Share

Bab 3

Author: D-Ragon
Sorot mata Sarah berbinar-binar secerah musim semi saat menatapku. Wajahnya memerah, lalu berkata dengan malu-malu, "Kau sudah membantuku dari tadi, mana bisa langsung pergi begitu saja? Makan dulu, baru pulang."

Dia telah mencoba merayuku sebelumnya, desakannya untuk menahanku di sini pasti bukan hanya untuk urusan makan.

Aku menolak dengan sopan, "Tante, kalau kau sudah menikah sama ayah bulan depan, kita akan jadi keluarga. Nggak perlu sungkan. Nggak usah makan, aku langsung pulang saja."

Setelah itu, aku langsung berbalik dan pergi tanpa menunggu jawabannya, ingin melarikan diri secepat mungkin.

Namun, saat membuka pintu, aku malah berpapasan dengan seorang wanita.

Namanya Levi Kasana, sahabatnya Sarah. Dia cantik, memiliki tubuh yang bagus, dan sama seperti Sarah, memiliki kecantikan yang sempurna, memikat, tampak dewasa, dan sangat seksi.

Hari ini, dia mengenakan gaun ketat ungu yang tidak hanya menonjolkan bentuk tubuhnya yang sempurna tetapi juga daya tariknya. Hanya satu pandangan saja sudah cukup membuat menelan ludah tanpa sadar, diam-diam mengaguminya dan bergumam dalam hati, ‘Memang benar, wanita cantik selalu berteman dengan wanita cantik lainnya. Levi memang cantik, bahkan lebih cantik dari Sarah! Dia seperti penggoda yang turun dari langit!’

Ketika Levi melihatku, dia tampak terkejut dan berkata, "Sarah bilang kau sudah banyak membantu hari ini, dia minta aku beli makanan untuk mentraktirmu. Nih, aku sudah beli semuanya. Kau belum makan, kenapa sudah mau pergi? Jangan pergi, makan dulu baru pulang."

Dia membawa beberapa kantong berisi barang-barang. Aku melihat ada lobster besar dan sebotol anggur merah, makanannya cukup mewah.

Dia sengaja membeli bahan makanan itu untuk menjamuku, kalau aku menolak, bukankah itu tidak menghargai mereka?

Aku pun tidak punya pilihan selain tinggal.

Mereka sibuk masak selama setengah jam, dan akhirnya makanan pun siap. Kami bertiga duduk untuk makan bersama.

Selama makan, Levi dengan santai bertanya, "Roby, kudengar dari Sarah, kau punya tubuh yang sehat, punyamu itu... mirip punya orang kulit hitam. Apa benar?"

Aku terkejut.

Sarah adalah calon ibu mertuaku. Mengapa dia mengatakan hal itu kepada Levi?

Lagipula, apa pantas hal semacam itu dibicarakan secara terbuka begini? Sungguh memalukan!

Wajahku langsung memerah, dan untuk sesaat, aku tidak tahu harus menjawab apa.

Levi memerhatikan ekspresiku yang malu dan berkata terus terang, "Roby, kita ini sudah sama-sama dewasa. Kenapa harus malu sih?"

Sarah menambahkan, "Iya, benar. Seks itu kebutuhan orang dewasa. Kami berdua saja nggak keberatan. Masa kau yang malu?"

Aku, seorang pria dewasa, diejek oleh dua wanita sekaligus.

Aku segera membusungkan dada dan menjawab dengan percaya diri, "Iya, punyaku... ukurannya memang mirip sama orang kulit hitam."

Setelah mengatakan itu, aku melirik lengan Levi dan menambahkan, "Kira-kira sebesar lengan bawahmu itu."

Levi tampak terkejut dan sangat penasaran denganku. Dia bertanya lagi, "Usianya Maria masih dua puluhan, masih muda banget, tubuhnya belum sepenuhnya matang. Apa dia kuat menahanmu? Apa kehidupan seksmu harmonis?"

Masalah kehidupan seksku dengan istri harmonis atau tidak adalah urusan kami sendiri. Bukankah agak lancang kalau dia menanyakan hal itu secara langsung?

Tetapi dia bertanya padaku, jadi aku tidak bisa mengabaikannya.

Aku diam-diam menatapnya tajam dan menjawab sekenanya saja, "Itu... cukup harmonis."

Sarah menatap lurus ke arah mataku, seolah-olah dia bisa menembus dan membaca hatiku. Dia berkata dengan percaya diri, "Roby, kau pasti bohong. Kehidupan seksmu sama Maria pasti nggak harmonis, kan?"

Sarah dan Levi sama-sama wanita dewasa. Mereka telah memiliki banyak pengalaman dengan banyak pria. Di mata mereka, aku hanyalah seorang pemuda polos.

Rencana kecilku tak bisa disembunyikan, mereka tahu persis maksudku.

Sebenarnya, Sarah memang benar. Kehidupan seksku dan istriku memang tidak harmonis.

Istriku masih berusia dua puluhan awal, masih gadis belia, sementara kekuatanku cukup besar. Bahkan jika dia berusaha menahan diri sekalipun, tubuhnya tetap tidak sanggup menerimaku.

Hal itu cukup mengganggu, mengakibatkan kami tidak memiliki kehidupan seks yang memuaskan, bahkan setelah hampir enam bulan menikah. Hanya memikirkannya saja membuatku cemas dan frustrasi.

Aku tidak tahu harus berkata apa, jadi aku tetap diam, yang dianggap sebagai pengakuan.

Levi menatapku sambil menyeringai dan berkata, "Di Asia, jarang ada laki-laki yang ukurannya bisa dibandingkan sama punyamu. Tapi sayang banget, kau nggak bisa menikmati kehidupan seks yang normal. Apa kau pernah berpikir untuk coba sama yang lain di luar?"

Aku memang sempat berpikir untuk selingkuh, bahkan pernah diam-diam bermain di aplikasi kencan, tetapi tidak ada yang berhasil.

Saat itu, Sarah juga ada di sana. Dia dan ayah mertuaku akan menikah bulan depan. Jika aku mengakui ingin selingkuh, bagaimana jika dia memberi tahu ayah mertuaku?

Aku menggeleng cepat, lalu dengan tegas berkata, "Tante Levi, ngomong apa sih? Aku sama Maria kan baru menikah, hubungan kami juga baik-baik saja. Mana mungkin aku berpikir untuk selingkuh?"

Kedua wanita itu, satu demi satu, mencoba menyesatkanku. Mereka jelas memiliki niat buruk. Aku tidak bisa tinggal bersama mereka lebih lama lagi, jika tidak, cepat atau lambat pasti terjadi masalah.

Aku dengan cepat menghabiskan sisa makananku, lalu melihat jam, dan berkata, "Sudah hampir jam sebelas. Aku harus pulang. Kalau nggak, Maria pasti khawatir. Kalian lanjut saja, aku pergi duluan."

Setelah itu, aku berdiri, berniat untuk pergi.

"Tunggu!"

Levi meletakkan tangannya di bahuku, dengan lembut menarikku kembali ke tempat duduk.

Aku langsung menyadari ada yang tidak beres dan menatapnya dengan waspada, lalu berkata, "Tante, ini sudah malam, aku beneran harus pulang sekarang!"

Levi terkekeh, suaranya lembut dan manis, "Kau kan sudah banyak membantu Sarah tadi, dia juga belum sempat berterima kasih! Jangan buru-buru pergi, dia punya hadiah besar buatmu!"

Kemudian, dia menoleh ke arah Sarah yang langsung mengerti maksudnya. Sarah datang mendekatiku, lalu tersenyum dan berkata, "Roby, lihat hadiah ini, apa kau suka?"

Kemudian, dia melepaskan semua pakaiannya tepat di depanku!
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kenakalanku Dengan Ibu Mertua Muda   Bab 8

    Seminggu kemudian, ponselku menerima pesan dari Sarah.Karena mengira dia akan mengajak kencan lagi, aku dengan bersemangat memeriksa pesan tersebut.Setelah membaca pesan itu, aku terdiam seketika seperti disambar petir!Itu adalah video saat aku tidur dengan Sarah dan Levi.Segera setelah itu, Sarah mengirim pesan lain, [Transfer dua ratus juta ke rekeningku, atau aku akan kirim video ini ke istrimu!]Awalnya aku mengira Sarah dan Levi sangat ingin mendekatiku karena fisikku yang bagus, karena alatku sama seperti pria kulit hitam.Sekarang, tampaknya itu bukan satu-satunya alasan.Mereka memang menginginkan tubuhku, tetapi tujuan sebenarnya adalah untuk memeras uangku!Aku segera menelepon Sarah, tetapi dia tidak menjawab dan langsung menutup panggilanku.Aku langsung mengiriminya pesan, [Bukan cuma aku yang selingkuh, kau juga. Bulan depan, kau akan menikah sama ayah mertuaku. Kalau kau berani mengirim video itu ke istriku, ayah mertuaku juga akan tahu. Apa kau nggak mau menikah?]

  • Kenakalanku Dengan Ibu Mertua Muda   Bab 7

    Bagaimana mereka bisa sampai di sini?Aku langsung membeku di tempat!Setelah berpikir sejenak, aku mengerti.Aku bekerja untuk ayah mertua. Perjalanan bisnis kali ini pun ditugaskan olehnya. Sarah adalah wanitanya, tidak akan sulit baginya untuk mengetahui lokasiku.Terakhir kali, mereka menginginkanku, tetapi ayah mertua tiba-tiba muncul, dan rencana mereka gagal.Kali ini, malam-malam begini, mereka datang sejauh ini pasti punya motif tersembunyi.Aku melompat berdiri dari bangku.Tetapi begitu berdiri kakiku terasa lemas, seperti mie, dan membuatku jatuh kembali.Apa yang terjadi?Wajahku berubah drastis. Melihat makanan di atas meja, aku tiba-tiba menyadari apa yang telah terjadi, lalu menatap Sarah dan Levi dengan tajam, kemudian bertanya pada mereka, "Makanan ini bukan disediakan hotel, kan? Kalian yang menyiapkan. Kalian menaruh obat di dalamnya, kan?"Levi menyeringai licik, dia berkata dengan penuh kemenangan, "Sepertinya kau nggak terlalu bodoh, Adik kecil. Di dunia ini, ngg

  • Kenakalanku Dengan Ibu Mertua Muda   Bab 6

    Selanjutnya, Sarah mengajak ayah mertua mandi. Memanfaatkan situasi, Levi dan aku mengambil pakaian kami dan langsung berlari keluar, kami bahkan tak sempat memakai pakaian. Untung saja, berhasil keluar tanpa ketahuan.Levi meraih tanganku, dan bergegas menarikku ke dalam hutan.Aku menepis tangannya, dan bertanya dengan bingung, "Di dalam hutan itu gelap, lagian sudah malam, kenapa kau mau bawa aku ke sana?"Levi meraih tanganku lagi, dengan tidak sabar menjawab, "Buat apa lagi? Tidur barenglah!"Tadi, Sarah dan Levi tiba-tiba menanggalkan pakaian mereka di hadapanku. Saat itu, aku benar-benar terpaku, seperti binatang yang hanya berpikir dengan insting seksualnya. Saat itu, aku tidak punya akal sehat, tenggelam dalam pelukan lembut mereka, tidak mampu melepaskan diri.Namun, ayah mertuaku tiba-tiba muncul, membuatku hampir mati ketakutan. Di bawah rasa takut yang hebat, aku akhirnya kembali sadar.Sarah dan Levi bukanlah wanita baik-baik, mereka bisa berbuat semaunya, tetapi aku berb

  • Kenakalanku Dengan Ibu Mertua Muda   Bab 5

    Penampilan dan sosok mereka sama-sama memukau, dan aku menginginkan keduanya, tetapi aku hanya punya satu tubuh, jadi aku hanya bisa memilih salah satu!Setelah banyak pertimbangan, pandanganku tertuju pada Sarah.Aku sudah mengenalnya hampir setahun, jadi aku mengenalnya lebih baik. Lagipula, dia akan menikah dengan ayah mertuaku bulan depan. Begitu dia menikah dan masuk ke keluarga, aku harus memanggilnya "Ibu" sesuai dengan aturan.Bayangan untuk memanggilnya "Ibu" sambil tidur dengannya sangat menyenangkan.Itulah mengapa aku memilih Sarah.Aku menerkam ke arah Sarah, hampir saja melakukan kontak fisik dengannya.Saat itu, Sarah malah tiba-tiba mendorongku menjauh, wajahnya pucat dan tampak buruk.Tadi dia begitu proaktif dan bersemangat. Kami hampir saja melakukan hubungan intim, mengapa dia tiba-tiba mendorongku?Benar-benar bingung, aku bertanya dengan nada tidak percaya, "Kenapa kau dorong aku?" Telinga Sarah sedikit berkedut saat mendengarkan dengan seksama suara-suara dari l

  • Kenakalanku Dengan Ibu Mertua Muda   Bab 4

    Dengan tubuh ramping dan kulit seputih salju, meskipun kurus, Sarah memiliki payudara dengan ukuran 36D, tampak besar, penuh dan memikat, benar-benar memesona.Yang paling memabukkan adalah aroma lembut yang terpancar dari tubuhnya, aroma alami, hangat dan tahan lama, harum menusuk, langsung mencapai inti jiwa, sangat memabukkan dan tak tertahankan!Aku belum pernah melihat wanita sesempurna itu, benar-benar lambang kecantikan!Aku terpesona, mataku terpaku pada tubuhnya, tak ingin mengalihkan pandangan sedetik pun.Pada saat itu, darahku bergejolak, tubuhku terasa seperti akan meledak, aku ingin menerjangnya, menerkamnya, dan bergumul dengannya di atas ranjang.Saat pikiran impulsif dan jahat itu terlintas di benakku, bayangan istriku muncul kembali di kepalaku!Aku dan istriku memiliki hubungan yang sangat baik, aku sama sekali tidak bisa mengkhianatinya.Aku berusaha keras menekan nafsu yang membakar dalam diriku, menatap Sarah dengan tajam, dan berkata dengan tegas, "Kau dan ayah m

  • Kenakalanku Dengan Ibu Mertua Muda   Bab 3

    Sorot mata Sarah berbinar-binar secerah musim semi saat menatapku. Wajahnya memerah, lalu berkata dengan malu-malu, "Kau sudah membantuku dari tadi, mana bisa langsung pergi begitu saja? Makan dulu, baru pulang."Dia telah mencoba merayuku sebelumnya, desakannya untuk menahanku di sini pasti bukan hanya untuk urusan makan.Aku menolak dengan sopan, "Tante, kalau kau sudah menikah sama ayah bulan depan, kita akan jadi keluarga. Nggak perlu sungkan. Nggak usah makan, aku langsung pulang saja."Setelah itu, aku langsung berbalik dan pergi tanpa menunggu jawabannya, ingin melarikan diri secepat mungkin.Namun, saat membuka pintu, aku malah berpapasan dengan seorang wanita.Namanya Levi Kasana, sahabatnya Sarah. Dia cantik, memiliki tubuh yang bagus, dan sama seperti Sarah, memiliki kecantikan yang sempurna, memikat, tampak dewasa, dan sangat seksi.Hari ini, dia mengenakan gaun ketat ungu yang tidak hanya menonjolkan bentuk tubuhnya yang sempurna tetapi juga daya tariknya. Hanya satu panda

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status