Gue benci sama orang yang gak mau denger penjelasan orang lain dulu dan langsung main fisik.
- Jinny -
***
"Udah gue bilang kan tadi,"
Jinny memutar bola matanya jengah, karna Jai langsung menyambutnya dengan omelan-omelan yang tambah membuat Jinny pusing.
Jai melangkah mendekat seraya memberikan semangkok bubur pada Jinny.
"Nih, makan dulu," lanjut Jai.
"Gak usah," tolak Jinny, ia masih saja berpegang teguh pada gensinya, walaupun kini perutnya berterik minta diisi.
"Gak usah sok nolak deh, lo kira gue gak capek apa nungguin lo bangun dari tadi," Jai semakin merasa jengah dengan kelakuan Ji
Gue capek berantem terus sama lo, apakah salah kalo gue berubah ?- Jai -***Jai kini tengah memarkirkan motornya di bawah pohon rindang yang menjadi tempat favoritnya. Teriakan dari para fans-nya sudah menjadi makanan sehari-hari bagi Jai, si tampan yang mempesona.Jai mulai melangkah, dan tak sengaja matanya menatap Jinny yang sedang berjalan santai di koridor kelas 10. Jai tersenyum kecil lalu berlari menyusul Jinny."Hai Jinny," sapanya.Jinny menoleh.
Gue suka, tapi gak tau cara ngungkapinnya gimana. -Jai-***Jinny tengah asik memakan es krimnya di taman, entah mengapa hari ini ia merasa ingin saja duduk di taman favourite-nya ini. Pandangannya tertuju pada dua anak kecil yang asyik bermain, Jinny perlahan tersenyum karna dua anak kecil itu sedang tertawa terbahak-bahak."Jinny.." Jinny menoleh dan mendapati Jai yang kini tengah duduk di samping kanannya."Ngapain lo?" tanya Jinny ketus.
Perlahan namun pasti.-JinJai-***Jai menyusuri koridor kelas X dengan perasaan gembira, sesekali ia bersenandung ria. Suaranya itu cukup bagus, untuk ukuran seorang Jinny, namun untuk para siswi lain, suara Jai itu memukau, menusuk hingga kerelung hati terdalam, sungguh sangat lebay."Pagi kak," sapa salah satu siswi yang berpapasan dengan Jai di koridor."Pagi juga.." balas Jai seraya tersenyum manis."Ya ampun, sapaan gue dibales,""Lo liat kan ta
Hujan kali ini membawa satu hadiah terbaik, senyummu yang khusus untukku.- Jai -***Jai tengah bersandar santai di motornya, menunggu Jinny yang belum lewat-lewat sedari tadi, padahal saat Jai masih di kelas, Jinny sudah duluan keluar, entah kemana.Perlahan ia menghembuskan napasnya, dilihatnya awan yang mulai mendung, tampaknya akan segera hujan.Dari arah lain Jinny berjalan mengendap - ngendap, ia sengaja melakukannya agar Jai tak melihat dan memaksa Jinny untuk pulang bareng dengannya. Perlahan ia berjalan dan menoleh ke sana-kemari, beraharap Jai tak akan menyadari kenberadaannya di keru
Kesannya emang kayak bercanda, tapi serius, itu jujur dari lubuk hati gue yang terdalam.- Jai -***Jinny berjalan gontai di koridor sekolah, ia tak lagi bersemangat seperti biasanya. Sudah satu minggu Jai belum masuk ke sekolah, dan entah mengapa Jinny merasakan rindu akan kejahilannya. di rumah pun ia tak berani untuk memjenguk Jai, gengsi mengalahkan segalanya.Jinny melangkah masuk ke kelasnya dengan ogah-ogahan, tapi seketika ia tersenyum lebar kala mendapati Jai yang sedang memunggunginya. Jai terlihat asyik bercanda dengan para sahabatnya.Jinny berdehem pelan, menetralkan wajahnya agar terlihat biasa saja. Ia melangkah menuju bangkunya dan duduk diam disana.Jai tersenyum tipis, kala mendapati Jinny yang sudah ma
Dapetin hati lo itu kayak menggapai bintang, terlihat mustahil. Namun, gue akan tetep berjuang karna hati gue selalu berbisik bahwa tidak ada yang sulit dalam cinta.- Jai -***Jinny kini tengah memberengut kesal di tempat duduknya, ia menatap orang di depannya dengan perasaan jengkel, marah, dan kawan - kawannya.Sementara yang dipandangi hanya terkekeh pelan."Gue bilang juga apa, gak ada yang bisa nolak pesona gue,"Jinny berdecih pelan seraya mencibir ke arah Jai. Iya, saat ini Jinny sedang jalan bersama dengan Jai, dan berada disala
Jangan mengambil kesimpulan sendiri kalo lo belum tau yang sebenarnya.- JinJai -***"Jinn... Dia siapa?" Angga melepas pelukannya pada Jinny dan melirik orang yang sedang menanyakannya."Kenalin gue Angga," ucap Angga, ia tersenyum hangat sambil mengulurkan tangannya."Jinn.. dia siapa?" tanya Jai lagi.Angga terkekeh pelan lalu berdiri dari tempat duduknya dan mendekati Jai."Kalo gue pacarnya Jinny, lo
Gue belum tau apa itu cinta yang sebenarnya, dan gue sama sekali belum nemu dimana letak jawabannya.- Jai -***"Ngapain lo disini?!" tanya Jinny, sedikit berteriak.Sementara orang di depannya hanya terkekeh pelan seraya menggaruk tengkuknya."Sana pulang!" ucap Jinny lagi."Siapa Jinn?" tanya Bita, mendengar anaknya yang sedari tadi seakan berteriak, akhirnya ia memutuskan untuk menghampiri Jinny."Sore tante," ucap seseorang itu, berusaha untuk sopan."Oh iya, temannya Jinny ya?" tanya Bita."Saya Aldi tante, kakak kelasnya Jinny di sekolah,"Iya itu Aldi, orang itu yang kini tengah berada di depan Bita dan Jinny."Oh iya-iya, ayo masuk dulu," ajak Bita."Iy-"