KETIKA ISTRI BERHENTI PEDULIPart 58Pov Ibu mertuaDia pergi tanpa pamit atau permohonan maaf. Rasa cinta yang dulu tumbuh besar, kini berubah menjadi benci. Aku mengepalkan tangan dengan kuat, berjanji akan membuat wanita itu menderita. Dan kamu, Akang. Akan selamanya menjadi milikku, hanya milikku.*Sepanjang malam aku tidak bisa tidur. Aku terus memikirkan Kang Hakim. Apalagi saat ini dia akan segera menjadi milik wanita lain. Jujur aku tidak rela, tidak pernah terbayangkan sebelumnya jika Kang Hakim akan pergi meninggalkan aku sendirian. Tidak pernah ada dalam bayangan jika Kang Hakim menolak perasaanku. Menolak semua cinta dan kasih sayang yang selama ini aku curahkan padanya.Aku bahkan tidak tau sekarang sudah jam berapa. Yang aku tau ini pasti sudah tengah malam. Perutku dari tadi terasa perih, aku sudah sangat lapar. Tapi selera makan menguap entah kemana. Aku bahkan tidak memperdulikan jendela kamar yang terbuka dari tadi sore.Biarlah angin malam menerbangkan rasa rinduku
KETIKA ISTRI BERHENTI PEDULIPart 59POV Ibu MertuaAir hujan menyadarkan aku yang terbaring lemah di antara rumput ilalang yang panjang. Entah dimana kini aku berada, dan apa yang sebenarnya terjadi. Aku memegang kepala yang terasa sangat berat. Mataku terasa sangat berat untuk terbuka, apa aku sakit?Aku berusaha mengingat-ingat semuanya. Mengingat apa yang sebenarnya terjadi padaku. Yang aku ingat semalam aku keluar malam untuk menemui Kang Hakim. Tapi sewaktu pulang.Aku segera bangkit, menyadari jika semalam ada orang yang mengikutiku dan."Aaaaaa…."Suara teriakanku melengking tinggi, beberapa kali aku terisak saat menyadari jika aku telanjang bulat. Tanpa benang yang membalut tubuhku. Ya Tuhan apa yang terjadi, kenapa malang sekali nasibku.Aku berusaha mengedarkan pandangan, mencari tahu dimana aku sekarang. Ternyata aku ada dibelakang rumahku sendiri. Dengan cepat aku bangkit dan berusaha berlari agar tidak ada satu orang pun yang melihat keadaanku seperti ini.Walaupun teras
KETIKA ISTRI BERHENTI PEDULIPart 60POV Naya"Keluar kalian dari rumahku!" teriak Ibu sambil menangis. Entah mengapa, dari tadi dia hanya menangis dan merutuki nasibnya yang sial. Ibu kadang menangis, kadang tertawa. Aku hanya takut jika Ibu menjadi gila dan Lela akan menuduh kami sebagai penyebabnya. Karena saat ini hanya aku dan Mas Arman yang berada di sini."Ayo kita pulang, Mas." Aku mengambil tas yang berada di atas sofa. Kemudian memakainya kasar. Aku kembali melihat Ibu yang masih menangis dan duduk di lantai. Bahkan sekarang rambutnya sudah berantakan karena dari tadi dia sibuk menarik-narik rambutnya sendiri."Mas. Kamu mau pulang atau tinggal disini?" tanyaku kesal pada Mas Arman yang masih berdiri terpaku melihat ke arah Ibu. Aku tahu mungkin rasa kasihan masih ada pada Mas Arman. Hanya saja aku tidak akan membiarkan rasa kasihannya itu malah dimanfaatkan oleh Ibu untuk kembali menguasai Mas Arman. Terserah jika ada yang bilang aku jahat, aku memang bukan orang baik. Tapi
KETIKA ISTRI BERHENTI PEDULIPart 61POV Naya"Nay. Kamu bisa nggak gantiin aku, soalnya anakku lagi sakit di sekolah." Tiba-tiba Nisa datang dengan tergesa dan langsung meminta pertolongan. Aku yang bingung hanya bisa menatapnya heran."Santai dulu, kenapa sih?" tanyaku penasaran. Padahal aku sedang mengedit beberapa naskah lagi. Sebenarnya tidak banyak lagi juga. Karena naskah ini lumayan tidak hancur.Nisa akhirnya mengambil kursi untuk duduk di sampingku. Aku memberinya satu botol air mineral. Agar dia bisa santai dan tidak panik."Jadi gini, tadi pihak sekolah telpon aku. Katanya anakku pingsan di sekolah. Dan sekarang aku harus ke sana," jawab Nisa hampir menangis. "Astaghfirullah, iya. Kamu ke sana aja, memangnya kamu mau minta tolong apa tadi?" tanyaku pada Nisa yang masih gelisah. Aku paham, karena aku juga punya anak. Tidak ada yang lebih penting dari seorang anak."Jadi nanti sekitar jam 10 ada rapat di luar kantor. Kalau nggak salah di hotel Grand Nusa. Kamu gantiin aku y
KETIKA ISTRI BERHENTI PEDULIPart 62POV Putra"Minum dulu, ya?" aku menyodorkan satu botol air mineral pada Naya yang masih menangis. Dia menerimanya dengan tangan gemetar, kasihan."Udah, nggak papa. Ada saya di sini," ucapku lagi berusaha menenangkan Naya yang masih syok karena kejadian tadi. Aku memang tidak tau apa yang sebenarnya terjadi. Karena tadi saat sedang rapat, Naya kembalinya lama sekali. Aku berusaha menyusul, karena aku pikir dia kesusahan menemukan ponselku.Ternyata pas aku keluar, dia sudah ditarik paksa oleh dua orang laki-laki yang berpakaian hitam. Penampilan mereka seperti bodyguard, karena ada dua orang lagi di samping mereka. Naya masih saja menangis, tangannya sampai gemetar. Hatiku terasa sakit ketika melihat dia menangis sesenggukan seperti ini."Kita pulang saja ya," ajakku pelan. Aku berusaha berjongkok di bawahnya. Karena Naya terus menunduk."Tapi meetingnya," ujar Naya pelan."Udah, biar itu urusan saya. Sebaiknya kamu langsung pulang kerumah. Tidak u
KETIKA ISTRI BERHENTI PEDULIPart 63POV NayaSepanjang perjalanan pulang aku terus terdiam sambil melihat ke jalanan. Kejadian tadi masih menyisakan ketakutan di dalam diri. Aku masih saja gemetar jika membayangkan anak buah Bosnya Lela bisa menangkapku. Tidak bisa kubayangkan jika aku dipaksa melayani laki-laki tua itu. Untung saja Allah masih menyelamatkan aku dari mereka. Putra datang di saat yang tepat ketika aku membutuhkan bantuan.Dalam pikiranku tadi, masa depanku pasti akan kelam jika Lela berhasil menjadikan aku sebagai pelampiasan nafsu laki-laki bejat itu. Aku memejamkan mata sejenak, berusaha menetralkan pikiranku yang masih kalut. Ternyata di luar sana masih ada orang seperti Lela. Padahal dia sudah sakit-sakitan. Bahkan dia pernah muntah darah, kenapa bisa dia kembali terjun ke lembah hitam seperti itu.Pantas saja semua warga yang tinggal di lingkungan Ibu menatap kami tidak suka kemarin. Mereka pikir kami sama jahatnya seperti Ibu dan Lela. Ternyata Lela memang meman
KETIKA ISTRI BERHENTI PEDULIPart 64Pov NayaSetelah menunggu Mas Arman pulang dari kantor dengan hati gelisah. Akhirnya aku memutuskan untuk membantu Umi membagikan makanan pada santri di sini.Karena setiap hari Senin atau Kamis, ini selalu membagikan nasi pada semuanya. Katanya untuk mereka buka puasa sunah.Saat sedang membagikan makanan, aku melihat mobil Mas Arman masuk ke dalam halaman komplek. Aku tersenyum melihat akhirnya Mas Arman pulang."Umi, Naya pulang duluan ya. Soalnya Mas Arman sudah pulang dari kantor," pamitku pada Umi yang sedang sibuk membagikan makanan."Iya, Nay."Aku segera mengajak Daffa untuk pulang menyambut Ayahnya. Daffa berlahan dengan sedikit berlari, hingga membuatku lelah mengikuti langkahnya."Udah pulang, Mas?" tanyaku pada Mas Arman yang kini sudah berada di kamar. Aku mengambil tangannya dan menciumnya dengan takzim. Begitu juga dengan Daffa, tingkahnya sangat menggemaskan."Udah. Mas pikir kamu kemana, pas Mas tanya sama Abi katanya kamu lagi ba
KETIKA ISTRI BERHENTI PEDULIPart 65POV NayaAku melirik jam di dinding, sudah jam sembilan malam. Siapa yang bertamu semalam ini. Karena penasaran, aku pun bangkit dari duduk dan berjalan menyusul Mas Arman yang sudah duluan keluar.Saat tiba diambang pintu, aku terkejut melihat siapa tamu yang datang. Dia memeluk Mas Arman kuat sambil menangis."Ibu," lirihku pelan. Di teras Ibu sedang memeluk Mas Arman dengan kuat sambil menangis. Entah apa yang membuat Ibu bisa datang kemari dan menemui kami. Padahal dia sendiri yang mengatakan jika kami bukan lagu keluarganya. Dia sendiri yang memutuskan tali persaudaraan. Bahkan kemarin ketika aku dan Mas Arman terakhir kali datang ke sana, Ibu mengusir kami.Aku berjalan mendekati Mas Arman dan Ibu. Melihatku datang Ibu langsung melepaskan pelukannya dan menatapku tajam. Aku melipat tangan di depan dada, tidak menanyakan apapun."Ibu ngapain ke sini?" tanya Mas Arman pada Ibu yang masih sesenggukan. Entah itu air mata palsu atau bukan. Tapi ya