Share

148th Story: Aku Tidak Pernah Membencimu

Mentari masih berada tepat di atas kepala. Aku memperhatikan raut wajah Rean yang sedang menelusuri dan mencari sungai terdekat. Kepalanya hingga iris mata berliannya tidak henti bergerak. Rambut hitamnya yang lurus tersapu angin, aku bisa melihat dahinya. Saat ia menoleh ke diriku, ia melihatku sedikit terkejut.

"Yu... Apa ada hal yang ingin kamu katakan?"

Aku mengeratkan tanganku yang melingkar di lehernya dan menoleh ke arah lain.

"Tentu saja, bukan?"

Ia berhasil menemukan aliran sungai. Ia berhenti melaju di dekat kaki air terjun dan memperhatikan sekelilingnya. Ia segera menepi di tepi sungai dan mendarat di sana. Aku turun dari pegangannya dan dengan bersemangat memandangi sekeliling tempat ini.

"Bukankah tempat ini sangat indah!? Aku rasa, tempat ini bisa dijadikan tempat wisata!"

"Kalau tidak salah, ini masih wilayah bagian Duke Oestiarl," ucap Rean.

"Oh, sepertinya sebelumnya aku pernah ke sungai ini waktu itu! Karena malam, suasananya terasa berbeda."

"Kapan itu?"

"Setelah
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status