Home / Romansa / Kontrak Pemikat CEO Dingin / BAB CXVII PUTRI TIDUR

Share

BAB CXVII PUTRI TIDUR

Author: Ilastriasanim
last update Last Updated: 2025-06-29 22:00:53

Naira kembali menekan tombol darurat di samping ranjang William, saat melihat tubuh William kejang dan napas yang terengah-engah. Naira panik begitu dirinya baru saja kembali setelah keluar dari ruang konsultasi. Dokter dan perawat sigap kembali datang, sementara Naira diminta menunggu di luar. Derai air mata membasahi pipinya, Naira memohon pada dokter untuk menyelamatkan papanya. Perawat hanya memberi anggukan lembut agar Naira bisa tenang. Dokter meminta perawat membantunya mengecek semua selang yang terpasang, lalu memintanya menyuntikan cairan penenang terhadap rangsangan otak yang menyerang tubuhnya. Tak berselang lama, William berangsur tenang. Data layar monitor perlahan kembali normal. Dokter pun keluar menemui Naira yang masih tegang.

"Dok, apa yang terjadi dengan Papa saya? Kenapa beliau mendadak kejang? Sementara yang dokter katakan bahwa papa saya akan segera sadar," protes Naira tak mengerti.

"Begini ..." Dokter menar
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Kontrak Pemikat CEO Dingin   BAB CXIX BANGKIT DARI KOMA

    "Kenapa kalian harus menikah? Hah?!" protes Laura sesenggukan. "Kenapa kalian memaksa hubungan palsu menjadi sebuah pernikahan? Apa caramu mendapat uang dengan harus menikah?!" Laura terus berbicara keras seolah kalimat terakhir itu ditujukkan untuk Naira. Ken dan Naira saling bertukar pandang. Mereka menyaksikan luapan kemarahan Laura yang sudah tak terbendung. "Aku tak habis pikir! Kau sampai menarik hubungan kerjasama dengan ayahku untuk sebuah hubungan baru yang palsu! Demi uang! Demi kekuasaan! Apa aku tak tahu dasar hubungan kalian, hah?!" Ken dan Naira hanya berdiam tanpa menyelanya. Mereka sadar betul, Laura sedang meluapkan emosinya. Namun, Ken tak suka drama Laura yang terus mengungkit hubungan barunya. Ia tak suka Laura ikut campur setelah dirinya menyatakan 'selesai, lalu pergi.' Bagi Ken, semua sudah berakhir. Tak ada lagi obrolan panjang tentang bagaimana untuk kembali. Karena ia sadar betul sebelum Laura benar-benar pergi, bukankah tanda-tanda 'lost interest'-nya su

  • Kontrak Pemikat CEO Dingin   BAB CXVIII RASA ITU TELAH BERHENTI!

    "Kenapa kau datang lagi kesini?!" tanya Ken. Nadanya dingin begitu melihat Laura muncul ke kamar rumah sakit yang di sewanya. Laura mendelik, menoleh tajam pada Naira yang ikut bangkit di samping Ken. "Bisakah kau keluar?!" pintanya memerintah. "Saya sedang ingin bicara dengan Ken berdua!" Naira menelan salivanya. Ia melirik Ken sekilas, lalu kembali menatap Laura yang sinis. "Baiklah. Kalau itu sesuatu yang penting," sahutnya hendak melangkah keluar. Namun, Ken menahan tangannya. Laura menatap tajam ke arah tangan Ken. "Tetap di sini, Nai," sela Ken cepat. Ekspresi wajahnya tidak ramah saat nada perintah Laura terdengar tak sopan. "Dia istriku! Kau tak berhak mengusirnya dengan kasar. Bicaralah langsung ke intinya saja." Nada Ken sedikit menekan. Alis Naira bertaut. Ia seolah di buat tak berkutik. Wajah Laura menekuk. Setiap kali bertemu Ken dan Naira dirinya selalu terbawa emosi. Namun, kali ini ia mengalah dulu untuk sementara. Meskipun lirikan sinisnya tak bisa ia sembunyik

  • Kontrak Pemikat CEO Dingin   BAB CXVII PUTRI TIDUR

    Naira kembali menekan tombol darurat di samping ranjang William, saat melihat tubuh William kejang dan napas yang terengah-engah. Naira panik begitu dirinya baru saja kembali setelah keluar dari ruang konsultasi. Dokter dan perawat sigap kembali datang, sementara Naira diminta menunggu di luar. Derai air mata membasahi pipinya, Naira memohon pada dokter untuk menyelamatkan papanya. Perawat hanya memberi anggukan lembut agar Naira bisa tenang. Dokter meminta perawat membantunya mengecek semua selang yang terpasang, lalu memintanya menyuntikan cairan penenang terhadap rangsangan otak yang menyerang tubuhnya. Tak berselang lama, William berangsur tenang. Data layar monitor perlahan kembali normal. Dokter pun keluar menemui Naira yang masih tegang. "Dok, apa yang terjadi dengan Papa saya? Kenapa beliau mendadak kejang? Sementara yang dokter katakan bahwa papa saya akan segera sadar," protes Naira tak mengerti. "Begini ..." Dokter menar

  • Kontrak Pemikat CEO Dingin   BAB CXVI AMIGDALA

    Di saat yang bersamaan, Naira kembali lagi ke rumah sakit menggantikan Irene yang sejak pagi sudah pulang. Ia duduk di samping ranjang William, memutarkan musik bahasa indonesia tahun 70-an dan 80-an dengan volume kecil di aplikasi ponselnya. Lagu favorit penuh kenangan dengan papanya tergambar jelas ketika Naira saat itu berumur 10 tahun. William memutarkan lagu-lagu lawasnya ketika mereka sedang menikmati pemandangan bintang di atas langit. Sebuah gazebo menghadap ke kolam renang belakang rumahnya di quezon dulu, William membawa buku cerita anak-anak untuk Naira baca, dan dia selalu memutar musiknya sebagai hiburannya selama menunggu Naira belajar. Ia selalu tinggal selama tiga hari dalam satu bulan. Dan itu ia lakukan sampai usia Naira 17 tahun saat pertama kali mulai dikenalkan pada keluarga intinya. Meskipun sejujurnya Naira kurang menyukai selera lagu William, akan tetapi siang itu ia biarkan telinganya ikut mendengar lagu-lagu kesukaan papanya. Sementara, bunyi ritmis monitor

  • Kontrak Pemikat CEO Dingin   BAB CXV KECAMAN

    Keesokan harinya, cuaca siang itu cukup panas. Ken keluar dari mobilnya menuju sebuah gedung tempat Laura mengelola perusahaan keluarganya. Tubuhnya yang tegap penuh percaya diri, melangkah lebar menuju ruang kerja Laura. Para staf karyawan Laura yang sudah lama tak berjumpa dengan kekasih atasannya tersebut, cukup terkejut dan sedikit membuat desas desus terdengar jika hubungan Laura dan Ken sudah berakhir. Salah satu dari pegawai sana mulai berbisik pada teman sebelahnya saat Ken tengah melewatinya, "Lihat, pak Kendrick tiba-tiba datang lagi kesini. Bukankah beritanya mereka sudah putus?" Teman sebelahnya ikut menyahut, "Benar, tapi sepertinya mereka kembali lagi." Sementara, beberapa staf lain menyanggah tentang bagaimana hubungan keduanya. "Ah, tak mungkin! Bukannya bu Laura meninggalkannya demi pria lain?" "Hah?! Masa? Kasihan sekali pak Kendrick," timpal yang lain di meja belakangnya. "Namun, dengar-dengar mereka putus karena tuan Ken berselingkuh!" Orang di meja sebelahn

  • Kontrak Pemikat CEO Dingin   BAB CXIV GAGAL

    "Kau sudah bangun, Nai?" "Kau darimana saja, Ken?" Satu pertanyaan masing-masing serentak keluar bersamaan membuat keduanya saling bertatap muka dalam kebisuan. Satu alis Naira sedikit terangkat, memiringkan kepalanya, sementara Ken salah tingkah dengan ekspresi wajahnya kurang nyaman. Naira pun berbalik arah menuju sofa ruang tamu tanpa mengindahkan pertanyaan Ken. Ken, yang berpikir Naira akan salah paham, buru-buru menyusulnya dan ikut duduk di sofa menatapnya. "Maafkan aku, Nai. Pergi tanpa memberitahumu dulu. Karena aku tak ingin mengganggumu istirahat," ungkap Ken hati-hati. "Aku hanya pergi ke rumah orang tuaku saja. Seperti biasa, Papa ingin bertemu mengobrol santai seperti biasanya," lanjut Ken, sambil tersenyum untuk mencairkan situasi yang kurang nyaman. Naira menghembuskan desah napasnya. "Baiklah, tak apa, Ken," balasnya, terselip perasaan mengganjal, namun berusaha untuk mengerti dan percaya. "Hanya saja, kau sama sekali tak memberitahuku lewat pesan apapun. Jad

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status