KETIKA ISTRI BERHENTI PEDULIPart 45POV Maya"Maaf, Mbak. Saya lupa hilang jika Pak Wira sedang ada tamu. Silahkan tunggu dulu di ruang tunggu," ucapnya yang aku balas dengan anggukan.Aku memilih duduk di ruang tunggu. Salah satu pekerja OG di sini juga sudah menyeduhkan teh hangat untukku. Aku mengucapkan terimakasih dengan sedikit tersenyum. Sebenarnya aku masih penasaran dengan siapa Pak Wira bertengkar sepagi ini. Padahal ini masih sangat pagi untuk bertengkar.Aku memainkan ponselku sembari menunggu tamu Pak Wira itu pulang. Hanya saja sudah tiga puluh menit aku menunggu, sepertinya tamu Pak Wira itu enggan keluar.Sebenarnya aku sedikit bosan, karena dalam pikiranku Pak Wira tidak bisa profesional. Karena yang aku dengar dari pertengkaran mereka tadi membahas tentang masalah pribadi.Aku memilih berdiri dan mengecek apakah tamu Pak Wira sudah pulang atau belum. Karena ruang tunggu ini berada sedikit jauh dari ruangan kerja Pak Wira. Ketika aku hampir sampai di depan, terlihat
KETIKA ISTRI BERHENTI PEDULIPart 46POV NayaBegitu sampai di depan pagar, aku melihat kedua benalu itu sedang berusaha masuk ke dalam rumah. Lela mendorong-dorong tubuh Pak Ali dengan kuat yang membuat Pak Ali kewalahan. Sedangkan Ibu juga berusaha masuk ke dalam rumah. Untung saja pembeli belum datang, jika tidak aku pastikan mereka tidak akan jadi membeli rumah ini.Aku dan Mas Arman segera turun untuk melihat dan mencegah perbuatan Ibu dan Lela."Ada apa ini? Kenapa ribut di depan rumah orang!" hardikku pada Ibu dan Lela. Mereka berhenti meronta dan menatapku dengan tajam. Tapi aku tidak takut, juga membalas tatapan itu dengan sinis."Akhirnya kamu datang juga hama kecil," ucap Ibu mencebik. Aku hanya sedikit terkejut melihat keadaan Ibu yang sangat berbeda dari dulu. Biasanya wajah itu penuh dengan make up dan lipstik. Sekarang wajah keriput Ibu sudah mulai terlihat, apa Ibu tidak punya uang lagi untuk ke dukun dan memakai susuk.Baju yang dia pakai juga sangat lusuh dan sedikit
KETIKA ISTRI BERHENTI PEDULIPart 47POV NayaSetelah meminumkan air yang aku berikan, Lela tertidur dengan wajah yang sangat pucat. Darah berceceran di teras rumah, membuatku bergidik ngeri. Sebenarnya penyakit apa yang diderita oleh Lela. Kenapa dia bisa muntah darah seperti tadi, apalagi di dalam darahnya ada belatung dan rambut. Aku mual memikirkan bagaimana rasa sakit yang Lela derita."Mas, sebaiknya kamu ambil air biar kita bersihkan lantai ini," ucapku pada Mas Arman yang masih berdiri mematung melihat Lela yang dipangku oleh Ibu."Eh, iya. Sebentar Mas ke dalam dulu," jawabnya lalu mengambil kunci rumah kemudian masuk mengambil air. Untung saja pembelinya belum datang, jadi aku bisa membersihkan dulu sisa darah yang berceceran di lantai."Ini, Nay." Mas Arman menyodorkan satu ember air beserta alat pel. Aku mengambil pelajaran kemudian Mas Arman yang menuangkan airnya ke lantai. Aku berusaha membersihkannya hingga tidak ada yang tersisa."Mas, sebaiknya kamu bawa pergi Ibu da
KETIKA ISTRI BERHENTI PEDULIPart 48POV ArmanSetelah Naya memberikan aku kesempatan kedua, rasanya duniaku kembali lagi. Memang banyak sekali kesalahan yang sudah aku lakukan pada Naya dan Daffa. Inilah saatnya aku memperbaiki semuanya. Semoga saja aku masih diberikan kesempatan agar bisa membahagiakan Naya dan Daffa.Karena setelah beberapa hari aku tinggal di rumah Abi dan Umi aku mengikuti beberapa pengajian dan kajian di pesantren. Banyak sekali hal yang bisa aku ambil hikmah. Terutama bagaimana caranya agar kita bisa menjadi imam yang baik bagi Istri.Makanya jika sekarang Naya bersikap cuek dan acuh padaku. Dengan sekuat hati aku mencoba untuk memahaminya. Aku juga tidak pernah lagi memaksakan kehendak pada Naya. Juga lebih sering menggendong Daffa. Karena akhir-akhir ini aku tau, jika mengasuh bukan hanya kewajiban Istri. Tapi juga aku sebagai suami.Aku harus sabar menghadapi tingkah Naya sekarang. Apalagi ketika Naya bilang dia akan bekerja. Sebenarnya aku tidak bisa mengij
KETIKA ISTRI BERHENTI PEDULIPart 49POV Naya"Kami pergi dulu, Bu. Semoga Lela cepat sembuh," pamit Mas Arman saat kami akan pulang.Saat Ibu dan Lela sudah berada di rumah kontrak yang baru. Rumahnya memang tidak besar, tapi juga tidak terlalu kecil. Rumah ini memiliki dua kamar, satu dapur, satu kamar mandi dan ada ruang tamunya juga. Jadi jika ada yang berkunjung bisa duduk di sana.Rumah ini setahun sewanya sebanyak lima juta. Hanya saja kami mengambil rumah ini hanya setengah tahun saja. Jadi sisa uangnya bisa Ibu gunakan untuk membuka usaha. Terserah mau jualan apa, karena aku lihat di daerah sini juga banyak anak-anak. Ada teras rumah juga yang bisa dibuat untuk membuka kios.Aku dan Mas Arman sudah berjanji untuk menyewa orang memindahkan semua barang-barang Ibu dari rumah lamanya kesini. Jadi untuk bahan-bahan rumah dan peralatan dapur tidak harus membeli lagi.Sebenarnya jika kami pergi begitu saja bisa. Hanya saja hati nuraniku menolak untuk membalas semua yang telah merek
KETIKA ISTRI BERHENTI PEDULIPart 50POV Naya"Kamu harus percaya sama aku, Mas. Kalaupun aku nanti tergoda sama dia, aku akan jujur juga sama kamu," jawabku asal.Ciittt!"Aduh, Mas. Kamu kok ngerem mendadak sih? Kepalaku hampir kejedot ini!" teriakku ketika Mas Arman menginjak rem tiba-tiba.Tapi wajah Mas Arman malah datar dan terkesan masam. Apa aku salah bicara?Mas Arman tidak menjawab pertanyaanku, dia langsung membuang muka ke arah jalanan. Kemudian kembali mengemudikan mobil seperti biasa. Aku hanya bisa mengelus kepalaku dengan tangan karena sakit. Padahal tadi aku hanya bercanda, tapi asik juga sih lihat wajah Mas Arman yang tegang karena cemburu. Aku tertawa jahat di dalam hati."Mas, aku berencana untuk buat rumah aja di samping rumah Abi dan Umi. Kan di sana ada halaman yang luas, jadi kita minta tanah itu aja untuk kita," ucapku pada Mas Arman yang dari tadi masih terdiam."Aku ikut aja, yang penting kamu dan Daffa senang dan bahagia. Lagian biar ada yang jagain Daffa j
KETIKA ISTRI BERHENTI PEDULIPart 51POV NayaBukankah wanita itu wanita yang sama dengan yang membeli rumahku kemarin? Jadi dia mantan istrinya Pak Wira. Berarti laki-laki kemarin adalah selingkuhannya."Nay, masuk. Nanti kena masalah lagi kita." Nisa menarik paksa tanganku agar aku segera mengalihkan pandangan ke arah lain. Aku mengikuti langkah Nisa dengan tergesa. Tidak habis pikir ternyata wanita itu adalah wanita yang sama. Entah mengapa aku seperti tidak rela menjual rumahku pada tukang selingkuh.Aku dan Nisa sama. Sama-sama benci dengan orang yang dengan mudah jatuh hati pada orang lain. Mungkin bukan aku dan Nisa saja. Semua wanita di bumi ini juga sama sepertinya dengan kami. Benci melihat perselingkuhan dan pengkhianatan. Apalagi sampai membuat anak meninggal, tidak bisa kubayangkan."Sorry, tadi aku kayak kenal aja sama mantan istrinya Pak Wira," ucapku sedikit berbisik pada Nisa. Kami sudah duduk seperti karyawan yang lain, hanya saja Pak Wira yang belum datang."Nanti a
KETIKA ISTRI BERHENTI PEDULIPart 52"Astagfirullah…." Aku menutup mulut dengan tangan kiri. Mataku seketika membulat ketika melihat rentetan bab yang sangat banyak.Benar yang dikatakan oleh Nisa. Pak Putra tidak segan-segan memberikan aku hukuman seberat ini. Hampir ada seratus lima puluh bab dalam satu naskah ini. Dan aku harus menyelesaikan semuanya dalam satu hari. Karena besok kami akan disibukan dengan pekerjaan event. Tapi aku tidak akan menyerah begitu saja. Lagipula aku juga sering menulis dan mengedit naskahku sebelum akhirnya berada di berbagai platform online.Aku pasti bisa melakukannya, dan besok akan aku serahkan semuanya pada Pak Putra. Kepalaku rasanya berdenyut saat melihat naskah yang isinya lumayan membuatku sakit kepala. Berarti nanti malam aku harus lembur. Aku menghembuskan nafas berat, semoga Daffa nanti malam bisa aku ajak kerja sama.Tidak terasa jam makan siang, aku segera mengambil paper bag yang isinya mukenah. Aku akan shalat Zuhur dulu sebelum makan."N