Short
Jebakan Manis

Jebakan Manis

By:  KingCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
13Chapters
1views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Aku suka melepas penat di tengah hiruk pikuk kereta bawah tanah pada jam sibuk. Tak kusangka, seorang pria di depanku menyadarinya. Aku menikmati tatapannya, sengaja membiarkan bagian tubuhku tersingkap. Namun, saat aku hendak turun, dia menarikku kembali ke dalam gerbong, mengimpitku di sudut, dan memainkanku dengan liar. "Ah! Cepat hentikan, ini mau merosot keluar ...." Aku memohon, tetapi tubuhku justru gemetar karena gairah. Saat aku menunduk, jari-jarinya sedang bergerak menuju celah di antara kedua kakiku ....

View More

Chapter 1

Bab 1

Setelah mulai bekerja, tekanan hidup membuatku merasa seperti sesak napas.

Aku pun belajar memuaskan diri dengan bantuan si "kecil merah jambu".

Namun lama-kelamaan, aku mulai bosan.

Aku butuh cara pelepasan yang lebih menantang.

Kebetulan, aku membaca bahwa mengekspos tubuh di luar ruangan bisa sangat memicu adrenalin. Aku pun memutuskan untuk mencobanya.

Hari ini sepulang kerja, aku melakukan persiapan matang. Di toilet kantor, aku melepas seluruh pakaianku, dan hanya menyisakan sebuah mantel panjang sebagai penutup terluar.

Lalu, kuselipkan si "kecil merah jambu" itu ke area sensitifku. Sensasi asing yang menjalar membuatku tak tahan untuk tidak merapatkan kedua kaki.

Ini pertama kalinya aku menggunakan alat itu di luar rumah, membuatku gugup sekaligus bergairah.

Aku sudah basah.

Terdengar suara rekan-rekan kerja yang bersiap pulang di luar pintu. Dengan sembunyi-sembunyi, kunyalakan sakelarnya.

Sensasi yang tiba-tiba itu membuat seluruh tubuhku tersentak. Separuh tubuhku terasa lemas dan mati rasa hingga aku harus bersandar pada wastafel.

Di cermin, aku menatap tubuh telanjangku di balik mantel panjangku. Harus kuakui, tubuhku memiliki lekuk yang indah dan tanpa cela, terutama sepasang gundukan kenyal itu. Bahkan aku sendiri punya dorongan untuk memainkannya.

Jika ada orang yang masuk sekarang, orang itu pasti akan melihat wajahku yang tersipu dan kehilangan kendali ini.

Di mata mereka, aku selalu dikenal sebagai gadis yang pendiam dan lembut. Padahal kenyataannya, setiap malam aku merasa begitu hampa hingga tak bisa tidur.

Saat ini, di tempat ini, aku merasakan sensasi rangsangan yang belum pernah ada sebelumnya.

Sayangnya, suara langkah kaki di luar mulai menjauh. Toilet yang sepi kini hanya menyisakan detak jantungku yang berdebu.

Membosankan.

Kutekan tombol jeda, menyampirkan tas, lalu meninggalkan kantor.

Di luar sudah gelap. Angin dingin menyelinap masuk ke balik mantelku, seolah sengaja mempermainkan bagian sensitifku. Perasaan bepergian tanpa pakaian dalam ini membuat jantungku berdegup kencang karena membuatku antusias.

Tepat di depan pintu kantor adalah stasiun kereta bawah tanah. Setiap malam, aku selalu pulang dengan kereta bawah tanah pada jam sibuk.

Dibandingkan di kantor, di dalam keretalah panggung utamaku dimulai.

Melihat kerumunan orang yang berdesakan di pintu masuk stasiun, aku meremas remot di saku mantel, merapatkan kaki, dan melangkah masuk.

Jika ada yang memperhatikan wajahku saat ini, orang itu pasti akan sadar wajahku memerah seperti sedang demam.

Aku berdiri di eskalator yang turun. Orang-orang ada di depan dan belakangku, sementara di sisi kiri ada arus penumpang yang keluar.

Suasana bising dan aroma orang-orang asing di sekitarku membuat sensasi di balik pakaianku semakin nyata.

Aku begitu bersemangat hingga tak bisa menahan diri untuk menaikkan level getarannya.

Sshh ....

Rasa kebas yang nikmat menyerangku seperti ombak. Kakiku lemas, tetapi aku hanya bisa menggertakkan gigi dan menjepitnya kuat-kuat.

Karena aku tidak memakai apa pun di balik mantel ini, sekali saja aku lengah, alat itu bisa saja merosot keluar.

Eskalator terus bergerak turun, aku masih di tempat yang tinggi.

Dengan tinggi badan seratus enam puluh delapan sentimeter, aku bisa dengan jelas melihat puncak kepala orang-orang di eskalator yang naik di sebelahku.

Ada yang memakai headphone, ada yang asyik dengan ponsel, ada pula yang sedang menelepon.

Namun, tiba-tiba muncul pikiran memalukan di benakku.

Bagaimana jika salah satu dari mereka mendongak? Dengan perbedaan ketinggian ini, mereka pasti bisa mengintip apa yang ada di balik mantelku.

Aku hanya bisa sekuat tenaga merapatkan kaki, berdoa agar tidak ada yang mendongak.

Namun, di dalam lubuk hatiku, ada secercah harapan kecil yang menginginkan hal itu terjadi.
Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

No Comments
13 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status