Kenikmatan dalam Luka

Kenikmatan dalam Luka

last updateHuling Na-update : 2025-07-11
By:  5LlunaIn-update ngayon lang
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Hindi Sapat ang Ratings
7Mga Kabanata
9views
Basahin
Idagdag sa library

Share:  

Iulat
Buod
katalogo
I-scan ang code para mabasa sa App

"Aku mau memiliki tubuhmu, Ari. Berikan kenikmatan itu untukku." Ariana Crawford, terpaksa menerima pernikahan dengan Bastian Jackson karena tidak ingin dicemooh mantan pacar yang selingkuh dengan temannya sendiri. Masalahnya, Bastian adalah teman kecil, kakak angkat dan sekaligus musuh bebuyutannya. Belum lagi ditambah dengan rahasia kecil dan obsesi yang disimpan oleh sang suami, membuat Ariana makin tidak yakin pernikahan ini akan berhasil. Created: 07 June 2025

view more

Kabanata 1

1. Mimpi Basah

"Tunggu dulu, Bastian." Ariana menjulurkan kedua tangan ke depan, untuk menahan lelaki yang dia panggil namanya.

"Kenapa, Ariana? Aku ini sudah jadi suamimu loh."

"No." Ariana dengan cepat menggeleng. "Kita teman, bahkan musuh dan pernikahan ini bukan kenyataan."

"Kata siapa?"

"Kataku." Ariana mencoba berdiri dengan lebih berani. "Mulai sekarang, kita harus jaga jarak. Pernikahan ini hanya sementara saja dan bukan kenyataan."

"Begitu ya?" Bastian mengangguk, seolah mengerti. "Sayangnya, aku mau kau. Aku mau memiliki tubuhmu, Ari. Berikan kenikmatan itu untukku."

"ARGH."

Ariana terbangun dari tidurnya dengan sangat tiba-tiba dan seketika bangkit duduk di atas ranjang. Hal yang membuat anjing kesayangannya ikut terkejut dan tersentak bangun.

"Gila." Ariana menyugar rambutnya dengan sembarangan.

"Apanya yang gila?"

"Mimpiku." Perempuan itu menjawab pertanyaan yang dia dengar secara refleks.

"Memangnya kau mimpi apa?"

"Aku mimpi tentang ...."

Kalimat Ariana menggantung begitu saja, bahkan dengan matanya yang membulat dan bibir terbuka. Hal itu terjadi karena dia baru saja tersadar dengan suara yang baru saja dia dengar dan merasa perlu menoleh untuk memastikan telinganya tidak salah.

"APA YANG KAU LAKUKAN DI KAMARKU?"

"Wow, santai." Bastian menjulurkan tangan, meminta Ariana yang panik untuk tenang.

"Santai?" Ariana makin melotot. "Kau menyuruhku santai, saat ada cowok aneh di kamarku?"

"Ini aku, Bastian. Bukan cowok aneh, karena kita sudah kenal dari kecil dan aku suamimu."

"Sorry." Sayangnya, Ariana harus menggeleng. "Kau bilang apa?"

"Ini aku Bastian, teman bertengkarmu dari kecil. Lalu, kita sudah nikah dan aku suamimu." Tentu saja lelaki itu tidak keberatan untuk menjelaskan ulang.

"Mustahil." Ariana kembali menggeleng. "Kita tidak mungkin nikah."

"Kalau gitu, apa aku harus kembalikan cincin ini ke toko?" Bastian memerkan benda yang dia sebutkan. "Atau ... aku harus ke catatan sipil dan batalkan pernikahannya? Aku juga tidak masalah kalau harus bicara dengan keluargamu."

Mulut Ariana terlihat makin lebar mendengar ucapan lelaki di depannya. Dia kemudian melihat cincin yang tersemat di jari manisnya, lalu berusaha untuk mengingat apa yang sebenarnya terjadi.

Ingatan itu terasa begitu jelas. Ariana mengingat bagaimana dia memakai gaun putih, mengucapkan janji pernikahan, memasang cincin, bahkan sampai berciuman.

"ARGH." Ariana tidak kuasa menahan teriakannya. "Bagaimana ini semua bisa terjadi?"

"Pernikahnnya?" Bastian malah menjawab dengan sangat tenang. "Keluargamu yang menyiapkan semuanya. Ibumu lebih tepatnya."

"Bukan itu maksudnya." Ariana kembali melotot, saat melihat lelaki di depannya. "Kenapa kau mau saja nikah dengan aku?"

"Aku rasa otakmu bermasalah." Kini Bastian mengerutkan keningnya. "Tempo hari kan kita sudah membicarakan hal ini dan kau sudah setuju."

"Tempo hari kapan? Perasaan itu baru beberapa hari lalu."

Ariana kini menarik kulit wajahnya turun ke bawah, dengan cara menempelkan telapak tangan di kedua pipi. Itu harusnya hanya mimpi saja, tapi kenapa sekarang rasanya sangat nyata?

"Tunggu dulu." Tiba-tiba saja Ariana tersadar. "Aku ada di mana?"

"Kamar hotel."

"Tapi bagaimana bisa?"

"Orang tuamu menyewakan kamar ini untuk jadi kamar pengantin kita, Ari. Jadi tentu saja kita tidur di sini setelah acaranya selesai."

"Tidur katamu? Kita tidur bersama?"

"Kalau yang kau maksud itu bercinta, maka jawabannya adalah tidak." Untungnya Bastian menggeleng. "Atau lebih tepatnya belum."

"Jangan macam-macam." Ariana melotot pada lelaki di depannya dan hanya dibalas dengan senyuman.

***

"Kapan sih kau bisa berhenti datang ke klub dan minum sampai mabuk?"

Ariana menoleh dan menemukan lelaki yang paling ingin dia hindari sekarang, sekaligus musuh bebuyutannya sejak kecil. Dia bahkan sampai berpindah ke kursi samping, saking enggannya bertemu dengan lelaki itu.

"Aku bukan hama, Ariana." Bastian mengeluh, sambil memesan minuman pada bartender.

"Tapi kau orang paling menyebalkan di dunia ini. Lagian, kenapa kau mendekatiku?"

"Biar kutegaskan." Bastian menoleh pada perempuan yang duduk di kursi tinggi dua kursi darinya. "Aku datang karena ibumu. Dia menyuruhku menjemput putri kesayangannya yang lagi mabuk."

Hanya helaan napas panjang yang terdengar dari Ariana. Perempuan itu, malah mengingat mimpi yang beberapa waktu lalu menantuinya. Mimpi dalam mimpi, sangat aneh dan membuat Ariana merinding.

"Sekarang statusmu apa sih?" Tiba-tiba saja Ariana bertanya.

"Kau sudah mabuk." Bastian berdecak pelan. "Ayo pulang saja."

"Jawab dulu." Sayangnya, Ariana menepis tangan lelaki itu.

"Status apa dulu yang kau tanya?" Walau terlihat kesal, Bastian tetap membalas. "Status pekerjaan, jabatan, status pacaran, status ...."

"Pernikahan," potong Ariana dengan tatapan sayu. "Aku tanya soal status pernikahanmu."

"Single and ready to mingle. Itu sudah jelas, kenapa ditanya? Apa kau tiba-tiba ingin jadi kandidat?"

"Jangan gila." Ariana ingin mendorong, tapi Bastian agak jauh. "Aku sudah punya tunangan yang ganteng dan baik."

"Benarkah?" Bastian mencebik, seolah ingin menahan tawa. "Apa itu artinya kau tidak masalah dengan tunangan yang tidak setia?"

"Apa maksudmu?" Ekspresi Ariana langsung terlihat jelek.

Tanpa mengatakan apa pun, Bastian mengedikkan dagunya. Itu sudah cukup untuk membuat Ariana berbalik dan mengikuti arah yang lelaki itu tunjuk dengan dagu.

Suasana di klub tentu saja ramai dan remang-remang, tapi bukan berarti Ariana yang mabuk akan jadi buta. Apalagi, jarak orang yang ditunjuk Bastian cukup dekat dengan posisinya sekarang.

"Yang sedang berciuman itu tunanganmu kan?" Bastian kini berbisik di dekat telinga Ariana.

"That son of a ...."

Bastian tidak lagi bisa mendengar ucapan Ariana, karena perempuan itu sudah menjauh. Tapi tentu saja, dia tau apa yang dikatakan perempuan itu dan apa yang akan terjadi.

Palawakin
Susunod na Kabanata
I-download

Pinakabagong kabanata

Higit pang Kabanata

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Mga Comments

Walang Komento
7 Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status