. Aura tubuhnya telah berubah. Dia tidak lagi hanya manusia dengan pedang dan amarah, dia telah menjadi noda cahaya di tengah kehampaan. Langkahnya tak terdengar, tapi setiap gerakannya mengguncang medan spiritual sekitarnya.Jika diberi waktu, Nathan yakin, dia akan mencapai tahap Villain atau setara dengan Tahap Surga. Dan dengan itu... memasuki Jiwaraga, tingkat suci yang menjanjikan keabadian.Tapi saat langit terlalu tenang, badai akan datang. Hari itu, matahari menggantung rendah di langit. Sentinel sedang duduk di halaman, mengenakan pakaian

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1099

    Wajah Hones memucat, dia menggertakkan gigi, lalu menekan telapak tangannya ke kepala siluman. Mata monster itu membara, ekor panjangnya mencuat dari air, lalu menyapu ke arah Nathan.BANG!Serangan dahsyat itu menghantam Nathan, melemparkannya sejauh puluhan meter ke belakang. Tubuhnya melayang di atas air, lalu menghentak permukaan laut. Ombak menggulung, dan sejenak tiba-tiba terdiam.Tapi ketika kabut mengendap, Nathan sudah berdiri kembali. Tubuhnya tak bergeming. Darah mengalir di bibirnya, namun matanya tetap dingin dan penuh murka. Dia tahu makhluk ini bukan siluman biasa. Itu hewan spiritual kelas atas, kekuatannya setara dengan sosok penguasa ingras tingkat akhir. Namun, kelemahan monster seperti ini jelas, mereka tak punya pikiran, hanya kekuatan dan tanpa strategi.Di seberang, Hones mulai tertawa getir. “Kau hebat di darat, Nathan! Tapi ini bukan medanmu! Di laut, kekuatanmu berkurang! Dan siluman ini, dia adalah dewa laut. Kalau kau menyerah sekarang, aku akan—”“Kau aka

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1098

    Mereka tiba di sebuah tempat sunyi, di mana bau tanah tercampur dengan aroma kematian. Tanah di situ pernah menjadi kuburan rahasia, berisi mayat dan tengkorak dari korban kekejaman mereka.Dengan tenang, Nathan mengangkat tangannya. Dua bajak laut seketika tersedot ke arahnya seperti diseret oleh kekuatan tak kasat mata. “Gali di sini,” katanya singkat.Kedua bajak laut itu saling berpandangan dengan bingung, lalu melirik ke arah Hones, menanti perintah. Namun keraguan mereka justru menjadi hukuman.PLAK!CRAACK!Dengan satu kibasan ringan dari Nathan, kepala mereka meledak, darah menyembur ke tanah seperti bunga merah berduri. Suasana seketika sunyi mencekam.“Kalian berdua! Giliran kalian, atau ….”Tanpa sepatah kata, dua bajak laut lainnya segera menggali dengan tubuh gemetar. Tak butuh waktu lama, mayat-mayat mulai bermunculan. Ada tulang belulang yang terkubur setengah, bahkan beberapa tengkorak kecil milik anak-anak. Udara mendadak membeku, seolah kematian menari di sekitar mer

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1097

    "Berhenti di situ," kata Nathan tenang, mengangkat satu tangan. "Kalau kamu tidak bisa membuat orang mati karena takut, kamu bisa saja membuat mereka mati karena bau."Suasana hening sesaat dan Hones membeku. Seumur hidupnya, belum pernah ada orang yang berani berbicara padanya seperti itu. Terlebih lagi soal bau tubuhnya."Dasar bajingan! Kau ingin mati rupanya!" Vriss meraung, melangkah cepat dengan niat menghajar Nathan.Namun baru setengah langkah mendekat, tubuh Vriss tersentak. Aura luar biasa yang memancar dari Nathan menabraknya seperti gelombang tak kasatmata. Tanpa sempat bereaksi, tubuhnya terangkat dari tanah dan menghantam dinding batu. Darah menyembur dari mulutnya, meninggalkan cipratan merah di permukaan batu yang retak.Semua terdiam. Wajah Hones memucat. Vriss bukan sembarangan, kekuatannya hampir setara dengan Hones, seorang puncak. Tapi kini, bahkan menyentuh lawannya pun tidak sempat.Nathan berdiri tak bergeming. Cahaya keemasan mulai merayap dari kulitnya, meman

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1096

    Kapal pesiar itu mulai berlayar ke arah yang tidak jelas, menuju sebuah pulau kecil yang terlihat dari kejauhan. Pulau itu tampak terisolasi, dengan bebatuan gundul yang tersebar, seakan tak ada kehidupan di sana. Namun saat mereka mendekat, bau darah yang menyengat mulai tercium, mengingatkan Nathan pada sesuatu yang sangat buruk.Di atas perahu motor cepat yang membawa mereka ke pulau itu, Nathan merasa ada sesuatu yang salah. Dengan tatapan gelap, dia melihat sekitar, kerangka tulang yang tersebar di tanah, dan yang paling mencurigakan, banyak tengkorak manusia yang tergeletak di sana, tengkorak yang hilang bagian kepalanya. Bau busuk yang menusuk membuat perutnya mual.Langit mendung menggantung di atas Pulau Berlian, pulau yang namanya indah namun menyimpan kengerian yang tak terperi.Nathan berdiri terpaku di depan tumpukan tengkorak yang menggunung. Kaki para awak kapal gemetar hebat, tubuh mereka nyaris roboh, dan hanya bisa disangga oleh rekan-rekannya yang juga gemetaran. Pe

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1095

    Bajak laut itu mengedipkan matanya kepada yang lain, memberi isyarat untuk memeriksa. Beberapa bajak laut bergegas pergi, melangkah cepat menuju bagian dalam kapal untuk memastikan kebenaran kata-kata awak kapal itu.Setelah beberapa saat, mereka kembali, wajah mereka tidak menunjukkan ekspresi apapun, hanya kebosanan yang samar."Memang benar hanya ada satu penumpang di sini," salah satu bajak laut itu melapor, suara datar tanpa emosi.Namun, ketegangan yang ada tak kunjung surut. "Ketua," salah satu bajak laut bertanya dengan cemas. "Apakah kita hanya akan membiarkan mereka hidup begitu saja? Apa yang harus kita lakukan setelah ini?"Bajak laut dengan tengkorak merah di dadanya mengerutkan kening, wajahnya menunjukkan ketidakpuasan yang mendalam. "Sial, hanya sedikit orang. Tapi, ini masih lebih baik daripada tak mendapatkan apapun."Dia memutar tubuhnya dengan tidak sabar, menyapu tangan ke udara seperti menepis gangguan kecil. "Bawa mereka semua kembali. Dan soal apa yang akan ter

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1094

    Di atas lautan yang luas dan sunyi, kapal pesiar mewah itu melayang di atas ombak yang tenang.Kapal itu terlihat seperti benda asing di tengah kebiruan, tak ada tujuan yang jelas selain mengambang. Di dalam, hanya ada Nathan, yang seakan mengasingkan diri dalam hening yang menyesakkan. Dalam kamar yang sederhana, tanpa hiasan berlebihan, dia duduk bersila.Setiap tarikan napasnya terasa berat, seolah seluruh tubuhnya menanggung beban yang jauh lebih besar dari sekadar fisik. “Jika aku bisa mencapai tahap Surga,” pikirnya, memejamkan mata dan merasakan aliran energi di dalam tubuhnya. "Mungkin aku bisa menyelamatkan ibuku dan Sarah. Jika bukan itu, setidaknya aku bisa menyelamatkan diri sendiri dari kejaran semua orang yang ingin menghabisiku.”Namun, perjalanan itu tidaklah mudah. Tahap Surga bukan hanya tentang kekuatan, tapi juga tentang kesetiaan terhadap diri sendiri. Setelah mencapai tahap ini, tubuhnya akan terasa abadi, seolah tidak terikat oleh hukum dunia. Namun, seperti sem

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1093

    Raut wajahnya dingin dan penuh percaya diri. “Sekarang, sudah cukup alasan bagimu untuk tunduk?”Tubuh Darwin menegang, dan untuk sesaat, hanya ada keheningan. Lalu dia membungkuk dalam-dalam. “Perintah diterima.”Sancho melemparkan sebuah amplop ke atas meja, yang mendarat dengan suara tumpul. “Di dalamnya ada target, bunuh dia. Gagal atau berhasil, namaku tidak pernah disebut. Anggap saja aku tidak pernah ada.”“Siap laksanakan,” jawab Darwin tanpa ragu, meski ada jejak ketegangan di suaranya.Begitu Sancho menghilang ke balik bayangan, Darwin membuka amplop itu dengan hati-hati. Sebuah foto tergelincir keluar dan wajah yang muncul membuat darahnya berdesir.“Nathan?”“Tuan Ketua Martial Shrine. kau ternyata menyembunyikan lebih dari yang kutahu!”Sementara itu, dunia bela diri tengah bergolak.Di forum-forum rahasia, nama Nathan menjadi pusat badai. Harga kepalanya terus meroket. Tidak hanya uang dan ramuan, bahkan artefak langka ditawarkan untuk sekadar mendapatkan jejak keberadaa

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status