Share

Bab 45

Author: Imgnmln
last update Huling Na-update: 2024-03-01 22:20:53

"Kamu bisa ahli bela diri, dan kamu tidak mengatakan apa-apa sebelumnya, aku telah mengkhawatirkanmu!" Sarah pura-pura marah dan berjalan di depan Nathan, lalu mencubit lengan Nathan.

"Ah!" Nathan mengerutkan kening, menunjukkan rasa sakit yang luar biasa. "Sakit ..."

Sarah tercengang ketika dia melihat Nathan seperti itu. "Aku... aku tidak mengeluarkan kekuatan apapun. Bagaimana bisa sakit?"

Sarah sedikit panik mendengar itu.

"Aku baru saja dilukai oleh Ruis, aku masih kesakitan, dan kamu mencubitku..." Nathan berpura-pura kesakitan, dan menatap Sarah dengan mata memelas.

"Benarkah? Di mana lukanya? Aku ingin lihat, cepat tunjukkan padaku,”

Sarah menatap tubuh Nathan dengan panik, dan dia sepertinya akan menangis. “A-aku tidak tahu!"

Semua orang di sekitar dapat melihat bahwa Nathan sedang berpura-pura, bahkan Kevin dapat melihatnya, tetapi dia tidak mengatakan apa-apa, dia menatap mereka berdua dengan tenang. Hanya Sarah yang tidak menyadari bahwa Nathan sedang berpura-pura
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1160

    Sementara itu, di dalam organisasi Martial Shrine.Jauh dari kekacauan Keluarga Winaya, Sancho mengumpulkan beberapa kepala keluarga dari sebuah aliansi bela diri rahasia.Di antara mereka hadir juga Jazer dari Keluarga Zellon, serta beberapa tokoh penting lainnya.Namun malam itu berbeda.Di pojok ruangan, berdiri beberapa sosok berpakaian serba hitam. Wajah mereka tersembunyi di balik kain gelap. Aura mereka sunyi, tapi memancarkan tekanan mengerikan.Beberapa kepala keluarga tampak gugup.“Siapa mereka?” Sancho memecah keheningan, matanya menyapu sosok-sosok misterius itu. “Mereka bukan bagian dari Martial Shrine?”“Kalian pasti sudah dengar. Dalam satu malam, enam organisasi hilang dari dunia!”“Nathan sedang mengguncang tatanan, dan itu membuat kita harus waspada.”Kepala-kepala keluarga mengangguk. Salah satu dari mereka bersuara. “Keberaniannya melampaui akal. Tapi kita tidak bisa membiarkannya terus begini.”“Yang menjadi masalah utama adalah Ryujin. Jika bukan karena dia, Nat

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1159

    Langit malam di kota Moniyan begitu tenang, seperti tak pernah mengenal perang. Tapi ketenangan itu segera direnggut oleh kehadiran sosok bertudung hitam yang berjalan melewati gerbang kota.Nathan mengenakan jubah panjang hitam dan topi lebar yang menutupi sebagian wajahnya. Dalam bayang-bayang itu, matanya menyala dingin dan penuh kematian. Ia tidak terlihat seperti pahlawan, tidak juga seperti penjahat. Ia terlihat seperti sosok malaikat penghakiman!Hal pertama yang ia lakukan menghubungi Milan. "Berikan aku seluruh daftar keluarga dan organisasi bela diri yang berada di bawah Keluarga Winaya," katanya cepat.Milan, meski tak tahu rencana Nathan, tetap mengirimkannya. Karena saat Nathan berbicara seperti itu, tidak ada ruang untuk pertanyaan.Saat Nathan membaca daftar itu, udara di sekelilingnya seperti membeku. Aura membunuh yang ia pancarkan begitu kental hingga membuat pejalan kaki di sekitar merasa mual dan berlari tanpa alasan. Dan nama pertama yang muncul dalam daftar itu a

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1158

    Famrik, dan yang lain segera berdiri, tubuh mereka mulai pulih dengan cepat berkat aliran energi spiritual mereka yang kembali mengalir setelah dibebaskan.“Tuan Nathan,” ujar Famrik lirih sambil menopangnya. "Luka ini tidak sebanding dengan pengorbananmu.”Zechar menepuk pundaknya. “Kami bukan orang yang mudah patah. Kau mengajarkan itu!”Nathan menunduk, menatap kedua lubang berdarah di bahu Ravensclaw. Matanya memerah. “Kalau saja aku datang lebih cepat…”Famrik menggeleng. “Dan kalau bukan kau yang datang… mungkin kami sudah mati.”Di ambang pintu keluar penjara bawah tanah, langkah Nathan terhenti. Di hadapannya berdiri Kaidar—pucat, tapi matanya masih menyimpan kebencian tersembunyi.Nathan memandang lurus ke dalam mata pria itu. Suaranya pelan, tapi menyayat seperti belati.“Dalam sepuluh hari, Keluarga Winaya akan lenyap dari kota ini. Dan semua yang berdiri di belakangmu…” Ia menyapu pandangan ke kerumunan keluarga bela diri, suaranya terhenti sesaat. “Akan ikut terkubur bers

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1157

    Nathan menatap Milan, dan pada wajahnya terpahat sesuatu yang lebih keras dari batu, sebuah tekad baja! “Kalau bukan aku yang membebaskan mereka, siapa lagi?” katanya. “Aku tidak akan lari dari kehormatan.”Ryujin mendesah. Ada sinar samar dalam matanya entah sebuah rasa kesal atau rasa kagum, bahkan dia sendiri tidak yakin. Ia menoleh pada Kaidar lagi. “Di mana mereka?”Kaidar menelan ludah. “Penjara... penjara bawah tanah.”“Bawa kami ke sana. Sekarang! Lepaskan semuanya,” nada Ryujin tak bisa ditawar.Dan Kaidar tahu, sekali saja ia mencoba berbohong, hidupnya akan berakhir lebih cepat dari waktu bicara.***Di sebuah lorong batu menurun ke perut bumi. Cahaya obor menari di dinding-dinding lembap yang dipenuhi lumut. Udara berbau karat dan darah tua.Jeruji besi besar berdiri bagai gigi naga yang mengurung manusia. Di baliknya, para anggota Ravensclaw duduk membisu. Tangan mereka terikat dengan rantai besi yang menusuk masuk ke tulang selangka, alat penyiksa kuno yang diciptakan bu

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1156

    BAAM!Namun, tepat saat serangan Scholar akan menghantam, sebuah gelombang energi yang sangat kuat meledak. Bukan dari Nathan, bukan dari Kaidar. Gelombang itu begitu dahsyat, membuat Scholar terlempar jauh, seperti layang-layang putus tali, menabrak pilar Pagoda Kristal sebelum jatuh tak berdaya ke tanah.Semua orang terperangah.“Seorang Villain? Terlempar semudah itu? Siapa yang memiliki kekuatan dahsyat seperti ini?”"Siapa di sana? Tunjukkan dirimu sekarang juga!" Kaidar berteriak, wajahnya mengeras dalam kemuraman."Apakah para praktisi bela diri di zaman ini sudah melampaui batas? Berani-beraninya mengabaikan kehadiran kami!"Perlahan, langkah demi langkah, sesosok agung muncul dari bayangan. Di belakangnya, Milan melangkah tenang, auranya tak kalah menekan. Kedatangan mereka bagaikan badai yang tiba-tiba datang, membekukan setiap orang yang hadir."A-aku tidak tahu Tuan Ryujin sudah di sini," Sekuat apa pun Kaidar, di hadapan Ryujin, ia tak berani menunjukkan sedikit pun kesom

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1155

    "Kaidar, m-maksudku… Tuan Muda..."Suara Scholar Arteta memecah keheningan yang menyesakkan di Pagoda Kristal. Nathan merasakan seolah jantungnya dihantam. Scholar, sosok yang begitu hormati, kini berdiri di hadapan Kaidar, membungkuk dalam-dalam seolah mengabdi.Nathan tak bisa memercayai matanya. Keluarga Arteta dan Keluarga Winaya adalah dua pilar setara di Kota Moniyan. Dan lagi, Scholar adalah seorang tetua yang dihormati, jauh lebih senior dari Kaidar yang angkuh. Mengapa ia bersikap seolah hamba seperti ini? Ada sesuatu yang tidak beres, sebuah kebenaran pahit yang tersembunyi di balik kepatuhan yang menyakitkan ini."Habisi Nathan. Cepat!" titah Kaidar, suaranya dingin, tak ada sedikit pun keraguan. "Tapi ingat, jangan rusak mayatnya. Aku menginginkan semua harta di dalamnya!" Matanya berbinar sepria berjanggut ituh, memendam nafsu akan Batu Mata Naga dan, mungkin, Menara Kegelapan yang Nathan gunakan.Scholar tersentak. Pandangannya beralih pada Nathan, sebuah campuran penyes

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status