Luka Tak Terlihat

Luka Tak Terlihat

last updateLast Updated : 2025-01-18
By:  Intan aprilOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
9 ratings. 9 reviews
97Chapters
453views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Aris hidup di tengah keluarga yang lebih sering menjadi musuh daripada tempat berlindung. Ibunya memandangnya sebagai pembawa sial, sementara Alena, adik kesayangannya, selalu mencari cara untuk meruntuhkan kepercayaan diri Aris. Di sekolah, hidup Aris tak jauh berbeda—fitnah dan pengkhianatan menjadi makanan sehari-harinya. Namun, harapan muncul dalam bentuk perlombaan menulis. Aris melihat kesempatan ini sebagai jalan untuk membuktikan bahwa dirinya mampu dan layak dihargai. Tapi di saat yang sama, Alena—yang haus perhatian—memutuskan ikut serta. Dengan segala tipu muslihat, Alena mencuri naskah Aris, berharap memenangkan lomba dan menarik hati Raka, sahabat Aris yang setia mendampinginya. Diterpa kesedihan dan pengkhianatan, Aris hampir menyerah. Namun, dukungan dari teman setianya, Sasa, yang diam-diam menyukai Aris, serta Andre, mantan pacar Sasa yang bekerja sama dengan Alena, membuat Aris kembali berdiri. Dengan pena di tangannya dan semangat yang menyala, Aris bertekad menulis akhir cerita yang hanya dia yang mampu mengendalikannya. Namun, mampukah Aris menyingkap kebenaran di balik tipu daya Alena dan Andre serta membuktikan dirinya di tengah dunia yang terus merendahkannya?

View More

Chapter 1

BAB 1

Pagi itu, sinar matahari menyusup perlahan melalui celah-celah jendela rumah kecil di pinggir desa. Rumah itu sederhana, dengan dinding kayu yang mulai memudar warnanya dan atap seng yang sering berbunyi pelan saat diterpa angin. Di dalam rumah, suara aktivitas keluarga mulai terdengar, seperti simfoni yang berulang setiap pagi.

Aris kecil membuka matanya perlahan. Ia mengucek-ucek matanya dengan tangan mungilnya, lalu menguap lebar. Dengan langkah tertatih-tatih, ia keluar dari kamar kecilnya. Wajahnya terlihat polos dengan rambut yang masih berantakan. Tapi, ada semangat berbeda di matanya pagi itu. Hari ini adalah hari ulang tahunnya yang kelima. Dalam pikirannya, ulang tahun adalah hari istimewa, penuh kebahagiaan, hadiah, dan cinta dari orang-orang terdekat.

Namun, begitu kakinya menginjak ruang tengah, harapannya mulai memudar.

Di meja, ia melihat sebuah kotak hadiah besar yang tampak baru, masih terbungkus plastik rapi. Hatinya melompat girang. “Itu pasti untukku,” pikirnya. kotak besar itu adalah sesuatu yang sudah lama ia inginkan. Ia hampir mendekati meja itu ketika suara langkah kaki Alena, saudara tirinya, menggema di ruang tengah.

“Bu! Itu hadiah untuk Alena, kan? wah boneka barbie , Alena suka banget!” seru Alena dengan nada penuh antusias.

Ibu mereka, yang sedang sibuk di dapur, berhenti sejenak dan menoleh dengan senyum hangat. “Iya, ini untuk Alena. Kamu memang pantas mendapatkannya,” jawabnya lembut.

Mendengar itu, hati Aris mencelos. Ia berdiri mematung di sudut ruangan, menatap Alena yang melompat-lompat kegirangan. Sementara itu, ia mencoba meyakinkan dirinya bahwa mungkin ada hadiah lain yang menunggunya.

Dengan langkah kecil, ia mendekati ibunya. Wajahnya masih dihiasi senyuman kecil meski dalam hati ia mulai merasa ragu. “Ibu, hadiah untuk Aris yang mana?” tanyanya pelan dengan nada polos khas anak kecil.

Ibunya menghentikan pekerjaannya, lalu menoleh dengan pandangan dingin. “Aris, jangan ganggu ibu. Sana, main di luar,” ucapnya tanpa memikirkan perasaan anak kecil itu.

Aris terdiam di tempatnya. Ia tidak tahu harus berkata apa lagi. Seolah harapan yang tadi ia peluk hangat kini jatuh berkeping-keping. Ia mencoba mencari perlindungan pada sosok ayahnya yang sedang duduk di ruang tamu sambil memegang sebuah kotak besar lain. Hatinya kembali dipenuhi harapan. “Mungkin itu hadiah untukku,” pikirnya.

Namun, sebelum ia sempat bertanya, Alena kembali lebih dulu. “ ayah ! Itu untuk Alena juga, kan? ayah memang sayang sama Alena!”

Ayahnya tertawa kecil dan mengangguk sambil menyerahkan kotak itu pada Alena. “Iya, ini untuk Alena. Kamu memang anak ayah yang paling pintar.”

Kata-kata itu seperti pisau tajam yang menusuk hati Aris. Ia mencoba memanggil dengan suara pelan, “ayah ... kan hari ini ulang tahun Aris juga ...”

Namun, ayahnya hanya melirik sekilas sebelum berkata, “Kamu kenapa berdiri di situ? Jangan ganggu ibumu.”

Hati Aris benar-benar hancur. Ia menunduk, menahan air mata yang mulai menggenang di sudut matanya. Ia berbalik, melangkah pelan menuju kamarnya yang kecil.

Di dalam kamar itu, ia duduk di atas kasur tipis yang sudah usang. Tangannya memeluk erat sebuah bola lusuh yang merupakan satu-satunya benda berharga miliknya. Bola itu sudah compang-camping, dengan warna yang mulai pudar. Tapi bagi Aris, benda itu adalah teman setia, yang selalu ada saat ia merasa sendirian.

“Aris nggak butuh hadiah... Aris cuma ingin Ibu sama ayah bilang selamat ulang tahun,” bisiknya lirih pada bola itu.

Sementara itu, di luar kamar, suara tawa Alena memenuhi rumah. Ibunya membantu Alena membuka hadiah dan memainkan boneka Barbie baru itu. Semua orang tampak bahagia, kecuali Aris, yang hanya bisa mendengar kebahagiaan itu dari balik pintu kamarnya.

Menjelang sore, Aris akhirnya keluar dari kamarnya. Ia berjalan pelan menuju halaman belakang, tempat favoritnya untuk menghabiskan waktu sendirian. Di sana, ada sebuah pohon besar dengan akar yang mencuat dari tanah, seperti tangan-tangan yang merangkulnya. Pohon itu sering menjadi tempat ia menyendiri, merenung, atau sekadar berusaha melupakan kesedihannya.

Aris duduk di bawah pohon itu, menatap langit yang mulai berwarna jingga. “Mungkin kalau Aris jadi anak yang lebih baik, Ibu sama ayah akan suka sama Aris,” gumamnya.

Tak lama kemudian, Alena muncul dari balik pintu. Dengan gaun baru yang cantik, ia tampak bersinar. “Aris, kenapa kamu duduk di sini sendirian?” tanyanya dengan nada ceria.

Aris menoleh dan mencoba tersenyum meski hatinya terasa berat. “Nggak apa-apa. Kamu cantik banget pakai baju itu,” jawabnya dengan tulus.

Alena tersenyum bangga. “Iya, ibu bilang aku memang cantik. Kamu nggak punya baju baru, ya?”

Aris hanya menggeleng pelan. Ia tidak ingin menjawab pertanyaan itu, takut memperpanjang percakapan yang hanya akan membuatnya semakin sedih.

Ketika malam tiba, rumah kembali sunyi. Aris berbaring di kasurnya, memandang langit-langit kamar yang gelap. Tangannya memeluk bola lusuh itu erat-erat, seperti berusaha mencari kenyamanan di tengah kesepiannya.

“Besok pasti lebih baik,” bisiknya pada dirinya sendiri, mencoba menguatkan hati. Tapi jauh di dalam lubuk hatinya, ia tahu bahwa harapan itu hanya ilusi.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Kim Miso
gak kebayang kalo jadi Aris... semangat up thor
2024-12-04 17:48:38
2
user avatar
Azzurra
novel keren, Akan meninggalkan luka yang dalam.
2024-12-04 17:12:21
1
user avatar
Henny Djayadi
konfliknya unik dan seru, enak dibaca. lanjut thor! semangat up datenya
2024-12-04 16:54:25
1
user avatar
Rianievy
Ceritanya menarik. Ditunggu updatenya ya
2024-12-04 16:48:35
1
user avatar
Linda Malik
Semangat Aris kamu pasti bisa ... ikut mewek Thor.. semangat up Thor!
2024-12-04 16:46:26
1
user avatar
Intan april
hallo semua terimakasih sudah membaca novel pertama saya . mohon dukungan nya agar author semangat terus update bab nya tiap hari
2024-12-04 16:25:43
0
user avatar
Deschya.77
Cerita menarik, semangat update kak
2024-12-04 16:21:37
1
user avatar
Intan april
terimakasih ka
2024-11-30 19:29:48
0
default avatar
rayyanatharrazka0106
cukup bagus
2024-11-30 18:46:28
1
97 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status