Ibu Super (Aku bisa Tanpamu, Mas!)

Ibu Super (Aku bisa Tanpamu, Mas!)

This is a 《Ibu Super》 fanfiction

last updateLast Updated : 2021-12-09
By:  YuniartinoorOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
4 ratings. 4 reviews
54Chapters
16.6Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

Perjuangan seorang Ibu muda yang dikhianati suaminya ketika hamil. Berusaha bangkit dan terus bertahan meskipun hidup seorang diri di rantau. Berusaha lepas dari bayang-bayang suami, membuka peluang usaha sendiri untuk meraih peluang sukses

View More

Chapter 1

Permulaan

Aku adalah Istri sekaligus Ibu dari seorang anak laki-laki tampan bernama Brama. Namaku Gina, sekarang genap sudah 3 tahun aku ikut merantau bersama Mas Satya, suamiku. Sejak Brama berumur 4 tahun aku dan Mas Satya mengontrak sebuah rumah tak jauh dari tempatnya bekerja.

Mas Satya ingin merubah perekonomian keluarga, ia memilih pekerjaan lain selain bertani. Di kampung tempat kami tinggal pekerjaan cukup sulit karena itu aku dan Mas Satya tetap bertahan merantau meskipun bekerja sebagai karyawan pabrik biasa.

Sebuah perusahaan elektronik yang bekerja sama dengan perusahaan China menjadi tempat Mas Satya mencari nafkah, untukku dan Brama. Seiring berjalannya waktu gaji Mas Satya lumayan, tidak hanya cukup untuk kehidupan kami bertiga di rantau tapi juga bisa memberi sedikit untuk orangtua di kampung.

Tahun ketiga ini Mas Satya naik jabatan, dia sudah tidak mengawasi bagian gudang lagi. Mas Satya dipindahkan ke gedung utama sebagai staff. Dengan naiknya jabatan Mas Satya Insya Allah akan naik juga penghasilan keluarga kami perbulan.

Aku dan Mas Satya sepakat menambah momongan, kebetulan tahun ini Brama masuk Sekolah Dasar. Menurut kami berdua, sudah cukup usia untuk Brama jika memiliki seorang adik. Tanpa mengikuti program kehamilan Allah menganugerahkan rizki yang tak terhingga untuk keluargaku. Belum dua bulan melepas kontrasepsi aku dinyatakan hamil.

Kebahagiaan semakin bertambah untuk aku dan keluarga. Brama sangat senang dan begitu antusias saat mendengar akan memiliki seorang adik. Begitupun Mas Satya, suamiku semakin sayang dan perhatian padaku dan calon anak yang bersamayam di rahimku.

Mas Satya memang tipe suami idaman. Tetangga sekitar tempatku mengontrak saja iri melihatku. Sebagai suami Mas Satya mau membantu istri mengerjakan pekerjaan rumah dan tidak malu untuk mengerjakan pekerjaan seorang istri termasuk belanja ke warung, menyuapi Brama bahkan mencuci dan menjemur pakaian.

Mungkin aku adalah satu dari bebrapa wanita beruntung yang berjodoh dengan laki-laki baik seperti Mas Satya. Apalagi setelah kehamilan anak kedua ini, Mas Satya semakin memanjakanku. Pagi sekali ia bangun untuk beres-beres rumah, mencuci piring, pakaian dan menanak nasi. 

Saat Mas Satya membangunkanku untuk Shalat Shubuh semua perabotan rumah sudah kinclong, aku hanya tinggal memasak dan menyiapkan sarapan.

"Ya Ampun, Mas ... kenapa repot-repot ini semua tugasku. Nanti Mas di Pabrik ngantuk gara-gara kurang tidur," ocehku.

"Gak apa-apa, Sayang. Mas semalam tidur nyenyak sekali. Daripada melamun sebelum Shubuh, mendingan Mas beres-beres bantuin istri. Kamu kan lagi hamil, jangan kecapean! Kalau Mas bisa bantuin pekerjaan kamu, Mas senang!" cerocos Mas Satya.

Saking tidak mau merepotkan istri, siang hari Mas Satya memesankan makanan via aplikasi untukku dan Brama. Sore hari saat pulang bekerja bisanya suamiku juga membeli lauk siap makan entah dari warteg, pedagang kaki lima atau dari warung nasi dekat kontrakan.

Mas Satya memang simpel sekali, makannya tidak rewel makanan favoritnya hanya ayam goreng dan sambal goreng dadakan buatanku. Bahkan jika tidak ada lauk apapun di lemari es ia bisa lahap hanya makan nasi putih dengan lauk kerupuk dan kecap.

"Suami Soleh," kata tetangga Mas Satya "limited edition" hanya ada beberapa saja di dunia ini. Sekali lagi mereka bilang aku wanita paling beruntung. Sudah dapat suami tampan, baik, mapan, sayang keluarga lagi.

Aku mengakui itu, semuanya memang benar. Aku begitu beruntung karena itu aku tak berhenti bersyukur pada Allah karena telah dianugerahkan Suami seperti Mas Satya.

Menginjak kehamilan empat bulan, aku dan Mas Satya mengadakan tasyakuran. Orangtua kami dari kampung datang dan menginap di kontrakan. Mama dan papakku tidur bersama Brama sedangkan mertuaku disewakan sebuah kamar kontrakan kosong tak jauh dari rumah kontrakan kami.

Lingkungan tempat tinggalku memang tempat orang-orang rantau, banyak buruh pabrik mengontrak di sini. Kontrakannya macam-macam ada yang di sewa tahunan, bulanan, mingguan bahkan harian seperti yang Mas Satya sewakan untuk mertuaku.

Mas Satya menyewakan kamar hanya untuk dua hari saja, selama acara masak-masak sampai acara tasyakuran selesai. Hampir semua tetanggaku sama-sama orang rantau, kami merasa memiliki keluarga baru saat tinggal di deretan rumah kontrakan yang sama.

Alhamdulillah acara berjalan lancar, setelah pengajian selesai suamiku membagikan nasi box dan beberapa makanan pada tetangga yang tidak bisa menghadiri acara tasyakuran. Maklum rumah kontrakan kami tidak begitu luas hanya beberapa orang tetangga saja yang bisa hadir.

"Sudah kebagian semuanya, Nak?" tanya Ibu mertua pada suamiku.

"Sudah, Bu!" jawab Mas Satya.

"Tadi Mama lihat ada tetangga baru di kontrakan selisih dua deret dari sini. Kalau nasi box nya masih ada, kasih tetangga barunya, tadi dia lagi beres-beres," ujar mamaku. 

Kebetulan masih ada beberapa box nasi karena ibu mertua dan mamaku memasak lebih. Aku berniat mengantar nasi box tersebut tapi seperti biasa Mas Satya mengambil alih semuanya karena khawatir aku kecapean.

*****

Kata Mas Satya, tetangga baru kami masih sangat muda, lulusan SMA dan baru saja terjun ke dunia kerja. Namanya Rena, gadis muda pemberani yang hebat.

Aku suka kegigihannya, jika sedang off tak jarang aku mengajak Rena main ke kontrakanku untuk sekedar mengobrol atau menonton drama Korea.

Rena juga bekerja di perusahaan yang sama dengan Mas Satya, jika kebetulan bekerja satu shift tak jarang Rena pulang bersama Mas Satya. Mas Satya memang tidak tegaan, apalagi saat shift malam ... mana mungkin Mas Satya membiarkan Rena pulang berjalan kaki dari Pabrik ke kontrakan.

*****

Biasanya Mas Satya pulang jam sebelas malam, entah kenapa sudah lewat tengah malam ia belum pulang. Tidak ada pesan yang mengabarkan jika Mas Satya pulang terlambat. Aku mencoba menghubunginya beberapa kali tapi handphone Mas Satya tidak aktif.

Brama sudah tidur sejak jam 8 malam dan aku masih menunggu Mas Satya  pulang sampai di ruang tam. Aku baru ingat sore tadi Mas Satya dan Rena berangkat bersama karena malam ini bekerja dalam shift yang sama.

Aku sangat khawatir, tidak tenang jika suamiku belum pulang. Aku mencoba menghubungi Rena, siapa tahu Rena tahu kenapa Mas Satya malam ini pulang terlambat?

Beberapa kali aku mencoba menelepon Rena ... setali tiga uang dengan Mas Satya, handphone Rena juga tidak bisa di hubungi. Penasaran akupun memberanikan diri keluar rumah meskipun telah lewat jam 2 malam.

Aku berniat bertanya pada Mas Galih, tetanggaku yang juga bekerja di perusahaan yang sama dengan Mas Satya. Namun, aku urung bertanya karena kulihat motor Mas Galih sudah terparkir di depan rumah kontrakannya.

"Berarti Mas Galih sudah pulang," gumamku.

Aku berbalik badan dan berniat kembali ke rumah kontrakanku tapi tak tahu kenapa aku begitu penasaran untuk bertanya pada Rena. Aku kembali berbalik menyusuri beberapa pintu rumah kontrakan menuju kontrakan Rena.

Sepi ... sepertinya Rena sudah tidur. Saat berniat pulang dan tidak jadi mengetuk pintu aku tertegun. Aku menginjak sepatu milik Mas Satya yang berada tepat di depan pintu kontrakan Rena.

"Mas Satya! Kenapa sepatunya di sini? Di mana motornya?" Aku bergumam dalam hati.

Ada sesak yang tak bisa aku hindari, kepala mulai pusing, kakiku lemas dan pandanganku menghilang begitu saja ...

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Asrul Hadi
kapan dilanjut lagi ko bersambung az msh
2022-02-27 01:23:45
0
user avatar
Yuniartinoor
Teman-teman yang sudah mampir jangan lupa bantu vote ya, terima kasih......
2021-12-07 10:21:40
0
user avatar
Syiardi Pratikno
jangan sampe endingnya Gina balikan sama Satya ya Thor... buat si Satya dan Rena dapat karma ya.. biar aku ga nyesal ngeluarin koin buat baca inj
2021-10-29 09:46:53
1
user avatar
Titin M Saleh
love the story
2023-08-06 02:42:08
1
54 Chapters
Permulaan
Aku adalah Istri sekaligus Ibu dari seorang anak laki-laki tampan bernama Brama. Namaku Gina, sekarang genap sudah 3 tahun aku ikut merantau bersama Mas Satya, suamiku. Sejak Brama berumur 4 tahun aku dan Mas Satya mengontrak sebuah rumah tak jauh dari tempatnya bekerja.Mas Satya ingin merubah perekonomian keluarga, ia memilih pekerjaan lain selain bertani. Di kampung tempat kami tinggal pekerjaan cukup sulit karena itu aku dan Mas Satya tetap bertahan merantau meskipun bekerja sebagai karyawan pabrik biasa.Sebuah perusahaan elektronik yang bekerja sama dengan perusahaan China menjadi tempat Mas Satya mencari nafkah, untukku dan Brama. Seiring berjalannya waktu gaji Mas Satya lumayan, tidak hanya cukup untuk kehidupan kami bertiga di rantau tapi juga bisa memberi sedikit untuk orangtua di kampung.Tahun ketiga ini Mas Satya naik jabatan, dia sudah tidak mengawasi bagian gudang lagi. Mas Satya dipindahkan ke gedung utama sebagai staff. Dengan naiknya jabatan Ma
last updateLast Updated : 2021-09-11
Read more
Rumah Sakit
Aku terbangun sudah berada di Rumah Sakit dengan jarum infus terpasang di salah satu tangan. Saat mengedarkan pandangan tak ada siapapun di sini, bahkan Mas Satya yang biasanya selalu ada di sampingku tidak ada.Air mataku luruh saat mengingat kejadian malam kemarin, kenapa Mas Satya berada di kontrakan Rena? Aku menggeleng sendiri, ngeri, dan tak mau membayangkan apa yang sebenarnya terjadi malam itu."Mbak, sudah sadar?" tanya Rena.Aku kaget sekali, "kenapa juga anak ini harus di sini?" gumamku.Aku membuang muka ke arah tembok, malas sekali rasanya jika harus melihat wajah Rena."Mas Satya kerja pagi, Mbak. Kebetulan Rena masuk malam jadi bisa menjaga Mbak di sini," terang Rena.Ya Allah tega sekali Mas Satya pergi bekerja padahal kondisiku seperti sekarang. Aku semakin tidak tenang memikirkan Brama, dengan siapa anakku di rumah jika Mas Satya bekerja?"Suster! Apa aku bisa pulang sore ini?" tanyaku pada seorang perawat yang datan
last updateLast Updated : 2021-09-11
Read more
Mimpi Buruk
Seperti sebuah mimpi buruk, semua tiba-tiba hancur saat keluargaku begitu bahagia dan dalam keadaan sangat baik-baik saja.Dalam kondisi hamil besar sekarang aku harus mengerjakan semua pekerjaan rumah sendiri. Tidak ada lagi suami baik hati yang biasanya rela bangun sangat pagi untuk membantu mengerjakan pekerjaan rumah. Tidak ada lagi tangan lembut yang membangunkan dan mengajakku Shalat Shubuh berjamaah.Seperti hidup sendiri, sekarang byang ku kandung. Rena sudah membuat Mas Satya begitu mabuk kepayang sampai lupa dengan janjinya saat mengucap akad denganku.Aku memang bukan wanita cerdas hanya wanita dari desa lulusan SMA. Namun, aku tahu bagaimana harus bersikap. Orangtua ataupun mertua tidak boleh tahu kondisi keluargaku sekarang. Mereka sudah tua jangan sampai nanti mereka sakit gara-gara memikirkan rumah tangga anaknya.Mas Satya masih suamiku, biar bagaimanapun aku harus tetap menjaga aib dan perbuatan jeleknyaagar tidak diketahui orang la
last updateLast Updated : 2021-09-11
Read more
Semakin Terbuka
"Setelah berpakaian nanti kita makan, Mas! Lauknya sudah matang," ajakku."Aku sudah makan di tempat Rena, kamu dan Brama makan saja berdua! Aku akan berangkat lebih awal, mau mengantar Rena dulu mengirim uang untuk ibunya," tegasnya.Apa! Makan di rumah Rena? Lalu ... aku susah-susah memasak untuk siapa? Mas Satya sudah semakin keterlaluan, dia sudah tidak bisa menghargai lagi aku sebagai istrinya.Iuh ... kelakuan Mas Satya lama-lama membuatku kesal.*****Lelah rasanya ditengah usia kandungan yang semakin hari semakin membesar sikap dan kelakuan Mas Satya benar-benar membuatku hancur. Harusnya kasih sayang dan kelembutan dari suami aku dapatkan lebih di saat-saat menjelang melahirkan.Ya Allah, cobaan ini begitu indah. Aku mencoba ikhlas walau kenyataannya sungguh menyakitkan.Aku tidak ingin bayi dalam kandunganku terdampak perasaan yang dialami ibunya sekarang aku berusaha lebih tenang.Kepulangan Mas Satya sudah tak kutun
last updateLast Updated : 2021-09-11
Read more
Melahirkan Tanpa Suami
Manusia memang hanya bisa berencana selebihnya memang benar sekali Tuhan yang menentukan. Menurut perhitungan Bidan tempat aku diperiksa perkiraan lahir besok tapi malam ini perutku sudah tidak enak.Aku tidak lantas pergi ke Bidan, sambil menunggu frekuensi mulas semakin sering aku membenahi barang-barang yang akan dibawa ke Bidan. Semua memang sudah dipersiapkan sejak jauh-jauh hari aku hanya memeriksa takutnya ada barang yang terlewat dan belum masuk tas.Sudah jam tiga pagi mulesnya semakin sering terpaksa Brama aku bangunkan. Khawatir jika ditinggalkan sendiri di kontrakan lagi pula aku akan sangat merasa tenang jika Brama tetap bersamaku.Di sekitar kontrakan jam tiga pagi memang mulai ramai. Ada yang sudah mencuci, beres-beres dan yang  berjualan sudah berangkat ke pasar. Aku tidak was-was meskipun harus berangkat ke Bidan berdua bersama Brama karena sudah banyak orang beraktivitas."Kita mau ke Bidan, Bu? Tunggu Ibu duduk disini, Brama mau mi
last updateLast Updated : 2021-09-11
Read more
Bertahan
Sehari semalan aku menginap di Bidan, sampai mertuaku datang untuk menjemput. Untunglah Bu Bidan sangat baik, beliau tidak masalah saat belum ada keluargaku yang datang untuk menjemput dan menyelesaikan semua biaya persalinan. Ibu mertua juga sempat marah ketika tahu Mas Satya pergi keluar kota tanpa memberiku uang untuk biaya persalinan. Ibu marah dan menelepon Mas Satya agar men-transfer uang untuk persalinan. Ya ... semua karena aku dan si bayi baru bisa pulang dari Klinik Bersalin setelah semua biaya persalinan lunas.Sebenarnya bisa saja aku menceritakan semuanya pada mertuaku tapi aku tidak ingin mengadu. Biarlah orangtua Mas Satya juga nanti akan tahu sendiri bagaimana sikap anaknya sekarang.Orangtua Mas Satya sangat senang saat mendapati cucunya perempuan maklumlah Mas Satya anak mereka satu-satunya. Sejak pulang dari Bidan sampai di kontrakan Ibu senang sekali menimang si kecil. Saking senangnya Ibu hanya memberikannya padaku saat menyusu saja.
last updateLast Updated : 2021-09-11
Read more
Pengkhianatan
Tak kusangka Rena yang masih muda begitu nekad, memperkenalkan diri sebagai calon menantu pada Ibu dan Bapak mertuaku. Dia begitu gamblang dan berterus terang ingin menikah dengan Mas Satya meskipun harus jadi istri kedua.Mertuaku memang sudah mencium hubungan antara Mas Satya dan Rena tapi tak pernah menyangka jika Rena yang masih muda akan se-berani itu.Hanya berjarak beberapa meter saja dari ruang tamu ke kamar, terdengar perbincangan mereka. Sambil mengelap air mata aku mendekap kedua buah hatiku bersamaan. Perih sekali, aku merasa sangat tak berguna saat wanita lain menginginkan suamiku menjadi suaminya."Kamu sadar, Neng? Satya pria beristri jangan cari masalah!" ujar Bapak."Aku sadar, Pak. Aku tahu Mas Satya pria beristri tapi aku sayang Mas Satya," tegas Rena."Astagfirullah hal'adzim," batinku."Cari lelaki lain, kamu cantik ... di luar sana banyak laki-laki single, masa gak ada yang mau sama kamu?" cerocos mertuaku.Semak
last updateLast Updated : 2021-09-11
Read more
Pernikahan Kedua Suamiku.
Tiga hari setelah mertuaku pulang ke kampung, Mas Satya benar-benar menikah dengan Rena. Penghulu datang dan menikahkan mereka di kontrakan Rena yang hanya berjarak beberapa kamar kontrakan saja dari tempat tinggalku.Perasaanku? Jangan ditanya, sakitnya Masya Allah tapi aku tetap hadir dan menyaksikan akad antara Mas Satya dan Rena. Sementara anak-anak dititipkan pada Mbak Ivi, aku tidak mau jika Brama ataupun Cantika menyaksikan pernikahan ayah mereka dengan wanita lain.Sebelum akad dimulai Mas Satya beberapa kali melihatku. Pertama kali tergambar jelas ekspresi kaget di wajahnya. Mungkin dia tidak menyangka jika aku akan menghadiri pernikahan sekaligus pengkhian*tan yang Mas Satya lakukan padaku."Sah? Sah?" tanya penghulu."Saaaah!" seru para saksi.Aku segera keluar meninggalkan kontrakan Rena seraya mengucap "Bismillah". Mulai hari ini, aku akan memulai kehidupan baruku. Mejadi Gina yang kuat, single Mom yang akan membesarkan kedua buah hati
last updateLast Updated : 2021-09-11
Read more
Berpura-pura
Berterima kasih pada pemerintah yang telah membebaskan biaya pendidikan dasar 9 tahun. Aku sama sekali tidak kesulitan saat harus menyekolahkan Brama. Tanpa Mas Satya aku bisa, Aku diberi kelancaran dan kemudahan untuk mengurus semuanya.Karena Brama sekolah di Sekolah Dasar Negeri, aku tidak perlu memikirkan biaya bulanan, uang pandaftaran dan uang untuk pembangunan. Aku hanya perlu membeli seragam, tas, sepatu dan alat-alat tulis saja. Buku-buku bacaan dan buku pelajaran gratis nanti akan disediakan sekolah.Brama sangat bahagia, melihat lingkungan sekolah membuatnya tidak sabar untuk segara memulai tahun ajaran baru."Bu, nanti Rama sekolah diantar ayah ya?" tanya Brama."Insya Allah, kalau ayah tidak sibuk ya ... Ayah kan kerja kadang saat shift pagi jam 6 kan ayah sudah harus sampai di tempat kerja," terangku."Ya ... padahal di TV kan gitu, Bu. Rama suka lihat kalau sekolah hari pertama itu biasanya siswa baru pada diantar ayahnya," rengek Br
last updateLast Updated : 2021-09-11
Read more
Ketahuan
Sehebat apapun sekarang Mas Satya berpura-pura, sekuat tenaga aku menutup mulutku untuk tidak berbicara tapi aku tidak dapat menutup mulut dan mata orang-orang di sekitar kontrakan. Belum sehari datang ke tempatku, Bapak tidak sengaja mendengar obrolan tetangga tentang pernikahan Mas Satya untuk yang ke-dua kali. Sepulang dari warung bersama Brama, dari raut muka bapak sudah terbaca jika ada yang tidak beres."Kenapa kamu diam saja, Nak? Kenapa tidak pulang saja ke kampung? Bapak dan mama masih sanggup membiayai kamu dan anak-anak," ujar bapak."Gina baik-baik saja, Pak. Lagi pula Mas Satya tidak menceraikan Gina, Gina masih istrinya masa harus pergi begitu saja, Pak." sahutku."Keterlaluan, istri baru melahirkan dia menikah lagi. Bapak tidak akan diam, bapak tidak ridho. Kalau begini caranya sama saja dia menyakit*mu perlahan, sudah menikah lagi itu perempyan kenapa juga harus tinggal dekat sini? Pokoknya Satya harus mencer*ikanmu kalau dia tidak m
last updateLast Updated : 2021-09-15
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status