Juan terkejut mendapati kedua tangannya dicengkram erat dan ia diseret menjauhi rumah Walikota Alonzo oleh dua penjaga tersebut. Ia lalu meronta berusaha melepaskan cengkraman tangan kedua penjaga tersebut dari tangannya.
Namun tenaga kedua penjaga itu ternyata lebih kuat dari tenaga Juan. Ia cukup terkejut mendapati hal itu.
"Lepaskan tangan kalian! Jangan berani-berani mengusirku dari sini! Aku harus bertemu dengan Walikota Alonzo!" seru Juan seraya mencoba melepaskan diri.
"Kau tidak bisa bertemu Walikota Alonzo! Pergilah! Sebelum kami benar-benar menghubungi polisi!" ancam salah satu penjaga yang berkulit gelap.
"Tidak! Aku tidak akan pergi sebelum bertemu di Alonzo sialan itu!" tolak Juan mentah-mentah.
"Alonzo! Walikota Alonzo! Keluarlah kau! Jangan bersembunyi seperti pengecut!" Juan berterial sekuat tenaga, menyebabkan keributan disana.
Beberapa pejalan kaki serta pengendara yang melintas disana semuanya melihat kejadian terseb
"Aku tak peduli! Yang penting aku dapat menyelamatkan kekasihku!" seru Juan keras kepala. "Arrrgghhh! Sialan!" umpat Angelo seraya membuang muka. DUGGG!!! Angelo melayangkan tinjunya kearah perut Juan, hingga tubuh pria itu tertekuk. Wajah Juan meringis kesakitan merasakan tinju Angelo yang kuat. "Ah, apa yang kau lakukan, Angelo?" tanya Juan menahan sakit. "Aku sudah bilang, jika kau tidak menurut aku akan menggunakan kekerasan!" hardik Angelo tajam. "Tapi ini bukan saatnya kau melalukan ini padaku. Aku harus menyelamatkan Celeste. Tolong bantu aku," pinta Juan. "Apakah ada buktinya jika gadismu ada disini, tuan Juan? Tidak, bukan? Ini semua hanya dugaanmu!" tuduh Angelo. "Tidak! Ini bukan hanya dugaanku saja! Aku sudah lama mencurigai Armando Ferrari, ayah Celeste, begitu juga dengan Walikota Alonzo. Aku yakin, Celeste pasti ada disuatu tempat di rumah ini!" Juan bersikeras agar Angelo percaya ucapannya.
"Tentu saja, tuan Ferrari! Aku telah siap dari tadi!" jawab Walikota Alonzo antusias."Kau tahu? Aku sudah tak sabar untuk melihat hadiahku," bisik Walikota Alonzo ditelinga Armando yang disambut kekehan pria itu."Mari, pak walikota. Jangan berlama-lama lagi, aku akan tunjukan hadiahmu," balas Armando dengan senyum lebar.Keduanya lalu beranjak menuju ruang bawah tanah rumah Walikota Alonzo yang tersambung dengan jalan masuk utama. Keduanya menuruni tangga menuju ruang bawah tanah dengan perasaan masing-masing.Armando tak sabar lagi untuk memulai pembangunan yang dijanjikan Walikota Alonzo padanya sebagai imbalan hadiah yang akan ia berikan pada pria gendut itu.Sementara Walikota Alonzo sibuk mengatur debaran jantungnya yang berdegup kencang. Sama tak sabarnya dengan Armando, menantikan secantik apa hadiah yang dibawa pria disampingnya ini.Sebuah mobil berwarna hitam berhenti tepat didepan pintu masuk yang tersambung dengan ruang bawah t
Walikota Alonzo berdiri gelisah, keringat membanjiri wajahnya. Dengan gugup, pria tua itu mengambil sapu tangan dari balik jasnya lalu mengelap wajahnya yang bulat berminyak dan mulai berkeriput itu.Sementara, lpCeleste yang kedua tangannya masih dicengkram kuat-kuat oleh dua orang pria yang -mungkin- anak buah Walikota Alonzo menegang.Otaknya berputar dengan cepat memikirkan bagaimana caranya agar ia bisa keluar dari sini. Ia sama sekali tidak ingin menjadi pemuas nafsu pria tua itu selamanya.Celeste bergidik memikirkan hal itu."Celeste. Nama yang indah. Seindah pemiliknya," ucap Walikota Alonzo mencoba merayu Celeste.Pria itu perlahan mulai mendekati Celeste dengan senyum yang lebih menyerupai seringai penuh nafsu dengan mata menyapu seluruh tubuh wanita dihadapannya itu.Celeste mengernyit jijik melihat Walikota Alonzo, namun ia juga cukup takut dengan pria yang pantas menjadi ayahnya itu. Ukuran tubuh pria itu 3 kali lip
Walikota Alonzo hampir 100% menanggalkan pakaian yang melekat ditubuhnya, yang tersisa hanyalah celana dalamnya. Celeste menatap ngeri pemandangan didepannya itu.Ya Tuhan, selamatkan aku! Celeste memohon didalam hati. Ia menatap jijik lemak menggelambir yang bergoyang-goyang diperut Walikota Alonzo, tiap kali pria itu bergerak.Dengan tidak sabar, Walikota Alonzo naik keatas ranjang dan menatap Celeste dengan penuh gairah. Bagian bawah pria itu sudah menegang dari saat pertama kali ia melihat Celeste yang berbalut mini dress berwarna hitam emas.Kini, wanita itu ada dihadapannya. Berbaring di ranjangnya dengan posisi menantang pasrah.Walikota Alonzo mulai menyentuh kaki Celeste, ia mengelusnya dengan lembut dan perlahan naik keatas melewati tempat sensitif Celeste, berlanjut ke perut dan berhenti di dua bukit kembar milik Celeste yang penuh sempurna."Ap-apa yang kau lakukan? Jangan sentuh aku! Lepaskan tanganmu dari tubuhku!" seru Celeste
Juan menghentikan langkahnya lalu menoleh kebelakang. Sosok pria yang amat dikenalnya tengah berjalan menuju kearahnya dengan sebuah senyum terukir diwajahnya yang mulai berkeriput."Papa!" seru Juan terkejut."Kemari, anakku. Papa sangat merindukanmu," ucap sosok itu yang tak lain adalah Dominica 'Don' Maximo, ayah Juan.Dibelakang ayahnya mengekor dibelakang, Angelo serta dua orang pria yang tak dikenalnya. Melihat sosok Angelo yang berjalan begitu tenang mengiringi ayahnya, tubuh Juan menegang. Emosinya seketika tersulut.Dengan rahang mengeras ia melangkah kearah ayahnya yang sudah siap menyambutnya dengan kedua tangan terbuka. Namun Juan dengan kedua mata tertuju pada Angelo berjalan melewati ayahnya sampai tiba dihadapan pria itu.DUAG!!!Juan melayangkan tinjunya kewajah Angelo hingga pria itu terhuyung kesamping. Don Maximo terkejut melihat kejadian tak terduga itu."Juan! Apa-apaan kau, nak?!" tegur Don Maximo yang tak mampu
"Angelo! Kau dengar apa yang kukatakan tadi?!" bentak Dominica tak sabar."Ya, tuan! Aku mendengarnya!" jawab Angelo tegas."Cepat jelaskan padaku, apa yang sedang terjadi antara kau dan Juan!" Dominica mengulangi perintahnya.Lalu Angelo segera menjelaskan apa yang terjadi disaat mereka hendak kembali membawa Juan kerumah tanpa membuang waktu lagi. Sebab Dominica bisa sangat murka jika ia sampai mengulang pertanyaan yang sama hingga 3 kali."Jadi Juan telah memiliki seorang kekasih bernama Celeste?" tanya Dominica menegaskan."Benar, tuan Maximo," jawab Angelo cepat."Lalu, mengapa kau tak mengikuti perkataan Juan? Mengapa kau pikir kalau ucapan Juan itu hanya kata-kata yang keluar tanpa pemikiran sama sekali?" Dominica kembali bertanya pada Angelo, namun terdengar seperti tuduhan pada pria itu."Seperti yang aku bilang tadi, tuan Maximo. Aku tak melihat ada yang mecurigakan dirumah itu. Lagipula sebelumnya aku pernah mendengar rumor
Celeste membuka kedua matanya perlahan. Bekas air mata masih jelas terlihat diwajah cantiknya. Wanita itu menatap langit-langit kamar dengan tatapan kosong.Sementara suara dengkuran teramat kencang terdengar dari Walikota Alonzo yang tertidur disampingnya dengan tubuh telanjang bulat. Perutnya yang berlemak menggelambir naik turun, teratur mengikuti napasnya. Pria tua itu tertidur pulas setelah puas menikmati tubuh indah Celeste.Tak ada satupun bagian dari tubuh wanita itu yang tak terjamah oleh Walikota Alonzo. Pria itu bagai binatang buas yang mendapatkan buruannya. Menikmati dan melahap hingga puas.Celeste mengerjap, air mata kembali turun di sudut matanya. Hatinya remuk redam, dunianya hancur. Ia telah hancur! Hatinya terasa perih saat teringat Juan kekasihnya.Juan, aku tak bisa lagi menemuimu. Minpiku untuk dapat hidup bersamamu telah sirna. Diriku tak lagi pantas untukmu. Oh, Juan... sayangku...Celeste memejamkan kedua matanya dan menang
Apa yang dia lakukan disini? batin Celeste. Ia lalu menempelkan tubuhnya di dinding agar tak kelihatan oleh para penjaga rumah Walikota Alonzo dengan kedua mata terus melihat kearah Juan di kejauhan.TIN! TIN! TIN!TIN!TIN! TIN! TIN! TIN!Juan terus membunyikan klaksonnya, menimbulkan kebisingan didepan gerbang rumah Walikota Alonzo. Para penjaga yang tengah bersantai seketika kalang kabut berhamburan mencari asal suara bising tersebut.TIN! TIN! TIN! TIN!"Cepat suruh Walikota Alonzo keluar menemuiku!" teriak Juan dari dalam mobil."Hey apa-apaan kau! Memangnya siapa kau berani memerintah pak walikota seperti itu!" balas salah seorang penjaga yang bertubuh besar dengan berani."Aku? Hehehe..." Juan tertawa mengejek. "Aku adalah Juan Alexander Maximo. Dan kau... harus memberitahu tuanmu yang menjijikkan itu untuk segera datang menemuiku."Lalu suara Juan berubah mengancam, "Jika tidak, aku akan merobohkan gerbang ini dan menyer