Bangkitnya Johan

Bangkitnya Johan

last updateLast Updated : 2025-04-09
By:  Penjelajah KataOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
10
1 rating. 1 review
112Chapters
393views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Johan menantu yang selalu diremehkan dan dianggap tidak berguna oleh keluarga istrinya, Keluarga Hartono. Namun, siapa sangkat bahwa sebenarnya Johan adalah seorang Jenderal Perang yang dipaksa menghilang dari dunia militer karena sebuah fitnah dan pengkhianatan. Dengan tekad besar, Johan akan membongkar pengkhianatan itu dan mengembalikan martabatnya di hadapan keluarga istrinya.

View More

Chapter 1

Part 1

Di kota Ardell, di sebuah rumah besar milik keluarga Hartono, pesta ulang tahun ke-70 Pak Surya Hartono sedang berlangsung meriah. Seluruh anggota keluarga berkumpul, mengenakan pakaian terbaik mereka, membawa hadiah mahal sebagai tanda bakti.

“Semoga Pak Surya panjang umur dan selalu diberkati!” Semua anggota keluarga bersorak sambil menyerahkan hadiah mereka.

Pak Surya tersenyum puas. “Hari ini aku bahagia. Aku akan mengabulkan satu permintaan dari kalian. Katakan, apa yang kalian inginkan?”

“Pak, saya ingin mobil sport terbaru,” kata Rico, cucu kesayangannya.

“Saya ingin jam tangan emas merek Swiss!” tambah Clara, salah satu keponakannya.

Pak Surya tertawa dan mengangguk. “Baik, semua akan aku kabulkan!”

Namun, suasana berubah ketika Johan, menantu dari anak sulungnya, maju perlahan dan berkata, “Pak, bisakah saya mendapatkan motor untuk pergi bekerja?”

Tiba-tiba ruangan itu menjadi sunyi. Semua mata tertuju padanya. Beberapa orang mulai tertawa kecil.

“Kau serius, Johan?” ejek Yudha, sepupu istrinya. “Di pesta semewah ini, kau malah minta motor?”

“Tak tahu malu!” tambah Dina, istri Rico. “Kau bahkan tidak membawa hadiah, lalu sekarang berani meminta sesuatu?”

Tiga tahun yang lalu, Bu Rahayu, istri Pak Surya, mengenalkan Johan kepada keluarga mereka dan memaksa putri sulungnya, Nadya, untuk menikah dengannya. Johan hanyalah seorang pria biasa, berasal dari keluarga sederhana. Sejak saat itu, dia menjadi bahan hinaan seluruh keluarga Hartono.

Pak Surya meletakkan cangkir tehnya dengan kasar. “Johan, apa kau datang ke sini untuk mempermalukan kami?”

Nadya segera menarik tangan suaminya. “Pak, Johan tidak bermaksud seperti itu. Maafkan dia.”

Namun, Satrio, adik Nadya, ikut menimpali, “Nadya, suamimu benar-benar tidak tahu diri. Keluarga ini punya standar, dan dia tidak pantas ada di sini!”

“Dia tidak punya pekerjaan tetap!” kata Rico sambil tertawa. “Sudah tiga tahun jadi beban, dan sekarang dia meminta motor pula? Menggelikan!”

Johan mengepalkan tangan, tapi dia tetap diam. Dia tahu, berbicara hanya akan memperburuk keadaan.

Pak Surya mendengus. “Mulai sekarang, aku tidak ingin melihatmu di acara keluarga lagi. Jika kau ingin tetap hidup di rumah ini, jangan pernah meminta apa pun lagi!”

Mata Johan terasa panas. Dia menatap Nadya, yang terlihat pasrah. Ia sadar, selama ini istrinya pun berada dalam tekanan karena dirinya.

Malam itu, Johan duduk sendirian di taman belakang, menatap langit. “Aku akan membuktikan pada mereka... Aku bukan sampah,” gumamnya dalam hati.

Dia tidak tahu bagaimana, tetapi satu hal yang pasti—mulai hari ini, hidupnya akan berubah.

Pagi itu, Johan bangun lebih awal dari biasanya. Rasa lelah dan frustrasi dari malam sebelumnya masih membebani pikirannya. Semua hinaan dari keluarga Hartono—terutama dari Pak Surya—terus terngiang di telinganya. Ia merasa dirinya sudah terlalu lama menjadi bahan olokan. Dia tidak bisa terus terjebak dalam siklus ini. Hari ini, dia memutuskan bahwa hidupnya harus berubah.

Dia berpakaian dengan cepat, mencoba menenangkan pikirannya. Saat hendak meninggalkan rumah, Nadya yang tampak cemas menghampirinya.

"Kau mau ke mana, Johan?" tanya Nadya dengan nada khawatir.

Johan menatapnya sejenak, kemudian memberikan senyuman tipis. "Aku harus mencari pekerjaan. Aku tidak bisa terus seperti ini."

Nadya menggenggam tangannya erat, matanya penuh kekhawatiran. "Johan, aku... aku percaya padamu."

Johan mengangguk pelan, lalu melangkah keluar dengan tekad bulat. Setelah berbulan-bulan terjebak dalam rutinitas yang tidak menguntungkan, dia tahu dia harus menemukan jalan baru. Tidak peduli betapa sulitnya, dia harus membuktikan dirinya.

Dia berjalan melalui jalanan kota Ardell, memasuki setiap toko yang dia temui, menawarkan diri untuk bekerja. Namun, setiap pintu yang dia ketuk menutup dengan cepat. Di setiap tempat, alasan penolakan hampir sama: kurangnya pengalaman atau statusnya sebagai menantu yang selalu diremehkan oleh keluarga Hartono.

Dengan kelelahan yang mulai terasa, Johan duduk di bangku taman. Wajahnya lelah dan penuh keputusasaan, namun jauh di dalam hatinya ada api yang mulai menyala. Dia tahu bahwa jika tidak mengambil langkah sekarang, dia akan tetap terjebak selamanya.

Tiba-tiba, seorang pria paruh baya dengan pakaian sederhana mendekatinya. Pria itu tampaknya memperhatikan ekspresi kelelahan Johan.

"Kau kelihatan putus asa, Nak. Sedang mencari pekerjaan?" tanya pria itu dengan penuh perhatian.

Johan menatap pria itu, lalu mengangguk. "Iya, Pak. Saya siap bekerja apa saja."

Pria itu tersenyum, lalu berkata, "Namaku Pak Guntur. Aku butuh seseorang yang mau bekerja keras di restoran kecilku. Jika kau serius, ikutlah denganku."

Johan merasa ini adalah kesempatan yang tidak boleh dilewatkan. Tanpa berpikir panjang, dia mengikuti Pak Guntur ke restoran kecil miliknya. Sejak hari itu, Johan mulai bekerja tanpa mengenal lelah. Dia mencuci piring, membersihkan meja, dan bahkan belajar cara memasak. Dia menyadari bahwa meskipun pekerjaan ini sederhana, setiap usaha kecil yang dilakukannya memiliki arti besar dalam perjalanannya menuju kebangkitan.

Beberapa hari kemudian, seorang pelanggan kaya datang ke restoran tersebut. Setelah selesai makan, pria itu secara tidak sengaja menjatuhkan dompetnya. Johan yang melihatnya segera mengambil dompet itu dan mengembalikannya kepada pemiliknya.

Pelanggan itu tersenyum, terkesan dengan tindakan jujur Johan. "Kau adalah orang yang jujur dan pekerja keras. Siapa namamu?"

"Johan, Pak," jawabnya.

Pelanggan itu mengangguk, matanya berbinar. "Aku Butra Wijaya, pemilik sebuah perusahaan logistik besar di Ardell. Jika kau mencari kesempatan yang lebih baik, datanglah ke kantorku besok."

Johan terkejut. Ini adalah kesempatan yang sangat besar, dan dia tahu bahwa ini bisa menjadi titik balik dalam hidupnya. Kesempatan untuk membuktikan pada keluarga Hartono, dan pada dunia, bahwa dia lebih dari sekadar pria biasa yang diremehkan.

Dengan semangat yang baru, Johan merasa siap untuk menghadapi tantangan berikutnya dalam hidupnya. Dia tidak hanya ingin bertahan hidup—dia ingin membuktikan dirinya, ingin membangkitkan potensi yang selama ini tersembunyi.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Wona Margot
kmu suka baca cerita macam apa
2025-03-14 00:36:18
0
112 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status