Beranda / Fantasi / King Cat and The Lovely Librarian / Belajar Hidup Sebagai Kucing

Share

Belajar Hidup Sebagai Kucing

Penulis: agneslovely2014
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-10 18:29:23

"Rooaarr!" Auman raja kucing itu memecah keheningan pagi di kamar tidur seorang gadis remaja. Sepasang mata berwarna keemasan dengan pupil pipih terbuka penuh, Raja Edward Forester merasakan alas tidurnya yang empuk dan selembar selimut hangat menutupi tubuhnya yang berbulu lebat. Namun, pemilik tempat tidur itu justru menghilang entah ke mana.

Sayup-sayup terdengar suara senandung nyanyian yang merdu di antara gemericik air. Dia menebak itu Stefany Rowland yang sedang mandi pagi. Dia pun memutuskan untuk duduk menunggu di kasur dengan posisi santai ala kucing.

Setelah terdengar pintu kamar mandi terbuka, sosok yang ditunggu oleh Raja Edward Forester pun muncul dengan bathrobe putih dan handuk tergelung di kepalanya. "Ohh ... hai, selamat pagi, Teman Sekamar! Kuharap tidurmu nyenyak semalam, maaf aku memindahkanmu dari dekat jendela ke kasur," ujar Stefany dengan nada riang sambil duduk di tepi tempat tidurnya.

'Selamat pagi dan terima kasih atas perhatianmu, Stefy. Baiklah, back to business ... apa yang bisa kau lakukan untuk membantuku kembali ke wujud semula sebagai manusia dan akan jauh lebih baik bila aku bisa kembali ke negeriku, Centurion Land?!' balas Raja Edward Forester dengan telepati kepada Stefany.

Gadis remaja itu berdehem tak nyaman, dia mengendikkan bahunya seraya menjawab, "Itu agak sedikit sulit dan aku kuatir tak mampu melakukannya, Rajaku!" 

'No no no, jangan menyerah dulu, Darling! Kita harus berusaha sekuat tenaga hingga menemukan jalan keluar dari persoalan yang sulit ini, please,' bujuk raja kucing itu sembari melompat ke pangkuan Stefany dan menaruh kedua tangannya ke pipi gadis itu kanan kiri.

"Okay. Akan tetapi, kamu harus mau menuruti perkataanku, setuju?" tanya Stefany lalu mengangkat telapak tangannya untuk melakukan toss dengan Raja Edward Forester.

Cat paw itu menepuk telapak tangan Stefany. 'Setuju, tentunya!' jawab sang raja kucing.

Kemudian Stefany mengangkat badan kucing oranye itu di bagian kedua ketiaknya dan membawanya masuk ke kamar mandi. 

"Langkah pertama, aku harus memandikanmu terlebih dahulu agar bersih dan wangi. Nanti aku akan membawamu ke perpustakaan, kamu harus berpura-pura menjadi sebuah boneka kucing, apa kamu mengerti, Rajaku?" ujar gadis itu sembari menaruh Raja Edward ke dalam bathtub lalu mengisi cekungannya dengan air hangat dari keran.

"Meeooongg!" Kucing oranye itu mengeong keras sebagai reflek terkejut bertemu dengan air yang membasahi badannya.

"Easy ... easy, jangan panik. Ini hanya air hangat biasa, okay?" Stefany menahan punggung kucing yang nyaris kabur dari bathtub itu. Dia pun mengingatkan lagi, "Kita sudah sepakat tadi, kamu harus menuruti perkataanku!"

Raja Edward Forester yang berada dalam bentuk kucing pun berusaha menekan rasa paniknya dan mencoba santai. Kemudian dia membiarkan Stefany memandikannya. Dia pun berkata, 'Ehm ... ini pertama kalinya aku dimandikan oleh seorang gadis ketika sudah berusia dewasa. Sedikit membuatku malu, kau harus tahu itu! Dan kucing tidak terlalu menyukai air, mereka bukan anjing yang terkadang suka berenang!'

"Apakah kamu belum menikah, Paduka Raja?" sahut Stefany penasaran. Dia tidak mengetahui apa pun tentang kehidupan pribadi Raja Edward Forester sebelum dikutuk menjadi seekor kucing.

"Belum. Aku terlalu sibuk mengurus kerajaan dan memerangi Amaraca sepanjang umurku. Ini mungkin waktu tersantai dalam hidupku. Wow ... pijatanmu cukup nyaman, Stefy, lanjutkan!" Raja Edward Forester mencoba menerima kenyataan bahwa tubuhnya dijamah di berbagai tempat oleh sepasang tangan mungil itu.

Stefany tertawa ringan memandangi kucing berbulu oranye lebat yang berselimut busa sabun putih melimpah itu. "Ini layanan salon kucing gratis, kau beruntung!" tukasnya bercanda.

Acara mandi itu berjalan lancar dan waktunya sang raja kucing dikeringkan dengan hair dryer. Stefany berpesan, "Jangan takut mendengar suara dengungan kencang alat ini karena segalanya aman. Aku hanya ingin mengeringkan bulumu saja, okay?"

"Baiklah, aku siap!" sahut Raja Edward Forester lalu dia berusaha mengendalikan serangan panik dari naluri alamiah kucing yang menguasai dirinya.

Hembusan angin hangat menerpa tubuhnya hingga perlahan bulu tebalnya mengering dan terasa ringan serta bersih. Stefany mengoleskan sedikit parfum beraroma lavender miliknya ke permukaan bulu oranye mengkilat itu sembari terus menggunakan hair dryer-nya sampai dia yakin sekujur tubuh kucing itu kering.

"Selesai! Tunggu aku bersiap-siap sebentar lalu kita turun untuk sarapan ya. Hmm ... sepertinya aku harus membelikanmu catfood nanti sepulang kerja," ujar Stefany lalu dia masuk ke kamar mandi untuk mengenakan baju kerjanya dan berdandan seperlunya agar nampak rapi.

Dengan sabar Raja Edward Forester menunggu hingga gadis remaja itu selesai mempersiapkan dirinya. Dia duduk di samping jendela kaca yang tertutup dan melihat aktivitas di jalan depan rumah tersebut.

"Aku sudah selesai, Rajaku. Apa kau ingin berjalan sendiri atau perlu kugendong?" tanya Stefany bimbang sembari mengenakan tas ransel di punggungnya.

"Biarkan aku berjalan sendiri, Stefy. Ayo kita turun!" jawab Raja Edward Forester lalu melompat turun dari meja tulis dan melangkah mengikuti Stefany meninggalkan kamar tidur.

Pagi ini Nyonya Victoria Rowland memasak omelet, bacon, dan french toast. Dia memperhatikan kucing berbulu oranye yang nampak sangat sehat dan lincah mengikuti Stefany ke meja makan. "Selamat pagi, Stefy Darling. Apa kucing itu tidak merepotkanmu?" 

"Selamat pagi, Bu. Umm ... tidak sama sekali, dia kucing yang cerdas dan jinak. Tenanglah, kami berteman baik!" jawab Stefany sambil menyisihkan sebagian sarapannya ke piring kecil untuk raja kucing yang duduk di keranjang rotan.

"Okay. Mungkin kau sebaiknya membelikannya catfood agar tidak mengganggu makananmu, Stefy," saran ibunya karena sejak semalam memang Stefany berbagi makanan dengan kucing oranye itu.

Stefany tidak membantah, dia merasa saran ibunya ada baiknya agar makanan yang dikonsumsi kucing itu bergizi seimbang dan tidak membuat salah cerna. Dia pun berpamitan ke Nyonya Victoria sebelum berangkat kerja ke Houston Public Library.

"Kamu lebih baik masuk ke ransel saja, Rajaku!" Gadis itu mengangkat kucing oranye lalu memasukkannya ke tas ransel di gendongan dadanya. 

Raja Edward Forester tidak menolak dan menurut saja dengan pengaturan Stefany. Mereka melewati jalanan kota Houston yang ramai pejalan kaki yang berangkat ke sekolah maupun bekerja pagi itu. Dari dalam ransel Stefany, raja kucing itu melihat pemandangan perkotaan modern yang jauh berbeda dengan kota besar di negerinya. 

Bus-bus besar, truk kontainer, dan mobil pribadi serta taksi melintas di hadapan Raja Edward Forester yang tersembunyi di balik ransel. Sambil berjalan cepat Stefany pun bertelepati menjelaskan rencananya nanti sesampai di perpustakaan.

Pintu masuk perpustakaan telah dibuka oleh penjaga malam dan gadis itu pun bergegas masuk lalu menaruh tas ranselnya ke loker. Kucing itu dia keluarkan dari situ. Kemudian dia menggendongnya di dada. 

"Kamu jangan bergerak sama sekali dari posisi kaku seperti boneka kucing dan usahakan jangan berkedip bila ada yang melihatmu, apa kamu mengerti?" pesan Stefany kepada Raja Edward Forester. 

'Aku paham, tak perlu mengulangi perkataanmu lagi, Stefy!' sahut raja kucing itu dengan nada sedikit kesal. 

Stefany duduk di balik meja jaga pustakawati lalu meletakkan kucing oranye yang datang bersamanya di sisi kanan meja. Baru saja dia mulai bekerja, atasannya melewati meja kerja Stefany.

"Apa itu boneka kucing atau seekor kucing hidup, Stefy?" tanya Mrs. Diana Campos mengerutkan keningnya memandangi Raja Edward Forester yang berjuang keras untuk tak bergerak sama sekali.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Eany Luphdieya
asal gk ada yg alergi kucing saja sih ya......
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • King Cat and The Lovely Librarian   Seindah Asmara Raja dan Ratu Centurion Land

    Cuaca siang itu di Centurion Land cerah dan mentari bersinar terik di atas langit yang biru terang dihiasi gugusan awan putih. Stefany mengangkat telapak tangannya untuk menghindari sinar yang menyilaukan matanya. Kemudian Raja Edward Forester mengucap mantra kreasi pembuat payung dengan tangannya. "Wow, keren sekali, Edu!" Stefany bertepuk tangan lalu mengecup bibir suaminya yang menudungi kepala mereka berdua dengan payung buatan sihir."Perjalanan kita berkeliling negeri masih jauh, Dear Stefy. Kereta kencana ini akan melaju ke Pantai Karang Bernyanyi, ada ritual menabur garam untuk memberi tahukan kabar bahagia pernikahan pemimpin kerajaan ke penguasa beserta penghuni lautan!" tutur sang raja seraya menyelipkan anak rambut yang terlepas dari penjepit riasan kepala ke balik daun telinga Stefany.Ratu muda itu pun bertanya penasaran, "Lantas apa penghuni lautan itu akan menemui kita nanti?" "Maaf, aku tak bisa menjawab pertanyaanmu ini, Sayang. Pernikahan kerajaan baru terjadi sek

  • King Cat and The Lovely Librarian   Royal Wedding In Centurion Land

    Pengaturan pernikahan mendadak yang dikehendaki oleh Raja Edward Forester dipimpin oleh Perdana Menteri Andres Wilbur. Seisi Istana Palazzo Vrindavan diliputi aura kebahagiaan, tak ada satu pun yang pernah menduga raja mereka tercinta akan menikahi seorang gadis setelah hidup berabad-abad tahun lamanya melajang.Sahabat sang raja yaitu Lord Estefan Riddler tersenyum lebar ketika mengobrol mengenai acara pernikahan yang akan digelar pemberkatan janji sucinya di Basilica Thousand Angels Sing. Situs suci yang berlokasi di tepi Sungai Ademarine itu dikelilingi hutan pohon Cherry blossom sehingga nampak sangat elok dengan warna merah muda bunganya dari kejauhan. Sayangnya tak sembarang pasangan pengantin yang diizinkan menikah di tempat suci itu. "Paduka, sejak semalam seisi istana begadang mempersiapkan acara pernikahan termegah setelah berabad-abad berlalu. Kudengar kabar burung, ribuan rakyat berjalan kaki menuju ke basilica hanya untuk melihat kereta kencana lewat membawa calon mempel

  • King Cat and The Lovely Librarian   Pertarungan Terakhir, Efek Magis Mutiara Keabadian

    "BLAZZTT!" Kilatan cahaya putih menyilaukan melesat cepat ke arah Raja Edward Forester. Semua ksatria menatap cemas dan berharap raja mereka dapat lolos dari serangan berbahaya dari Amaraca.Sang raja terbang di atas punggung Alamus Eldoran menuju ke atas angkasa menjauhi istananya. Amaraca mengejar dari belakang dengan cepat. Setibanya mereka di balik awan, segera kedua musuh bebuyutan itu melancarkan serangan masing-masing.Cahaya berbagai warna berpendar di langit karena pertarungan sihir tingkat tinggi itu, sungguh mereka berdua tak ada yang mengalah. Baik Amaraca maupun Raja Edward merapal mantra sihir dengan tenaga alam semesta yang bertabrakan kekuatannya."DUAARRR!" "ZIIINGGG!" "BLAAZTT!""BUUUMM!" Cahaya-cahaya dari atas langit tertangkis hingga melesat ke permukaan bumi di atas samudera luas dan juga ke pegunungan tinggi."Tunetul universului!" Raja Edward meneriakkan mantra untuk melawan kekuatan mematikan yang datang.Angin kencang berpusar di sekeliling Raja Edward de

  • King Cat and The Lovely Librarian   Pertarungan Dahsyat Melawan Monster Naga Merah

    Severus Serpentine berbagi raganya yang berwujud naga merah bersama majikannya yaitu Amaraca. Sosok hewan sakti itu bertubuh monster naga besar dengan dua sayap terbentang lebar dan tubuh panjang berotot kekar dibalut sisik merah berkilauan. "Yang Mulia Amaraca, bagaimana cara kita memasuki Istana Palazzo Vrindavan?" tanya Celestial, salah satu penyihir sakti pengikut setianya.Amaraca pun menatap kristal es yang memantulkan sinar matahari sore yang menyilaukan matanya. Dia lalu berkata, "Lelehkan satu titik untuk jalan masuk kita ke istana dengan sihir bersama-sama. Ayo kita coba sekarang!"Sekitar lima puluh penyihir sakti merapal mantra dan menyerang satu titik yang disepakati. Cahaya merah, hitam, dan ungu membaur menjadi satu. Lapisan kristal es tebal yang dibuat beberapa ksatria pelindung Centurion Land mulai menipis dan meleleh oleh panas yang dibuat sihir gerombolan penyihir yang dipimpin Amaraca."Distruge stratul de gheață!!" seru Amaraca seraya melepaskan mantra penghancur

  • King Cat and The Lovely Librarian   Jamuan Makan Siang yang Unik

    "Stefy Darling, kau sangat mempesona!" ucap Raja Edward Forester terkesima menatap penampilan kekasihnya yang sangat berbeda setelah didandani selayaknya seorang putri. Sepasang mata beriris hitam senada warna rambut gadis itu berbinar indah seiring senyuman yang terkembang di bibir Stefany. "Kamu juga sangat gagah dan tampan, My King!" balasnya seraya menekuk lututnya memberi tanda hormat di hadapan penguasa Centurion Land.Raja Edward sedikit jengah karena perlakuan berbeda dari gadis pustakawati itu. Mungkin karena para penghuni istana yang mengajarinya cara memberi hormat demikian. Apa pun selama itu tidak membuat kekasihnya repot, dia akan menerimanya dengan senang hati."Ayo kita ke ruang makan istana, Stefy. Ada para ksatria di sana dan para petinggi kerajaan juga. Aku akan memperkenalkanmu secara resmi, okay?" ujar Raja Edward sembari menggandeng tangan kekasihnya di lekuk lengan kekarnya."Baik, Edu. Kuharap aku bisa mengingat nama mereka sekalipun mungkin tidak semuanya bil

  • King Cat and The Lovely Librarian   Putri Cantik Dari Masa Depan

    Entah berapa lama pasangan kekasih itu melayang-layang dalam pusaran lorong waktu yang seakan tak berujung. Stefany terkadang bangun dari tidur lelapnya masih dipeluk erat oleh Raja Edward. "Apa masih jauh perjalanan kita, Edu?" tanya gadis itu dengan jarak wajah berdekatan."Tidak dapat dipastikan, Stefy. Bersabarlah, mungkin tak lama lagi kita sampai di tujuan!" jawab Raja Edward yang merasa lorong waktu itu semakin berubah warna menjadi lebih terang dibanding ketika mereka berangkat dari Houston di masa depan.Stefany mengecup bibir sang raja, dia bahagia bisa berada di dekapan pria yang dirindukannya selama setahun lebih belakangan. Pantulan permukaan air dari bejana porselen ajaib miliknya tak cukup mengobati setiap rasa rindu itu menyerang. Kini dia dapat menyentuh serta mencium Raja Edward, itu sebuah mimpi yang menjadi kenyataan.Sang raja pun memiliki perasaan cinta yang menggebu-gebu untuk Stefany dalam hatinya sekalipun pembawaannya sangat kalem dan tenang. Dia akan memast

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status