Share

3. Pertemuan

Setibanya di bandara, William langsung di kelilingi beberapa pria dengan setelan serba hitam. Mereka adalah pengawal yang didatangkan dari pasukan khusus dengan bekal pelatihan yang ketat.

William menebar pesonanya dengan setelan jas berwarna hitam dan kemeja berwarna putih, sebuah fashion dunia yang di desain secara khusus.

Disampingnya berdiri seorang sekertaris perempuan dengan gaya rambut hitam sebahu. Bernama irena. Gadis itu mengenakan blazer berwarna merah senada dengan warna dress ketat yang menggantung di atas lutut, memperlihatkan lekuk tubuh yang indah dengan kaki jenjang yang mulus dan putih.

Diluar bandara, Angela sudah menunggu kedatangan William dengan membawa puluhan reporter. Angela bertekad untuk menyatakan cinta lagi kepada William. Kali ini Angela yakin kalau William Johan tidak akan menolaknya lagi.

Angela paham betul bagaimana keluarga Johan menjunjung tinggi sebuah reputasi. Sesuai rencana, Angela menutup tubuhnya dengan Hoodie berwarna hitam dan sebuah topi di kepala untuk menyamarkan identitas, dengan begitu angela bisa leluasa saat berbaur dengan sekumpulan reporter.

Tak lama kemudian, William muncul bersama pengawalnya. Karena jumlah pengawalan tidak sebanding dengan jumlah reporter, Angela bisa dengan mudah menerobos diantara mereka dan berhasil sampai di samping william.

Berkat tekad dan keberaniannya, akhirnya Angela bisa memeluk lengan kekar milik William. Saat itu juga Angela membuang topinya sehingga para wartawan bisa langsung mengenali sosok Angela. Sang super model terkenal di seluruh negeri.

"Aku menyukaimu dengan segenap jiwaku. Maukah kamu jadi pacarku" teriak Angela dengan nada puitis dan tatapan yang berbinar binar, penuh dengan keyakinan. Melihat itu, para wartawan semakin menggebu-gebu untuk mewawancarai William dan sang model.

"Maukah jadi pacarku?" Teriak angela sekali lagi

Cihh..

Bukannya merespon, william segera menarik paksa tangannya dan mendorong Angela dengan kasar.

Bugh...

Angela terjatuh

"Sekali lagi kau menyentuh aku , kupatahkan tanganmu." William membentak Angela dengan penuh kemarahan dan penekanan.

Meskipun ini bukan pertama kalinya William menolak Angela, tapi kali ini bukan hanya hatinya yang hancur tapi reputasinya juga sedang dipertaruhkan.

Angela tersungkur di jalanan dengan wajah pias ,tidak peduli siapapun mengambil gambarnya.

Ketika perhatian para reporter teralih pada Angela, William segera melanjutkan perjalanan dengan menaiki Lamborghini Veneno miliknya.

William duduk sendirian di kursi penumpang sedangkan Irena duduk di kursi depan bersama supir.

"Maaf tuan jadwal hari ini." Irena berkata dengan hati hati .

"Ya" jawab William dengan singkat, sebagai tanda irena harus segera membacakannya.

"Jam 15:30 tuan ada meeting di kantor pusat.

Jam 19:00 tuan akan melakukan kunjungan ke pusat perbelanjaan sukses jaya. "

"Hari ini kamu pulang saja dan siapkan laporan tentang perkembangan perusahaan interior yang baru aku rintis."

"Mengerti tuan." Jawab Irena.

***

Jam lima sore,

Satu satunya lagi tugas Diana adalah membersihkan ruangan tua muda. Sebenarnya Diana masih bersemangat untuk mengerjakan tugas yang lain. Diana bertekad untuk membersihkan ruang bos besar itu dengan detail.

Saat mengepel lantai diana tidak sengaja melihat ada sebuah noda di bawah sofa, diana berinisiatif untuk membersikannya sambil merangkak.

Brak..

Seseorang masuk kedalam ruangan. Diana terkejut dan segera berdiri.

Seorang pemuda tengah berjalan sambil fokus memainkan ponsel. Dilangkah berikutnya pemuda itu tergelincir, untung saja Diana bergerak cepat dan mengambil ancang-ancang untuk menangkapnya. Nahas, tubuh pemuda itu lebih besar dari Diana sehingga kecelakaan pun tidak bisa dihindari. Tubuh Diana ambruk ke lantai dan tertindih. Parahnya lagi kepala Diana membentur lantai dengan keras, membuat Diana langsung tidak sadarkan diri.

"Kenapa lantainya empuk" William merasakannya sejenak . Setelah merasa konyol, William kembali bangun dan tidak mau memikirkannya. Arah matanya tiba tiba jatuh pada sosok perempuan tergeletak pingsan dilantai, william dibuat terkejut sampai nyaris melompat.

William membuang nafas."Hah, pantas saja empuk. " tangannya segera meraih ponsel yang ikut jatuh ke lantai, kini layar ponselnya menjadi retak. Beruntung ponsel itu masih berfungsi, william segera memainkan jemari untuk menghubungi Danil. Asisten pribadinya.

Tidak berselang lama Danilpun muncul di depan pintu.

"Kenapa ada tikus disini" teriak William dengan kesal begitu melihat Danil.

Mendengar kata kata tikus, pemuda berusia dua puluh delapan itu refleks melompat keatas sofa dengan ekspresi yang ketakutan.

melihat tingkah kekanak kanakan Danil, William meninju meja di depannya dengan kesal sampai meja itu retak."Itu tikusnya dilantai" William menunjuk kearah diana dengan tatapan sinis.

Arah pandangan Danil bergerak mengikuti ujung telunjuk William. Akhirnya danil menarik nafas lega setelah menemukan sosok tikus yang dimaksud William . Perlahan lahan Danil pun turun dari sofa dan berjalan menghampiri diana.

"Dia anak baru tuan, kenapa bisa seperti ini?" Tanya Danil khawatir

" Mana saya tahu. Cepat bawa pergi. aku tidak mau melihatnya lagi berkeliaran disini dan satu lagi belikan aku ponsel baru. "

***

Ketika Diana sadar, Diana melihat Novi dan Aldi tengah duduk di tepi ranjang. Mereka terlihat cemas.

"Di, kamu kenapa." Tanya Novi khawatir. diana langsung menjelaskan.

"Tadi aku sedang ngepel, terus aku lihat noda di bawah sopa, yaudah aku kodok kodok. Tiba tiba aja seseorang masuk, kemudian aku berdiri dong, kaget. Terus pas laki laki itu melangkah tiba-tiba dia tergelincir. Ya aku spontan mau nangkep , ehh..aku gak kuat nahan, ya terus aku udah gak inget lagi." Diana berusaha mengingat ngingat kejadian itu.

Setelah mendengar penuturan diana, tidak satupun orang yang berada diruangan itu dapat menahan tawa termasuk Danil.

"Emangnya pemuda itu siapa ya." Tanya Diana heran

"Dia, tuan muda "bisik Novi, sontak Diana langsung ternganga dan menutup mulut.

"Apa aku bakal di pecat, apa hidupku akan berakhir." Diana panik. dia menggigit bibir bawahnya. Membuat bibirnya basah dan menggemaskan, Aldi tidak mau mengalihkan pandangannya dari gadis ini.

Membayangkan dirinya akan di pecat, Diana langsung memeluk Novi sambil menangis kencang seperti anak kecil."aku tidak mau di pecat...huaaaaaaa... " Novi menepuk nepuk punggung Diana agar tenang. Tapi Diana tidak bisa.

Melihat tingkah Diana, Danil hanya bisa menggeleng dan segera berjalan keluar dari ruangan. Aldi memicingkan mata melihat punggung Danil dan segera mengejarnya.

"Diana akan tetap bekerja." Aldi menepuk bahu Danil sebagai pernyataan bahwa keputusannya tidak bisa di bantah siapapun.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status