Home / Romansa / Kenikmatan dalam Luka / 38. Rasa Pertama

Share

38. Rasa Pertama

Author: 5Lluna
last update Last Updated: 2025-08-02 12:03:51

"Sudah satu minggu dan masih belum ada balasan?" pekik Ariana melotot pada layar laptop-nya. "Mereka ini niat untuk mengumpulkan anggota baru atau tidak sih."

"Apa kau sedang berusaha masuk ke dalam perkumpulan tertentu?" Elian yang baru masuk ke dalam ruang kerja bosnya, langsung bertanya dengan kening berkerut.

"Aku harap kau tidak sedang membicarakan perkumpulan yang seminggu lalu kau tanyakan itu," lanjut sang asisten menyerahkan tablet yang dia pegang.

"Itu bukan urusanmu," jawab Ariana memilih untuk kembali pada pekerjaan kantorannya. Biar bagaimana, dia juga masih punya tanggung jawab.

"Jelas saja itu urusanku." Sayangnya, Elian masih mau ikut campur. "Biar bagaimana, kau itu masih bosku. Kau adalah citra dari perusahaan Crescendo Entertaiment kita dan Crescendo Grup secara keseluruhan."

"Kau melakukan kesalahan dan kita semua akan celaka. Kau terlibat skandal, maka grup perusahaan yang susah pa
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Kenikmatan dalam Luka   38. Rasa Pertama

    "Sudah satu minggu dan masih belum ada balasan?" pekik Ariana melotot pada layar laptop-nya. "Mereka ini niat untuk mengumpulkan anggota baru atau tidak sih." "Apa kau sedang berusaha masuk ke dalam perkumpulan tertentu?" Elian yang baru masuk ke dalam ruang kerja bosnya, langsung bertanya dengan kening berkerut. "Aku harap kau tidak sedang membicarakan perkumpulan yang seminggu lalu kau tanyakan itu," lanjut sang asisten menyerahkan tablet yang dia pegang. "Itu bukan urusanmu," jawab Ariana memilih untuk kembali pada pekerjaan kantorannya. Biar bagaimana, dia juga masih punya tanggung jawab. "Jelas saja itu urusanku." Sayangnya, Elian masih mau ikut campur. "Biar bagaimana, kau itu masih bosku. Kau adalah citra dari perusahaan Crescendo Entertaiment kita dan Crescendo Grup secara keseluruhan." "Kau melakukan kesalahan dan kita semua akan celaka. Kau terlibat skandal, maka grup perusahaan yang susah pa

  • Kenikmatan dalam Luka   37. Domba yang Tersesat

    Sebastian Leclerc, menatap Ariana yang sedang berusaha untuk menyanyi di dalam ruangan yang berbeda dengannya. Sudah diulang beberapa kali, tapi sepertinya perempuan itu sedang tidak dalam keadaan baik. "Ari, aku rasa kau harus istirahat dulu." Pada akhirnya, Sebastian menekan tombol untuk berbicara pada sang penyanyi, di ruang sebelah yang hanya dibatasi dengan kaca. "Kita semua juga istirahat saja dulu," lanjutnya sambil bertepuk tangan dua kali. "Maaf." Ariana yang baru keluar dari ruang studio, meringis pelan. "Sepertinya aku tidak bisa konsentrasi hari ini." "Padahal tidak ada Romeo, tapi tidak masalah." Sebastian menanggapi dengan tenang, sambil mengulurkan sebotol air mineral kemasan. "Kau sepertinya punya masalah yang sangat berat ya?" "Sebenarnya tidak terlalu berat, tapi cukup memusingkan." Sebastian menatap perempuan di depannya dengan kening berkerut. Dia jadi teringat dengan kejadian yang terjadi dua hari lalu, tapi sampai detik ini masih ragu untuk bertanya.

  • Kenikmatan dalam Luka   36. Tempat Tak Terjangkau

    "Boleh aku tahu kenapa kau mencari tempat itu?" Kalimat itu yang pertama kali diucapkan Elian, ketika melihat atasannya pada keesokan hari. "Aku mau tahu," jawab Ariana tanpa menghentikan langkah dan masuk ke ruangannya dengan santai. "Ada masalah?" "Ya." Elian tak ragu untuk mengangguk. "Sebaiknya kau lupakan saja tempat itu." Kening Ariana berkerut mendengar ucapan sang asisten. Dia bahkan sampai menghentikan gerakannya untuk membuka blazer yang dia pakai, untuk menatap Elian. "Kenapa seperti itu?" Tentu saja Ariana akan bertanya. "Memangnya itu tempat berbahaya?" "Tidak bisa dibilang bahaya juga sih, tapi itu bukan tempat bisa kau akses seenaknya." Elian mencoba memberi pengertian, walau bingung juga harus bilang apa. "Tempat itu bukan dibuat untuk bisa dimasuki semua orang." "Aku Ariana Craw ... maksudku ayahku itu Alaric Crawford. Tidak mungkin ada tempat yang menolak keturunannya kan?" Sayangnya, Ariana masih tidak mau menyerah. "Mungkin saja kau ditolak," ucap Eli

  • Kenikmatan dalam Luka   35. Denah yang Menyimpang

    "Kau kenapa berteriak?" Ariana melotot menatap suaminya. "A-aku tidak berteriak." Tiba-tiba saja, Bastian jadi gagap. "Aku hanya kaget." "Tapi aku lebih kaget karena kau membanting laptop," hardik Ariana memilih masuk ke dalam ruangan, agar suaranya tidak terlalu terdengar oleh orang lain. "Memangnya kau ngapain?" "Tidak ada." Bastian menggeleng dengan cepat. "Hanya kerja dan aku terkejut karena kau tiba-tiba muncul." "Kata siapa tiba-tiba?" Ariana malah makin melotot. "Tadi aku mengetuk pintu, tapi kau saja yang tidak terlalu dengar karena fokus dengan entah apa itu." Bastian berusaha untuk menutupi laptopnya dengan tubuh. Itu jelas membuat siapa pun yang melihat akan curiga, terutama Ariana dan Bastian pun tahu. "Sepertinya kau melakukan sesuatu yang aneh ya?" tanya Ariana dengan kening berkerut. "Coba perlihatkan padaku." "Ini pekerjaanku." Bastian masih menggeleng. "Rahasia perusahaan." "Kau

  • Kenikmatan dalam Luka   34. Sketsa yang Tak Butuh Penjelasan

    Bastian menarik napas panjang, ketika melihat grup chat setelah tiba di ruang kerjanya. Lebih tepatnya, setelah dia duduk di dalam ruangan dengan kepala yang seperti baru dipukul palu. "Padahal hari ini aku sudah pulang lebih cepat, tapi rupanya masih ada saja masalah," ucap Bastian kembali menatap ponsel dan kali ini menggulir layarnya. [Aldrin: Mengirim foto dan link.] [Aldrin: Bro, Bas. Bukankah itu istrimu? Apa kau tahu dia bertemu dengan mantannya?] "Reuni? Ariana Crawford dan Romeo Maretto terciduk makan bersama di sudut kota," ucap Bastian membaca judul artikel dari link yang dikirim rekan kerjanya. Dengan pelan, Bastian menggulir layar ponsel. Membaca baris demi baris kalimat dan melihat beberapa foto yang disertakan di sana. Tidak ada sentuhan atau senyuman manis di foto itu, tapi entah bagaimana malah terlihat seperti masa lalu yang belum usai. "Ini waktu aku mengantar Ariana setelah pulang dari rumah, Dad." Bastian menunjuk foto sang istri yang memakai sweater k

  • Kenikmatan dalam Luka   33. Di Atas Meja yang Sama

    Bastian melirik ke pergelangan tangannya, melihat angka yang tertera pada jam tangan pintar yang dia pakai. Angka yang tertera di sana, membuatnya menghela napas cukup panjang. Rasanya menunggu di dalam ruang meeting seorang diri itu sangat melelahkan. "Apa kau menunggu lama?" Suara yang terdengar membuat Bastian menoleh. Dia cukup lega melihat kedatangan orang yang sejak tadi dia tunggu. "Lumayan lama," ucap Bastian berdiri dari kursinya dan mengulurkan tangan dengan sopan. "Senang kau bisa datang untuk membicarakan proyek kita, Romeo." "Kau memanggilku dengan nama depan?" tanya lelaki yang baru datang itu, dengan sebelah alis yang terangkat. "Tentu saja." Bastian tidak ragu untuk mengangguk, menarik kembali tangannya yang masih menggantung. "Biar bagaimana, kita sudah kenal cukup lama dan kau terlambat lima belas menit." "Mungkin kau saja yang datang terlalu cepat." Romeo memilih untuk menari kursi untuk duduk. "Lagi pula, aku baru mengenalmu saat bersama dengan Ariana."

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status