Share

Part 49

“Kenzo Al Faiq, Mbak,” sambungku pelan.

“Orang yang ditanya nama saya kok!” protes Salim.

“Suster itu nanya nama ayah bayi dalam perut saya, Salim. Bukan nama kamu?” Menunjuk ke perut.

“Oh!” Dia menggaruk kepala sambil tersenyum, salah tingkah.

“Yang benar yang mana?” tanya suster sembari menatapku, lalu bergantian menatap Salim.

“Kenzo Al Faiq,” jawab Salim.

Laki-laki berusia dua puluh tahun itu kemudian membantuku berdiri untuk menimbang berat badan. Masih tetap empat puluh delapan kilogram. Mudah-mudahan setelah hamil berat badanku naik, biar terlihat agak berisi.

“Sudah dipanggil apa belum, Dek?” tanya Mas Kenzo, setelah hampir lima belas menit menerima panggilan telepon dari rekan kerjanya.

“Belum, Mas. Kamu nelepon saja kok lama sekali. Sebenarnya yang suamiku itu Salim apa kamu sih?” protesku, memonyongkan bibir manja.

“Maaf, Dek. Tadi atasan nelepon Mas. Ada hal penting yang mau beliau sampaikan, jadi Mas tinggal kamu dulu berdua sama Salim.”

“Ya sudah kalau pekerjaan lebih pe
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status