Share

Luka Kembali Bernanah

"Keren ya, Mas. Kamu bisa bawa aku ke tempat-tempat begini. Ke pantai, ke hutan, ke kebun, bahkan ke tempat banyak kenangan tentang kita."

"Karena Mas ingin kamu selalu mengenang cinta kita, dan tidak akan meragukan Mas lagi." Ilham membelai kepala Arini. Tujuannya datang ke tempat itu memang untuk mengingatkan hari hari di mana dulu mereka pernah saling memadu kasih, di saat remaja sampai di dewasa tersemat pada mereka.

"Tidak meragukan? Ya, tentu tidak meragukan, jika Mas, juga tidak membuat hal-hal atau sesuatu yang menimbulkan keraguan," ucap Arini diplomatis.

"Kamu itu, masih kayak kita kuliah dulu. Cerdas bermain kata." Ilham tertawa kecil.

"Kalau lagi mood. Kalau lagi sebel otaknya ikutan, mampet."

"Tinggal asah, alirkan, jangan sampai mampet." Ilham tertawa mendengar jawaban Arini.

Arini tersenyum membalas tawa. Dari dulu ia memang tidak pernah meragukan cinta Ilham. Tapi, hidup tidak sekadar menelan cinta. Banyak hal yang terjadi dan bisa saja takdir mengharuskannya untuk
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status