Home / Romansa / Kenikmatan Terlarang Keponakan Suami / Kita Nggak Mungkin Mengulangi Kesalahan Yang Sama, Kan?

Share

Kita Nggak Mungkin Mengulangi Kesalahan Yang Sama, Kan?

last update Last Updated: 2024-06-05 11:11:01

"Aku siap mendengarkan seluruh ceritamu. Jangan takut, ada aku di sini. Aku akan membantumu. Kalau pun aku nggak bisa membantu, tapi setidaknya kamu merasa lega karena sudah berbagi,” ucap laki-laki itu lembut.

Audry yang sejak tadi terus menghindar tidak bisa lagi mengelak. Ia memberanikan diri menatap Dypta. Lalu menemukan kesejukan di sana, tepat di iris coklat laki-laki itu.

Air mata Audry menetes tanpa bisa dibendung. Selama ini tidak ada yang tahu apa yang ia alami, alih-alih akan peduli.

”Bicaralah, Audry. Kamu nggak usah takut.” Tidak hanya menggenggam tangan perempuan itu, Dypta juga menangkup pipinya yang tirus.

Sikap Dypta yang lembut dan hangat membuat keberanian Audry muncul tiba-tiba. Ia menceritakan segalanya. Mulai dari awal dulu kenapa ia bisa menikah dengan Jeff, kehidupan pernikahannya yang bagai di neraka, hingga alasan-alasan yang membuatnya tetap bertahan dengan suami kejamnya.

Semua membuat Dypta speechless. Terlepas dari apa yang sudah terjadi antara dirinya dengan Audry, naluri untuk melindungi perempuan itu muncul begitu saja. Ia ingin membantu Audry keluar dari kehidupannya yang suram. Akan tetapi posisinya sebagai keponakan Jeff menempatkannya pada keadaan yang sangat sulit.

Dypta merengkuh Audry dan mendekap di dadanya. Kemudian berbisik lembut di telinga perempuan itu. “Aku tahu semua ini berat buatmu. Tapi kamu nggak sendiri. Ada aku. Kamu bisa pinjam dadaku kapan pun kamu butuh.”

Audry benar-benar menangis menumpahkan perasaannya. Ia tidak peduli siapa Dypta. Yang ia tahu, saat ini semua bebannya luruh bersama air mata.

Pelukan erat laki-laki itu di tubuhnya membuat Audry tersadar. Perempuan itu mengangkat kepalanya. Ia tidak tahu seperti apa bentuk mukanya saat ini.

“Maaf.”

”Nggak perlu minta maaf, kamu nggak salah apa-apa.”

Perkataan itu mau tidak mau membuat Audry tanpa sengaja membandingkan Dypta dengan Jeff.

Di rumah, Jeff tidak pernah berhenti menempatkan Audry pada posisi yang membuatnya tersudut dan terus-terusan mengecilkannya. Audry selalu meminta maaf berulang-ulang atas kesalahan yang tidak pernah dilakukannya.

“Sekarang aku antar kamu pulang ya?”

Audry mengangguk. Ia rasa sudah terlalu lama berada di luar. Entah apa yang ada di pikiran Jeff saat ini jika tahu dirinya tidak berada di rumah.

“Keberatan kalau mampir ke apartemenku dulu? Ada sesuatu yang harus kuambil,” ucap Dypta setelah memasang seat belt.

Audry menggigit bibir, ragu akan mengiakan atau menolak.

”Tenang aja, Om Jeff nggak akan marah. Nanti aku yang akan tanggung jawab, aku bakal jelasin semua,” ujar laki-laki itu lagi seakan tahu apa pikiran yang mengisi kepala Audry saat ini.

“Ya sudah, tapi apartemenmu nggak jauh kan?”

”Nggak terlalu, kira-kira sepuluh menit dari sini.”

Audry tidak berkata apa-apa lagi. Ia membuang pandangan ke luar sana melalu kaca mobil di sisi kirinya. Audry tahu niatnya untuk melupakan kejadian malam itu akan semakin sulit setelah Dypta kembali muncul di dalam hidupnya.

Unit apartemen Dypta berada di lantai delapan sebuah gedung puluhan lantai.

‘Paradise Apartment.’ Audry mengeja di dalam hati nama tempat tinggal lelaki itu.

Apa di sini benar-benar seperti surga?

Dypta membuka pintu dan menyilakan Audry masuk. Selagi pria itu ke kamarnya, Audry duduk sendiri di ruang tamu.

Dinding apartemen laki-laki itu bernuansa monokrom. Perpaduan abu-abu serta putih. Tidak ada lukisan atau foto yang menjadi penghias dinding. Minimnya ornamen di ruang tamu tersebut tidak memberi informasi apa-apa pada Audry mengenai jati diri Dypta. Ia hanya tahu bahwa pria yang seumuran dengannya itu adalah keponakan suaminya.

Dypta muncul tidak lama kemudian dengan membawa dua gelas tinggi berisi cairan bening. “Diminum dulu, Ry, adanya cuma ini.”

Audry menatap ragu pada dua gelas itu.

“Tenang aja, ini cuma air biasa, bukan alkohol. Kita nggak mungkin mengulang kesalahan yang sama kan?”

Hawa hangat menjalari pipi Audry. Ia tidak bisa mengingkari degup tidak terkendali di jantungnya ketika mendengar ucapan laki-laki itu. Ya, tentu saja mereka tidak akan mengulangi kesalahan yang sama.

Audry mengambil gelas di meja dan menyesapnya dengan perlahan. “Kamu sendirian di sini?” tanyanya setelah meletakkan kembali gelas itu.

“Iya. Kamu mau menemaniku tinggal di sini?” Laki-laki itu mengulum senyum.

Jawaban Dypta membuat Audry gugup. Mukanya merona lagi. Audry tidak ingat entah kapan terakhir ia merasa malu-malu begini.

“Nggak mau nanya-nanya lagi?” Dypta memancing ketika detik berikutnya Audry membisu tanpa suara.

”Ntar kalau aku nanya, yang ada kamu memintaku buat nemenin di sini.”

Keduanya tertawa berbarengan. Suasana yang tadi beku kini mencair. Audry tidak tahu entah sudah berapa lama dirinya tidak tertawa selepas ini. Bertahun-tahun menikah dengan Jeff hari-harinya hanya diwarnai oleh air mata.

“Aku di sini tinggal sendiri, nggak ada siapa-siapa.”

”Orang tuamu?”

“Mereka tinggal di luar negeri. Selama ini aku di Canada, makanya aku nggak tahu kamu istrinya Om Jeff. Aku kaget kok bisa Om Jeff dapat istri semuda dan secantik kamu. Bukan maksudku menyombong dan mengatakan Om Jeff udah tua, tapi aku yang masih muda ya gini-gini aja.”

“Mungkin kamu yang terlalu banyak memilih.”

“Bukankah untuk pasangan hidup kita harus benar-benar memilih? Karena sejatinya menurutku menikah hanya satu kali.”

”Jadi itu sebabnya kamu belum menikah?”

Laki-laki itu menjentikkan abu rokoknya di asbak sebelum menjawab pertanyaan istri pamannya, lantas tersenyum dengan hampa. “Aku nggak pernah percaya cinta. Love is bullshit. Jadi ketika aku nggak percaya pada cinta itu sendiri , gimana mungkin aku bisa menikah?”

Love is bullshit. Kata-kata itu terus terngiang di telinga Audry hingga Dypta mengantarnya pulang. Ya, cinta memang omong kosong. Persetan dengan cinta. Seharusnya butuh cinta untuk mempersatukan dua hati. Sayangnya dua orang yang tidak mencintai juga bisa menikah. Contohnya adalah dirinya dan Jeff.

Jeff sudah menanti di beranda sambil menggendong Tania ketika mereka tiba.

“Nggak usah takut, Om Jeff nggak akan marah,” kata Dypta menenangkan melihat raut tegang Audry.

Audry mengangguk pelan sembari mengatur napasnya. Lama hidup dengan Jeff yang temperamen membuatnya hampir mengidap anxiety disorder.

”Audry, ayo kita turun.”

“Kamu yakin ommu nggak akan marah?” Audry masih merasa ragu. Terlebih ketika melihat Jeff melempar pandangan tajam ke arah mobil sambil menggendong anak mereka yang sedang menangis.

”Trust me, everything gonna be okay.” Sekali lagi Dypta meyakinkan sambil menggenggam tangan Audry.

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kenikmatan Terlarang Keponakan Suami   Win-Win Solution

    Rogen melangkah pelan setelah Davina menggandengnya. Anak-anak terkadang menempatkan orang dewasa dalam posisi yang tidak mudah.Athaya langsung bangun dari berbaring dan menyandarkan punggung ke headboard begitu Rogen ikut duduk di ranjang.“Istirahat aja, Ay, kamu pasti capek.” Rogen menyuruh Athaya kembali berbaring.Athaya tersenyum samar. Ia merasa canggung untuk berbaring di ranjang itu sedangkan ada Rogen di dekatnya.“Bunda kenapa bangun? Kita tidur sama-sama yuk! Papa juga.” Davina memandang Athaya dan Rogen bergantian.Rogen terpaksa menganggukkan kepala dan memberi Athaya isyarat dengan matanya agar menuruti kemauan Davina. Jadilah mereka berbaring bertiga. Rogen dan Athaya berada di sisi kanan dan kiri memagari Davina di tengah-tengah mereka.Davina tersenyum bahagia dan memandang kedua orang tuanya yang membelai kepalanya bergantian. Ini adalah pertama kalinya Davina tidur bertiga dengan Rogen dan Athaya.“Kenapa Papa dan Bunda tinggalnya pisah-pisah? Kenapa Bunda nggak ti

  • Kenikmatan Terlarang Keponakan Suami   Rasa Yang Tidak Pernah Mati

    Rogen dan Belva duduk dengan tegang di kursi pasien di ruangan Gatra. Mereka sedang menanti hasil pemeriksaan kesehatan. Ini adalah pemeriksaan kesekian yang mereka lakukan.“Kalian berdua sehat, nggak ada masalah apa-apa.” Entah untuk keberapa kali Gatra mengatakan hal yang sama.“Kalau memang begitu kenapa Belva masih belum hamil, Bang?” tukas Rogen.Gatra mengerti bagaimana perasaan adik ipar dan istrinya. Dan sebagai orang yang dekat dengan mereka ia juga tidak pernah henti menyemangati.“Abang ngerti perasaan kalian, tapi ini hanya masalah waktu, Dek. Percaya sama Abang, kalau sudah waktunya Tuhan pasti kasih.”Belva yang sejak tadi diam terpaku di sebelah Gatra hanya tersenyum getir. Sudah hampir empat tahun menikah namun Tuhan belum mempercayakan seorang anak pun dititipkan ke dalam rahimnya. Sementara orang-orang di sekelilingnya saat ini sedang mengandung. Mulai dari Tania hingga Athaya. Saat ini Tania sedang mengandung anak keempat,

  • Kenikmatan Terlarang Keponakan Suami   Yang Terbaik Untuk Kita

    “Davina! Sini, Sayang, ada papa tuh!”“Yeay … Papa datang!!!” Bidadari cilik itu berlari kecil ke depan rumah saat mendengar suara Audry yang berseru memberitahunya.Rogen baru saja turun dari mobil. Segala rasa lelahnya sirna seketika ketika melihat wajah Davina, putri kecilnya. Rogen langsung mengangkat Davina dan menggendong anak itu.Tanpa terasa, tiga setengah tahun sudah berlalu. Davina kini tumbuh menjadi anak yang manis, tidak banyak tingkah dan menggemaskan.“Udah makan, Sayang?” “Udah, Pa.”“Beneran? bohong ah!” Rogen tidak percaya. Davina memang paling susah jika disuruh makan nasi.“Cium aja kalau Papa nggak percaya, pasti ada bau ayam goreng. ” Davina menyodorkan pipinya.Rogen tertawa lalu mengecup gemas pipi chubby sang putri. “Oh iya, bau ayam goreng. Iya deh, Papa percaya.”Davina tertawa sambil membelai dagu belah Rogen. Davina sangat suka melakukannya. Biasanya sebelum tidur ia akan mengelus-elus belahan di dagu Rogen hingga akhirnya ketiduran.“Tadi Davina ngapain

  • Kenikmatan Terlarang Keponakan Suami   Terikat Selamanya

    Athaya mengerutkan dahi. Suara itu terdengar sangat jelas dan dekat. Suara yang sudah familier dengannya tapi sudah lama tidak didengarnya.Nggak mungkin, pikir Athaya. Pasti ini hanya halusinasinya saja. Mana mungkin Rogen ada di sini. Saat ini Rogen pasti sedang bahagia-bahagianya dengan Belva menikmati masa-masa indah pengantin baru.Athaya memejamkan mata dan mencoba untuk fokus pada dirinya sendiri sambil menahan kontraksi yang hilang timbul. Ia menepis semua pikiran dan bayangan-bayangan lain yang melintas di kepalanya.“Sombong lo ya, jauh-jauh gue datang ke sini tapi dicuekin.”Suara itu membuat Athaya terkesiap. Ini nyata dan bukan halusinasinya. Tapi masa Rogen ada di sini?Sambil menahan rasa penasaran Athaya memutar tubuhnya dengan perlahan. Tepat di saat itu ia mendapati seseorang sudah berada di belakangnya, duduk di sisi ranjang.“Adek …” Athaya menggumam tidak percaya. Rogen benar-benar ada di sana. Di dekatnya, di tempat yang sama dengannya. Dan ini bukan mimpi.Roge

  • Kenikmatan Terlarang Keponakan Suami   Big Surprise

    Enam bulan kemudian …Setelah kejadian malam itu, hidup Athaya berubah. Pelan-pelan ia mulai menepis Rogen dari hatinya dan membiarkan Kenzi yang mengisi. Athaya menyadari, tidak akan adil untuk Kenzi jika ia masih saja dibayang-bayangi Rogen. Mungkin Athaya harus berterima kasih pada Nora yang telah memilihkan Kenzi untuknya. Kenzi memang tidak sempurna, tapi dia adalah suami yang ideal untuk Athaya. Kenzi membuktikan kata-katanya. Dia menerima keadaan Athaya apa adanya. Dia juga tidak pernah mengungkit-ungkit kejadian itu. Malah Kenzi sangat perhatian pada kehamilan Athaya.“Ay, Rogen jadi menikah hari ini?” tanya Kenzi pagi itu sebelum berangkat ke kantor.“Jadi, Mas,” jawab Athaya.Tempo hari Belva mengabarinya dan bertanya apa Athaya bisa datang. Tapi Athaya menolak dengan alasan kandungannya sudah semakin besar dan hanya menunggu due date. Athaya sama sekali tidak mengungkit kejadian malam itu. Ia tidak ingin menyalahkan Belva. Yan

  • Kenikmatan Terlarang Keponakan Suami   Keputusan Kenzi

    “Saya minta penjelasan dari kamu sekarang. Saya harus tahu semuanya. Karena apa? Karena saya adalah suami kamu. Saya pendamping hidup kamu. Dan terutama saya adalah orang yang bertanggung jawab atas hidup kamu setelah kita resmi menikah, bukan orang tua kamu. Jadi saya minta kamu untuk bicara sejujur mungkin."Suara dingin bernada tegas itu betul-betul membuat Athaya tidak berdaya. Satu-satunya yang harus ia lakukan adalah mengatakan segalanya pada Kenzi.“Pertama, saya mau minta maaf udah bikin Mas kecewa,” ucap Athaya pelan. “Saya memang salah karena nggak bilang semua ini dari awal. Saya nggak akan membela diri. Dan …” Athaya menggantung kalimatnya sembari mengamati ekspresi Kenzi.Lelaki itu masih seperti tadi. Menyorot Athaya dengan tatapannya yang datar dan penuh rasa kecewa.“Dan saat ini saya juga sedang hamil.” Athaya melanjutkan perkataannya dengan suara yang jauh lebih lirih.“HAMIL?” Kali ini Kenzi tidak mampu menyembunyikan r

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status