Share

1. Bagian 22

last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-08 18:42:39

“Hiyyaatt.....huppp........”. dengan cepat Bintang bergerak menghindar, tapi keempat lawannya terus memburunya seakan tak memberikan kesempatan sedikit saja kepada Bintang untuk bernafas lega.

Serangan-serangan keempat lawannya itu kian gencar dan saling berlomba-lomba, kalau saja gerakan Bintang tidak cepat dan lincah, tentu sudah sejak tadi Bintang terkena pukulan dari salah seorang penyerangnya.

“Hyattt.......Telapak Bayangan heaa.....wusshh......”

“Kora....awasss...!!!!”

“Dessss......akkkhhh.......”. terlambat bagi Kora untuk mendengar peringatan dari temannya, saat serangan maut Bintang datang menghampirinya dan terpentallah sosok Kora dengan derasnya kebelakang hingga menghantam sebatang pohon yang berada tak jauh dari tempat pertarungan itu, dan sesaat terlihat sosok Kora tidak bergerak sedikitpun dari tempatnya tersungkur.

“Desss.....dess......”.tapi malang bagi Bintang, walau berhasil menyarangkan serangannya, dua serangan dengan telak berhasil menghantamnya, hingga tubuh Bintangpun terlempar dengan keras kebelakang.

“Huakkk.........”. terlihat Bintang langsung memuntahkan darah dari mulutnya seraya memegangi dadanya, sementara ketiga lawannya yang tersisa terlihat langsung mendekati sosok Kora dan salah satu dari ketiganya terlihat langsung bergerak memeriksa keadaan Kora.

“Kora tewass......!!”. ucap yang memeriksa lagi hingga mengejutkan mereka semua yang ada ditempat itu, rupanya tadi Bintang benar-benar telah mengerahkan seluruh tenaganya untuk melepaskan pukulan Telapak Bayangannya hingga dampaknya sangat mengerikan.

“Bocah itu harus membayar dengan nyawanya......”. ucap sosok lelaki yang bersenjatakan tombak bermata ganda lagi seraya bangkit berdiri dan berjalan kearah Bintang, dan kini dia telah berdiri beberapa langkah didepan Bintang yang masih tak kuasa berdiri dari tempatnya.

“Kau harus membayar kematian sahabatku itu dengan nyawamu bocah.......”. ucap lelaki itu lagi seraya mengangkat tombaknya keudara.

“Tidak semudah itu...........”. tiba-tiba terdengar suara Bintang berucap hingga membuat terkejut lelaki yang bersenjatakan tombak bermata ganda, karena dia menyangka kalau pemuda yang ada dihadapannya sudah tidak memiliki tenaga lagi untuk mengeluarkan suaranya, bahkan ;

“Telapak Bayangan heaaa......wuussshhh.......”. lelaki ini lebih terkejut lagi saat tiba-tiba saja pemuda belia yang ada dihadapannya langsung melepaskan pukulannya kearahnya, karena saat itu jaraknya begitu sangat dekat dengan pemuda itu, hingga dia tidak sempat lagi untuk menghindar, hingga ;

“Ddeeesssss.....desss.....dessss......deesss.......”. serangan beruntun dan bertubi-tubi yang dilepaskan Bintang dengan telak menghantam tubuhnya dan terlemparnya tubuh lelaki itu tanpa sempat berteriak sedikitpun dan tubuhnya tertempas ketanah dengan keras, sesaat masih terlihat tubuhnya bergerak, tapi kemudian diam, diam untuk selamanya, dia tewas dengan tubuh remuk karena dengan telak terkena hantaman pukulan Telapak Bayangan.

“Kurang ajar, kubunuh kau..... hyyaaatt ...... wuutt........”. dua belati melesat dengan cepat kearah Bintang yang saat itu benar-benar telah kehabisan tenaga saat mengerahkannya tadi untuk membunuh lelaki yang bersenjatakan tombak bermata dua tersebut, kini Bintangpun hanya dapat terkesiap melihat dua belati yang saat itu tengah menuju kearahnya.

“Bintang.......!!”. hampir bersamaan Gusti patih Setyo Pinangan dan istrinya terpekik kaget melihat maut yang sebentar lagi akan datang menjemput Bintang, tapi disaat-saat yang genting itulah, tiba-tiba ;.

“Serrr........wussshhhh........”. sesosok bayangan muncul dihadapan Bintang dan langsung melepaskan pukulannya kearah kedua belati yang saat itu tengah melesat cepat kearahnya, satu gelombang angin yang cukup dasyat menggebrak kearah kedua belati tersebut hingga membuat kedua belati itu langsung terpental balik kearah pemiliknya, tapi dengan mantap kedua belati itu ditangkap oleh pemiliknya kembali.

Kini kedua lawan Bintang tampak menatap kearah sesosok tubuh yang kini berdiri dengan gagah dihadapan Bintang, kedua-duanya tampak memandang dengan tatapan berkerut, karena mereka tidak mengenali sosok lelaki yang berusia cukup tua yang tadi telah menolong Bintang.

“Kakang Randu......”. terdengar Gusti patih Setyo Pinangan menyebutkan sebuah nama dengan wajah berubah ceria. Lelaki yang kini berada dihadapan Bintang, hanya tampak sedikit berpaling menatap kearah Gusti patih Setyo Pinangan, lalu kemudian pandangannya yang tajam kembali mengarah kearah kedua sosok yang kini berada dihadapannya.

“Siapa kau......berani sekali kau ikut campur urusan kami ha ???”.

“Namaku Randu, orang yang ingin kalian bunuh ini masih keluargaku......jika kalian ingin membunuhnya, langkahi dulu mayatku..”. ucap lelaki itu dengan suara datar dan dingin, dinginnya sikap lelaki yang ada dihadapan mereka, membuat kedua sosok yang masih tersisa ini saling pandang satu sama lain.

“Sebaiknya kalian tinggalkan tempat ini atau aku terpaksa harus mencabut sumpahku untuk tidak membunuh lagi.......”. tiba-tiba kembali terdengar sebuah suara yang begitu menggelegar dengan hebat ditempat itu, anehnya lagi suara itu seperti datang dari berbagai arah penjuru tempat itu.

“Membelah Suara 4 Penjuru Angin......”. ucap kedua lelaki dan perempuan ini mengenali ajian suara yang baru saja mereka dengar, dan keduanya tahu hanya tokoh-tokoh tataran atas dunia persilatan saja yang memiliki ajian Membelah Suara 4 Penjuru Angin yaitu sebuah ajian yang mampu bergema di 4 penjuru angin hingga membingungkan lawan yang menghadapinya untuk menebak dimana arah asal suara tersebut berasal.

“Apa yang harus kita lakukan nyi.....?”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 20

    Bintang yang melihat kekuatan puncak yang telah dikerahkan oleh Datuk Malenggang Dilangit, segera ikut menghimpun tenaganya. Uap tipis putih terlhat keluar dari tubuh Bintang, uap putih yang mengeluarkan hawa dingin yang sangat menyengat.Dari uap tipis itu, terlihat membentuk sebuah bayangan diatas kepala Bintang, bayangan seekor naga berwarna putih tercipta.“Ledakan besar, khhaaaa!”Tiba-tiba saja sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah diselimuti magma lahar panas langsung berlari kearah Bintang.Buumm! Buumm! Buumm! Buumm!Di setiap langkah Datuk Malenggang Dilangit terdengar suara ledakan-ledakan akibat tapak magma panas Datuk Malenggang Dilangit yang menjejak tanah, bagaikan seekor banteng ganas, sosok Datuk Malenggang Dilangit yang sudah berubah menjadi monster magma lahar terus berlari kearah Bintang. Beberapa tombak dihadapan Bintang, monster magma Datuk Malenggang Dilangit melompat dan ;Wuussshhh!M

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 19

    Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Ledakan-ledakan dahsyat dan beruntun terjadi diudara hingga terasa menggetarkan alam. Tinju-tinju magma bertemu dengan taburan Bintang-bintang putih kecil yang terang milik Bintang.Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr! Dhuarr!Baik Bintang maupun Datuk Malenggang Dilangit terus melepaskan serangan dahsyatnya, hingga ledakan demi ledakan terus terjadi membahana ditempat itu, dalam sekejap saja, pohon-pohon yang ada dipulau itu langsung berterbangan dan bertumbangan entah kemana, tempat itu langsung luluh lantah dibuat oleh ledakan dahsyat oleh serangan Bintang dan Datuk Malenggang Dilangit.Saat Bintang berhasil turun kebawah, pulau itu sudah terbakar setengahnya akibat ledakan yang tadi terjadi, wajah Bintang kembali berubah saat melihat Datuk Malenggang Dilangit terlihat menghimpun tenaganya, magma lahar panas terlihat berkumpul ditelapak tangan Datuk Malenggang Dilangit.Bintang yang melihat hal itu segera ikut mengumpulkan haw

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 18

    SEBUAH pulau kosong tak berpenghuni dipilih oleh Bintang untuk menjadi tempat pertarungannya dengan Datuk Malenggang Dilangit. Kini kedua-duanya sudah saling berdiri berhadapan, Bintang kini sudah kembali ke sosoknya semula, demikian pula Datuk Malenggang Dilangit yang kini sudah berdiri diatas tanah tempatnya berpijak. Kedua-duanya saling berhadapan dengan tatapan tajam.Wweerrrr..!Tanpa banyak bicara, sosok Datuk Malenggang Dilangit tiba-tiba saja mengeluarkan magma lahar panas dari sekujur tubuhnya, terutama dibagian kedua tangan, kedua kaki dan kepala. Sedangkan sebagian besar tubuhnya belum berubah menjadi magma lahar panas.Bintang yang melihat hal itupun tak tinggal diam, dan ;Blesshhhh...!Tiba-tiba saja tubuh Bintang telah diliputi energi putih keperakan, rambut Bintangpun telah berubah menjadi berwarna putih keperakan dengan balur-balur keemasan yang mengeluarkan hawa dingin. Rupanya Bintang langsung menggunakan wujud Pangeran Bulan

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 17

    Wuusshhh!Tombak melesat dengan sangat cepat dan kuat kearah Datuk Malenggang Dilangit.Blepp!Kembali tombak yang dilemparkan oleh Sutan Rajo Alam hangus terbakar begitu menyentuh sosok Datuk Malenggang Dilangit.“Cepat ungsikan paduka rajo” teriak Datuk Rajo Dilangit memperingatkan para pejabat istana yang berdiri bersama Paduka Ananggawarman.“Tidak, aku takkan lari!” ucap Paduka Ananggawarman dengan keras hati hingga membuat Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam hanya menarik nafas panjang melihat kekerasan hati Paduka Ananggawarman.Sementara itu magma lahar panas terus semakin banyak menjalar menutupi halaman istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam terlihat tengah memikirkan rencana untuk mengatasi hal itu, waktu yang sempat dan mendesak membuat keduanya sedikit khawatir dengan keadaan yang terjadi, hingga ;“Datuak Malenggang Di

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 16

    Istana Nagari Batuah terlihat begitu sibuk dengan segala macam aktivitasnya, karena hari ini adalah janji yang ditetapkan oleh Datuak Malenggang Dilangit terhadap wilayah Nagari Batuah, dengan dipimpin oleh Datuk Rajo Dilangit, Paduka Ananggawarman berniat untuk melawan Datuk Malenggang Dilangit dengan segenap kekuatan istana Nagari Batuah, para hulubalang, panglima dan pejabat istana Nagari Batuahpun memberikan tanda kesiapan mereka berjuang hidup atau mati demi mempertahankan kedaulatan istana Nagari Batuah.Datuk Rajo Dilangit dipercaya oleh Paduka Ananggawarman untuk memimpin seluruh pasukan yang ada di istana Nagari Batuah dan Datuk Rajo Dilangit menerimanya untuk menjalankan taktik yang akan digunakan untuk melawan amukan Datuk Malenggang Dilangit. Seluruh masyarakat kotaraja Nagari Batuah sudah diungsikan demi keselamatan mereka. Paduka Ananggawarman menolak untuk ikut me

  • Ksatria Pengembara Season 1   87. Bagian 15

    Pagi itu di Istana Bunian, panglima Kitty yang tiba-tiba saja datang menghadap, disaat Bintang dan Ratu Bunian tengah bercengkrama mesra berdua. “Sembah hormat hamba paduka, ratu” ucap panglima Kitty berlutut dihadapan keduanya. Ratu Bunian terlihat mengangkat tangannya sebagai tanda menerima hormat panglima Kitty. “Ada apa Kitty?” “Ampun ratu, Datuak Malenggang Dilangit sudah muncul kembali” ucap Kitty lagi hingga membuat wajah Ratu Bunian berubah pucat. Bintang yang ada didekatnya mulai tertarik mendengarnya. “Untung saja kita cepat memindahkan Negeri Bunian jauh dari gunung marapi. Kalau tidak, Datuak Malenggang Dilangit pasti sudah datang kemari” ucap Ratu Bunian lagi. Panglima Kitty terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dimana Datuak Malenggang Dilangit muncul Kitty?” tanya Bintang cepat hingga membuat Ratu Bunian dan panglima Kitty memandang kearah Bintang. “Ampun paduka, Datuak Malenggang Dilangit mengacau di istana Nagari Batuah” “Istana Nagari Batuah?!” ulang Bintan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status