Share

Bab 17.  Cantik, kan?

Masih pukul setengah enam, terlalu pagi untuk bersiap. Aku orangnya simple, yang penting bersih, rapi dan tidak bau, ditambah riasan tipis saja. Mungkin karena itu, aku kelihatan lebih muda daripada wanita lain yang seumurku.

Aku langsung beranjak menuju kamar, sebelum Ibu mengomel karena tidak menurut kata-katanya.

"Assalamualaikum."

Langkahku terhenti dan melihat ke arah pintu.

"Mas Ilham! Kenapa pagi-pagi sudah di sini? Ini masih terlalu pagi!" teriakku kaget.

Aku membukakan pintu untuknya. Pintu kami ada dua rangkap. Pintu kayu yang selalu kami buka dan pintu dalam yang hanya setinggi satu meter dari bawah.

Dia begitu rapi, kemeja panjang warna biru tua dan rambut klimis disisir rapi ke belakang. Dahinya yang putih bersih terpampang di sana, kontras dengan baju yang dia pakai.

"Sengaja aku ke sini pagi-pagi, mau bantuin kamu paking saus," ucapnya sambil melangkah masuk.

Bau segarnya tercium sekilas, terasa menenangkan. Padahal, aku orang yang paling tidak suka bau parfum. Tetap
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status