[Ah …. Bu, ada apa?!]Terdengar sebuah lenguhan seorang gadis di ujung telepon, dia terdengar malas."Anak ini, ini sudah sore, kenapa kamu masih tidur? Bukankah kamu harus pergi bekerja?" Mary tercengang.[Bu, aku harus lembur malam ini, jadi aku tidur siang dulu, ada apa?]"Oh, Nathan telah dibebaskan dari penjara. Ibu ingin kamu pulang malam ini untuk makan malam bersama!" ujar Mary tanpa basa-basi.[Bu, aku tidak punya waktu, tunggu beberapa hari lagi, dua hari ini aku sibuk…]Selesai berbicara, Lily langsung mematikan telepon.Mary tampak sedikit malu saat mendengar anaknya sibuk di telepon!"Bibi Mary, karena Lily terlalu sibuk, kita bisa makan bersama di lain hari!" Maria takut Mary akan marah, dia pun buru-buru membujuknya."Heh, sekarang anak itu sudah besar, benar-benar tidak patuh lagi..." Mary menghela nafas.Mary masih berada di rumah Nathan sampai malam hari, sementara Nathan yang tidak melakukan apa-apa, dan dia berencana untuk pergi keluar. Pada saat bersamaan, Ryzen m
"Kak Wulan ..." Penari yang baru saja diseret dari panggung berdiri dan berteriak kepada wanita itu dengan ekspresi sedih.Pada saat ini, tubuh penari itu penuh dengan jejak sentuhan, dan bahkan pakaian dalamnya rusak karena ditarik."Turun!" Wulan sedikit mengerutkan keningnya dan berteriak pada para penari itu.Penari itu ketakutan dan berlari ke belakang panggung. Setelah melihat sekelilingnya dan menatap Nathan, yang merupakan satu-satunya pria yang berdiri di tepi panggung, Wulan berkata kepada Lily yang masih berada di atas panggung. "Lily, turun!"Mendengar namanya dipanggil, Lily berhenti dan berjalan turun dari panggung. "Kak Wulan, ada apa?""Bos besar sudah datang, pergi temani dia!" Wulan langsung berkata tanpa basa basi.Tubuh Lily sedikit gemetar, wajahnya menunjukkan ekspresi tidak mau, tetapi dia tidak berani mengatakan apa-apa, jadi dia hanya bisa mengikuti instruksi Wulan.Saat melewati Nathan, Lily menundukkan kepala, dia tidak berani menatap Nathan.“Lily .…” Natha
‘Jika aku mengambilnya ….’Gadus itu menariknya kembali. Dia tahu jika dia mengambil cek ini, hidupnya akan benar-benar hancur.Meskipun dia adalah seorang penari bar sekarang, dia masih perawan. Setelah dia melunasi utangnya, dia masih bisa mencari pria yang dia cintai, hal ini tidak salah. Namun, dia takut saat dia menjadi selingkuhan orang lain dan dia juga menemukan pria yang dia cintai. Dia akan menyesal seumur hidupnya!Pada saat ini, dia tiba-tiba memikirkan Nathan. Dia ingat bahwa ketika dia masih remaja, Nathan sangat melindunginya. Lily selalu berkata bahwa dia ingin menikah dengan Nathan.Tetapi, seiring bertambahnya usia, mereka berdua menjadi lebih sedikit berinteraksi. Selain itu, Nathan menemukan Sherly, dan berpacaran dengannya. Mereka bahkan telah membahas tentang pernikahan. Lily belum pernah menghubungi Nathan lagi.Namun, hal-hal yang ada di dunia ini tidak kekal. Nathan dikirim ke penjara sebelum dia menikah. Lily, yang masih kuliah, ingin menjenguk Nathan di penj
"Apa yang—"Di dalam kamar ini, Wulan sedang berhubungan dengan penuh gairah bersama pelayan itu di atas ranjang. Sepertinya, pesta mereka baru saja mulai.Plak!Saat pelayan itu melihat seseorang bergegas masuk, tepat ketika dia hendak berteriak, Nathan menamparnya hingga pingsan.Dia lalu meraih Wulan dan berteriak. "Kemana kau membawa Lily?""Sialan," ketika Wulan ditarik pria itu, dia langsung marah.Tapi saat dia membuka mulutnya, Nathan meraih leher Wulan, dan Wulan pun merasa kesulitan untuk bernapas, wajahnya memerah, dan ada ketakutan terpancar di matanya."D-dia, di kantor!” Wulan menjawab dengan susah payah."Bawa aku ke sana!" Nathan menghempaskan Wulan ke atas ranjang.Melihat wajah Nathan yang seperti seorang pembunuh, Wulan tidak berani menghalanginya, dia hanya bisa mengantarkannya. Setelah membawa Nathan ke kantor, Nathan langsung menendang pintu kantor hingga terbuka dengan satu tendangan.Brak!Suara keras itu mengejutkan pria paruh baya itu. Nathan bergegas masuk,
Nathan melihat sekilas kearah Yuda kemudian dia tertawa dingin dan tidak menggubrisnya.“Bos, telpon Tuan Ryze, katakan anak muda ini berbuat masalah disini! Biarkan Tuan Ryzen memberinya pelajaran, dengan begitu kita juga bisa tahu apakah yang barusan menelepon adalah Tuan Ryzen atau bukan!” Wulan berkata sambil memberi ide kepada Yuda.Yuda menganggukan kepala mengeluarkan ponselnya hendak menelpon Ryzen, tiba tiba ponselnya berbunyi, kebetulan itu telepon dari Ryzen.Yuda segera menerima telepon. ”Tuan Ryzen.”[Pria tua gendut Yuda Guntara, kamu keparat! Apayang kamu lakukan sehingga kamu menyinggung tuan Nathan, hah?! Tunggu kau, aku akan ke sana sekarang, apa Kafe Hilson mu tidak mau buka lagi? Coba saja kalau kamu berani melarikan diri!]Saat Yuda menerima telepon itu, sudah terdengar suara dari seberang sana yang marah marah, membuat pria tua itu terkejut seperti orang bodoh.Sekarang bagaimanapun dia menolak untuk percaya, kenyataan sudah terpapar di depan mata, barusan yang
Nathan membawa Lily sampai ke rumahnya, lalu menyadari Mary berada di rumahnya sedang bercengkrama dengan orang tuanya, semula Nathan bermaksud agar Lily menenangkan diri dulu sebelum pulang, sekarang jadi ketahuan.Melihat Nathan yang pulang bersama Lily, Mary dan juga David tertegun sejenak, hanya Maria yang tidak melihat mereka pulang.“Nathan, apakah kamu sudah pulang? Mengapa pulang larut malam sekali?”David yang berada disamping segera menarik lengan Maria. ”Nathan dan Lily sudah jadian, mereka pulang bersama.”Waktu menyampaikan kata kata tersebut, wajah David terlihat sangat senang.Maria yang mendengarnya seketika juga merasa senang dia lalu berkata. ”Nathan, kamu ini kalau ingin pergi mencari Lily terus terang saja, jangan diam diam, apakah kamu ingin memberi kejutan kepada kami?”Nathan tidak bisa berkata apa apa, sebenarnya dia ingin menjelaskan tetapi tidak tahu bagaimana caranya.Saat ini cuma Mary yang menyadari raut wajah Lily tidak normal bahkan tampaknya habis menan
Pada saat ini, di perumahan Riscon Residence dalam sebuah rumah villa berlantai dua, Darby yang berusia lima puluhan mengenakan pakaian tentara, dia sedang merapikan diri di depan cermin.Ada seorang gadis berusia dua puluhan sedang duduk di sofa, tampangnya lumayan cantik, badannya tinggi memakai baju tidur berbunga bunga, setengah berbaring di sofa sambil memainkan ponsel.“Ayah, ada apa denganmu? Baju tentara yang sudah begitu lama kenapa dipakai lagi!” Gadis itu melirik sekejap kearah Darby.Gadis ini adalah putri tunggal Darby yang beanama Lisa Forger.“Ayahmu ini mau menemui teman seperjuangan di dalam kemiliteran, sehingga ayah mengeluarkan baju ini untuk mengingat masa lalu. Akan tetapi, perut ini sudah terlalu besar, jadi bajunya tidak muat lagi! Hahaha ….”Seorang wanita setengah baya membawa sepiring buah buahan berjalan keluar dari dapur, wanita itu memakai setelan rok berwarna hitam, didalamnya memakai kemeja berwarna putih. Dia memakai stocking berwarna kulit dan sepasan
“Ada apa? Kapten sedang berbicara denganmu!” Darby yang melihat istrinya tertegun cepat cepat menariknya.“Ahh, apa kabar kakak ipar, cepatlah duduk, ini ada buah buahan, silahkan dinikmati,” Monica sudah tersadar dan menyambut dengan senyuman.David sekeluarga duduk di sofa, Darby menuangkan minuman untuk mereka dan tidak lupa berteriak memanggil putrinya. ”Lisa, paman Sykes dan keluarganya sudah datang, cepatlah kemari!”“Darby, tidak apa, maaf kami datang secara tiba-tiba,” David yang melihat Darby begitu hangat menyambutnya, hatinya merasa tidak enak.“Kapten, tidak usah merasa tidak enak hati, kita sudah lama sekali tidak bertemu, anggap saja sebagai rumah sendiri. Oh ya, nanti siang aku sudah memesan makanan di hotel, kita berdua harus minum sepuasnya!” Darby berkata sambil menuangkan minuman kepada David.Pada saat ini, Lisa berjalan keluar, dia sudah memakai pakaian dengan setelan olahraga, rambutnya dikuncir dan terlihat sangat muda dan energik.Pandangannya jatuh pada sosok