Vino adalah seorang lelaki yang haus akan kekuasaan dan selalu dipenuhi dengan hawa nafsu untuk mendapatkan setiap gadis yang diinginkannya. Ditunjang oleh wajah tampan dan harta yang melimpah, tak sulit bagi Vino untuk mendapatkan gadis manapun. Namun, rupanya ada seorang gadis yang bisa menolak Vino mentah-mentah. Gadis yang berpenampilan lugu itu lah yang bisa menghancurkan kehidupan Vino. Hingga Vino harus mengalami kejadian dan hal yang sangat mengerikan setiap harinya, setelah membuat Maya mati di pelukannya. Sumpah dari Maya, merupakan sebuah kutukan buat Vino.
View MoreCiiieeet!
Sebuah mobil berwarna hitam membelok ke arah kiri jalan dengan mendadak, kemudian berhenti setelah menabrak sebuah pohon yang tak cukup besar.
"Sial! Hampir saja aku menabrak kucing hitam," gerutu seorang lelaki pengemudi mobil itu.
Lelaki yang berwajah tampan dan berusia sekitar dua puluh tujuh tahun itu, tak segera keluar dari mobil mewahnya. Dia nampak masih mengatur napas yang tak beraturan. Mitos tentang menabrak seekor kucing, mungkin masih sangat dipercayai olehnya.
Lalu, dia nampak terkejut saat melihat beberapa orang berlari menghampiri keberadaan dirinya. Wajah wajah orang itu terlihat marah. Bahkan, beberapa orang nampak membawa senjata tajam.
"Eh, kenapa orang-orang itu nampak marah? Harusnya, kan kasihan, karena mobilku menabrak pohon?" gumam lelaki di dalam mobil itu lagi.
"Keluar!" teriak seorang lelaki separuh baya dari luar, sambil menggebrak pintu mobil sebelah kanan depan.
Segera saja, si pengemudi membuka pintu, lalu keluar dari mobilnya. Wajahnya masih nampak keheranan melihat orang- orang yang kini mengerumuni mobilnya terlihat sangat marah kepadanya.
"Kenapa, Pak? Saya memang sudah keluar dari jalur jalan dan menabrak pohon. Tapi, pohon itu kan, tak terlalu besar dan bukan pohon yang berharga, kan?" tanya lelaki pengemudi dengan beruntun.
"Heh! Matamu buta, ya? Lihat itu!" bentak seorang lelaki yang lainnya lagi, sambil menunjuk ke arah samping mobil.
Sontak saja, sepasang mata lelaki yang berpenampilan rapi itu membelalak. Dia melihat seorang gadis tengah terduduk di atas tanah, tepat di samping mobilnya, sambil memegangi kedua lututnya yang berdarah.
"Lho, kok ada cewek duduk di situ? Dia kenapa, Pak?" tanya lelaki yang bernama Vino itu dengan wajah tanpa merasa bersalah sedikitpun.
Beberapa orang perempuan, segera menolong gadis yang nampak kesakitan itu untuk diajak duduk di tempat yang lain. Sedangkan lelaki yang tadi menggebrak pintu mobil, lanhsung berhadapan dengan Vino.
"Kamu gak tahu ya, kalau sudah menabrak gadis itu?"
"Sa-saya tadi gak merasa menabrak orang kok, Pak. Saya tadi cuma mengindari seekor kucing yang tiba-tiba melintas di tengah jalan."
"Lha buktinya, gadis itu cedera kakinya, dan duduk di dekat mobilmu!"
Vino benar-benar merasa heran. Mobilnya tadi tak terasa menabrak seseorang, tapi cuma menabrak pohon yang tak seberapa besar di depan mobilnya.
Hari memang belum terlalu terang, cahaya matahari masih malu-malu memancarkan sinarnya. Karena, waktu masih menunjukkan di jam enam pagi.
Vino yang baru pulang menghadiri rapat bersama beberapa rekan bisnisnya di suatu daerah terpencil tadi malam, terpaksa harus segera langsung pulang ke kota tempat tinggalnya.
Akibat tak tidur semalaman, dan juga pengaruh minuman ber- alkohol yang banyak ditenggaknya, menyebabkan Vino tak fokus mengemudikan kendaraannya.
Tetapi, dia masih bisa menghindari dari menabrak hewan berkaki empat yang dengan cepat menyeberang jalan yang akan dilalui oleh Vino. Keahliannya membawa kendaraan roda empat, memang tak perlu diragukan lagi.
Dari semenjak usianya masih remaja, Vino sudah beberapa kali memenangkan lomba balap mobil, bahkan hingga ke mancanegara, dia selalu menjuarai berbagai arena sirkuit juga. Sehingga, dia dinobatkan menjadi raja jalanan oleh teman-temannya.
"Terus, gimana tanggung jawabmu, anak muda?" tanya si bapak yang melihat Vino masih termangu.
Karena tak ingin mendapatkan banyak masalah lagi, akhirnya Vino mempunyai inisiatif untuk memberi sejumlah uang kepada si korban.
"Begini saja, Pak. Saya sedang terburu-buru, jadi gak punya waktu untuk membawanya berobat ke rumah sakit. Jadi, saya akan memberikan uang untuk pengobatan gadis itu. Berapa pun yang dia minta, saya akan berikan."
Si bapak memandangi Vino dengan seksama, dari ujung kaki hingga ujung kepala.
'Ah, mungkin bapak ini akan minta banyak uang. Jaman sekarang ini, banyak modus penipuan dengan pura-pura tertabrak, dan akhirnya minta uang ganti rugi yang tak masuk akal,' kata hati Vino yang merasa geram.
"Kamu pikir, kamu ini siapa, anak muda? Yang dengan mudahnya, kamu bisa mengatasi segalanya dengan uang," jawab si bapak tua.
Vino terhenyak, 'apa sih, maunya orang ini? Apakah aku harus menikahi gadis itu?'
Lelaki tua itu melambaikan tangan ke arah si gadis yang mengalami cedera, agar mendatanginya.
Ketika si gadis sudah di sebelah si lelaki tua, Vino baru bisa melihat dengan jelas wajah gadis yang berumur tak lebih dari tujuh belas tahun itu.
Seraut wajah yang sangat cantik, yang tak pernah Vino jumpai dari gadis gadis manapun. Selama ini, Vino sangat suka memaksa gadis atau wanita manapun yang dia inginkan.
Bukan untuk dijadikan seorang kekasih, tetapi hanya untuk dijadikan pemuas nafsunya saja. Apalagi, Vino juga memiliki kelainan sexual yang membuat resah para perempuan.
Ketika dia melihat seorang perempuan cantik, baik itu madih gadis ataupun milik orang, Vino tak segan segan untuk berusaha mendapatkannya.
Dengan cara baik-baik, atau memaksa, bahkan dengan cara menculik pun, akan dia lakukan untuk mencapai tujuannya. Yaitu, untuk menyiksa perempuan berwajah cantik.
***
Menjadi seorang lelaki yang hidupnya mapan dan berkuasa adalah keinginan Vino yang dia dulu selalu dihina oleh para gadis.Keinginannya bisa terwujud berkat dari bersekutu dengan mahkluk siluman ular yang diwariskan oleh turun temurun keluarganya.Namun, meskipun sudah bergelimang oleh harta dan menguasai hampir seluruh perdagangan gelap di kotanya, Vino masih mempunyai hati nurani untuk membantu orang yang kesusahan atau kurang mampu.Dibalik sifat bengisnya yang tak segan-segan menghabisi musuh atau orang yang dbencinya, Vino selalu bersikap baik kepada mereka yang hidup di bawah garis kemiskinan.Hal itu lah yang membuat para pembantunya betah bekerja dengannya. Karena Vino bisa bersikap lemah lembut dan tak membeda-bedakan derajat.Di mata para mafia dan pesaing bisnis, Vino terlihat seperti seekor harimau yang siap menerkam bila mengetahui kesalahan mereka.Tetapi, di mata orang lemah, Vino bak seorang dewa pen
Lelaki berambut gondrong sebahu dan betubuh atletis turun dari mobil mewah keluaran terbaru di depan sebuah bangunan besar dan berhalaman luas.Baru saja akan melangkah, beberapa anak kecil langsung mengerumuninya. Bahkan,ada yang langsung memeluk kaki, serta ada juga yang minta digendong oleh lelaki yang berkacamata hitam itu."Hei ... anak-anak ... biarkan Bang Vino masuk dulu, to!" teriak seorang wanita paruh baya yang berdiri di depan sebuah pintu."Bang, mana oleh-oleh buat saya?" Seorang bocah berusia tujuh tahun merengek dan menggelayut manja di tangan kiri Vino."Iya ... iya, ada. Bang Vino sudah membawa banyak oleh-oleh untuk kalian semua, kok. Kita masuk dulu untuk bersalaman dengan ibu panti, ya," jawab Vino sambil menggandeng bocah lelaki yang kakinya pincang sebelah kanan.Sebelum memasuki ruangan yang merupakan kantor untuk panti asuhan itu, Vino memanggil dua orang lelaki yang sedang menyapu halaman, lalu menyuruh merek
Tekad yang sudah bulat dan keinginan untuk menjadi lelaki yang berkuasa, tak membuat pemuda yang hari itu tepat berusia tujuh belas tahun, tak mau memikirkan hal-hal buruk yang akan menimpanya bila dia sudah melakukan sumpahnya."Baiklah, Vino ... bila tekadmu sudah bulat. Bibi akan menceritakan semua kejadian yang menimpa kakek dan ayahmu, kalau kamu sudah mengucapkan sumpah. Apakah kamu bersedia?""Iya, Bi," jawab Vino dengan mantap. Hatinya tak ingin merasa ragu-ragu lagi, karena dia sudah tak bisa membendung keinginannya untuk membalas dendam kepada perempuan-perempuan yang telah menyakiti hatinya."Pejamkan matamu, dan tirukan ucapan Bibi, ya. Nanti, sebut nama lengkapmu juga."Sepasang mata pemuda berwajah tampan itu terpejam, lalu mulai mengikuti kata-kata yang diucapkan oleng sang bibi.Di luar rumah, yang tadinya cuaca cerah, dan matahari mulai bersinar, langsung menjadi gelap. Mendung tebal menyelimuti daerah hutan tem
Tentu saja hal yang paling menyakitkan bagi lelaki yang mempunyai wajah tampan namun bermata tajam itu, adalah membenci seorang wanita yang telah melahirkan dirinya di dunia ini.Ketika dia masih kecil, yang dirasakan hanyalah kekejaman dari sang ibu kandungnya. Tanpa dia tahu apa yang menyebabkan sang ibu sangat gemar menyiksa tubuh Vino.Bahkan, hingga usianya telah menginjak remaja, Vino belum mengetahui, kenapa sang ibu tak menyukai dia sebagai anak yang merupakan putra satu-satunya pula.Namun, saat hari yang ditunggu tiba, Vino bisa mendapatkan sesuatu dari warisan sang kakek, sekaligus bisa mengetahui segala hal yang membuat dirinya tak dusukai oleh ibunya.Tepat di usianya yang ke tujuh belas tahun, pagi-pagi sekali, bibi dan pamannya menyuruh Vino untuk mengambil air di sumur yang terletak di belakang rumah.Meskipun masih merasa ngantuk dan kedinginan, Vino yang mengingat bahwa hari itu adalah hari ulang tahunnya, sert
Sumpah Terkutuk bab 20Melihat wajah Ronald yang kebingungan, Vino memberi isyarat dengan matanya, agar anak buahnya itu tak banyak bicara."I–ini uangnya ...." Ronald menyerahkan sebuah amplop berwarna coklat, tanpa bisa meneruskan ucapannya."Ya!" tukas Vino, agar Ronald segera berlalu dari tempat itu.Tetapi, wanita yang sombong itu langsung memanggil Ronald."Eh, Bos! Tunggu dulu!"Ronald menjadi salah tingkah, matanya melirik ke arah Vino yang sedanga meletakkan telunjuk di bibir."Ada apa, Bu?""Aduh, jangan panggil, Bu, dong. Panggil aja Mbak, atau namaku aja, deh. Oh ya, namaku Reta," cerocos wanita itu."Hmm ... ada apa Reta?" tanya Ronald tanpa ekspresi."Begini, Bos. Saya ingin mencari kerja di perusahaan ini. Kira-kira, apakah ada lowongan untuk karyawan baru?"Ronald melihat mata Vino yang berkedip, lalu menjawab, "ada, kami memang sedang mencari karyawan baru. Kalau mau, besok pagi s
Pagi hari itu, Vino terlihat sangat lelah. Dia pun tertidur di sofa ruangan kerjanya hingga hampir dua jam. Terbangun karena mendengar ketukan di pintu."Katakan apa yang terjadi pada Sandra," ucap Vino kepada seorang lelaki bertubuh besar yang sudah duduk dihadapannya."Sandra meninggal karena dibunuh suaminya, Bos. Kebetulan, sebelum meninggal, dia sempat menelepon saya untuk meminta pertolongan. Tapi, ketika saya datang, dia sudah tak bernyawa lagi," jelas anah buah Vino yang bernama Ronald itu."Kenapa, suaminya membunuh dia?""Karena, suaminya punya selingkuhan, dan Sandra memergokinya saat si suami sedang bermesraan dengan perempuan lain itu di dalam kamarnya.""Hmm ... cari tahu, siapa ular itu," ucap Vino sambil menyalakan sebatang rokok."Siap, Bos!" Ronal lalu meninggalkan ruangan si bos.Pada pukul sepuluh lebih sedikit, Vino meninggalkan ruangannya juga, karena ingin pulang ke rumahnya.Ketika mobil ya
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments