Share

Bab 2

Author: D-Ragon
Sarah menatapku dengan terkejut, sorot matanya dipenuhi antisipasi. Dia bergumam tak percaya, "Punyamu...kok bisa...besar banget?"

Dipuji langsung oleh wanita secantik itu membuatku sangat bangga. Aku membusungkan dada dan berkata dengan bangga, "Mungkin...keturunan."

Setelah mengatakan itu, aku pun dengan enggan menurunkannya di sofa.

Ketika dia mengetahui “kelebihan” tubuhku, sikapnya benar-benar berubah total terhadapku seperti berputar seratus delapan puluh derajat.

Sebelumnya, sorot matanya masih dipenuhi campuran rasa takut dan cemas, khawatir aku akan melakukan sesuatu yang tidak pantas.

Sekarang, sorot matanya berubah menjadi malu-malu, berkilauan dengan gairah dan harapan.

Yang paling luar biasa adalah matanya terus mencuri pandang ke arah bagian itu, wajahnya semakin merah setiap kali meliriknya. Sorot matanya bahkan seperti hampir meneteskan air liur.

Jelas sekali, dia juga terangsang, sama sepertiku!

Mungkinkah... dia menyukaiku?

Memikirkan hal itu, secercah cahaya berkilat di mataku.

Sarah Oktora adalah seorang wanita dewasa yang sempurna dan berpengalaman. Jika bisa tidur dengan wanita secantik itu sekali saja seumur hidup, harus mati pun rela.

Tanganku tanpa sadar terulur, ingin merobek pakaiannya.

Namun saat itu, bayangan istriku tiba-tiba terlintas di benakku.

Kami baru menikah selama tiga bulan, dan hubungan kami sangat baik. Bagaimana mungkin aku tega melakukan sesuatu yang bisa menyakiti istriku?

Lagipula, ayah mertuaku adalah seorang pengusaha besar, dia kaya dan berpengaruh. Jika dia tahu aku berselingkuh dengan calon istrinya, dia pasti akan mematahkan kakiku, atau bahkan membunuhku.

Aku segera mundur tiga langkah, menjaga jarak aman dari Sarah, dan mengubah topik pembicaraan, "Aku... aku datang mau bantu bersih-bersih rumah."

Sarah mengikuti alur pembicaraanku, dia menunjuk ke arah tumpukan sampah di sudut ruangan, dan berkata, "Tolong buangkan sampah itu dulu."

"Oke."

Aku pergi membuang sampah, dan dia melanjutkan membersihkan jendela. Kami masing-masing sibuk melakukan urusan sendiri, dan suasana canggung pun perlahan mereda.

Lambat laun, aku menyadari ada sesuatu yang tidak beres.

Jika Sarah sendirian di rumah, dia bisa memakai apa pun yang dia mau, bahkan tidak ada yang akan peduli jika dia tidak memakai apa pun.

Tetapi sekarang, aku ada di sini.

Kupikir setelah aku datang, Sarah akan berganti pakaian yang lebih pantas, tetapi siapa sangka dia masih mengenakan dress tanpa lengan itu?

Dan gerakannya saat bekerja masih sangat lincah, kaos longgarnya itu pun sesekali terbuka, memungkinkanku untuk sepenuhnya menikmati pemandangan di balik pakaiannya.

Apa dia tidak tahu bahwa mengenakan dress semacam itu saat bekerja bisa memperlihatkan bagian tubuhnya?

Apa dia tidak tahu bahwa berpakaian seperti itu di depanku sangat tidak pantas?

Dia bukan orang bodoh, tentu saja dia tahu.

Hanya ada satu alasan dia melakukan itu, dia memang sengaja merayuku.

Dia wanita yang sudah dewasa dan berpengalaman, pasti secara alami sudah memiliki dorongan seksual yang kuat. Apalagi, dia masih di usia awal tiga puluhan, sedang berada di puncak hasrat seksualnya.

Ayah mertuaku sudah berusia enam puluh tahun, pria seusia itu biasanya sudah kehilangan setidaknya tujuh puluh persen kemampuan seksualnya, sehingga tidak bisa memuaskan Sarah.

Dan kekuatan milikku justru sebanding dengan kekuatan pria kulit hitam.

Mungkin itulah alasan mengapa dia menggodaku.

Setelah itu, dia mencari berbagai alasan untuk mendekat. Aku berusaha menjaga jarak aman, walaupun tetap tidak bisa menahan diri untuk mengamati apa yang ada di balik pakaiannya.

Aku bekerja selama tiga jam, dan bergumul dengan dilema itu selama tiga jam juga. Akhirnya, pada jam sembilan malam, semua pekerjaan selesai.

Aku menghela napas panjang dan berkata, "Tante Sarah, aku sudah selesai, aku pulang dulu ya!"

Jika tidak bisa melihatnya, itu berarti tidak perlu menanggung siksaan batin seperti ini, dan aku pun tidak perlu khawatir akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Memikirkan hal itu, aku merasa sangat lega dan segera berjalan menuju pintu.

"Tunggu dulu!"

Sarah memanggilku begitu aku sampai di pintu.

Jantungku berdebar kencang. Aku menatapnya dengan waspada dan bertanya, "Semuanya sudah selesai, masih ada apa lagi?"
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kenakalanku Dengan Ibu Mertua Muda   Bab 8

    Seminggu kemudian, ponselku menerima pesan dari Sarah.Karena mengira dia akan mengajak kencan lagi, aku dengan bersemangat memeriksa pesan tersebut.Setelah membaca pesan itu, aku terdiam seketika seperti disambar petir!Itu adalah video saat aku tidur dengan Sarah dan Levi.Segera setelah itu, Sarah mengirim pesan lain, [Transfer dua ratus juta ke rekeningku, atau aku akan kirim video ini ke istrimu!]Awalnya aku mengira Sarah dan Levi sangat ingin mendekatiku karena fisikku yang bagus, karena alatku sama seperti pria kulit hitam.Sekarang, tampaknya itu bukan satu-satunya alasan.Mereka memang menginginkan tubuhku, tetapi tujuan sebenarnya adalah untuk memeras uangku!Aku segera menelepon Sarah, tetapi dia tidak menjawab dan langsung menutup panggilanku.Aku langsung mengiriminya pesan, [Bukan cuma aku yang selingkuh, kau juga. Bulan depan, kau akan menikah sama ayah mertuaku. Kalau kau berani mengirim video itu ke istriku, ayah mertuaku juga akan tahu. Apa kau nggak mau menikah?]

  • Kenakalanku Dengan Ibu Mertua Muda   Bab 7

    Bagaimana mereka bisa sampai di sini?Aku langsung membeku di tempat!Setelah berpikir sejenak, aku mengerti.Aku bekerja untuk ayah mertua. Perjalanan bisnis kali ini pun ditugaskan olehnya. Sarah adalah wanitanya, tidak akan sulit baginya untuk mengetahui lokasiku.Terakhir kali, mereka menginginkanku, tetapi ayah mertua tiba-tiba muncul, dan rencana mereka gagal.Kali ini, malam-malam begini, mereka datang sejauh ini pasti punya motif tersembunyi.Aku melompat berdiri dari bangku.Tetapi begitu berdiri kakiku terasa lemas, seperti mie, dan membuatku jatuh kembali.Apa yang terjadi?Wajahku berubah drastis. Melihat makanan di atas meja, aku tiba-tiba menyadari apa yang telah terjadi, lalu menatap Sarah dan Levi dengan tajam, kemudian bertanya pada mereka, "Makanan ini bukan disediakan hotel, kan? Kalian yang menyiapkan. Kalian menaruh obat di dalamnya, kan?"Levi menyeringai licik, dia berkata dengan penuh kemenangan, "Sepertinya kau nggak terlalu bodoh, Adik kecil. Di dunia ini, ngg

  • Kenakalanku Dengan Ibu Mertua Muda   Bab 6

    Selanjutnya, Sarah mengajak ayah mertua mandi. Memanfaatkan situasi, Levi dan aku mengambil pakaian kami dan langsung berlari keluar, kami bahkan tak sempat memakai pakaian. Untung saja, berhasil keluar tanpa ketahuan.Levi meraih tanganku, dan bergegas menarikku ke dalam hutan.Aku menepis tangannya, dan bertanya dengan bingung, "Di dalam hutan itu gelap, lagian sudah malam, kenapa kau mau bawa aku ke sana?"Levi meraih tanganku lagi, dengan tidak sabar menjawab, "Buat apa lagi? Tidur barenglah!"Tadi, Sarah dan Levi tiba-tiba menanggalkan pakaian mereka di hadapanku. Saat itu, aku benar-benar terpaku, seperti binatang yang hanya berpikir dengan insting seksualnya. Saat itu, aku tidak punya akal sehat, tenggelam dalam pelukan lembut mereka, tidak mampu melepaskan diri.Namun, ayah mertuaku tiba-tiba muncul, membuatku hampir mati ketakutan. Di bawah rasa takut yang hebat, aku akhirnya kembali sadar.Sarah dan Levi bukanlah wanita baik-baik, mereka bisa berbuat semaunya, tetapi aku berb

  • Kenakalanku Dengan Ibu Mertua Muda   Bab 5

    Penampilan dan sosok mereka sama-sama memukau, dan aku menginginkan keduanya, tetapi aku hanya punya satu tubuh, jadi aku hanya bisa memilih salah satu!Setelah banyak pertimbangan, pandanganku tertuju pada Sarah.Aku sudah mengenalnya hampir setahun, jadi aku mengenalnya lebih baik. Lagipula, dia akan menikah dengan ayah mertuaku bulan depan. Begitu dia menikah dan masuk ke keluarga, aku harus memanggilnya "Ibu" sesuai dengan aturan.Bayangan untuk memanggilnya "Ibu" sambil tidur dengannya sangat menyenangkan.Itulah mengapa aku memilih Sarah.Aku menerkam ke arah Sarah, hampir saja melakukan kontak fisik dengannya.Saat itu, Sarah malah tiba-tiba mendorongku menjauh, wajahnya pucat dan tampak buruk.Tadi dia begitu proaktif dan bersemangat. Kami hampir saja melakukan hubungan intim, mengapa dia tiba-tiba mendorongku?Benar-benar bingung, aku bertanya dengan nada tidak percaya, "Kenapa kau dorong aku?" Telinga Sarah sedikit berkedut saat mendengarkan dengan seksama suara-suara dari l

  • Kenakalanku Dengan Ibu Mertua Muda   Bab 4

    Dengan tubuh ramping dan kulit seputih salju, meskipun kurus, Sarah memiliki payudara dengan ukuran 36D, tampak besar, penuh dan memikat, benar-benar memesona.Yang paling memabukkan adalah aroma lembut yang terpancar dari tubuhnya, aroma alami, hangat dan tahan lama, harum menusuk, langsung mencapai inti jiwa, sangat memabukkan dan tak tertahankan!Aku belum pernah melihat wanita sesempurna itu, benar-benar lambang kecantikan!Aku terpesona, mataku terpaku pada tubuhnya, tak ingin mengalihkan pandangan sedetik pun.Pada saat itu, darahku bergejolak, tubuhku terasa seperti akan meledak, aku ingin menerjangnya, menerkamnya, dan bergumul dengannya di atas ranjang.Saat pikiran impulsif dan jahat itu terlintas di benakku, bayangan istriku muncul kembali di kepalaku!Aku dan istriku memiliki hubungan yang sangat baik, aku sama sekali tidak bisa mengkhianatinya.Aku berusaha keras menekan nafsu yang membakar dalam diriku, menatap Sarah dengan tajam, dan berkata dengan tegas, "Kau dan ayah m

  • Kenakalanku Dengan Ibu Mertua Muda   Bab 3

    Sorot mata Sarah berbinar-binar secerah musim semi saat menatapku. Wajahnya memerah, lalu berkata dengan malu-malu, "Kau sudah membantuku dari tadi, mana bisa langsung pergi begitu saja? Makan dulu, baru pulang."Dia telah mencoba merayuku sebelumnya, desakannya untuk menahanku di sini pasti bukan hanya untuk urusan makan.Aku menolak dengan sopan, "Tante, kalau kau sudah menikah sama ayah bulan depan, kita akan jadi keluarga. Nggak perlu sungkan. Nggak usah makan, aku langsung pulang saja."Setelah itu, aku langsung berbalik dan pergi tanpa menunggu jawabannya, ingin melarikan diri secepat mungkin.Namun, saat membuka pintu, aku malah berpapasan dengan seorang wanita.Namanya Levi Kasana, sahabatnya Sarah. Dia cantik, memiliki tubuh yang bagus, dan sama seperti Sarah, memiliki kecantikan yang sempurna, memikat, tampak dewasa, dan sangat seksi.Hari ini, dia mengenakan gaun ketat ungu yang tidak hanya menonjolkan bentuk tubuhnya yang sempurna tetapi juga daya tariknya. Hanya satu panda

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status