KETIKA ISTRI BERHENTI PEDULIPart 60POV Naya"Keluar kalian dari rumahku!" teriak Ibu sambil menangis. Entah mengapa, dari tadi dia hanya menangis dan merutuki nasibnya yang sial. Ibu kadang menangis, kadang tertawa. Aku hanya takut jika Ibu menjadi gila dan Lela akan menuduh kami sebagai penyebabnya. Karena saat ini hanya aku dan Mas Arman yang berada di sini."Ayo kita pulang, Mas." Aku mengambil tas yang berada di atas sofa. Kemudian memakainya kasar. Aku kembali melihat Ibu yang masih menangis dan duduk di lantai. Bahkan sekarang rambutnya sudah berantakan karena dari tadi dia sibuk menarik-narik rambutnya sendiri."Mas. Kamu mau pulang atau tinggal disini?" tanyaku kesal pada Mas Arman yang masih berdiri terpaku melihat ke arah Ibu. Aku tahu mungkin rasa kasihan masih ada pada Mas Arman. Hanya saja aku tidak akan membiarkan rasa kasihannya itu malah dimanfaatkan oleh Ibu untuk kembali menguasai Mas Arman. Terserah jika ada yang bilang aku jahat, aku memang bukan orang baik. Tapi
KETIKA ISTRI BERHENTI PEDULIPart 61POV Naya"Nay. Kamu bisa nggak gantiin aku, soalnya anakku lagi sakit di sekolah." Tiba-tiba Nisa datang dengan tergesa dan langsung meminta pertolongan. Aku yang bingung hanya bisa menatapnya heran."Santai dulu, kenapa sih?" tanyaku penasaran. Padahal aku sedang mengedit beberapa naskah lagi. Sebenarnya tidak banyak lagi juga. Karena naskah ini lumayan tidak hancur.Nisa akhirnya mengambil kursi untuk duduk di sampingku. Aku memberinya satu botol air mineral. Agar dia bisa santai dan tidak panik."Jadi gini, tadi pihak sekolah telpon aku. Katanya anakku pingsan di sekolah. Dan sekarang aku harus ke sana," jawab Nisa hampir menangis. "Astaghfirullah, iya. Kamu ke sana aja, memangnya kamu mau minta tolong apa tadi?" tanyaku pada Nisa yang masih gelisah. Aku paham, karena aku juga punya anak. Tidak ada yang lebih penting dari seorang anak."Jadi nanti sekitar jam 10 ada rapat di luar kantor. Kalau nggak salah di hotel Grand Nusa. Kamu gantiin aku y
KETIKA ISTRI BERHENTI PEDULIPart 62POV Putra"Minum dulu, ya?" aku menyodorkan satu botol air mineral pada Naya yang masih menangis. Dia menerimanya dengan tangan gemetar, kasihan."Udah, nggak papa. Ada saya di sini," ucapku lagi berusaha menenangkan Naya yang masih syok karena kejadian tadi. Aku memang tidak tau apa yang sebenarnya terjadi. Karena tadi saat sedang rapat, Naya kembalinya lama sekali. Aku berusaha menyusul, karena aku pikir dia kesusahan menemukan ponselku.Ternyata pas aku keluar, dia sudah ditarik paksa oleh dua orang laki-laki yang berpakaian hitam. Penampilan mereka seperti bodyguard, karena ada dua orang lagi di samping mereka. Naya masih saja menangis, tangannya sampai gemetar. Hatiku terasa sakit ketika melihat dia menangis sesenggukan seperti ini."Kita pulang saja ya," ajakku pelan. Aku berusaha berjongkok di bawahnya. Karena Naya terus menunduk."Tapi meetingnya," ujar Naya pelan."Udah, biar itu urusan saya. Sebaiknya kamu langsung pulang kerumah. Tidak u
KETIKA ISTRI BERHENTI PEDULIPart 63POV NayaSepanjang perjalanan pulang aku terus terdiam sambil melihat ke jalanan. Kejadian tadi masih menyisakan ketakutan di dalam diri. Aku masih saja gemetar jika membayangkan anak buah Bosnya Lela bisa menangkapku. Tidak bisa kubayangkan jika aku dipaksa melayani laki-laki tua itu. Untung saja Allah masih menyelamatkan aku dari mereka. Putra datang di saat yang tepat ketika aku membutuhkan bantuan.Dalam pikiranku tadi, masa depanku pasti akan kelam jika Lela berhasil menjadikan aku sebagai pelampiasan nafsu laki-laki bejat itu. Aku memejamkan mata sejenak, berusaha menetralkan pikiranku yang masih kalut. Ternyata di luar sana masih ada orang seperti Lela. Padahal dia sudah sakit-sakitan. Bahkan dia pernah muntah darah, kenapa bisa dia kembali terjun ke lembah hitam seperti itu.Pantas saja semua warga yang tinggal di lingkungan Ibu menatap kami tidak suka kemarin. Mereka pikir kami sama jahatnya seperti Ibu dan Lela. Ternyata Lela memang meman
KETIKA ISTRI BERHENTI PEDULIPart 64Pov NayaSetelah menunggu Mas Arman pulang dari kantor dengan hati gelisah. Akhirnya aku memutuskan untuk membantu Umi membagikan makanan pada santri di sini.Karena setiap hari Senin atau Kamis, ini selalu membagikan nasi pada semuanya. Katanya untuk mereka buka puasa sunah.Saat sedang membagikan makanan, aku melihat mobil Mas Arman masuk ke dalam halaman komplek. Aku tersenyum melihat akhirnya Mas Arman pulang."Umi, Naya pulang duluan ya. Soalnya Mas Arman sudah pulang dari kantor," pamitku pada Umi yang sedang sibuk membagikan makanan."Iya, Nay."Aku segera mengajak Daffa untuk pulang menyambut Ayahnya. Daffa berlahan dengan sedikit berlari, hingga membuatku lelah mengikuti langkahnya."Udah pulang, Mas?" tanyaku pada Mas Arman yang kini sudah berada di kamar. Aku mengambil tangannya dan menciumnya dengan takzim. Begitu juga dengan Daffa, tingkahnya sangat menggemaskan."Udah. Mas pikir kamu kemana, pas Mas tanya sama Abi katanya kamu lagi ba
KETIKA ISTRI BERHENTI PEDULIPart 65POV NayaAku melirik jam di dinding, sudah jam sembilan malam. Siapa yang bertamu semalam ini. Karena penasaran, aku pun bangkit dari duduk dan berjalan menyusul Mas Arman yang sudah duluan keluar.Saat tiba diambang pintu, aku terkejut melihat siapa tamu yang datang. Dia memeluk Mas Arman kuat sambil menangis."Ibu," lirihku pelan. Di teras Ibu sedang memeluk Mas Arman dengan kuat sambil menangis. Entah apa yang membuat Ibu bisa datang kemari dan menemui kami. Padahal dia sendiri yang mengatakan jika kami bukan lagu keluarganya. Dia sendiri yang memutuskan tali persaudaraan. Bahkan kemarin ketika aku dan Mas Arman terakhir kali datang ke sana, Ibu mengusir kami.Aku berjalan mendekati Mas Arman dan Ibu. Melihatku datang Ibu langsung melepaskan pelukannya dan menatapku tajam. Aku melipat tangan di depan dada, tidak menanyakan apapun."Ibu ngapain ke sini?" tanya Mas Arman pada Ibu yang masih sesenggukan. Entah itu air mata palsu atau bukan. Tapi ya
KETIKA ISTRI BERHENTI PEDULIPart 66POV Ibu JubaidahMalam ini aku kembali sendiri dalam keheningan malam yang panjang. Bagaimana tidak, Lela tidak pernah pulang sejak pergi dua Minggu yang lalu. Pertamanya dia pergi karena ada urusan dengan pelanggannya. Aku hanya mengizinkan dengan suka rela, toh ketika dia pulang nanti juga bakalan bawa uang.Setelah diusir oleh Naya dan Arman dari rumahnya. Aku dan Lela harus pontang panting cari uang sendiri. Biasanya Arman lah yang selalu memberikan uang padaku dan Lela.Sehingga pada suatu hari Lela bercerita kalau dia digoda oleh tetangga kami. Pertamanya Lela menolak, tapi aku yang mengatakan pada Lela jika dia menginginkan hidup enak tanpa harus bekerja keras ya begitulah caranya. Dia cantik, badannya juga masih bagus. Walaupun sekarang kelihatan kurus, tapi dia masih terlihat cantik.Bukan hanya satu tetangga laki-laki yang datang, tapi banyak. Rata-rata itu laki-laki yang sudah beristri. Karena Lela cantik, maka aku menyarankan untuk mene
KETIKA ISTRI BERHENTI PEDULIPart 67"Lela!" teriakku saat melihat tubuh Lela yang tergeletak begitu saja di lantai. Seluruh tubuhnya terlihat lebam-lebam, bahkan beberapa bagian tubuhnya mengeluarkan darah segar. Segera aku buka ikatan tangan dan kaki Lela. Aku sangat panik, bagaimana jika Lela sudah meninggal. Tidak, dia tidak boleh meninggalkan aku sendirian di dunia ini. Aku sudah tidak punya siapa-siapa lagi."Tolooong!""Tolong!" Aku berteriak sekuat tenaga, hingga akhirnya beberapa polisi datang dan langsung menolong kami.Segera aku membuka sweater yang menempel ditubuh kemudian menutup bagian tubuh Lela yang sensitif. Air mataku terus mengalir tanpa henti. Rasanya aku sudah sangat lelah hari ini."Hati-hati, Pak. Dia tidak memakai baju," ucapku lirih pada beberapa anggota polisi yang sudah masuk. Mereka menggangguk paham, kemudian salah satu di antara mereka melepaskan jaket. Kembali menempelkan jaket tersebut pada tubuh Lela yang masih terlihat polos.Salah satu anggota pol