Share

Bab 4

Penulis: Widi
last update Terakhir Diperbarui: 2021-05-11 20:11:01

Dua orang keluar dari pintu mobil, seorang pria seumuran dengan Adi dan seorang wanita yang terlihat tak asing dimata Adi.

" Indah??" Adi ingat, Indah adalah teman sekelas Adi waktu SMP. Indah adalah gadis yang periang dan baik hati, Parasnya juga cantik. Dulu sewaktu di kelas, Adi dan Indah merupakan teman baik. Indah juga bersimpati dengan nasib Adi kala itu. Karena sudah mengetahui latar belakang Adi yang menghidupi dirinya sendiri dari berbagai macam kebutuhan hidup. Indah sering membantu Adi dalam beberapa masalah.

" Ada masalah apa ini?? " Tanya Indah membuyarkan lamunan Adi.

" Ha, ,hanya tabrakan kecil, gapapa. " Sahut Adi dengan perasaan cemas.

" Kelihatannya ini bukan tidak apa-apa!! Kamu terluka." Dengan segera, Indah kembali ke mobil mengambilkan tisu untuk menghapus darah di siku Adi yang terlihat masih mengucur.

" Ahh, enggak apa-apa. Cuma goresan luka kecil. " Seketika itu Adi berusaha meraih tisu yang akan di usapkan Indah pada sikunya itu dengan cepat. Dia tak mau ada kesalahpahaman disini karena tahu Indah bersama seorang pria.

" Ayo, ,kalau butuh tumpangan, kelihatannya kamu lagi tergesa-gesa dan nampak gelisah." Indah menawarkan dengan lembut begitu tahu ekspresi Adi ketika itu.

" Ayo, ,bro! gapapa sekalian. Biar motormu taruh bengkel depan aja dulu. Trus kita antar kamu, gimana??" Pria disamping Indah menyahut dan mengulurkan tangan bermaksud berjabat tangan.

Pria itu bernama Aldo, dia adalah tunangan Indah. Dari perangainya bisa dibilang bahwa pria itu baik. Adi menghela nafas lega jika Indah sudah menemukan pria yang cocok untuk hidupnya di masa depan.

Dengan perasaan campur aduk, pada akhirnya Adi menyerah dan menerima ajakan dua orang itu. Didalam mobil, Adi bercerita tentang apa yang dialaminya. Mereka berdua ikut bersimpati dengan apa yang menimpa Adi saat itu. Hanya berharap dan berdoa agar semuanya baik-baik saja.

Sebelum mereka berpisah, pria yang bersama Indah memberi kartu nama dan mereka saling bertukar nomor. Siapa tahu bisa menambah koneksi dimasa depan dan harapan agar mereka bisa bertemu lagi lain waktu.

Persis di depan gang dekat jalan raya, saat mobil mereka berdua sudah berlalu. Adi segera berjalan kaki dengan terburu-buru agar dia sempat mengantarkan kekasihnya.

Selang berapa saat Adi sudah melihat banyak sekali orang berkerumun di sekitar kediaman Veny. Dan terlihat keranda jenazah juga sudah siap untuk diberangkatkan.

" Tunggu..?!" Terdengar teriakan lantang dari Adi lalu setelahnya berucap salam dengan sedikit gemetar di bibirnya.

" Biarkan saya memimpin di barisan depan keranda itu?" Pinta Adi sambil sedikit terisak.

" Iyaa....silahkan, Anakku. " Seorang pria tua memegang pundak Adi lembut. Beliau adalah Pak Abu. Ayah dari gadis yang sedang berbaring dalam keranda.

" Tolong antarkanlah ia agar tenang di alam sana, nak!?" Ibunya menimpali dengan tangis yang pecah setelahnya.

" Baiklah, mari!!" 

Didalam benak Adi saat itu, 'Jika memang ini takdir dari-MU, aku akan menerima dengan ikhlas. Namun jika berkenan, akupun berharap ini bukan takdirku' 

' Aku berharap sebuah mukjizat terjadi, dan akan membangunkan kekasihku' gumam Adi dalam hati sembari menoleh kedalam keranda.

Waktu terus berpacu, harapnya seakan sia-sia. Takdir memang tak bisa dengan mudah dibalikkan. Proses pemakaman tahap demi tahap sudah dilangsungkan. Hingga galian yang tadi sedalam 1 meter lebih, kini sudah berisi jenazah didalamnya.

Adi menatap lemas, kakinya bergetar hebat. Jantungnya berdegup kencang dan matanya tak bisa menahan lagi air yang dari tadi ditahannya.

Ppsssshhh...hikz..hikkzz!!!

Tangisnya pecah dengan beberapa kali sesenggukan ketika orang-orang di dekat galian itu mulai memasukkan tanah bekas galian ke liang itu tahap demi tahap. Hingga semakin menggunduk sempurna, Adi pun terduduk lesu. Dia menunduk dan terus mengusap air matanya.

- Veny RA-

Batu nisan itu dipandanginya sedalam yang dia mau. Seakan tak percaya dengan semua yang dilihatnya, dia meraba batu nisan itu dengan rintihan yang memilukan. Semua orang yang berada di sekitar, merasakan kepiluan yang di alami Adi.

Ketika proses pemakaman selesai, satu persatu peziarah meninggalkan makam, suara seseorang dari belakang, sedikit menghentikan isak tangis Adi.

" Sudah, Di. Semua sudah kehendak-NYA, ikhlaskan dia agar dia juga bisa tenang di alam sana nanti. " Sambil menepuk bahu Adi dari belakang.

Adi menoleh siapa yang menghentikan tangisnya, 

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Kisah cinta lelaki bodoh   Bab 36

    Vita juga tak tahu harus bagaimana setelah mendapati dirinya tak kunjung datang bulan, yang dia lakukan hingga saat ini hanya menunggu untuk datangnya rutinan bulanannya itu keluar. Dia bahkan tak berani membeli testpack untuk mengetahui kebenarannya." Ini masih belum pasti, Lin. Dan akupun tak berani bilang pada Mas Adi. " Vita mengatakan itu sambil memegangi perutnya." Ahhh, sudahlah kalau begitu. Terserah kamu saja. Yang pasti aku tak mau terlibat apapun mengenai itu. Dan....." Belum sempat Linda melanjutkan kata-katanya, Dia terperanjat kaget ketika tahu bahwa ada seseorang dibelakang Vita.Saat Linda ingin mengetahui siapa orang itu, suara seorang pria terdengar dengan jelas. " Ohhh, jadi kejutan ini berlanjut??!"Suara itu tidak lain dan tidak bukan adalah Adi. Dia memegang kotak cincin perak ditangannya bermaksud untuk memberikannya pada Vita. Namun saat ia kembali, dia mendapati Vita dan Linda sedang berbincang serius. Dan sekarang dia tahu apa

  • Kisah cinta lelaki bodoh   Bab 35

    Setidaknya penjelasan yang benar-benar akurat adalah hal yang diinginkan Adi saat ini. Karena bagaimanapun, Desta adalah orang yang membunuh Johan dan Fanya. Ditambah lagi dengan nasib Kang Ujang yang saat ini masih dalam penjara. Ohhhh!! Sungguh, di negeri ini sudah hilang yang namanya keadilan. " Aku tanya sekali lagi, apakah kau benar-benar ingin berubah??" Adi menatap tajam ke arah Desta yang sejak tadi ingin berjabat tangan dengan Adi namun tak direspon sama sekali. " I..iya. Aku minta maaf. Sungguh minta maaf. Jika memang kata maafku tak bisa membuatmu memaafkanku, kau bisa melakukan apapun sesukamu padaku. Aku tak akan membalas. Bahkan jika kau menginginkan aku lenyap dari pandanganmu, aku bisa melakukannya sekarang di hadapanmu." Desta berbicara lalu mencari sesuatu di sekitar. Di menemukan bekas pecahan botol di bawah tempat mereka duduk, lalu seketika mengambilnya. Dengan perasaan bersalahnya, dia lalu menggoreskan di urat nadi lengannya. Tak

  • Kisah cinta lelaki bodoh   Bab 34

    Sangat jelas sekali bahwa di dalam foto itu adalah Desta dan Vita yang bergandengan tangan." Terima kasih, Linda. Kau melakukan hal yang tepat. Akan aku beri kejutan untuknya atas kedatanganku kali ini. " Adi sedikit menyunggingkan senyum berkata pada Linda yang hanya terbengong melihat ekspresi Adi.Reaksi Adi sungguh berbeda kali ini. Meskipun terlihat gusar, namun ketenangannya dalam menangani masalahnya bersama Vita sedikit berbeda dari pada sebelumnya. Mungkin terlalu seringnya gadis itu berperilaku seperti ini kepada Adi. Jadi, Adi hanya mengekspresikannya dengan senyum pahit.Keinginannya memberikan sebuah kejutan, justru lebih dikejutkan lagi dengan apa yang dilihatnya dalam foto itu. Apalagi Vita bersama dengan seseorang yang seharusnya mendekam dalam penjara. Apa-apaan ini??Adi berusaha menelepon Vita, namun lagi-lagi ponselnya tidak aktif. Sesuatu yang sama berulang kali ketika dia akan memergoki gadis itu dengan pria lain.Karen

  • Kisah cinta lelaki bodoh   Bab 33

    Terlihat banyak kerutan di dahi Adi saat mendengar pernyataan dari Tika. Itu karena keterkejutannya mendengar hal yang begitu tampak serius di mata Tika. " Ap...apa??" " Iya, aku akan berusaha sepenuhnya menjadi istri yang baik untukmu. Dan akan selalu menutupi segala kekuranganmu. Percayalah padaku! " Tika berkata dengan sesekali membelai lembut pipi Adi. Adi membalas dengan senyum lalu berkata, " Baiklah, tapi aku belum bisa memastikannya. Akan aku pertimbangkan, aku juga masih memiliki Vita, kau tahu?? Dia cinta pertama di hidupku. Meski tak bisa dipungkiri bahwa kau memang lebih darinya. " Meski Adi berkata demikian, dalam hatinya sebenarnya ragu. Dia sengaja berbohong untuk memastikan bahwa dia tak melukai hati Tika yang penuh harap. Setelah beberapa waktu, Tika pamit pulang. Dan sesaat setelah Adi kembali ke kamar, panggilan telepon dari Vita sudah puluhan kali terlewat. Adi kemudian beralasan bahwa ponselnya dicas dan dia tertidur

  • Kisah cinta lelaki bodoh   Bab 32

    Tokk..tokk..tookkk.. Setelah terdengar suara motor yang berhenti di depan rumahnya, suara ketukan pintu menggerakkan Adi membuka jalan untuk gadis itu memasuki rumahnya. " Silahkan, masuk nyonya!" Canda Adi dengan badan sedikit membungkuk dan gestur seperti seorang bodyguard. " Dasar, pria polos!" Tika hanya tersenyum manja menatap Adi dan melangkah masuk. Hari itu ada sedikit perbedaan dari tampilan Tika. Biasanya rok mini selalu jadi andalannya saat bepergian kemana-mana. Tapi sekarang dia memakai rok panjang dengan corak dan pernak pernik khas cewek pada masa itu. Baju yang di kenakan juga lebih sopan dari saat terakhir kali bertemu. Sekitar 2 bulan yang lalu, Adi mengantarkan Tika ke Terminal. Karena dia akan menyelesaikan urusannya untuk resign dari pekerjaannya. Entah apa yang mendasari keputusannya untuk tidak lagi bekerja di sana. Yang pasti, Tika ingin mencari pekerjaan di sini dan memulai hal baru lagi mulai sekarang. " Udah

  • Kisah cinta lelaki bodoh   Bab 31

    Mereka berdua sudah memesan makanan dan minuman pada saat Adi melihatnya dari kejauhan. Di dalam hatinya berkecamuk banyak hal. Perasaan yang tak mudah dideskripsikan dengan tulisan.Saat mereka berdua akan menempati salah satu meja yang memang di sekat sedemikian rupa, Adi memotretnya dan mengirim foto itu kepada Vita. Pada saat itu, ponsel berkamera sudah beriringan memasuki gerai handpone. Dan ponsel baru dengan fitur kamera lebih jernih di launching tiap minggunya. Itulah kenapa Adi bergegas melakukan itu, agar buktinya semakin jelas. Sungguh tekhnologi yang bermanfaat. Hahahahaha.Sangat disayangkan, ponsel Vita dimatikan. Dia lalu menuju kasir dan mencoba memesan beberapa minuman. Pesanan itupun merupakan kesukaan Vita." Mbak, bisa minta tolong?" Adi menyapa gadis pelayan di kasir itu." Iya, mas. Silahkan. Ada perlu apa?" Senyum ramah pelayan itu sangat profesional." Pesan satu Alpukat susu dan kentang goreng satu. Lalu tolong kirimk

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status