Share

Kisah cinta bos mafia

Clara pulang ke rumahnya langsung masuk kamar ayahnya yang masih berbaring di tempat tidur.

"Assalamualaikum mi," sapa Clara.

"Walaikum salam eh anak mami udah sampe rumah sama siapa kamu pulangnya?" tanya Naomi celingak-celinguk mencari sesuatu.

"Mami cari apa? aku pulang sendirian kok," Clara bingung.

"Oh kirain kamu pulang sama siapa gitu!" ledek Naomi.

"Ish si mami mah engga jelas!" sahut Clara sengit.

"Udah ah Cla laper mau makan kalau ngobrol sama mami suka engga ada ujungnya ngeselin!" gerutu Clara berjalan menuju meja makan dan langsung mengambil piring menyantapnya makanan yang sudah tersedia.

"Pelan-pelan atuh neng makannya siapa juga yang mau rebutan sama kamu!" cerocos Naomi heran.

"Habis aku udah laper mi!" sahut Clara tanpa banyak omong.

"Iya cara makan kamu kaya orang yang baru Nemu makanan neng!" gumam Naomi engga habis pikir.

Naomi meninggalkan Clara yang sedang asyik menikmati makanan yang dia masak tadi masuk ke kamar untuk melihat kondisi suaminya.

"Ayah bangun dulu yuk makan mami sudah buatin bubur kesukaan ayah loh!" terang Naomi.

"Aku engga laper!" sahut Handoko ketus.

"Tapi kan kamu belum makan sama sekali gimana mau minum obat dan cepet sembuh kalau cara kamu gitu loh mas!" jelas Naomi geram.

"Sabar mah mungkin perut ayah belum bisa menerima makanan, biar sini Cla yang suapi ayah mi," jelas Clara.

"Baik lah kamu coba yah bujuk ayah kamu biar mau makan," titah Naomi senang.

"Ayah makan yuk biar disuapin sama aku aja," ucap Clara dan Handoko mulai membuka mulutnya dan disuapin oleh Clara.

Naomi melihat itu semua tersenyum senang.

"Nah gitu dong coba dari tadi ayah mau makan kan senang mami lihatnya," seloroh Naomi.

"Ayah harus mau makan disuapin sama mami biar cepet sembuh dan bisa kerja lagi," tegas Clara.

"Tuh denger apa kata Clara!" celetuk Naomi lagi.

"Habis makan minum obat terus tidur lagi istirahat yah ayah!" saran Clara.

Handoko mengangguk-angguk tanda setuju, Naomi yang melihat tersenyum penuh arti.

"Habis ini kamu mau balik lagi ke cafe nak?" tanya Clara.

"Iya mi, oh iya mi kayanya nanti malam Clara pulangnya agak telat soalnya beberapa teman Cla akan datang ke cafe nongkrong jadi Cla pulang telat yah mi, kalau udah ngantuk tidur duluan aja!" ungkap Clara tersenyum getir.

Hmm, teman kamu yang dari mana Cla?" selidik Naomi.

"Temen kampus mi, mereka itu teman Cla tapi engga terlalu akrab jadi mami engga kenal!" terang Clara gugup. 

"Nah satu suapan lagi nih, ih ayah pinter makannya habis!" tutur Clara senang.

"Ya udah biar mami aja yang beresin kamu kalau mau kembali ke cafe pergi lah nak!" saran Naomi.

"Baik lah mi, ayah Cla pergi dulu yah, ayah nurut sama mami yah biar cepet sembuh," jelas Clara dan dianggukan oleh Handoko, Clara mencium kening ayahnya.

"Mi aku pergi yah, Assalamualaikum!" ucap Clara mencium ke dua pipi maminya.

"Hati-hati di jalan nak jangan ngebut-ngebut!" teriak Naomi.

"Pasti mi," sahut Clara sambil menghampiri mobil putih kesayangannya.

Sementara ditempat lain Alex sedang menunggu Bara datang yang akan diadakan meeting.

"Aduh kenapa saya yang gugup sih pak!" gumam Rianti sambil menyenggol lengan Dimas.

"Kamu kenapa Anti?" tanya Dimas terkekeh melihat Rianti yang pucat.

"Tenang aja Anti bawa santai jangan tegang!" seloroh Alex tapi tetap matanya tertuju ke ponsel yang dia pegang.

"Maklum bos saya kan belum pernah ikut Meeting baru pertama kali!" terang Rianti malu.

"Oh ini pengalaman kamu meeting yah sama client kita!" kata Alex kaget.

Tak menunggu lama datang lah Bara yang sudah di nanti-nantikan.

Bara datang dengan dua orang assistennya.

"Maaf kalau kedatangan kami terlambat apakah pak Alex sudah lama menunggu?" tanya Bara basa basi sambil menjabat tangan Alex.

"Baru saja kami tiba!" jelas Alex tersenyum hangat.

"Oh iya kenalkan ini sekertaris saya namanya Wina dan yang ini asisten saya namanya Zulmi," kata Bara memperkenalkannya.

"Saya Alex, dan ini Dimas dan sekertaris saya Rianti," ucap Alex memperkenalkan juga bawahannya.

"Salam kenal untuk Rianti juga Dimas!" sahut Bara.

"Rileks aja yah tidak usah tegang-tegang santai, boleh sambil ngerokok atau kopi!" ucap Bara santai.

"Siap pak Bara!" sahut Rianti segan.

***

Sesuai kesepakatan akhirnya Bara mau berkerja sama dengan perusahaan Alex.

Selesai meeting Bara meninggalkan Hotel Ambasador. Namun Alex, Dimas dan Rianti masih duduk santai.

"Gimana pengalaman kamu setelah meeting tadi Anti?" tanya Alex.

"Alhamdulillah ternyata pak Bara itu orang baik tidak se galak yang aku pikirkan," terang Rianti cengengesan tanpa rasa bersalah.

Ha..ha...ha... kamu kira bos Bara itu macan apa!" celetuk Alex tertawa.

"Dasar kamu Anti bisa aja!" ledek Dimas terkekeh.

"Dari sini mau ke mana kita bos?" tanya Dimas.

"Hmm, kita balik ke kantor aja Dim kalau mau ke mana-mana takutnya engga ke buru janjian sama Clara!" jelas Alex tersenyum senang.

"Ciee, yang mau ketemu sama gebetan!" bisik Alex menggoda.

"Sok tau," sindir Alex kalem.

"Ya sudah yuk kita kembali ke kantor!" ajak Alex.

Meraka pun mulai meninggalkan cafe yang berada di hotel Ambasador tersebut. Dimas mulai menjalankan mobilnya dengan perlahan. Alex memejamkan matanya sejenak untuk menghilangkan lelah. Rianti melirik jam tangan yang ada dipergelangan tangannya. waktu menunjukkan pukul 15.30 wib.

"Kenapa Anti resah gitu?" selidik Dimas sambil melirik Rianti dari kaca depannya.

"Engga pak Dimas ternyata lama juga kita meeting tadi udah sore aja!" seloroh Rianti.

"Terus kenapa kamu kelihatan resah gitu?" lanjut Dimas.

"Masih mikirin kerjaan pak yang tertunda bisa-bisa lembur nanti malam!" tukas Rianti cemas.

"Oh kayanya bos Alex juga pulang cepat Anti," ungkap Dimas.

"Tumben pak Dimas biasanya bos Alex pulang malam."

"Mau ada acara kalau engga salah."

"Baik lah mungkin hari ini akan ditemani oleh Teguh lembur," celetuk Rianti.

Mobil telah sampai di gedung bertingkat yang sangat megah. Dimas memarkirkan mobilnya dengan perlahan.

"Bos udah sampai kantor!" celetuk Dimas membangunkan Alex dari tidurnya.

Rianti segera turun dari mobil dan masuk gedung disusul oleh Alex dan Dimas menuju lift ke lantai 4.

"Rencananya mau pulang jam berapa bos?" selidik Dimas.

"Hmm, kayanya sekita pukul 17.00 wib deh!" jelas Alex.

"Oke biar gue bisa ngerjain kerjaan gue yang tertunda!" celetuk Dimas bangga.

"Jiah kaya iya aja lo Dim!" gerutu Alex terkekeh.

"Wah si bos ngeremehin gue!" gumam Dimas pelan.

"Bos makasih yah makan siangnya!" celetuk Rianti senang.

"Kenapa lo Anti sakit tiba-tiba ngomong gitu!" ledek Dimas heran.

"Ish, pak Dimas kepo banget!" tutur Rianti tersipu malu.

Rianti diam-diam kagum terhadap Alex sebagai atas tetapi dia tidak arogan dan baik. Bila berada didekatnya berasa nyaman juga mempunyai wajah yang sangat tampan itu.

"Kamu kenapa senyum-senyum sendiri Anti sakit kamu!" cicit Alex.

"Ti-tidak bos saya baik-baik aja!" sahut Rianti gelagepan.

"Ciee, ada yang malu-malu," ledek Dimas lagi.

"Apa sih pak Dimas ish!" sentak Rianti sebal sambil memukul lengan Dimas kesal.

Lift terbuka dan mereka kembali ke ruangan masing-masing.

"Bos gue ke ruangan dulu!" pamit Dimas.

"Hmm."

 Rianti duduk di mejanya dan meneruskan pekerjaannya yang tertunda. 

***

Clara telah sampai cafe kembali dan langsung masuk ke dalam ruangannya.

Melanjutkan perkerjaannya. 

"Shinta tolong ke ruangan saya!" titah Clara.

"Shinta nanti malam akan ada tamu spesial tolong kamu berikan menu yang terbaik untuk tamu saya masakan yang terenak!" ungkap Clara.

"Untuk berapa orang mba Cla?" sahut Shinta.

"Saya belum tau Shinta siapin aja!" terang Clara.

"Baik mba Clara saya akan atur!" kata Shinta.

"Makasih yah Shinta," sahut Clara.

"Sama-sama mba Clara," kata Shinta lagi.

Shinta buru-buru menuju pantry dan memberikan perintah yang diberikan oleh Clara.

"Jadi gitu yah sekitar jamnya gue engga tau tar gue konfirmasi lagi sama mba Clara yah!" jelas Shinta.

"Oke Shinta tinggal kasih aba-aba aja kita siap kok!" sahut Faris.

"Siip."

Shinta kembali ke tempat kasir dan mengeluarkan ponselnya dari saku bajunya. Clara mulai mengecek pengeluaran dan pemasukan untuk bulan ini. Shinta asisten sekaligus menjaga kasir.

"Shinta tolong rekap absen karyawan 3 bulan dari bulan kemarin sampai bulan ini!" titah Clara.

"Baik mba Clara," kata Shinta.

"Dan juga pemasukan dan pengeluarannya!" lanjut Clara lagi.

"Tapi bukan untuk sekarang kan soalnya belum saya rekap," terang Shinta.

"Iya saya tunggu sampai hari Senin depan harus ada dimeja saya!" tegas Clara.

"Siap mba Clara," sahut Shinta.

"Kamu boleh kembali!" jelas Clara.

"Heran punya asisten satu ini kerjanya lamban kalau engga diminta belum dikerjakan!" gumam Clara.

Tok...tok..

"Permisi mba Clara, saya mau pamit pulang apa mba Clara masih butuh saya!" ucap Bella cengengesan.

"Apa kamu cengengesan, sebenernya sih masih tapi kamu kan udah mau pulang Bell masa aku tahan sih!" rengek Clara.

"Memang ada apa sih!" selidik Bella, Bella adalah sahabat Clara yang bekerja dengannya tapi Bella tidak mau menjadi asisten Clara.

"Eh tau engga Shinta itu kalau tidak ditanyain rekap 3 bulan absen, pemasukan dan pengeluaran tidak dia kasih ke gue tau gak sih lo sebenarnya gue udah pegel hati sama dia, mending lo aja deh yang jadi asisten gue!" ungkap Clara.

"Engga boleh gitu lo kasihan kan dia kalau lo pecat!" cicit Bella menimpali.

"Gue engga mecat dia tapi lo aja yang jadi asisten gue tetep di Shinta dikasir," terang Clara jujur.

"Hmm, ogah ah gue mah mending gue jadi waiters aja Cla dari pada jadi asisten lo karena gue engga mau dicap aji mumpung, gue mau kerja profesional," papar Bella antusias.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status