Share

4. Anggota yang Hilang

Rune memasang kuda-kuda, kemudian menghindari setiap serangan dari Xioae dengan santai.

Di saat yang tepat, ia menendangnya hingga terjatuh, lalu melompat dan menusukkan pedang tepat di dadanya.

Xioae pun menghembuskan napas terakhir. Rune merasa tidak bersalah karena itu bukanlah seorang perempuan. Ia mengintip pertarungan Sam dari gerbang. Kilauan cahaya membuat matanya sulit dibuka.

Sam melihat Rune, lalu berteriak, "Rune, bantu aku menghadapinya!"

Rune segera berlari dan meluncurkan serangan berupa tusukan pedang, tetapi Clay menghindarinya dengan cara melompat ke belakang.

Clay membuat pedangnya mengeluarkan cahaya, kemudian berlari menyerang Rune.

Rune menangkis serangannya dengan kedua belati sembari menutup mata karena silau. Dalam seketika, senjatanya tersebut menyerap cahaya dari pedang Clay.

Clay dan Sam terkejut. Rune mencoba membuka mata dan tersenyum karena cahaya itu sudah menghilang.

Ia mulai menyerang balik dengan kecepatan tinggi sehingga Clay menjadi kewalahan dan memutuskan untuk kabur dengan cara melompat ke belakang melewati tembok.

"Apa kita kejar dia?" tanya Rune.

"Tidak usah."

Sam berjalan ke dalam ruangan, kemudian mengambil sebuah jubah di lemari dan memakainya, lalu berbalik dan menunjukkan gaya yang keren. Hal itu membuat Rune menjadi bingung.

"Apa yang kau lakukan, Sam?"

Sam merasa bingung, lalu bertanya untuk memastikan, "Kau bisa melihatku?"

"Tentu saja." Rune memasang muka malas.

Sam bercermin untuk memastikan bahwa ini adalah jubah yang benar. Rune merasa sangat bingung dengan apa yang dilakukan oleh pemimpinnya itu.

Sam marah, lalu melepaskan jubah dan melemparnya ke sembarang arah, kemudian berjalan keluar dari kastel. Rune memakai jubah itu karena ingin sekali merasakan bagaimana rasanya memakai jubah.

Tiba-tiba di depan gerbang, ada dua pria yang menodongkan pedang. Hal itu membuat Sam langsung menangkisnya, kemudian memasang kuda-kuda.

"Apa yang kau lakukan di sini sendirian?"

'Tunggu, apa? Sendirian? Oh, aku tahu.'

Sam membunuh kedua pria itu karena tidak mau menghadapi masalah karena ulahnya. Ia menghadap ke belakang dan mencari keberadaan Rune.

"Sam, kau mencari apa?"

"Sudah jelas, kau bisa menggunakan kekuatan dari jubah itu."

"Apa maksudmu?"

"Ternyata benar, hanya pemanah yang bisa menggunakan jubah itu dan kau adalah pemanah."

"Sam, aku tidak mengerti."

"Aku tidak bisa melihatmu."

***

Mereka berdua sampai di perkemahan, lalu Sam mengajak semuanya untuk pergi melanjutkan misi. Seseven sudah ada di depan istana dan bersembunyi di balik pohon untuk merencanakan penyerangan.

"Tunggu, maksudmu kita akan melakukan kejahatan?!" tanya Catly.

"Sudah. Ikuti saja perintahku."

"Tidak. Aku tidak mau menjadi penjahat."

Sam geram dengan temannya yang satu ini. Ia mencengkeram pipi Catly.

"Dengar. Jika kau tidak mau mengikuti perintahku, maka keluarlah dari Seseven ... seperti Mangan."

***

Mereka sampai di sebuah penginapan. Sam memutuskan untuk membatalkan misi karena merasa kesal dan ingin menyendiri.

Di ruang tamu, Rune duduk berdua bersama Catly dan mencoba untuk mengetahui hal yang sebenarnya tentang Mangan.

Ia berkata, "Aku tidak menyangka ... ternyata Sam itu jahat, ya." sembari memandang para tamu yang sedang berbicara dengan resepsionis.

Catly duduk dan menunduk, lalu merasa jika ia harus memberitahu semua sisi gelap Sam.

"Begitulah. Sam memang jahat."

"Tolong jelaskan sesuatu tentang Mangan."

Catly terkejut dengan permintaan dari Rune. Ia berpikir jika ini adalah waktu yang tepat untuk memberitahu kebenarannya.

"Mangan adalah mantan pemimpin Seseven yang dikeluarkan karena menolak menjalankan misi yang menurutnya jahat. Ia juga diusir dari desa dan diasingkan. Untuk misi mencari Mangan, hanya Sam yang tahu."

Sepuluh detik sudah terlewati, tetapi Catly tidak mendengar suara dari Rune. Akhirnya ia mencoba untuk melihatnya dan ternyata lelaki tersebut sudah tidur. Rasa kesal mulai muncul, lalu gadis tersebut memutuskan untuk pergi ke kamar.

Rune membuka mata dan sungguh tidak percaya dengan apa yang Catly katakan, tetapi itulah kenyataannya. Sekarang, ia mempunyai misi untuk mengetahui semua kebenaran tentang Mangan untuk menentukan nasib Loli.

***

Di pagi hari yang cerah, Rune langsung menghampiri kamar para perempuan dan hanya menemukan Ai, seorang pemanah yang pemalu.

Lelaki tersebut masuk dan duduk di sebelahnya. Dalam seketika Ai langsung membuang muka.

"Aku ingin bertanya tentang Mangan. Apakah dia adalah orang yang baik?"

"Ya," jawab Ai dengan suara kecil.

Sebenarnya Rune tidak mendengar jawaban Ai dengan jelas, tetapi ia mengerti dan tidak akan menyuruhnya mengulang karena itu sangat menyebalkan.

"Terima kasih."

Rune berjalan keluar dari penginapan untuk menghirup udara pagi yang segar. Ia merasa senang karena ternyata Mangan memiliki sifat yang baik sehingga kekhawatirannya akan Loli pun sirna.

Sekarang, misinya adalah mencari keberadaan Catly karena cemas dengan keadaannya setelah menerima hukuman dari Sam.

Rune berjalan mengelilingi desa dan akhirnya menemukan orang yang dicari di sungai. Ia menghampiri dan duduk di sebelahnya.

"Selamat pagi." Rune tersenyum sembari memandang air yang mengalir.

"Pagi."

Rune merasa bahwa ada kesedihan di dalam lupuk hati Catly karena ia melihat temannya yang satu ini menunduk dengan wajah sedih.

"Rune, apa aku boleh meminjam uangmu?"

"Boleh."

Rune memberikan sejumlah koin dan itu membuat Catly tersenyum. Dalam seketika perut perempuan tersebut mengeluarkan suara.

"Kau lapar?"

"Tentu saja."

Catly pergi memasuki desa dan masuk ke salah satu kedai. Rune mengikutinya dan memesan makanan yang sama.

Beberapa menit kemudian, mie ayam yang menggugah selera pun datang. Rune yang melihat Catly bahagia saat makan, mengurungkan niatnya untuk bertanya.

"Oh, ya. Kenapa kau menemuiku? Apa ada sesuatu yang ingin ditanyakan?"

"Ya. Sebenarnya Sam itu baik atau jahat?"

Rune berharap supaya kebahagiaan Catly tidak menghilang karena pertanyaannya. Ia bertanya seperti itu karena ingin mengetahui semua sisi gelap dari Sam.

"Ya, dia memang jahat. Ingin sekali aku keluar dari Seseven, tetapi aku tidak ingin menjadi gelandangan. Aku berharap supaya Mangan bisa kembali menjadi pemimpin."

"Catly, misi kita adalah mencari keberadaan Mangan. Jadi, kemungkinan tujuannya adalah menjadikan Mangan sebagai pemimpin kita lagi."

Catly terkejut dengan perkataan Rune dan hal itu membuat kebahagiaannya meningkat sehingga ia tersenyum.

"Apa mungkin ini adalah kejutan dari pemimpin desa?"

"Kemungkinan."

"Rune, aku punya misi untukmu."

Rune yang mendengar itu langsung menoleh ke belakang dan berharap semoga Sam tidak mendengar perbincangannya dengan Catly.

"Apa misinya?"

"Ikut aku." Sam memasang muka datar

Kedua lelaki tersebut masuk ke kamar Seseven khusus lelaki di penginapan. Sam memberitahukan misinya kepada Rune.

"Tidak. Aku tidak mungkin melakukan hal itu."

"Kenapa? Tidak ada ada nyawa yang melayang. Kau hanya perlu mengambil cincin penghancur tembok itu."

"Aku bukanlah pencuri. Jadi–"

"Kau gunakan jubah penghilang ini."

***

Sekarang Rune berada di balai desa dan sedang bersandar di dinding untuk memastikan keamanan. Ia melihat orang yang sedang berjaga di depan gerbang.

"Siapa kau?"

Seorang gadis kecil menodongkan pedangnya kepada Rune, padahal anggota Seseven tersebut sudah tidak terlihat.

Namun, Rune belum mengetahui bahwa anak kecil bisa melihat seseorang yang menggunakan kekuatan dari jubah penghilang itu.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status