Share

Kisah cinta bos mafia

"Sudah ah kalau ngomongin dia mah engga ada habisnya gue sudah selesai nih, gue ke kasir duluan yah tar Mak lampir Shinta ngomelin gue karena kelamaan, bye!" kata Bella meninggalkan Dira yang masih memilah milih barang yang akan dia beli.

"Oke," sahut Dira.

Bella menuju kasir untuk membayar semua belanjaannya itu dengan teliti sang kasir mulai memasuki barangnya yang sudah dicek ke komputer.

"Berapa mba?" tanya Bella.

"Mba Bella tumben sendiri biasanya sama temannya siapa namanya Shinta yah?" tukas mba penjaga kasir.

"Iya lagi males dia takut sama panas takut meleleh!" sahut Bella.

"Oh gitu ada-ada saja!" gumam sang kasir.

"Nominal semuanya jadi Rp 325.500,- mba!" seru sang kasir.

"Oh ini mba!" sahut Bella.

"Uangnya Rp 350.000,- mba Bella," tutur sang kasir.

"Kembalinya Rp 24.500,- yah mba Bella!" terang sang kasir.

"Iya, makasih," sahut Bella sambil menenteng plastik belanjaan.

"Makasih mba Bella selamat belanja lagi!" gumam sang kasir.

Bella keluar dari indoapril menuju kedai yang menjual beraneka gorengan yang masih hangat.

"Mas, beli gorengannya dong Rp 15.000,- campur saja yah!" kata Bella.

"Iya mba Bella!" sahut tukang gorengan yang bernama Umar.

"Terus aku beli juga yah Rp 10.000,- dipisah biasa punya Mak lampir!" sahut Bella kesal.

"Oh pasti punya mba Shinta yah!" tebak Umar asal.

"Ya iya lah siapa lagi!" celetuk Bella.

"Ini mba Bella sudah," seru Umar.

"Makasih yah mas!" sahut Bella meninggalkan kedai menuju ke cafe tempatnya bekerja.

Sementara tempat lain Rianti sedang sibuk menyiapkan berkas-berkas untuk meeting nanti. Dimas datang ke meja sang sekertaris.

"Anti, sudah semua kamu siapin semua berkas yang akan dibutuhkan sama bos Alex?" tanya Dimas.

"Dikit lagi pak!" sahut Rianti.

"Oh ya sudah terusin saya mau ke ruangan boa Alex dulu soalnya bos manggil!" jelas Dimas.

"Iya pak!" sahut Rianti ketus.

Dimas mengetuk pintu ruangan Alex dengan hati-hati.

Tok tok tok

"Permisi bos!" sapa Dimas.

"Masuk aja Dim," sahut Alex.

"Lo kebenaran datang ada beberapa kendala yang harus gue diakusiin sama lo!" ungkap Alex.

"Nah loh apaan tuh kayanya penting!" sahut Dimas penasaran.

"Ah lo mah malah ngeledek aja!" gerutu Alex.

"Jadi gini kayanya gue mulai jatuh cinta deh sama anak Handoko itu si Clara cantik banget tuh anak!" ungkap Alex berbinar membayangkan wajah Clara.

"Ciee, ada yang lagi jatuh hati nih!" sembur Dimas.

"Makanya itu gue mau ke cafe tar malam penasaran gue bro!" seru Alex.

"Terus rencananya lo mau apa sama dia?" selidik Dimas lagi.

"Kalau itu cukup gue aja yang tau lo engga boleh kepo!" gumam Alex.

"Hmm, gitu yah eh ngemeng-ngemeng tadi Alya chat gue ngajakin ketemuan nanti malam gimana bro!" tukas Dimas.

"Ya lo bilang aja sibuk engga bisa malam ini kan rencana kita mau ke cafe gue ada janji juga sama si Cantik mau datang ke cafe malam ini!" papar Alex.

"Emang udah ngebet banget yah!" ledek Dimas terkekeh.

"Bukan gitu Dim yah intinya gue harus ke cafe malam ini dan lo engga boleh nolak nemenin gue titik!" pungkas Alex engga terbantah kan.

"Yah si bos kapan sih gue bisa nolak bila lo punya mau!" gerutu Dimas.

"Harus itu harus!" gumam Alex.

"Sudah jam berapa nih lo engga pesen makan gitu gue lapar nih!" usul Dimas.

"Lo mau makannya sekarang atau nanti pas kita ketemuan sama bos Bara?" tanya Alex.

"Hmm, pengennya sekarang sih, kalau nanti mah mending kita ngopi aja gitu sekalian sama camilannya!" gerutu Dimas.

"Wah rugi bandar ini mah!" celetuk Alex tertawa.

"Kapan lagi coba!" gumam Dimas pelan.

Alex menghubungi Rianti melalui telepon kantornya.

"Anti sudah selesai berkas-berkas yang kita butuhkan nanti?" tanya Alex.

"Sudah bos sudah siap tinggal jalan aja!" sahut Rianti.

"Bagus lah terus tolong panggil Teguh suruh ke ruangan saya segera!" titah Alex lagi.

"Siap bos!" sahut Rianti.

Rianti segera menghubungi Teguh untuk menghadap bos Alex.

"Guh dipanggil ke ruangannya bos Alex disuruh beli makan siang buat bos!" titah Rianti.

"Baik mba Anti saya ke sana!" sahut Teguh senang.

Tok tok tok

"Permisi bos, bos panggil saya!" sapa Teguh sang Ob.

"Iya Guh tolong belikan kami makan siang!" jawab Alex.

"Mau makan apa lo Dim?" tanya Alex.

"Gue beli nasi Padang sama rendang dan perkedel aja Guh!" tutur Dimas.

"Saya nasi Padang juga deh biar kamu engga repot nasi sama ayam bakar dan perkedel juga boleh lah! sekalian tawarin Anti dan kamu juga pesen aja yah Guh," ucap Alex.

"Baik bos, itu aja engga ada yang lain?" lanjut Teguh.

"Sekalian beli rokok deh biasa 2 bungkus Sama Dimas tuh, ini uangnya," tukas Alex sambil menyerahkan uang merah dua lembar.

"Jangan pake lama yah Guh sudah laper berat nih!" gerutu Dimas tertawa.

"Siap pak!" sahut  Teguh sambil berlalu pergi dari ruangan Alex.

"Mba Anti mau pesen apa bos Alex sama pak Dimas makan nasi Padang katanya bos Alex mba Anti juga tinggal pesen aja!" papar Teguh senang.

"Beneran nih ya udah saya pesen nasi Padang pake rendang aja sama kerupuk yah!" kata Rianti senang karena ditraktir sama Alex.

"Makasih yah Guh!" sahut Rianti.

Teguh keluar kantor untuk membeli pesenam sang bos. Dan beberapa karyawan yang lain juga menitip makan siang sama Teguh.

"Guh kamu mau kemana?" tanya Tiara.

"Siapa yang mau nitip saya mau beli nasi Padang bos Alex!" tawar Teguh.

"Gue nitip deh sekalian Guh!" teriak Dinda.

"Gue ikut deh Guh, biar bisa milih-milih menu!" sahut Gunawan antusias.

"Mba Dinda mau makan sama apa?" tanya Teguh.

"Nasi Padang sama ayam bakar aja deh Guh, ini duitnya!" sahut Dinda.

"Udah engga ada lagi yang nitip?" tanya Teguh.

"Gue tar aja Guh masih kenyang!" sahut Arini.

"Ya sudah saya keluar dulu yah, yuk pak Gunawan katanya mau bareng!" ajak Teguh.

"Ayuk," sahut Gunawan.

Gunawan dan Teguh menuju rumah makan Padang yang diujung jalan dari arah kantor lumayan cukup dekat juga.

"Untung belum ngantri yah pak!" gumam Teguh.

"Iya karena kita belinya lebih awal sebelum jam makan siang!" sahut Gunawan.

"Bener juga!" sahut Teguh.

Teguh segera menuju kasir dan memesan beberapa pesanan yang sudah dicatat agar tidak lupa.

"Ini Da, pesenannya!" sapa Teguh.

"Eh mas Teguh tumben pake catatan! buat bos Alex yah?" seru Uda Adnan pemilik rumah makan Padang.

"Iya Da sekalian sama karyawan lainnya!" sahut Teguh.

"Oke ditunggu!" pungkas Uda Adnan riang.

"Uda kalau saya pake tunjang sama perkedel aja yah dibungkus juga!" titah Gunawan.

"Siap mas Gunawan, tumben keluar biasanya dalam kantor aja!" cicit Uda Adnan.

"Iya lagi pengen keluar aja habis suntuk sama kerjaan!" sahut Gunawan kalem.

"Oh gitu yah mas Gun!" balas Uda Adnan.

"Iya sekalian mau ngeroko!" lanjut Gunawan lagi.

Segera Gunawan duduk dan menyalakan rokoknya sebatang. Teguh pun ikut merokok.

"Rokok Guh!" tawar Gunawan dan menghisap rokoknya dalam-dalam.

Teguh pun mengambil rokok Gunawan dan menyalakannya.

"Oh iya mas Teguh teman kamu yang satunya namanya siapa kok kayanya engga pernah kelihatan ke sini?" tanya Uda Adnan.

"Oh itu si Andre ada kok cuma kadang dia  kan khusus untuk karyawan yang lain kalau saya khusus bos Alex!" terang Teguh.

"Oh gitu yah, iya iya iya!" sahut Uda Adnan.

"Semua pesanannya saya tulis yah takut entar ketukar ada yang ayam bakar + perkedel ada yang engga ada perkedelnya jadi saya tulis yah mas Teguh!" ungkap Uda Adnan.

"Iya Uda makasih!" sahut Teguh.

"Ini punya mas Gunawan jadi nasi tunjang sama perkedel jadi Rp 23.000,- aja!" terang Uda Adnan.

"Ini Uda uangnya!" sahut Gunawan sambil menyerahkan uang merah kepada Adnan.

"Kembalinya Rp 77.000,- yah mas Gunawan," cicit Uda Adnan.

"Kalau punya mas Teguh semuanya Rp 100.000,- disatuin atau gimana nih?" tanya Uda Adnan.

"Satuin aja Uda lagian punya Dinda sudah ada di saya!" terang Teguh.

"Makasih yah Uda!" pungkas Teguh.

"Iya sama-sama!" sahut Adnan.

Teguh dan Gunawan sudah selesai dan meninggal rumah Padang milik Adnan.

"Akhirnya sampai kantor juga!" gerutu Gunawan sambil menghela napas yang ngos-ngosan.

"Walah baru segitu aja sudah capek mas Gun ini ada-ada aja!" gumam Teguh terkekeh.

"Ya beda lah kalau mau dibandingin sama lo Guh!" cerocos Gunawan geram.

"Iya juga yah!" sahut Teguh tertawa lepas.

"Ketawa lagi lo!" gerutu Gunawan sebal dan menuju meja kerjanya kembali.

 

 

 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status