Dapetin hati lo itu kayak menggapai bintang, terlihat mustahil. Namun, gue akan tetep berjuang karna hati gue selalu berbisik bahwa tidak ada yang sulit dalam cinta.
- Jai -
***
Jinny kini tengah memberengut kesal di tempat duduknya, ia menatap orang di depannya dengan perasaan jengkel, marah, dan kawan - kawannya.
Sementara yang dipandangi hanya terkekeh pelan.
"Gue bilang juga apa, gak ada yang bisa nolak pesona gue,"
Jinny berdecih pelan seraya mencibir ke arah Jai. Iya, saat ini Jinny sedang jalan bersama dengan Jai, dan berada disala
Jangan mengambil kesimpulan sendiri kalo lo belum tau yang sebenarnya.- JinJai -***"Jinn... Dia siapa?" Angga melepas pelukannya pada Jinny dan melirik orang yang sedang menanyakannya."Kenalin gue Angga," ucap Angga, ia tersenyum hangat sambil mengulurkan tangannya."Jinn.. dia siapa?" tanya Jai lagi.Angga terkekeh pelan lalu berdiri dari tempat duduknya dan mendekati Jai."Kalo gue pacarnya Jinny, lo
Gue belum tau apa itu cinta yang sebenarnya, dan gue sama sekali belum nemu dimana letak jawabannya.- Jai -***"Ngapain lo disini?!" tanya Jinny, sedikit berteriak.Sementara orang di depannya hanya terkekeh pelan seraya menggaruk tengkuknya."Sana pulang!" ucap Jinny lagi."Siapa Jinn?" tanya Bita, mendengar anaknya yang sedari tadi seakan berteriak, akhirnya ia memutuskan untuk menghampiri Jinny."Sore tante," ucap seseorang itu, berusaha untuk sopan."Oh iya, temannya Jinny ya?" tanya Bita."Saya Aldi tante, kakak kelasnya Jinny di sekolah,"Iya itu Aldi, orang itu yang kini tengah berada di depan Bita dan Jinny."Oh iya-iya, ayo masuk dulu," ajak Bita."Iy-"
Bukan cintanya yang salah, namun manusianya. Cinta takkan pernah salah orang, cinta juga tak pernah salah tempat ataupun waktu. Cinta tau mana yang harus disingkirkan dan mana yang harus diperjuangkan.- JinJai -***Hari ini SMA Merah Putih digemparkan oleh berita jadiannya Jinny dan Aldi, banyak yang menanggapinya dengan kata - kata pedas dan juga pandangan sinis saat mereka berdua sedang berjalan bersama, tidak terkecuali dengan Sindi and the geng. Mereka menatap Jinny sinis, bahkan sesekali mencibir.Sementara Jai berjalan dengan santainya, dengan earphone di telinganya ia berjalan tanpa melihat ataupun memperdulikan semua orang di sampingnya. Hari ini dan kedepannya akan menjadi hari yang berat baginya.Jai
Hanya dia yang berhati sampah, yang berani mainin hati cewek setulus lo.- Jai -***Suasana GOR terlihat sangat ramai, banyak siswi dari sekolah lain yang datang untuk menyemangati atau hanya sekedar melihat cowok - cowok tampan. Setelah melalui berbagai pertandingan dibeberapa hari yang lalu, tim putra dan putri SMA Merah Putih berhasil melaju ke babak semi final. Kali ini mereka harus menang untuk melaju ke final nanti. Dan untuk sesi pertama akan dimainkan oleh tim putra.Tim lawan juga terlihat sedang bersiap-siap, tahun lalu, mereka adalah juara pertama diturnamen ini. Jadi, mereka tak boleh diremehkan.Jai terlihat bersiap - siap di bangkunya, matanya sesekali meli
Gue gak akan percaya, karna orang yang gue cintai, gak mungkin sebejat itu.- Jinny -***Jinny melangkahkan kakinya gontai. Capek, dia sangat capek hari ini. Walaupun mengalami kemenangan, entah mengapa ia merasa sangat kesal. Jinny menyipitkan matanya, menatap lekat orang yang berada jauh di depannya, sepertinya ia mengenal orang itu dan dia adalah seorang pria. Karna penasaran Jinny mempercepat langkahnya dan mendekati pria itu. Mata Jinny melebar.."Ngapain lo disini?!" tanya Jinny, agak sedikit berteriak heboh.Pria itu, adalah Angg
Kalau ini udah menyangkut perasaan lo, gue gak bisa diam aja dan terus menonton.- Jai -***Jai mengacak rambutnya kasar, sesekali ia mengumpat dan memukul tembok di sampingnya. Ia masih memikirkan kejadian tadi siang, dimana ia memergoki Aldi sedang berciuman dengan perempuan lain. Ia adalah Dara, adik kelas yang pernah diselamatkan oleh Jinny dari kemarahan Sindi justru adalah yang menusuknya dari belakang."BANGSAAT!!" teriak Jai.Ia berdiri dan memasuki kamar mandi, mencuci mukanya lalu keluar dari kamarnya dan menuju suatu tempat."
Dia itu kesayangan kami, siapapun itu gak berhak ngelukain dia.- Angga & Tara -***Angga berjalan santai memasuki sekolah barunya, SMA yang sama dengan sepupunya, Tara dan Jinny. Beberapa pasang mata tak ada hentinya menatap Angga, mereka saling berbisik dan tersenyum sok manis. Angga hanya terkekeh pelan dan melanjutkan jalannya, ditatap seperti itu sudah biasa baginya, di sekolahnya yang dulu juga ia seperti itu. Susah memang punya wajah tampan bak pahatan dewa yunani, ke mana-mana selalu saja menjadi bahan tatapan dan pembicaraan orang - orang.Angga melewati beberapa kelas dan sampailah ia di depan pintu kelas Jinny. Kelasnya? Masuk saja baru hari ini, tentu saja ia belum memiliki kelas tujuan. T
Lo datang bawa kegembiraan, untuk menangis pun gue gak sanggup. Karna waktu bersama lo harusnya dihabisin dengan bahagia.- Jinny -***Jinny terus memperhatikan tangannya yang digenggam oleh Jai, sesekali ia tersenyum. Jinny merasa bingung dengan dirinya, harusnya saat ini ia bersedih atau merasa kecewa, tapi yang dirasakan adalah sebaliknya, ia merasa sangat senang, ia merasa senang saat Jai kembali memperhatikannya, ia merasa senang saat jalan berdua dengan Jai seperti ini, mungkin perasaan itu kini telah kembali.Jinny kembali memperhatikan sekelilingnya, ia merasa sangat asing dengan tempat ini, sebelumnya ia sama sekali tak pernah pergi ke sini, tempat ini terlihat sangat kumuh, menakutkan. Jin