Share

2. Bertemu kenangan

Benar saja apa yang dikatakan mariam, Diana bisa langsung bekerja hari ini berkat koneksi yang dimiliki Mariam. diana tinggal menyerahkan berkas lamaran ke HRD, kemudian security membawanya masuk.

Mariam baru bekerja satu tahun disini, namun koneksi Mariam sudah begitu luas. Gadis itu pandai bersosialisasi dan bisa membuat siapapun akan memiliki kesan yang baik tentang dia . diana semakin kagum pada mariam juga pada sebuah gedung yang berdiri kokoh di depan matanya. " aku harus melakukan yang terbaik" gumam diana.

Ini adalah hari pertama Diana bekerja di catpoop multi produk atau CMP. Tapi Diana merasa tidak menemukan kesulitan apapun. ternyata pekerjaannya terlalu mudah. Tugas Diana hanyalah bersih bersih seperti nyapu sama ngepel, bahkan Diana juga tidak melakukannya sendirian, dia dibantu novi. Gadis yang cukup baik dan seketika bisa langsung nyambung dengan diana. Gadis itu lumayan cantik, rambutnya sebahu dan hari ini dia mengucirnya. Bulu mata novi terlihat lentik dan kulitnya coklat. Dalam hitungan beberapa menit Diana dan novi sudah merasa aman untuk bertukar cerita.

" perusahaan ini di dirikan oleh keluarga Johan. katanya ketua pimpinan akan di alihkan pada putra kandung ibu Helmina. Dia dianggap paling kompeten dalam hal berbisnis, riwayat prestasinya sangat luar biasa. Selain kompeten putra ibu Helmina terkenal kejam dan introvert, tidak ada yang berani menyinggung nya barang sedikit saja. Kalaupun ada hidup orang itu akan berakhir di ruang penyiksaan. Katanya, penyiksaan itu berupa penyetruman dan menguliti hidup hidup" Ungkap Novi.

Pupil Diana membesar" wah, dia menakutkan sekali. tentu saja, jika gosip itu benar, kenapa dia tidak di hukum?" Tanya Diana penasaran.

Novi memutar bola mata" tentu saja karena dia kebal hukum, dia orang paling berpengaruh di negeri ini. Kau pernah mendengar sebuah pepatah yang mengatakan bahwa hukum di negeri kita itu tajam ke bawah tapi tumpul keatas?" Novi kemudian berbisik" aku rasa itu bukan omong kosong ."

Diana mengangguk " ah jangan bahas yang itu, cerita yang lain dong." Pinta diana. Novi setuju dan akan menceritakan pengalaman nya saat mengikuti kegiatan calon penerimaan beasiswa tahun kemarin. " Sayangnya aku tidak lolos, karena seleksi persaingan sangat ketat." Novi mengenang pengalaman itu dengan murung. Diana segera menepuk bahunya untuk menyemangati.

Tiba tiba seorang pemuda dengan pakaian OB menghampiri mereka sambil menepuk pundak Diana"Hai anak baru. Gue Rian, temennya Novi." Rian menjulurkan lidah untuk novi dan mengulurkan satu tangan yang lain untuk Diana. Wajahnya yang kekanak-kanakan terlihat tampan dan terawat.

"Diana."jawab Diana sambil menerima uluran tangan Rian dengan semangat. " Ok. Mulai sekarang mari kita berteman."Rian tersenyum lebar menunjukkan giginya yang berderet rapih. Diana mengangguk setuju.

" Apa kau sudah punya pacar?" Tanya Rian menggoda.

"Aku belum memikirkannya." Jawab Diana seadanya.

" Bagus, sebaiknya jangan. Pacaran hanya akan menimbulkan luka. Orang secantik dirimu terlalu berharga untuk bersedih" rapal rian dan langsung kena jitak dari Novi. rian meringis mengusap kepalanya." Jangan mempengaruhi dia untuk hidup sendiri. Tidak semua orang jahat. " Novi memperingatkan rian sambil melotot

***

Diwaktu jam istirahat, Diana langsung berlari ke kantin untuk menemui Mariam di dapur. Disini hanya ada dua gadis yang bekerja sebagai assisten koki. Yang satu Mariam dan yang satu lagi bernama Yuli.

Diana meringis melihat wajah Mariam yang kemerahan. "Aku bantuin ya, " Diana tulus menawarkan diri.

"Boleh, tapi kamu harus makan dulu." Mariam tidak menoleh karena harus melayani karyawan yang mengantri jatah makan siang. Matanya ikut bergerak mengikuti sepuluh jari tangan yang di bungkus sarung tipis dan bergerak lincah dari satu wadah ke wadah yang lain.

Tanpa berpikir panjang, Diana mengangguk dan langsung mengambil piring kemudian disodorkan nya pada mariam agar segera diisi penuh. piring itu mempunyai batas untuk memisahkan posisi nasi dan makanan yang lainnya. Kemudian ada satu mangkuk kecil yang menempel di atas piring, biasa diisi kuah. Setelah mendapat makanan, Diana segera duduk di meja makan khusus pekerja dapur dan menyantap makanan dengan menu tumis sayuran, sop daging dan telur rebus.

"Siapa?." yuli berbisik penasaran sambil mengangkat dagu

"Eh..emm Sodara " jawab Mariam gugup

"Yang... " Yuli sengaja menggantung kata-katanya , kemudian Mariam berdehem. Seolah Mariam sudah tahu apa yang dipikirkan Yuli. Mendengar itu Yuli segera mengangguk dan kembali melanjutkan pekerjaannya.

saat diana tengah menyantap makan siang, tiba tiba seorang pemuda masuk ke dapur dengan napas yang tersengal-sengal. "Ada apa " tanya Yuli keheranan.

"Tuan muda William sudah kembali. " Jawab Aldi panik. Aldi segera memakai celemek dan penutup kepala di loket khusus koki. pesonanya tak jauh seperti bintang iklan. yuli dan mariam hampir tidak berkedip melihatnya sampai mengabaikan seseorang yang mengantri jatah makan siang dan menegurnya dengan ekspresi kesal. Aldi berlari ketempat penyimpanan keranjang.

Hanya dengan menyebut tuan muda telah kembali, udara dapur yang semula panas mendadak terasa dingin. Siapapun akan bergidik setelah mengetahui berita tentang kekejaman nya yang tiada ampun.

"Jam istirahat sebentar lagi berakhir, sepertinya tuan muda tidak akan makan disini." Yuli mulai angkat bicara dengan hati hati.

Aldi mengabaikannya dan segera berjalan ketempat bahan masakan yang berada di sebelah meja makan dapur sambil menenteng sebuah keranjang.

"Dia memintaku untuk membuatkan makan."jawab aldi sambil jongkok untuk memilih beberapa bahan. Yuli sudah mangap untuk protes tapi terpaksa mengatupkan mulut karena mariam mencubit tangannya. Mariam berpikir bahwa Aldi hanya beralasan untuk menemui nya, pasalnya tuan William tidak sedekat itu dengan aldi bahkan selama ini, aldi belum pernah terlihat masak di dapur ini. tanpa disadarinya mariam dibuat tersenyum karena ekspetasinya sendiri.

lain halnya dari realita, pandangan Aldi malah jatuh pada sosok Diana. Gadis yang tengah makan sendirian dimeja dapur. Gadis ini Memiliki fitur wajah ramping dengan mata yang jernih dan kelopak mata tersembunyi, bulu alis bertaut dengan warna kecokelatan. Hidung runcing, bibir tipis dan kecil. Beberapa gerakan diwajah bisa menciptakan sebuah lesung Pipit di kedua pipi. Aldi kembali takjub setelah waktu yang cukup lama. Tanpa melakukan apapun, Diana bisa saja membuat orang yang melihatnya langsung tertarik padanya tanpa alasan.

Yuli menyadarinya dan menyikut mariam seakan memberi tahu apa yang dilihatnya benar benar memuakkan. Tapi mariam tidak merespon, dia masih sibuk dengan pekerjaannya. merasa di abaikan yuli cemberut dan kembali menyibukkan diri.

Merasa terus di perhatikan, Diana melempar sebutir kacang polong dari tumis sayur yang berada di piring, dan berhasil mendarat dengan tepat di dahi milik Aldi.

"Kenapa liat liat " Tuduh Diana

mariam dan yuli langsung menoleh karena suara diana yang gaduh. aldi kembali membalasnya dengan melempar tomat ke kepala Diana. Untungnya tomat itu belum matang sehingga kembali memantul kelantai. Diana meringis sambil mengusap ngusap bagian kepala yang terasa ngilu. Diana lalu berdiri kemudian menatap Aldi penuh selidik.

"loh." Diana memejamkan mata sambil memutar mutar telunjuknya di udara untuk mendapatkan kembali ingatan itu.

"Oh.. iya... Kita pernah ketemukan " seru Diana kegirangan.

Mendengar itu, Aldi tertawa renyah " enggak pernah." Jawab aldi pura pura lupa. Tiba tiba saja Aldi memeluk Diana. Sontak membuat Diana kaget.

Merasa tidak enak, Diana langsung melepaskan pelukannya. "Tuh kan bener. Kamu Aldi." Diana merasa senang karena ternyata ingatannya masih kuat.

" Kemana saja kau." Tanya Diana kegirangan. "Ada" jawab Aldi singkat

"Adanya dimana? Di mars. Aku pikir pertemuan kita waktu itu adalah pertama dan terakhir." Celoteh diana sambil berjalan membawa piring bekas makannya ke westapel . Aldi juga menguntit di belakang dan menyenderkan bokong di meja dudukan kompor, tidak jauh dari westapel.

"Kalian sudah saling kenal." Tanya mariam pura pura santai dan menyembunyikan rasa cemburu yang berkobar di dalam hatinya.

Diana mengangguk, tangannya mulai bergerak mengambil perabotan kotor.

" Waktu itu aku masih SMP dan kak Aldi baru lulus SMA. Dia nyelamatin aku, dari bentrokan antar sekolah kak"jawab Diana sambil mengedipkan mata pada aldi.

" Ah ku pikir kau sudah melupakan ku." Timpal aldi, dalam hatinya berkata, ' hah bentrokan antar sekolah. Bukannya waktu itu dia sedang di serang anggota geng bloodmoon . Pandai sekali dia berpura pura di depan saudaranya.'

" hehe." Diana nyengir sambil menepuk bahu aldi menggunakan telapak tangan yang basah sehingga meninggalkan bekas lima jari disana, langitpun sudah tau kiprahnya, dia sedang mengatakan terimakasih karena sudah bekerja sama.

" waktu itu kau sangat hebat, " Diana menangkap tatapan aldi dan kembali nyengir "maksudnya konyol. Aku dengar dengar petasan yang kamu lempar dari balkon membuat beberapa pelajar itu masuk rumah sakit" celetuk Diana .

Aldi terkekeh mengingat nya. " itu merecon bukan petasan. " Aldi bergumam dan hanya Diana dan bloodmoon yang bisa memahaminya. " jadi, Diana sama Mariam ternyata bersaudara" tanya Aldi kemudian dengan suara normal untuk mengubah topik.

"Eh ... Em.. Diana putri kakak ayahku." Jawab Mariam dengan gugup.

Tiba tiba Novi datang untuk mengantar seember piring kotor dan membuyarkan suasana yang tengah berlangsung di dapur.

"Di kamu ngapain disini."tanya Novi heran. kehadirannya yang tiba tiba membuat semua orang menoleh.

" Eh Novi, jam istirahat ku masih panjang jadi aku mau disini dulu."

"Oh ya sudah. Tapi kalo sudah selesai temui aku di ruang umum ya."

Diana mengangguk.

Novi kembali pergi untuk mengangkut piring kosong lainnya.

" Ah sekarang aku tidak bersemangat masak. Bahan bahannya sudah habis ." Aldi terdengar seperti anak kecil yang mengeluh. Kemudian Aldi berjalan ke ambang pintu untuk mengambil piring kotor yang disimpan novi." Aku bantuin ya." Pinta aldi dan langsung mendapat anggukan dari Diana.

Mariam dan Yuli sontak ternganga dan menutup mulutnya seakan tidak percaya akan apa yang didengarnya barusan. Siapapun tahu Aldi bukan orang biasa dan siapapun belum pernah melihat Aldi mencuci alat alat bekas orang lain. Biasanya Aldi hanya datang ke dapur untuk mengawasi pekerja. Tapi hari ini terjadi pengecualian , Aldi bahkan berbicara lebih banyak.

aldi bergerak sampai menyisakan sedikit jarak dengan diana. untuk pertama kalinya Aldi sangat menikmati wangi buah buahan pada rambut seorang gadis. Rambut diana menjuntai indah dan di ikat dengan sebuah pita berwarna biru, namun aromanya tercium kemana-mana.

Pikirannya kembali tersadar setelah diana mencipratkan air. Dengan begitu, aldi turut membalasnya. Mereka seperti anak kecil yang tengah bermain air, Aldi dan Diana saling mencipratkan air sambil ketawa. disaat yang bersamaan, Mariam menatap Diana dengan cara yang berbeda..

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status