Share

BAB 4 — HUBUNGI AKU

"A--apa?"

Alih-alih menjawab, Yura justru merasakan Tuan Gin duduk di bibir ranjang dan menarik tubuhnya di atas pangkuan pria itu!

Hal ini sontak membuat Yura menahan degup jantungnya.

Dia sendiri tidak bisa melakukan apa-apa selain menurut. Ruang geraknya tak bebas dan kedua matanya masih tertutup rapat.

“Tugasmu hanya satu, melayaniku setiap malam dan tinggal di apartemenku. Kau masih boleh bekerja dan melakukan aktivitasmu seperti biasanya. Tetapi setelah itu, kau harus kembali menungguku pulang. Yang terakhir, kau harus menggunakan penutup mata seperti ini ketika bertemu denganku.”

Jantung Yura bagai terhenti sepersekian detik. Bibirnya hampir menganga mendengar kalimat demi kalimat yang diucapkan pria itu. Butuh keberanian untuk  melakukannya sebab menjadi istri kontrak adalah berkhianat dengan Rama.  Juga, mental dan hati sekuat baja karena tak boleh melibatkan perasaan selama berhubungan dengan sang Tuan.

Yang lebih sulit harus mau dicampakkan kapanpun lelaki itu jenuh dan dianggap sebagai budak nafsunya setiap diinginkan.

“Peraturannya masih sama seperti di tempat ini. Aku menggunakan bel untuk memberitahu kedatanganku. Dan kau dilarang membuka penutup mata ini selama aku berada di sampingmu. Kita memang menikah. Secara kontrak kau adalah istriku dan aku suamimu, tetapi jangan pernah sekali pun kau mencari identitasku, dan semua hal yang berkaitan denganku. Kau juga dilarang untuk berbagi cerita dengan siapapun tentang hubungan kita.”

Tuan Gin mengambil jeda, lelaki itu sebelumnya telah meraih gelas Wine yang disediakan dan menyesapnya beberapa kali. Aroma alkohol yang cukup kentara menusuk rongga hidung keduanya. Yura sendiri enggan menyela, masih menunggu lelaki itu memberikan penjelasan lebih lanjut.

“Semua kebutuhanmu akan aku jamin. Semua yang kau perlukan akan aku berikan.” Tuan Gin menyesap anggurnya sekali lagi, lalu meletakkan gelasnya dan kembali memperhatikan Yura, memain-mainkan jarinya di kulit halusnya. “Bagaimana Yura, apakah kau setuju dengan tawaranku?” 

Semakin lama, jemari bergerak turun hingga perutnya, membuat pikiran Yura buyar seketika. Jawaban dalam kepalanya belum menemui sepakat, tetapi sentuhan pria itu memecah konsentrasinya. Dari gerakannya saja, Yura sudah menduga bahwa Tuan Gin adalah sosok yang handal perihal urusan ranjang.

Sialnya, Yura sudah lama tak merasakan permainan semacam itu. Rasa rindu akan jamahan seorang pria justru membuatnya menikmati permainan Tuan Gin. Hampir lima tahun lamanya, Yura tak pernah terpikirkan untuk mencari pelampiasan, hasratnya selalu tenggelam dengan pilu akibat Rama yang tak kunjung bangun dari tidur panjangnya.

“Em .... Maaf, Tuan. Sampai kapan kontrak itu akan berjalan?”

Susah payah Yura merangkai kata itu. Akal sehatnya hampir hilang ketika jari lelaki itu menyelinap tanpa permisi di bagian inti. Tangannya spontan mencengkeram erat lengan kekar yang membebat tubuhnya. Sedangkan Tuan Gin merapatkan bibirnya pada telinga Yura, lagi-lagi mendaratkan sebuah kecupan tipis di sana membuat wanita itu hampir gila.

“Selama suamimu masih dalam keadaan koma,” jawab Tuan Gin lalu menaruh kepala di ceruk leher Yura. “Kau hanya perlu melayaniku selama suamimu masih terbaring di rumah sakit. Perjanjian kita akan berakhir ketika suamimu sudah tak menjalani perawatan.”

Kembali Yura berpikir, berusaha menggunakan sisa-sisa logika yang hampir hilang direnggut gairah.  Bagaimana bila Rama tahu tentang semua hal yang ia lakukan ini? Jawaban apa yang harus ia berikan ketika suaminya bertanya? Akankah Rama percaya dan berterima kasih kepadanya? Atau justru sebaliknya?

Namun, tidak ada pilihan selain menolak. Yura juga sudah terlanjur menyerahkan tubuhnya untuk dijamah pria selain suaminya. Sudah terlanjur basah, mengapa tidak sekalian menceburkan diri saja?

“Kau ragu dengan tawaranku?” Tuan Gin bertanya kembali ketika Yura tak kunjung memberi jawaban. Lelaki itu menyudahi aktivitasnya dan melepas tautan tangannya. “Kau tidak percaya denganku?”

Wanita menggeleng. “Bukan, Tuan. Saya percaya Tuan Gin tidak pernah main-main dengan tawaran ini, tetapi saya hanya sedang mempertimbangkan keputusan. Saya tidak mau salah langkah dan merugikan kita berdua. Lalu, bagaimana jika istri atau kekasih anda tahu perjanjian kita?”

“Aku single,” jawab lelaki itu.

Nada Tuan Gin terdengar serius, tidak seperti pria nakal kebanyakan yang merayu wanita-wanita penghibur untuk menjadi simpanannya. Namun, bagi Yura kata ‘single’ itu bisa diartikan banyak maksud. Bisa saja sudah menikah lalu berpisah, atau mungkin saja belum beristri tetapi memiliki banyak koleksi perempuan. Atau memang tidak keduanya.

Entahlah, bukan kapasitasnya untuk bertanya ranah pribadi Tuan Gin. Akan tetapi bila memang benar-benar single dalam artian tidak memiliki dan belum pernah memiliki pasangan, maka tidak ada hal yang ia takutkan dari sisi lelaki itu. Sekarang, hanya tinggal keputusan Yura.

"Saya .... Bolehkah saya meminta waktu, Tuan? Saya meminta waktu setidaknya satu hari untuk berpikir."

Tuan Gin tidak segera menjawab. Suara langkah yang menjauh dari tubuhnya membuat Yura bisa menerka bila lelaki itu turut berdiri di hadapannya. Mengandalkan indera penciuman untuk mencari tahu keberadaan pria yang tak ia ketahui identitas juga wajahnya itu.

“Besuk sore batas waktumu. Jika kau setuju hubungi aku!”

Lagi-lagi Yura menganggukkan kepalanya. Beberapa saat kemudian ia mendengar sebuah pintu terbuka lalu tak lama berselang bel dalam ruangan itu berbunyi menandakan Tuan Gin telah pergi.

Yura segera membuka kain penutup, lalu menghela napas lega sebab setelah sekian lama bergulat dengan gelap, akhirnya bisa kembali memasok cahaya pada retinanya. Detik berikutnya, wanita itu mengambil sebuah kertas yang sengaja ditinggalkan di atas nakas.

Tidak masalah dengan nomor yang dituliskan, hanya saja barisan huruf yang ditulis tangan itu, terasa tak asing baginya....

"Apakah aku mengenal Tuan Gin?" batinnya bingung.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Candrika Putriandewi
hmmm teka-teki apa lagi ini, jangan-jangan mereka udah kenal dari lama?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status