Beranda / Thriller / Konspirasi / 2. Bertemu kenangan

Share

2. Bertemu kenangan

Penulis: Penikmat lelah
last update Terakhir Diperbarui: 2021-07-26 08:26:02

Benar saja apa yang dikatakan Mariam, Diana bisa langsung bekerja hari ini berkat koneksi yang dimiliki Mariam. Diana tinggal menyerahkan berkas lamaran ke HRD, kemudian security membawanya masuk.

Mariam baru bekerja satu tahun disini, namun koneksi Mariam sudah begitu luas.

" Gadis itu pandai bersosialisasi, bahkan bisa membuat siapapun memiliki kesan baik tentangnya ." gumam Diana. Dia selalu mengagumi Mariam.

Kini Diana berdiri di depan sebuah gedung yang tinggi dan megah. " aku harus melakukan yang terbaik" gumam Diana sekali lagi.

Ini adalah hari pertama Diana bekerja di catpoop multi produk atau CMP, tapi Diana merasa tidak menemukan kesulitan apapun. Pekerjaannya terlalu mudah. Tugas Diana hanyalah bersih bersih seperti nyapu sama ngepel, bahkan Diana juga tidak melakukannya sendirian, dia dibantu Novi. Gadis yang cukup baik dan seketika bisa langsung nyambung dengan Diana. Gadis itu lumayan cantik, rambutnya sebahu dan hari ini dia mengucir rambutnya. Bulu mata Novi terlihat lentik dan kulitnya coklat. Dalam hitungan beberapa menit Diana dan Novi sudah merasa aman untuk bertukar cerita.

" perusahaan ini di dirikan oleh keluarga Johan. katanya ketua pimpinan akan di alihkan pada putra kandung ibu Helmina. Dia dianggap paling kompeten dalam hal berbisnis, riwayat prestasinya sangat luar biasa. Selain kompeten dia juga terkenal kejam dan Introvert, tidak ada yang berani menyinggung nya. Kalaupun ada hidup orang itu akan berakhir di ruang penyiksaan. Katanya, penyiksaan itu berupa penyetruman sampai menguliti hidup hidup" Ungkap Novi dengan ekspresi serius.

Diana mengerutkan kening" wah, dia menakutkan sekali. Kurasa gosipnya terlalu di lebih lebihkan, jika gosip itu benar, kenapa dia tidak di hukum, iyakan? ". Diana tidak menganggap nya serius

Novi memutar bola mata" tentu saja karena pengaruhnya yang kuat, mereka semua pasti kebal hukum. Kau pernah mendengar sebuah pepatah yang mengatakan bahwa hukum di negeri kita itu tajam ke bawah tapi tumpul keatas?" Novi kemudian berbisik" aku rasa itu bukan omong kosong ."

Diana mengangguk " ah jangan bahas yang itu, cerita yang lain dong." Pinta Diana. Novi setuju dan akan menceritakan pengalaman nya saat mengikuti kegiatan calon penerimaan beasiswa tahun kemarin. " Sayangnya aku tidak lolos, karena seleksi persaingan sangat ketat." Novi mengenang pengalaman itu dengan murung. Diana segera menepuk bahunya untuk menyemangati.

Tiba tiba seorang pemuda dengan pakaian OB menghampiri mereka sambil menepuk pundak Diana"Hai anak baru. Gue Rian, temennya Novi." Rian menjulurkan lidah kepada Novi dan mengulurkan satu tangan kanan nya untuk Diana. Wajahnya yang kekanak-kanakan terlihat tampan dan terawat.

"Diana."jawab Diana sambil menerima uluran tangan Rian dengan semangat. " Ok, mulai sekarang mari kita berteman. "Rian tersenyum lebar menunjukkan giginya yang berderet rapih. Diana mengangguk setuju.

" Apa kau sudah punya pacar?" Tanya Rian menggoda.

"Aku belum memikirkannya." Jawab Diana seadanya.

" Bagus, sebaiknya jangan. Pacaran hanya akan menimbulkan luka. Orang secantik dirimu terlalu berharga untuk bersedih" barusaja Rian akan melanjutkan tapi langsung berhenti setelah kena jitak dari Novi. Ran meringis mengusap kepalanya." Jangan mempengaruhi dia untuk hidup sendiri. Tidak semua pasangan di dunia ini jahat. " Novi memperingatkan Rian sambil melotot

***

Diwaktu jam istirahat, Diana langsung berlari ke kantin untuk menemui Mariam di dapur. Disini hanya ada dua gadis yang bekerja sebagai assisten koki. Yang satu Mariam dan yang satu lagi bernama Yuli.

Diana meringis melihat wajah Mariam yang kemerahan. "Aku bantuin ya, " Diana tulus menawarkan diri.

"Boleh, tapi kamu harus makan dulu." Mariam tidak menoleh karena harus melayani karyawan yang mengantri jatah makan siang. Matanya ikut bergerak mengikuti sepuluh jari tangan yang di bungkus sarung tipis dan bergerak lincah dari satu wadah ke wadah yang lain.

Tanpa berpikir panjang, Diana mengangguk dan langsung mengambil piring kemudian disodorkan nya pada Mariam agar segera diisi penuh. Piring itu mempunyai batas untuk memisahkan posisi nasi dan makanan lainnya. Kemudian ada satu mangkuk kecil yang menempel di atas piring, untuk makanan berkuah. Setelah mendapat makanan, Diana segera duduk di meja makan khusus pekerja dapur dan menyantap makanan dengan menu tumis sayuran, sop daging dan telur rebus.

"Siapa?." yuli berbisik penasaran sambil mengangkat dagu

"Eh..emm Sodara " jawab Mariam gugup

"Yang... " Yuli sengaja menggantung kata-katanya , kemudian Mariam berdehem. Seolah Mariam sudah tahu apa yang dipikirkan Yuli. Mendengar itu Yuli segera mengangguk dan kembali melanjutkan pekerjaannya.

Ketika Diana tengah menyantap makan siang, tiba tiba seorang pemuda masuk ke dapur dengan napas yang tersengal-sengal. "Ada apa " tanya Yuli keheranan.

"Tuan muda William sudah kembali. " Jawab Aldi panik. Aldi segera memakai celemek dan penutup kepala di loket khusus koki. pesonanya tak jauh seperti bintang iklan. Yuli menatapnya dengan kagum sampai mengabaikan seseorang yang mengantri jatah makan siang" mbak lauk ku! " ucap seorang karyawan dengan ekspresi kesal.

Hanya dengan menyebut tuan muda telah kembali, udara dapur yang semula panas mendadak terasa dingin. Siapapun akan bergidik setelah mengetahui berita tentang kekejaman nya yang tiada ampun.

"Jam istirahat sebentar lagi berakhir, sepertinya tuan muda tidak akan makan disini." Yuli mulai angkat bicara dengan hati hati.

Aldi mengabaikannya dan segera berjalan ketempat bahan masakan yang berada di sebelah meja makan dapur sambil menenteng sebuah keranjang.

"Dia memintaku untuk membuatkan makan."jawab Aldi sambil jongkok untuk memilih beberapa bahan. Yuli sudah mangap untuk protes tapi terpaksa mengatupkan mulut karena Mariam mencubit tangannya. Mariam berpikir bahwa Aldi hanya beralasan untuk menemui nya, pasalnya tuan William tidak sedekat itu dengan Aldi, bahkan selama ini Aldi belum pernah terlihat masak di dapur. Pikiran nya sendiri membuat Mariam tersipu.

lain halnya dengan realita, pandangan Aldi malah jatuh pada sosok Diana. Gadis yang tengah makan sendirian dimeja dapur. Gadis ini Memiliki fitur wajah ramping dengan mata yang jernih dan kelopak mata kecil, bulu alis bertaut dengan warna kecokelatan. Hidung runcing, bibir tipis dan kecil. Beberapa gerakan diwajah bisa menciptakan sebuah lesung Pipit di kedua pipi. Aldi kembali takjub setelah waktu yang cukup lama. Tanpa melakukan apapun, Diana bisa saja membuat seseorang tertarik padanya tanpa alasan.

Tatapan Aldi yang tidak beranjak dari Diana mulai disadari oleh Yuli, dia menyikut Mariam seakan memberi tahu apa yang dilihatnya benar benar memuakkan. sayangnya Mariam tidak merespon, dia hanya melihat sekilas, kemudian menyibukkan diri dengan pekerjaannya.

Merasa terus di perhatikan, Diana melempar sebutir kacang polong dari tumis sayur yang dipungut nya dari mangkuk, lemparan nya berhasil mendarat dengan tepat.

"Kenapa liat liat "

Mariam dan Yuli langsung menoleh karena suara Diana.

Aldi kembali membalasnya dengan melempar tomat ke kepala Diana. Untungnya tomat itu belum matang sehingga kembali memantul kelantai. Diana meringis sambil mengusap ngusap bagian kepala yang terkena tomat. Diana lalu berdiri kemudian menatap Aldi penuh selidik.

"loh." Diana memejamkan mata sambil memutar mutar telunjuknya di udara untuk mendapatkan kembali ingatan itu.

"Oh.. iya... Kita pernah ketemukan " seru Diana kegirangan.

Mendengar itu, Aldi tertawa renyah " enggak pernah." Jawab aldi pura pura lupa. Tiba tiba saja Aldi memeluk Diana. Sontak membuat Diana kaget.

Merasa tidak enak, Diana langsung melepaskan pelukannya. "Tuh kan bener. Kamu Aldi." Diana merasa senang karena ternyata ingatannya masih kuat.

" Kemana saja kau." Tanya Diana kegirangan. "Ada" jawab Aldi singkat

"Adanya dimana? Di mars. Aku pikir pertemuan kita waktu itu adalah pertama dan terakhir." Celoteh diana sambil berjalan membawa piring bekas makannya ke westapel . Aldi juga menguntit di belakang dan menyenderkan bokong di meja dudukan kompor, tidak jauh dari westapel.

"Kalian sudah saling kenal." Tanya mariam pura pura santai dan menyembunyikan rasa cemburu yang berkobar di dalam hatinya.

Diana mengangguk, tangannya mulai bergerak mengambil perabotan kotor.

" Waktu itu aku masih SMP dan kak Aldi baru lulus SMA. Dia nyelamatin aku, dari bentrokan antar sekolah kak"jawab Diana sambil mengedipkan mata pada aldi.

" Ah ku pikir kau sudah melupakan ku." Timpal aldi, dalam hatinya berkata, ' hah bentrokan antar sekolah. Bukannya waktu itu dia sedang di serang anggota geng bloodmoon . Pandai sekali dia berpura pura di depan saudaranya.'

" hehe." Diana nyengir sambil menepuk bahu aldi menggunakan telapak tangan yang basah sehingga meninggalkan bekas lima jari disana, langitpun sudah tau kiprahnya, dia sedang mengatakan terimakasih karena sudah bekerja sama.

" waktu itu kau sangat hebat, " Diana menangkap tatapan aldi dan kembali nyengir "maksudnya konyol. Aku dengar dengar petasan yang kamu lempar dari balkon membuat beberapa pelajar itu masuk rumah sakit" celetuk Diana .

Aldi terkekeh mengingat nya. " itu merecon bukan petasan. " Aldi bergumam dan hanya Diana dan bloodmoon yang bisa memahaminya. " jadi, Diana sama Mariam ternyata bersaudara" tanya Aldi kemudian dengan suara normal untuk mengubah topik.

"Eh ... Em.. Diana putri kakak ayahku." Jawab Mariam dengan gugup.

Tiba tiba Novi datang untuk mengantar seember piring kotor dan membuyarkan suasana yang tengah berlangsung di dapur.

"Di kamu ngapain disini."tanya Novi heran. kehadirannya yang tiba tiba membuat semua orang menoleh.

" Eh Novi, jam istirahat ku masih panjang jadi aku mau disini dulu."

"Oh ya sudah. Tapi kalo sudah selesai temui aku di ruang umum ya."

Diana mengangguk.

Novi kembali pergi untuk mengangkut piring kosong lainnya.

" Ah sekarang aku tidak bersemangat masak. Bahan bahannya sudah habis ." Aldi terdengar seperti anak kecil yang mengeluh. Kemudian Aldi berjalan ke ambang pintu untuk mengambil piring kotor yang disimpan novi." Aku bantuin ya." Pinta aldi dan langsung mendapat anggukan dari Diana.

Mariam dan Yuli sontak ternganga dan menutup mulutnya seakan tidak percaya akan apa yang didengarnya barusan. Siapapun tahu Aldi bukan orang biasa dan siapapun belum pernah melihat Aldi mencuci alat alat bekas orang lain. Biasanya Aldi hanya datang ke dapur untuk mengawasi pekerja. Tapi hari ini terjadi pengecualian , Aldi bahkan berbicara lebih banyak.

aldi bergerak sampai menyisakan sedikit jarak dengan diana. untuk pertama kalinya Aldi sangat menikmati wangi buah buahan pada rambut seorang gadis. Rambut diana menjuntai indah dan di ikat dengan sebuah pita berwarna biru, namun aromanya tercium kemana-mana.

Pikirannya kembali tersadar setelah diana mencipratkan air. Dengan begitu, aldi turut membalasnya. Mereka seperti anak kecil yang tengah bermain air, Aldi dan Diana saling mencipratkan air sambil ketawa. disaat yang bersamaan, Mariam menatap Diana dengan cara yang berbeda..

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Konspirasi   37. membuka lembaran baru

    diana sudah diijinkan untuk pulang. farhan tidak lupa memberi selamat kepada diana dengan bahasa yang ringan." selamat ya diana, sekarang kamu boleh pulang. jangan terlalu banyak bergerak karen lukamu belum sembuh benar. nanti kalau kamu ada keluhan, kamu bisa langsung menghubungi ku. "diana tersenyum dan menyambut keramahan dokter farhan. diana mengulurkan tangannya kepada farhan. " Terimakasih juga untuk dokter karena sudah bekerja begitu keras saat merawat ku."farhan pun menyambut tangan diana. " sama sama. bagiku kesehatan pasien adalah hal yang paling berharga. ""ah iya dokter. lain kali, aku akan melindungi diriku dan lebih berhati hati terhadap orang yang mempunyai perilaku jahat. "diana sengaja memberi tekanan pada kata katanya agar william bisa mendengar ny lebih jelas. " ah iya dok. boleh minta nomornya, siapa tahu nanti aku ada perlu. " "tentu saja boleh. " farhan memberi diana sebuah kartu nama. "terimakasih dok. senang bertemu dokter. " dari percakapan ini

  • Konspirasi   36 permintaan maaf

    William pergi kerumah sakit untuk menemui diana. awalnya markus mencegah William, tapi pemuda itu bersikeras sampai markus membiarkan nya. diana baru menjalani operasi dan tidak sadarkan diri. banyak sekali selang yang terpasang di tubuhnya. kali ini William merasa bersalah dan berjanji pada diri sendiri untuk menebus semua kesalahannya nanti. keesokan paginya, William datang lagi menemui diana. ada dewi dan herman juga. melihat William, dewi langsung geram dan mendorong William. " kau mau apa lagi. apa kau tidak puas melihat diana seperti ini, apa kau ingin melihat nya lebih menderita. dasar psikopat. " akhirnya dewi bisa meli luapkan kekesalannya pada William. "sudah sudah. mungkin ini salah paham" Herman memeluk dewi untuk menenangkan nya. " maafkan aku bi, izinkan aku untuk menebus kesalahan ku. " William menunduk dan menyesali perbuatannya dengan sungguh sungguh. " tidak, kau pasti merencanakan sesuatu. "" beri aku kesempatan untuk memperbaiki nya. "Herman memberi isyarat

  • Konspirasi   35

    Lantai lima rumah sakit ini sengaja disiapkan khusus untuk keluarga Johan dan dijaga ketat, karena itu tidak ada satupun orang asing yang bisa berkeliaran disini . " kabar baik pak, Operasinya berjalan dengan lancar. Sekarang kita tinggal menunggu pasien sadar dan luka operasinya kering. " Ujar dokter Farhan. dokter ahli yang dipilih untuk memimpin jalannya operasi. Sebelumnya, markus sempat menawari sebuah posisi dirumah sakit ini kepada Farhan. Namun, pemuda itu menolaknya dengan halus. Walaupun merasa berhutang budi pada markus, farhan bertekad untuk mengabdi di sebuah rumah sakit kecil yang berdiri di pinggiran kota. Kebaikan Markus di masalalu membuat farhan berada disini sekarang untuk menyelamatkan gadis menantu. Sebuah kehormatan untuk farhan. Mendengar kabar itu, markus sangat bersyukur, begitu juga dengan dewi dan novi. Mereka membuang nafas lega sambil berpelukan. ternyata, bumi masih meng

  • Konspirasi   34. kebenaran

    dengan langkah yang pelan, aldi berjalan mendekati william kemudian menepuk bahunya. william masih tertunduk menatap tanah kering yang di pijak. aldi tidak bisa menahan tawanya. dia terbahak bahak seperti menonton pertunjukan komedi. suara tawanya yang aneh membuat william tertegun. perlahan lahan william mengangkat wajah. kedua mata mereka saling bertemu. secara kebetulan kabut yang terbawa angin melintasi keduanya sehingga memercikkan hawa dingin diantara mereka . aldi segera menarik pandangannya " matamu persis seperti bibi.apa kau tidak merindukan ibumu?" aldi berbicara dengan dingin kemudian kembali tertawa " hahahaha..... aku lupa. kau kan yang membunuh bibi. kenapa kau bisa merindukannya. tobat kau william." brukk william menjatuhkan aldi dengan satu kali pukulan. Tak ambil diam aldi pun segera bangkit dan membalasnya. akhirnya mereka saling mendaratkan tinju satu sama lain sampai ked

  • Konspirasi   33. Masih di selamatkan

    beruntung diana tidak sampai ke dasar jurang yang di penuhi bebatuan, tubuh diana tertahan di batang pohon. diana terengah engah. dia tidak bisa bergerak lebih banyak, karena sebuah akar menusuk perutnya. sakit sekali. penyesalan dalam hidupnya adalah menyelamatkan william kala itu ataupun datang ke perusahaan catepoop. Andai pada saat itu diana tidak datang ke catepoop dan bertemu dengan william atau aldi, hari ini tidak akan pernah terjadi dan mariamnya tidak akan berubah. diana menatap langit yang biru seperti samudra dan awan yang putih seperti susu. Terukir wajah sang ibu disana. Walaupun Diana tidak mempunyai ingatan yang cukup mengenainya, Diana yakin bahwa Karla adalah orang yang paling menyayangi nya semasa hidup. Bahkan setelah dia berada di langit. Diana menangis dalam diam. bosan menangis, diana mengalihkan pikirannya dengan kembali membayangkan bagaimana menjadi seorang desainer terkenal. berjal

  • Konspirasi   32. Babi ganas

    Setelah di yakinkan beberapa kali, akhirnya Diana setuju untuk mengikuti ritual . Hutan tempat pasangan itu di asingkan memang sudah di jaga ketat oleh puluhan tentara dan polisi hutan, mereka di tugaskan Markus untuk memantau keadaan sepasang cucunya. Selain itu, setiap hari seorang pendeta akan datang untuk Memimpin ritual. Saat ini Diana sedang membaca buku sambil menghirup udara segar di depan jendela, gubuk yang kini sedang di tempatinya bersama William. Gubuk kayu ini sengaja di bangun dengan jarak yang lebih tinggi dari tanah, tujuannya agar terhindar dari gangguan binatang buas dan poin pentingnya Diana bisa menikmati keindahan pegunungan malabar, baik di teras atau pun depan jendela. Satu tangannya yang lain meraih kacang dalam toples dan memasukkannya ke dalam mulut. Disisi lain, William sedang berkutat di depan kompor. Dia sedang membuat sandwich untuk sarapan. Sejak pernikahan itu terjadi, mereka

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status