Share

BAB 3 — SYARAT YANG HARUS KAU PENUHI

“Sa—Saya baru pertama kali melakukan pekerjaan ini, Tuan. Maaf,” ucap Yura kala berhasil mengendalikan desiran aneh tersebut.

Namun, dia kembali menegang saat merasakan tubuh pria itu mendekat dari belakang.

Dua tangan lelaki itu menelusup di pinggang rampingnya, terasa berotot dan kekar saat kulit mereka bersentuhan.

Pikiran Yura berkelana.

Seperti apa lelaki berjuluk Tuan Gin itu?

Sebelumnya, dalam bayangan Yura, pria itu begitu tua. Rambut putih, kulit keriput dan tubuhnya kurus kering, seperti kakeknya dahulu. Namun sepertinya dugaan itu terlalu jauh.

Meski tak bisa melihatnya, Tuan Gin yang berada di belakangnya saat ini sepertinya jauh berbeda.

Karena tak mungkin bila seorang pria tua memiliki postur tubuh kekar yang terasa masih bugar. Yura menebak saat dada bidang lelaki itu menempel pada punggungnya.

Ah, siapapun orang itu ia hanya berharap bahwa kegiatan mereka ini akan usai secepatnya!

“Siapa namamu?”

“Saya .... Yura.”

“Yura .... Perempuan bersuami yang ingin menjual tubuhnya padaku. Apa aku salah?” Sebuah kecupan di pundak telah mendarat mengakhiri sebuah kata yang belum sempurna menjadi kalimat. Yura kesulitan menebak apa yang akan lelaki itu lakukan selanjutnya. Sungguh ini adalah pertama kali Yura melakukan hal aneh semacam ini.

Yura menggeleng. “Tu—tuan benar. Saya .... Sudah bersuami.”

“Lalu kenapa kau memilih menyerahkan dirimu padaku?”

Yura menggigit bibirnya, merasa gelisah. “Su—suami saya sedang koma di rumah sakit. Saya butuh uang untuk membayar tagihan bulan ini dan biaya perawatan. Saya ..., saya butuh uang itu.”

Mendengar itu juga Tuan Gin melepas pelukan. Lalu membalikkan tubuh Yura hingga berhadapan dengannya. Dua buah daging lembut berlapis lipstik merah itu diusap dengan ibu jarinya. “Berapa biaya yang kau butuhkan?”

“Empat ratus juta, Tuan,” jawab Yura yang masih berdiri di tempatnya.

“Empat ratus juta itu tidak seberapa bagiku, tapi apa yang akan aku dapatkan? Hanya bercinta satu malam?" Tuan Gin dengan nada skeptis. "Kau pikir aku pria bodoh?"

Yura menelan ludah, hatinya berdegup kencang. Semua harapan dan kepercayaan kepada Tuan Gin tiba-tiba hancur. Hanya beberapa saat yang lalu, ia yakin akan mendapatkan uang yang dibutuhkan. Tetapi sekarang, semuanya tampak semu.

"Madam mengatakan Tuan bersedia memberikan saya empat ratus juta jika melayani Tuan malam ini," jawab Yura kemudian.

"Aku belum menyetujuinya. Aku hanya mengatakan akan membayarmu bila aku telah sepakat dengan apa yang akan kau lakukan padaku."

Yura bergeming, otaknya belum mampu berpikir. Di sisi lain hatinya gelisah. Jika kesempatan ini gagal maka dimana lagi ia akan mendapatkan uang sebanyak itu? Belum sempat Yura menjawab, Tuan Gin berdeham lagi.

"Kita saling membutuhkan, bukan? Kau butuh uang dan aku butuh pelampiasan. Bagaimana kalau .... Aku akan memberimu berapapun uang yang kau butuhkan bahkan hingga suamimu sembuh tetapi dengan syarat yang harus kau penuhi."

“Memangnya saya harus melakukan apa, Tuan? Syarat apa yang harus saya penuhi?”

Jujur saja wanita berambut cokelat itu tergiur dengan penawaran yang baru saja diberikan.

Uang tak terbatas sampai suaminya sembuh, siapa yang tidak mau menerimanya? Tentu ia tak ingin menyia-nyiakan kesempatan.

Setidaknya, bila menerima tawaran itu, Yura akan memiliki biaya untuk pengobatan suaminya dalam beberapa waktu ke depan, dengan begitu ia akan ringan untuk melunasi hutang-hutang yang telah menggunung di beberapa tempat.

Walau imbalan yang harus diberikan tampaknya tidaklah ringan...

Hanya saja, ucapan pria itu selanjutnya membuat Yura tersentak. “Kau harus menjadi istri kontrakku.”

"A--apa?"

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Candrika Putriandewi
masih bagus bgt lanjut
goodnovel comment avatar
Martha tya
pria sama saja cm nafsu doang
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status