Rune memasang kuda-kuda, kemudian menghindari setiap serangan dari Xioae dengan santai.
Di saat yang tepat, ia menendangnya hingga terjatuh, lalu melompat dan menusukkan pedang tepat di dadanya.
Xioae pun menghembuskan napas terakhir. Rune merasa tidak bersalah karena itu bukanlah seorang perempuan. Ia mengintip pertarungan Sam dari gerbang. Kilauan cahaya membuat matanya sulit dibuka.
Sam melihat Rune, lalu berteriak, "Rune, bantu aku menghadapinya!"
Rune segera berlari dan meluncurkan serangan berupa tusukan pedang, tetapi Clay menghindarinya dengan cara melompat ke belakang.
Clay membuat pedangnya mengeluarkan cahaya, kemudian berlari menyerang Rune.
Rune menangkis serangannya dengan kedua belati sembari menutup mata karena silau. Dalam seketika, senjatanya tersebut menyerap cahaya dari pedang Clay.
Clay dan Sam terkejut. Rune mencoba membuka mata dan tersenyum karena cahaya itu sudah menghilang.
Ia mulai menyerang balik dengan kecepatan tinggi sehingga Clay menjadi kewalahan dan memutuskan untuk kabur dengan cara melompat ke belakang melewati tembok.
"Apa kita kejar dia?" tanya Rune.
"Tidak usah."
Sam berjalan ke dalam ruangan, kemudian mengambil sebuah jubah di lemari dan memakainya, lalu berbalik dan menunjukkan gaya yang keren. Hal itu membuat Rune menjadi bingung.
"Apa yang kau lakukan, Sam?"
Sam merasa bingung, lalu bertanya untuk memastikan, "Kau bisa melihatku?"
"Tentu saja." Rune memasang muka malas.
Sam bercermin untuk memastikan bahwa ini adalah jubah yang benar. Rune merasa sangat bingung dengan apa yang dilakukan oleh pemimpinnya itu.
Sam marah, lalu melepaskan jubah dan melemparnya ke sembarang arah, kemudian berjalan keluar dari kastel. Rune memakai jubah itu karena ingin sekali merasakan bagaimana rasanya memakai jubah.
Tiba-tiba di depan gerbang, ada dua pria yang menodongkan pedang. Hal itu membuat Sam langsung menangkisnya, kemudian memasang kuda-kuda.
"Apa yang kau lakukan di sini sendirian?"
'Tunggu, apa? Sendirian? Oh, aku tahu.'
Sam membunuh kedua pria itu karena tidak mau menghadapi masalah karena ulahnya. Ia menghadap ke belakang dan mencari keberadaan Rune.
"Sam, kau mencari apa?"
"Sudah jelas, kau bisa menggunakan kekuatan dari jubah itu."
"Apa maksudmu?"
"Ternyata benar, hanya pemanah yang bisa menggunakan jubah itu dan kau adalah pemanah."
"Sam, aku tidak mengerti."
"Aku tidak bisa melihatmu."
***
Mereka berdua sampai di perkemahan, lalu Sam mengajak semuanya untuk pergi melanjutkan misi. Seseven sudah ada di depan istana dan bersembunyi di balik pohon untuk merencanakan penyerangan.
"Tunggu, maksudmu kita akan melakukan kejahatan?!" tanya Catly.
"Sudah. Ikuti saja perintahku."
"Tidak. Aku tidak mau menjadi penjahat."
Sam geram dengan temannya yang satu ini. Ia mencengkeram pipi Catly.
"Dengar. Jika kau tidak mau mengikuti perintahku, maka keluarlah dari Seseven ... seperti Mangan."
***
Mereka sampai di sebuah penginapan. Sam memutuskan untuk membatalkan misi karena merasa kesal dan ingin menyendiri.
Di ruang tamu, Rune duduk berdua bersama Catly dan mencoba untuk mengetahui hal yang sebenarnya tentang Mangan.
Ia berkata, "Aku tidak menyangka ... ternyata Sam itu jahat, ya." sembari memandang para tamu yang sedang berbicara dengan resepsionis.
Catly duduk dan menunduk, lalu merasa jika ia harus memberitahu semua sisi gelap Sam.
"Begitulah. Sam memang jahat."
"Tolong jelaskan sesuatu tentang Mangan."
Catly terkejut dengan permintaan dari Rune. Ia berpikir jika ini adalah waktu yang tepat untuk memberitahu kebenarannya.
"Mangan adalah mantan pemimpin Seseven yang dikeluarkan karena menolak menjalankan misi yang menurutnya jahat. Ia juga diusir dari desa dan diasingkan. Untuk misi mencari Mangan, hanya Sam yang tahu."
Sepuluh detik sudah terlewati, tetapi Catly tidak mendengar suara dari Rune. Akhirnya ia mencoba untuk melihatnya dan ternyata lelaki tersebut sudah tidur. Rasa kesal mulai muncul, lalu gadis tersebut memutuskan untuk pergi ke kamar.
Rune membuka mata dan sungguh tidak percaya dengan apa yang Catly katakan, tetapi itulah kenyataannya. Sekarang, ia mempunyai misi untuk mengetahui semua kebenaran tentang Mangan untuk menentukan nasib Loli.
***
Di pagi hari yang cerah, Rune langsung menghampiri kamar para perempuan dan hanya menemukan Ai, seorang pemanah yang pemalu.
Lelaki tersebut masuk dan duduk di sebelahnya. Dalam seketika Ai langsung membuang muka.
"Aku ingin bertanya tentang Mangan. Apakah dia adalah orang yang baik?"
"Ya," jawab Ai dengan suara kecil.
Sebenarnya Rune tidak mendengar jawaban Ai dengan jelas, tetapi ia mengerti dan tidak akan menyuruhnya mengulang karena itu sangat menyebalkan.
"Terima kasih."
Rune berjalan keluar dari penginapan untuk menghirup udara pagi yang segar. Ia merasa senang karena ternyata Mangan memiliki sifat yang baik sehingga kekhawatirannya akan Loli pun sirna.
Sekarang, misinya adalah mencari keberadaan Catly karena cemas dengan keadaannya setelah menerima hukuman dari Sam.
Rune berjalan mengelilingi desa dan akhirnya menemukan orang yang dicari di sungai. Ia menghampiri dan duduk di sebelahnya.
"Selamat pagi." Rune tersenyum sembari memandang air yang mengalir.
"Pagi."
Rune merasa bahwa ada kesedihan di dalam lupuk hati Catly karena ia melihat temannya yang satu ini menunduk dengan wajah sedih.
"Rune, apa aku boleh meminjam uangmu?"
"Boleh."
Rune memberikan sejumlah koin dan itu membuat Catly tersenyum. Dalam seketika perut perempuan tersebut mengeluarkan suara.
"Kau lapar?"
"Tentu saja."
Catly pergi memasuki desa dan masuk ke salah satu kedai. Rune mengikutinya dan memesan makanan yang sama.
Beberapa menit kemudian, mie ayam yang menggugah selera pun datang. Rune yang melihat Catly bahagia saat makan, mengurungkan niatnya untuk bertanya.
"Oh, ya. Kenapa kau menemuiku? Apa ada sesuatu yang ingin ditanyakan?"
"Ya. Sebenarnya Sam itu baik atau jahat?"
Rune berharap supaya kebahagiaan Catly tidak menghilang karena pertanyaannya. Ia bertanya seperti itu karena ingin mengetahui semua sisi gelap dari Sam.
"Ya, dia memang jahat. Ingin sekali aku keluar dari Seseven, tetapi aku tidak ingin menjadi gelandangan. Aku berharap supaya Mangan bisa kembali menjadi pemimpin."
"Catly, misi kita adalah mencari keberadaan Mangan. Jadi, kemungkinan tujuannya adalah menjadikan Mangan sebagai pemimpin kita lagi."
Catly terkejut dengan perkataan Rune dan hal itu membuat kebahagiaannya meningkat sehingga ia tersenyum.
"Apa mungkin ini adalah kejutan dari pemimpin desa?"
"Kemungkinan."
"Rune, aku punya misi untukmu."
Rune yang mendengar itu langsung menoleh ke belakang dan berharap semoga Sam tidak mendengar perbincangannya dengan Catly.
"Apa misinya?"
"Ikut aku." Sam memasang muka datar
Kedua lelaki tersebut masuk ke kamar Seseven khusus lelaki di penginapan. Sam memberitahukan misinya kepada Rune.
"Tidak. Aku tidak mungkin melakukan hal itu."
"Kenapa? Tidak ada ada nyawa yang melayang. Kau hanya perlu mengambil cincin penghancur tembok itu."
"Aku bukanlah pencuri. Jadi–"
"Kau gunakan jubah penghilang ini."
***
Sekarang Rune berada di balai desa dan sedang bersandar di dinding untuk memastikan keamanan. Ia melihat orang yang sedang berjaga di depan gerbang.
"Siapa kau?"
Seorang gadis kecil menodongkan pedangnya kepada Rune, padahal anggota Seseven tersebut sudah tidak terlihat.
Namun, Rune belum mengetahui bahwa anak kecil bisa melihat seseorang yang menggunakan kekuatan dari jubah penghilang itu.
"Kenapa Pemimpin malah menanyakan orang lain?!" bentak Sofia.Rune merasa bersalah karena seharusnya fokus membantu Sofia, kemudian menunduk dan ingin meminta maaf, tetapi tiba-tiba Reno membentak, "Kau tidak pantas memanggilnya seperti itu!"Sofia memberikan Reno tatapan tajam, kemudian berjalan menghampirinya. Setelah berada sangat dekat, mereka saling bertatapan.Rune suka dengan pertengkaran mereka, kemudian memutuskan untuk menonton."Bukankah kau rekan Rune?" tanya Fony sembari bersedekap dan memasang muka malas.Rune menatap Fony sembari memasang muka malas karena gadis itu mengganggu tontonannya.Sofia menatap Fony, kemudian menjawab, "Ya, tetapi aku sudah keluar.""Kenapa?""Karena dia hanya memanfaatkan tim!" jawab Reno dengan nada tinggi sembaru menunjuk Sofia.Sofia kembali memberikan tatapan tajam kepada Reno, kemudian menggenggam jari telunjuk lelaki itu dan memindahkannya ke pipi sebelah kiri, kemudian membentak "Memangnya apa tujuanmu bergabung dengan tim ini?!"Reno di
Rune penasaran dengan apa yang akan Sofia lakukan, kemudian menunggunya. Setelah beberapa saat, gadis itu tidak melakukan apa-apa.Ia pun memutuskan untuk menjawab pertanyaan Andini dengan berkata, "Dia pergi ke balai desa di desa Nada,"Andini berterima kasih, kemudian pergi bersama Anandi. Rune heran karena Sofia tidak melakukan apa pun, padahal mereka yang membuat Calista mati, kemudian bertanya "Kenapa tidak melakukan sesuatu?"Sofia tidak menjawab, kemudian menunduk sembari mengepalkan tangan dan terengah-engah. Rune pun terus menunggu, kemudian menatap Lisa untuk mendapatkan jawaban darinya.Lisa yang mengerti pun langsung menjawab, "Dia tidak bisa bertarung."Rune menatap Sofia, kemudian berkata, "Kasihan.""Aku memang tidak bisa bertarung, tetapi aku akan mencari cara untuk membalaskan dendam!""Membalaskan dendam dengan cara yang sama seperti Rin?"Sofia menatap Rune, kemudian berteriak, "Kau tidak perlu tahu!"Sofia pun berjalan dengan cepat meninggalkan tempat itu, kemudian
Pedagang buah itu hanya diam dengan tatapan kosong sehingga Rune berpikir jika mereka dikendalikan oleh Rin.Rune pun langsung berjalan mengelilingi desa untuk mencari Rin, kemudian melihat bahwa gadis itu berada di balkon balai desa, lalu berlari menghampirinya, tetapi saat sampai di teras, beberapa petugas keamanan yang telah dikendalikan menghadang."Ada siapa di sana?!"Rune mengepalkan tangan dengan perasaan marah saat mendengar suara dari Rin.Tiba-tiba ada yang menodong Rune dari belakang menggunakan pedang, kemudian lelaki tersebut langsung memegang tangannya dengan tangan kiri, lalu menyikutnya dengan tangan kanan sehingga senjata tersebut terlepas.Rune langsung mengambil senjata itu, kemudian berputar sembari mengayunkan pedang secara horizontal, tetapi matanya melihat terlebih dahulu.Saat tahu jika itu adalah Ferdy, ia pun langsung membatalkan serangan dengan melompat mundur, lalu melihat ketiga temannya yang sudah dikendalikan dan rasa marah pun semakin besar."Kenapa? M
Hal itu membuat Rune terkejut, kemudian melihat warga Nada yang memasang kuda-kuda dengan membawa alat musik, lalu berpikir jika mereka menggunakannya sebagai senjata.Rune fokus ke depan dan melihat orang yang berlari ke arah Sofia, kemudian melompat tepat di depannya dan mengeluarkan Gelombang Angin sehingga membuatnya terpental.Rune menatap Sofia dan seketika gadis itu berkata, "Aku tidak apa-apa."Rune Sofia terluka, memudian memutuskan untuk membawanya pergi ke sungai dengan berlari sembari memegang tangannya.Sesampainya di sungai, Rune berhenti, kemudian melihat ke belakang untuk memastikan jika mereka tidak mengejar."Calista."Rune mendengar Sofia menyebut nama seseorang, kemudian menatapnya dan tiba-tiba gadis itu berlari menyeberangi sungai.Rune pun mengejarnya dan tidak sengaja melihat gadis bisu, kemudian mengetahui siapa yang Sofia kejar, lalu merasa penasaran dengan alasannya, tetapi memutuskan untuk menanyakan hal itu nanti.Mereka berlari melewati jalan yang sempit,
Setelah beberapa saat, warga yang mengejarnya pun datang, kemudian Rune berbalik badan menghadap mereka sembari memasang kuda-kuda dengan meletakkan kaki kanan di belakang kaki kiri, mengulurkan tangan kiri yang terkepal ke bawah serta tangan kanan melengkung dan berada di depan hidung dan mulut.Salah satu warga yang berhadapan dengan Rune bernama Damar. Ia menggoyangkan kepalanya ke kiri dan kanan sebanyak dua kali, kemudian memasang kuda-kuda yang sama seperti Rune.Damar berlari dan melompat dengan tubuh miring serta kaki kanan yang lurus ke depan. Hal itu membuat Rune terkejut sehingga reflek melompat ke kiri dan membentur punggungnya tiang penghalang.Kaki kanan Damar memasuki celah tiang penghalang, kemudian Ia langsung berhenti menggunakan kaki kiri yang menginjak tiang penghalang dan tangan yang memegang benda tersebut.Saat Damar berhenti di tiang penghalang, Rune mempunyai kesempatan untuk membalas serangan, tetapi benturan itu membuatnya tidak bisa karena terlalu fokus mer
Syifa langsung melihat tubuh Rune untuk melihatnya berubah, tetapi setelah beberapa saat, lelaki tersebut tidak berubah.Rune melihat tangannya, kemudian karena tidak berubah, lalu mengingat saat Sofia tenggelam dan merasa jika ia tidak berubah karena target tidak tenggelam, melainkan hanyut, tetapi merasa jika kedua hal itu sama saja."Jika kau terus berpikir, dia bisa mati!"Rune pun langsung memberikan napas buatan untuk menyelamatkan teman-temannya.Setelah itu, target pun sadar, kemudian Rune langsung bertanya, "Tidak apa-apa?"Target menatap Rune, kemudian mengangguk, lalu berdiri dan berjalan meninggalkan mereka.Rune memasang muka malas karena target tidak berterima kasih."Dia bisu," kata Syifa yang tahu apa yang Rune pikirkan.Rune mengingat kejadian di mana pemimpin desa membuat Sofia bisu, kemudian menatap gadis itu dan bertanya, "Apa dia sepertimu yang selalu berbicara dan berteriak sehingga dibisukan?"Syifa tidak menjawab dan langsung berjalan meniggalkan Rune.Rune pun