Beranda / Romansa / Konspirasi Cinta Pertama / Hati yang terlanjur luka

Share

Hati yang terlanjur luka

Penulis: Faiqa Eiliyah
last update Terakhir Diperbarui: 2021-04-30 13:51:31

"Luka yang tertinggal di tubuh bisa disembuhkan oleh obat, tapi luka yang tertinggal di hati hanya mampu disembuhkan oleh waktu."

Faiqa Eiliyah

Hari ini Karina dan Nayra selesai barter tanaman bunga. Beberapa hari yang lalu Karina menyarankan agar Nayra mau menanam tanaman hias yang ada kembangnya, tapi dia menolak. Alasannya tanaman hias yang berbunga ada masa matinya dan harus diperbaharui lagi, cenderung manja karena harus disiram tiap hari.

Tapi Karina mematahkan argumennya dengan mengatakan, kalau untuk melihat keindahan yang luar biasa memang perlu sedikit usaha. Lelah itu akan terbayar ketika warna warni dari kelopak bunga itu memenuhi tamannya.

Sebagai gantinya Nayra juga meminta agar Karina merasakan simplenya menanam tanaman hias daun, selain nggak manja. Dia juga tahan segala cuaca dan tak perlu rajin disiram.

Karina bahkan sempat ngakak menggoda Nayra kalau tanaman hias daun itu, Tuhan ciptakan untuk para pecinta tanaman hias yang pemalas. Dia tak marah sama sekali, justru membenarkan ucapan Karina dengan kikikan gelinya.

Karina tidur di kamar membiarkan Ayub nonton dan main HP di ruang keluarga, setelah mewanti-wanti kalau mau apa-apa harus membangunkannya dulu. Juga mengingatkan, kalau pintu rumah jangan dibuka untuk orang yang tidak dikenal. Ayub sudah paham akan hal seperti itu sejak lama.

Sejak tanggung jawab menjaga ibunya dan rumah ini, ia rasa menjadi tanggung jawabnya. Kadang Karina merasa betapa beruntungnya dia. Karena Ayub benar-benar sosok yang penuh dengan tanggung jawab bahkan di usianya yang masih sangat belia.

Karina tak tahu, berapa jam lamanya ia tertidur. Karena saat separuh kesadarannya masih menggantung. Dia merasa ada hembus napas di depan wajahnya. Karina masih berpikir dengan setengah sadar dan berpikir kalau mungkin Ayub yang baru saja sampai dan ingin mengecup pipinya sebelum ia tidur di sampingnya seperti biasa.

Lama Karina menanti kecupan di pipi, hingga sengaja tak membuka mata. Setelah lama menanti dan kecupan itu tak kunjung datang. Karina akhirnya membuka mata dengan perasaan kesal, matanya membulat sempurna saat melihat wajah Raka suaminya berada begitu dekat dengan wajahnya.

Karina menarik wajah dan tubuh menjauh, Raka yang kaget dengan respon istrinya mengernyitkan kening bingung. Seperti ada yang berubah dengan wanitanya itu. Meski dia sebenarnya menyadari, kalau dirinyalah yang telah berbuat curang pada pernikahan mereka.

Karina bangun untuk duduk dengan posisi menyamping darinya, sementara Raka bergeming di tempat, masih menatapi istrinya penuh rasa khawatir.

"Sayang, kau tak merindukanku?" lirihnya.

Karina membatu di tempat, mendengar suara yang selama ini selalu dia rindukan. Rindu yang membuatnya secara perlahan ... membangun benteng-benteng di sekitar hati, agar selamat dari serangan rindu yang kadang datang menyerbu secara membabi buta.

Mungkin karena benteng-benteng itu pula, hingga Karina sama sekali tak bereaksi melihat suaminya tiba-tiba ada di depan mata.

"Sayang!" panggilnya menyentuh pucuk hijab Karina. Karina berdiri dan beranjak keluar, "Ayub mana?" tanyanya seolah bertanya pada diri sendiri.

Raka mengintari tempat tidur dan berdiri menghadang langkahnya, Karina berhenti berjalan dan menatap mata Raka. Ada rasa malu pada diri Karina melihat suaminya yang sekarang, dia semakin tampan dan mapan tentunya.

Sementara ia sebaliknya, Karina semakin kurus. Karena sejak kepergian Raka nafsu makannya berkurang, kadang dia hanya sekedar makan agar Ayub ikut makan bersamanya. Karina tak pernah menikmati makanan yang ada di depannya karena perasaan kecewa dan berbagai prasangka yang terus datang mengusik ketenangannya.

Karina menundukkan kepala, ada butiran bening jatuh berhamburan di lantai kamar mereka. Raka meraih tubuh ringkihnya dalam pelukan, memeluknya begitu erat.

"Ayub di luar, dia sedang mencoba sepeda barunya di taman belakang," bisiknya.

Karina masih menangis, merasa dirinya sudah tak pantas untuk suaminya. Karina merasa Raka sudah bukan miliknya, dia sudah terlalu jauh meninggalkankannya hingga hatinya patah tak tertata.

"Kau benar-benar berubah, kau tak merindukanku!" sindir Raka.

Tubuh Karina menegang mendengar sindiran itu, tanpa sadar Karina mendorong Raka sekuat tenaga. Hingga ia terjengkang jatuh ke lantai dengan tatapan shock.

"Kau?" geram Raka dengan emosi tertahan.

"Ya, aku tak pernah merindukanmu. Hingga menangis tiap malam menantikan telpon darimu, tapi kau selalu sibuk hingga tengah malam. Padahal kau selalu pulang sebelum jam delapan malam, kan?" sindir Karina dengan nada dingin, tapi penuh emosi di setiap kalimatnya.

"Aku tak pernah rindu. Hingga hanya membalas like pada komentar istriku di foto yang mengatakan 'Makin ganteng saja, rindu!' " sindir Karina lagi dengan memperjelas fakta tentang foto yang pernah Raka unggah ke f******k beberapa minggu yang lalu.

"Aku juga tak pernah rindu, hingga meskipun putraku masih rindu ... aku tetap memutuskan telponnya dengan alasan mau istirahat di jam delapan malam!" bentak Karina membuat Raka menunduk. Menyesali semuanya, hingga membuat wanitanya yang dulu selalu menatapnya penuh kerinduan, kini menatapnya penuh kebencian.

"Kenapa? Kenapa kembali, Kak? Mau membuktikan kalau kau tak melakukan apa-apa di sana yang bertentangan dengan pikiranku?"

"Mau meyakinkanku kalau kau baik-baik saja dan tidak sedang tergoda dengan perempuan lain?"

"Atau kau kembali ke sini untuk menceraikanku demi memilih wanita itu? Kau jangan bungkam karena meskipun kau tak berbicara, sikap dan perubahanmu berbicara padaku! Felling seorang Istri itu kuat, asal kau tahu itu!!" pekik Karina padanya dengan berurai air mata.

Raka yang bahkan belum bangkit dari lantai menatap Karina dengan jantung yang berdenyut sakit. Dia sadar kalau dia sudah menyakiti wanitanya itu. Dia mencoba bangkit dan berdiri, dengan pandangan tak pernah lepas dari Karina.

"Ma ...!" Karina mematung di tempat mendengar suara Ayub memanggilnya, dengan segera dia menghapus air mata dan menjawab panggilan putranya.

"Ya, Sayang, apa kamu butuh sesuatu?" tanya Karina dengan suara serak dan nyaris tak terdengar.

"Catty ada di sini, apa aku boleh menaruhnya di keranjang sepedaku? Ayah membawakan sepeda baru untukku!" ujarnya.

"Tentu, Sayang. jika itu membuatmu senang, lakukan!" saran Karina tanpa berani menoleh ke arah pintu di mana Ayub berdiri, Karina takut buah hatinya melihat jejak air mata di pipinya.

Karina menoleh ke arah pintu kamar, memastikan kalau Ayub benar-benar sudah pergi dari kamar. Berharap dia tak mendengarkan amarahnya tadi. Karina maju beberapa langkah lalu duduk di sisi tempat tidur.

"Maaf atas penyambutan yang tidak mengesankan!" lirihnya.

Raka tetap bergeming, saat Karina mengangkat wajah menatapnya. Mencari kebenaran di matanya, dan ya, yang Karina temui hanyalah seonggok penyesalan di sana. Seakan membenarkan semua tuduhan yang dia lontarkan tadi, hati Karina hancur seketika. Musnah sudah harapannya untuk mempertahankan rumah tangga.

Karina bangkit melewatinya hendak membasuh wajah di kamar mandi, tepat saat Raka mencekal dengan menggenggam tangannya erat.

"Maaf kalau kakak sudah menyakiti perasaanmu, sungguh sebanyak apapun wanita yang lalu lalang atau mungkin mencoba mampir dalam hidup kakak. Kalian tetap prioritas utamaku!" tekannya.

Karina menghentakkan tangan dan berlalu menuju kamar mandi, membasuh wajah, lalu mematung di kamar mandi manatap wajahnya yang semakin tirus sejak berpisah dari suaminya.

Lama Karina mematung menatap pantulan wajahnya sendiri di depan cermin dengan rasa tak percaya diri. Karina menarik napas dan menghembuskannya sekuat tenaga. Karina sudah bertekad, apa pun yang akan  terjadi itulah yang terbaik.

Dia melangkah keluar dari kamar mandi, dengan langkah gontai tak bertenaga. Karina mengangkat wajah saat melihat Raka masih di sana, di pinggir tempat tidur mereka dengan pandangan terpaku pada lantai.

Karina mengintarinya, membenahi bantal bekas tidurnya tadi. Sampai Raka berdiri memberinya kotak kecil. Karina sudah bisa menebak apa isinya. Dia membuka kotak itu perlahan di depan suaminya, terlihat satu stel perhiasan emas, kalung, gelang, cincin, dan anting yang memiliki bentuk dan motif yang sama.

Karina menimang benda-benda itu di depannya, sementara Raka menatapnya lekat. Karina menaruh kembali benda-benda itu di kotaknya, lalu mengangkat wajah pada suaminya dengan senyum terulas lebar. Raka membalas senyum Karina dengan tangan bergerak membelai jilbabnya.

"Meskipun kau bawakan aku sekarung benda seperti ini, tetap tidak akan bisa menggantikan sekantong emping melinjo yang kau belikan dengan penuh cinta kasih. Dari awal aku tak pernah mencari kemewahan darimu, alasanku memilihmu sebagai tempat berlabuh karena melihat kesempurnaan cinta yang kau tawarkan padaku sejak awal!" lirih Karina dengan bibir tersenyum lebar tapi air mata menganak sungai.

"Wanita-wanita di luar sana akan sangat menginginkannya, bahkan demi barang-barang seperti itu. Mereka rela melupakan kalau seseorang sudah memiliki istri dan anak!" sindir Karina lagi, yang menusuk tepat ke tengah jantung Raka.

Sekali lagi Raka berusaha meraih Karina dalam pelukannya. Memeluknya erat sambil mencium kedua pipi dan keningnya. Saat Raka mencoba menyentuh bibir wanitanya itu. Karina mendorongnya, memberi jarak antara tubuh mereka. 

"Tak semudah itu kau memperbaiki sesuatu yang sudah patah, hatiku sudah terlanjur terluka." Karina berlalu pergi meninggalkan Raka mematung di sana.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Konspirasi Cinta Pertama   Kembali Pada Cinta Yang Halal

    Karina duduk di sisi taman menerawang jauh ke masa lalu, masa di mana ketika dia masih berjuang. Bergelut dengan kehidupan, mencari makna dan kemana arah langkah yang akan ditempuh.Tak jauh dari tempatnya duduk, Raka dan Ayub terus berlari memperebutkan bola ke sana ke mari seolah tak pernah lelah. Mereka tertawa lepas, seolah duka tak pernah singgah pada raut wajah itu.Wajah-wajah yang pernah disinggahi rindu yang sangat menyiksa. Mata yang pernah dibanjiri oleh air mata kekecewaan dan penyesalan. Itulah hidup, sejatinya tak ada yang mudah. Semua butuh pengorbanan, perjuangan, dan kesabaran.Tak ada seorang pun manusia yang dilahirkan, bisa memilih jalan dan akhir dari hidupnya sendiri. Karena takdir selalu melenggang mengikuti kehendak SANG Pencipta. Sedang manusia hanya bisa berusaha semampu, sebisa mereka. Karena pinish-nya tetap urusan Allah.Karina pernah begitu mencintai Adnan. Pernah

  • Konspirasi Cinta Pertama   Badai Akhirnya Usai

    Raka dan Ayub tengah tertidur dengan saling memeluk satu sama lain. Mereka begitu damai dalam lelap mereka. Seulas senyum merekah di sudut bibir Karina menatap kedua prianya.'Makasih Tuhan, telah membuka mataku untuk dapat melihat semua kebenarannya sebelum terlambat. Jika tidak, mungkin aku akan jadi manusia yang paling menyesal karena telah salah menilai Kak Raka.' bisik hati Karina. Dia menutup mata merafal syukur pada Sang Pemilik segala dalam hati.Ponsel-nyq berdering, tepat saat akan merebahkan tubuh di samping sang suami. Dia membatalkan niat untuk tidur dan segera beranjak menjauh dari kedua orang yang tengah terlelap itu. Takut suaranya akan mengganggu atau bahkan bisa membangunkan mereka.Dengan perlahan membuka pintu kamar, lalu menutupnya kembali begitu sudah berada di luar. Melangkah menuju halaman belakang dan menjawab panggilan yang sudah berdering dari tadi.Karina menjawab panggila

  • Konspirasi Cinta Pertama   Kembali Menata Hati

    Adnan yang saat itu kebetulan keluar rumah mematung takkala mendapati sosok Karina dari kejauhan. Wanita itu tengah berjalan santai bersama suami dan putranya yang tampan. Mereka perlahan menjauh meninggalkan pekarangan rumah.Sudut bibir Adnan tersungging saat mengingat reaksi kedua Suami-Istri itu, saat tadi dia menggoda mereka tentang Furqon. Adnan begitu menikmati sekelebat kecemburuan yang berkilat di mata Raka setiap kali dia dengan sengaja menggoda Karina."Karin, aku mengikhlaskan kau bahagia dengannya. Bukan karena di hatiku tak ada lagi cintamu, tapi karena aku ingin kau bahagia. Cukup sudah derita kau pikul, cukup beban duka menghimpitmu. Kini saatnya kau tersenyum dan bahagia," bisiknya.Adnan menutup pintu, kembali ke dalam. Semua barang-barang yang akan dia bawa besok, sudah terkemas rapi dalam ransel besar berwarna hitam yang tergeletak di sudut ruangan. Raka terlentang dengan tatapan kosong menerawang jau

  • Konspirasi Cinta Pertama   Nafas Cinta

    Setelah salat Isya, Karina dan Raka kembali ke ayunan di taman belakang, tempat favorit mereka sejak pertama kali mereka berdua menempati rumah itu. Mengulang kembali setiap detik indah yang sempat terenggut paksa oleh jarak dan situasi.Berkali-kali Raka mendekap erat Karina dengan penuh cinta, melepaskan semua kerinduan yang selama ini mengendap di dasar jiwanya. Sama seperti Karina yang tak bisa lepas lagi. Mereka kembali menikmati kebersamaan yang indah di atas ayunan yang menjadi sejarah indah awal mula cinta antara mereka tumbuh.Karina tak lagi segan membiarkan Raka tenggelam dalam kisah Karina tentang Surabaya dan semua yang dia alami di sana. Beberapa kali kilatan amarah terlihat di mata Raka ketika Karina sampai pada kisah tentang Nathan.Karina sangat lega. Lewat sudah duka yang selama ini memayungi rumah tangga mereka. Kini saatnya membuka lembaran baru, menata kembali semua yang sempat terserak di anta

  • Konspirasi Cinta Pertama   Ketegangan Raka Dan Adnan

    Air mata menetes satu persatu luruh menindih ketegaran seorang Karina yang memang berhati selembut kapas, dia menatap Adnan yang juga mulai berkaca. Pria itu pasti sangat menyesal ... telah menyakiti Nayra selama ini meski mungkin tanpa menyadarinya."Aku akan ke Surabaya menyusul Nayra, dia pasti terpuruk sendiri di rumah sebesar itu. Ibu baru saja meninggal dan aku satu-satunya orang yang seharusnya menguatkan, justru menjadi manusia yang paling menyakiti," ucap Adnan penuh penyesalan."Kau tidak salah, Ad. Bukankah selama ini kau tidak tahu dengan perasaan Nayra yang sebenarnya?" ucap Karina berusaha menguatkan Adnan, tak ingin melihat pria itu rapuh di saat-saat seperti ini."Aku telah jadi teman berbagi kepahitan dengannya, tapi aku bahkan tak bisa peka untuk menyadari. Kepahitan yang justru aku sendirilah penyebab dari itu semua." Adnan mulai meracau menyalahkan diri sendiri."Ad, kapan kau aka

  • Konspirasi Cinta Pertama   Konspirasi Nayra

    Sudah sebulan lebih sepasang suami istri itu dilanda perang dingin. Mereka hanya bicara satu sama lain ketika ada Ayub di tengah-tengah mereka atau saat ada orang luar yang datang bertamu.Seperti saat ini, mereka hanya diam dalam sekat ruang yang sama. Karina dengan novel tebal di tangan dan Raka dengan game di Hp-nya. Mereka laksana sepasang merpati terbang rendah yang tak saling menyapa.Suara ketukan dari arah pintu membuat Karina dan Raka yang tengah duduk berjauhan di ruang tamu seketika kompak menatap ke arah yang sama. Karina bangkit membuka pintu, untuk sejenak dia mencoba berdiskusi dengan akal sehatnya. Melihat Adnan berdiri mematung di ambang pintu membuat otak Karina bleng."Adnan, ka, kau ...?" tanya Karina dengan separuh nyawa yang tak lagi menetap.Wanita yang kini tengah mengenakan hijab hijau lemon itu panik bukan main, dia bisa mati berdiri kalau kedua pria ini bertemu. Raka

  • Konspirasi Cinta Pertama   Pertengkaran

    Usai makan malam bersama semua anggota keluarga mertuanya, Raka memboyong istri dan anaknya pulang. Ayub sudah keburu tidur di atas motor ketika mereka sampai. Raka mengambil alih putranya dari pangkuan Karina dan menggendong bocah itu hati-hati takut dia terbangun.Karina bergegas membuka pintu pagar dan pintu rumah, membiarkan Raka masuk lebih dulu. Tak ada percakapan ataupun gelak canda tawa romantis, seperti yang selalu tercipta di keluarga kecil mereka dulu. Hanya ada kebungkaman satu sama lain. Ada jarak tak kasat mata di antara mereka.Tepat saat tangan Karina sudah menyentuh stang motor, Raka muncul di ambang pintu, memintanya turun. Karina yang memang malas berdebat langsung patuh, dia memutar tubuh untuk menutup pintu gerbang.Tatapan mata mereka bertabrakan ketika Karina kembali masuk ke dalam ruang tamu. Raka sudah duduk di sana menatap tajam dengan tangan ditepuk-tepukkan pada paha. Karina membuang muka hend

  • Konspirasi Cinta Pertama   Air Mata Papa

    Karina bergegas turun dari motor ketika Kayra sudah berdiri menatap di ambang pintu dengan tatapan seolah melihat setan. Karina melangkah ragu menghampirinya pun saat tiba-tiba adiknya itu menghambur memeluknya dengan terisak."Kak, aku pikir aku akan kehilangan Kakak untuk selama-lamanya. Aku pikir aku akan kehilangan Kanseku!" ucapnya dengan bahu terguncang dalam pelukan Karina, membuat air mata Karina ikut luruh."Karin, Kau!?" pekik papanya dari dalam membuat Karina mengangkat wajah menatap pria tua itu dengan tubuh gemetar ketakutan.Pria tua itu melangkah maju menyingkirkan Kayra dari pelukan Karina dan memeluk putri sulungnya dengan erat, seolah Karina akan pergi jauh dari kehidupan mereka selamanya. Karina kaget dengan perlakuan papa yang tadinya dia pikir dirinya akan diamuk dan dimarahi habis-habisan, tapi justru diperlakukan sehangat ini."Jangan pernah pergi lagi, Nak! Kau bisa memb

  • Konspirasi Cinta Pertama   Amarah

    Karina melangkah ragu melintasi pagar, berdiri mematung di ambang pintu rumah sendiri. Menghela napas panjang dan menghembuskannya kasar. Sebelum dia memutuskan untuk masuk rumah menyeret koper dengan malas.Tepat saat akan masuk rumah, Raka dengan hanya menggunakan celana bokser pendek warna merah dengan baju kaos longgar berwarna putih, mendongak padanya. Pria itu tengah sibuk mengeringkan rambutnya dengan handuk. Melihat wanita yang begitu dia rindui itu membuat Raka berdiri mematung menatap Karina. Lama mereka terpaku satu sama lain.Raka menatap wanitanya penuh rindu, tapi tidak dengan Karina. Dia menatap Raka dengan amarah yang berkecamuk dalam dada. Wanita itu tidak bergerak karena pikirannya tengah sibuk mencerna untuk apa suaminya ada di sini, bukankah seharusnya saat ini dia di Surabaya mengangkangi wanitanya yang sangat cantik itu.Setelah Karina bisa menguasai situasi, dia berjalan masuk ke

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status