Kontrasepsi di Kamar Adikku

Kontrasepsi di Kamar Adikku

last updateLast Updated : 2023-08-06
By:  Ida SaidahCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
6 ratings. 6 reviews
232Chapters
82.9Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Mataku membeliak ketika melihat bungkus kontrasepsi tergeletak di lantai. Kenapa ada benda seperti ini di kamar Dewi--adikku? Padahal, dia kan masih gadis. Dia baru kelas dua SMA! Sedang aku saja yang sudah menikah, tidak pernah menyimpan apalagi menggunakan benda seperti itu. Ada apa ini sebenarnya?

View More

Chapter 1

Part 1

Krieeet ....

Pelan-pelan membuka pintu kamar adikku karena jarum pendek jam sudah menunjuk ke angka delapan pagi dan dia belum terlihat batang hidungnya.

“Wi, Dewi!” panggilku seraya melongok ke dalam kamar bernuansa violet itu.

Tidak ada jawaban. Aku menggeleng melihat kamar Dewi yang begitu berantakan serta acak-acakan.

“Kamar anak gadis, kok, berantakan banget!” gumamku dalam hati.

Aku meraba tembok, mencari sakelar dan menyalakan lampu hingga kamar tersebut menjadi terang benderang. Kupunguti baju-baju Dewi yang berserakan di lantai lalu merapikan tempat tidurnya yang begitu berantakan. Seprai tidak terpasang, pun dengan sarung bantal yang sudah lepas semua.

Mataku membeliak ketika melihat bungkus kontrasepsi tergeletak di lantai. Kenapa ada benda seperti ini di kamar Dewi? Dia kan masih gadis, masih kelas dua SMA. Sedang aku saja tidak pernah menggunakan benda seperti itu.

Aku memasukkan bungkus kontrasepsi tersebut ke dalam tong sampah. Mataku kembali membulat ketika melihat benda persis balon berisi cairan putih.

Ya Allah, hatiku tiba-tiba diselimuti rasa gelisah. Apa Dewi melakukan hal sejauh itu?

Tapi, dengan siapa?

Aku menarik nafas panjang, mencoba menata perasaan yang teramat kacau. Aku takut kalau adik semata wayangku melakukan hal tidak bermoral seperti yang aku bayangkan.

“Ada apa, Fit?” tanyanya Mas Akmal saat aku keluar dari kamar Dewi.

“Enggak, Mas.” Aku merahasiakan semuanya dari suamiku, karena takut dia marah dan mengusir Dewi dari rumah ini.

“Kirain ada apaan. Soalnya wajah kamu pucat banget.”

“Enggak, Mas!” Aku berusaha mengulas senyum.

“Kamu masak apa, Fit?”

“Nasi goreng kesukaan kamu, Mas. Kok tumben kamu kamu keramas? Kan kita semalam nggak ngapa-ngapain?” Dahiku mengernyit menatap rambut suami yang basah serta klimis.

Akhir-akhir ini memang dia sering sekali keramas pagi-pagi, padahal kami tidak melakukan ritual malam hari karena diri ini sedang kedatangan tamu bulanan.

“Emang harus begitu-begituan dulu baru keramas?” Mas Akmal tersenyum nakal kepadaku.

“Enggak sih, Mas. Ya sudah, sarapan dulu. Sudah siang!” Aku menyendok nasi dan menyodorkannya kepada Mas Akmal.

“Terima kasih, Fita!” ucapnya sembari menyuap nasi goreng petai kesukaannya.

Selesai sarapan, seperti biasanya Mas Akmal segera berangkat ke pasar. Suamiku memiliki sebuah toko elektronik di depan pasar dan buka setiap jam sembilan pagi.

Aku terus memikirkan benda yang aku temukan di kamar Dewi, karena aku memiliki tanggung jawab penuh kepada adikku itu. Aku tidak mau mengecewakan Emak di kampung.

“Mbak Efita, si Dewi itu cantik ya. Apa Mbak Efita nggak takut suaminya kepincut sama si Dewi? Sekarang ini mesti hati-hati, loh. Banyak suami-suami yang doyan sama adik sendiri!” ucap Bu Hilma tetangga depan rumahku, ketika aku membeli sayur pagi itu.

“Insya Allah Mas Akmal bukan tipe laki-laki seperti itu, Bu,” sahutku seraya mengulas senyum.

“Tapi tetep harus waspada loh, Mbak!” sambung Teh Icha.

Aku segera menyuruh mamang sayur menghitung belanjaanku dan segera menarik diri dari kerumunan ibu-ibu yang sedang berbelanja sayur-mayur.

Hatiku kembali didera rasa gelisah dan semakin penasaran dengan kontrasepsi yang aku temukan di dalam kamar adikku. Apa Dewi melakukannya dengan Mas Akmal?

Astagfirullah, aku tidak boleh berprasangka buruk terhadap suami serta adikku. Aku akan menyelidiki dan mengungkap kasus ini secepatnya supaya bisa mencari solusi. Jika Dewi benar-benar melakukan hal tidak bermoral itu, aku akan segera menikahkannya walaupun dia masih duduk di kelas dua SMA.

“Assalamualaikum!” Terdengar suara Dewi mengucap salam.

Aku segera membuka pintu dan menatap adikku yang terlihat kelelahan setelah pulang sekolah.

Dewi langsung masuk ke dalam kamar dan mengunci pintu dari dalam. Sebenarnya aku ingin sekali menanyakan masalah kontrasepsi yang aku temukan di kamar gadis berusia tujuh belas tahun itu.

“Wi, Dewi!” Tok! Tok! Tok!

Memberanikan diri mengetuk pintu kamar adikku, namun, tidak ada jawaban dari dalam sana. Sekali lagi mengetuk pintu kamar gadis itu dan tidak lama kemudian pintu terbuka lebar.

“Ada apa, Kak?” tanya Dewi seraya menguap.

Kini mataku tertuju pada tanda merah di lehernya.

Astagfirullah, aku semakin gelisah memikirkannya.

Kutarik tangan Dewi masuk ke dalam kamar, mengajak dia berbicara dari hati ke hati, menanyakan siapa laki-laki yang sudah melakukan itu dengannya.

“Siapa, Wi. Tolong jawab dengan jujur, supaya kakak bisa meminta pertanggungjawaban sama dia. Kamu itu masih sekolah, Dewi. Kamu juga masih kecil. Apa kamu nggak memikirkan perasaan Emak juga kakak saat melakukan itu, Wi?” tanyaku sambil berusaha menata perasaan, supaya tidak meledak-ledak dan membuat Dewi ketakutan.

“Aku nggak pernah melakukannya, Kak!” elaknya.

“Terus, kontrasepsi yang kakak temukan di kamar kamu itu milik siapa? Tadi pagi kakak nemu bungkus serta kondom bekas pakai di tong sampah!” Aku masih berusaha mengontrol emosi.

“Tapi, aku benar-benar tidak pernah melakukannya, Kak!” Kini Dewi menangis sesunggukan. Membuat aku tidak tega melihatnya.

“Sudahlah, Wi. Kamu jujur saja sama kakak. Jangan bikin kakak bingung. Kakak merasa sangat berdosa sama Emak, karena sudah lalai menjaga kamu!” Aku mulai meninggikan nada bicaraku.

“Demi Tuhan, Kakak. Aku tidak pernah melakukannya!”

“Nggak usah bawa-bawa nama Tuhan, Dewi. Tolong kamu jujur sama kakak!”

Tangis Dewi semakin pecah. Aku menyentak nafas kasar kemudian keluar dari kamar Dewi. Kali ini aku benar-benar dibuat stres oleh adik Perempuanku itu.

Jarum jam sudah menunjuk ke angka sembilan malam. Mas Akmal belum juga pulang ke rumah, padahal biasanya dia sudah pulang sebelum azan magrib.

Entahlah akhir-akhir ini suamiku sering sekali pulang telat dengan alasan ada barang masuk dan bertemu teman lama.

[Mas, pulang jam berapa, aku sudah ngantuk.] Segera kukirim pesan w******p kepada suami.

Centang dua, tetapi belum dibaca. Lima menit kemudian, terdengar suara notifikasi pesan masuk ke gawaiku. Dari Mas Akmal.

[Kamu tidur saja, Fit. Mas mungkin pulang agak malaman. Maaf ya.] Balasnya di sertai emotikon menangis.

[Ya sudah, aku tidur dulu ya, Mas. Kamu hati-hati di jalan.] Balasku lagi kemudian lekas merebahkan bobot ini di atas kasur.

Entah sudah berapa lama aku terlelap, hingga mendengar suara aneh di kamar Dewi. Aku menggerakkan tangan ke sebelah, mencari keberadaan suamiku, tetapi Mas Akmal belum juga pulang. Aku menengok jam dinding yang menggantung di tembok, dan ternyata sudah pukul dua belas malam.

Penasaran, aku turun dari tempat tidur lalu mendekati kamar adikku. Terdengar suara desahan saling bersahut-sahutan di dalam sana. Aku semakin penasaran dan ingin mencari tahu siapa yang bersama Dewi sekarang.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
MOON
lanjutannya mana nih? dinamiknaya banyak dan panjang bgt.
2023-08-03 05:38:13
0
user avatar
Grace Fidia
update e setiap hari dong kak.....minimal 2 bab....makin seru ceritanya....
2023-06-05 14:15:45
0
default avatar
swikswok
Kok double thor 140
2023-04-13 11:49:34
1
user avatar
Lilis Haryati
bagaimana itu babnya
2023-04-13 11:48:05
0
user avatar
Novi maulinda
Good, cerita nye keren
2023-02-18 11:55:45
0
user avatar
Ida Saidah
Jangan lupa klik tombol subscribenya
2022-12-05 22:14:02
1
232 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status