Share

88. Bagian 8

last update Huling Na-update: 2021-09-08 17:09:00

Malam itu, Bintang tampak tengah tenggelam dialam tapa bratanya di puncak lembah obat. Entah sudah berapa lama Bintang berada dalam tapa bratanya, hingga ;

“Dinda Putri Samudra, datanglah !! kanda membutuhkan dinda !!!” ucap Bintang dalam tapa bratanya. Rupanya Bintang sedang berusaha untuk menghubungi Putri Samudra dengan sutra batin miliknya.

Tak lama, tiba-tiba saja ruangan itu sudah tercium harum semerbak bunga melati yang disusul secara samar-samar dihadapan Bintang muncul sesosok tubuh yang semakin lama semakin jelas sosoknya.

Sosok seorang wanita berpakaian putri kerajaan berwarna hijau pupus, wanita berparas teramat cantik jelita bak seorang bidadari dari kayangan, mengenakan pakaian berwarna hijau pupus, bermata biru, mahkota emas berbentuk kepala naga dikepalanya, hiasan mengkilau dan indah menghiasi disekujur tubuhnya, bajunya hanya sebatas dada memperlihatkan jelas kulitnya yang begitu putih bak air susu yang tiada bernoda dan cela, bentuk tubuh yang sangat ramping, padat berisi. bibirnya yang terlihat merah merekah bak merah delima, sebuah untaian permata dikeningnya. wanita yang tak lain adalah penguasa istana dasar samudra, Putri Samudra.

“Kanda....” terdengar suara lembut Putri Samudra menyapa Bintang yang ada dihadapannya, Putri Samudra terlihat sedikit merendahkan tubuhnya untuk menjura hormat kepada Bintang.

Bintang terlihat mulai membuka kedua matanya dan tersenyum melihat kehadiran Putri Samudra dihadapannya.

“Sini dinda...” ucap Bintang lagi. Putri Samudra segera mendekat dan duduk didekat Bintang. Sesaat keduanya terlihat saling pandang dengan senyuman indah diwajah masing-masing. Lalu terlihat Putri Samudra menatap keadaan disekitarnya.

“Dinda sedang berada di lembah obat” ucap Bintang menjawab pandangan bingung Putri Samudra.

“Lembah obat.... ada apa kanda memanggil dinda kemari ?” tanya Putri Samudra lembut.

“Kanda kangen sama dinda....” ucap Bintang hingga membuat Putri Samudra tersenyum.

“Dinda juga kangen sama kanda....” ucap Putri Samudra seraya mendekati Bintang, lalu dengan manjanya menjatuhkan dirinya dipelukan Bintang.

Bintang tersenyum seraya membelai wajah jelita istri tercintanya, Putri Samudra.

“Kanda sedang ada masalah dinda ?” ucap Bintang akhirnya. Putri Samudra bangkit dan menatap kearah Bintang.

“Katakan saja kanda... apapun masalah kanda, dinda pasti akan bantu” ucap Putri Samudra tersenyum. Bintang balas tersenyum.

“Tapi kanda ingin melepas rindu dulu sama dinda, bolehkan ?!” ucap Bintang tersenyum. Putri Samudra balas tersenyum.

Putri Samudra terlihat menggerakkan tangannya berputar, seiring dengan itu tiba-tiba saja kamar itu berubah menjadi sebuah kamar tidur yang tentu saja Bintang sangat mengenali tempat itu, karena tempat itu adalah kamar tidur mereka yang ada di istana dasar samudra. Rupanya Putri Samudra tengah menggunakan salah satu mantra sihirnya untuk merubah kamar tersebut, Bintang tersenyum melihat hal itu.

Tapi tiba-tiba saja wajah Putri Samudra berubah, dari wajah Bintang, tatapan Putri Samudra tampak turun kebawah dan terus kebawah.

“Itulah permasalahan kanda, dinda” ucap Bintang lagi, terdengar suara Bintang hingga membuat Putri Samudra kembali memandang kearah wajah Bintang. Bintang lalu menceritakan apa yang telah terjadi padanya, disepanjang cerita Bintang, wajah Putri Samudra terus berubah.

Putri Samudra tampak mengangkat tangannya setelah Bintang menyelesaikan ceritanya. Tangan kanan Putri Samudra terlihat memegang pilar pusaka Bintang dari balik celana yang dikenakan Bintang, sedangkan tangan kirinya tampak berdiri tegak didepan dadanya, kedua mata Putri Samudra terpejam.

Cleebbb !!!

Tangan kanan Putri Samudra yang menempel dipilar pusaka Bintang dibalik celana terlihat mengeluarkan cahaya hijau yang secara perlahan mulai menutupi sekujur tubuh Bintang. Putri Samudra sendiri terlihat memejamkan kedua matanya. Tak lama, kembali wajah Putri Samudra berubah dan kembali membuka kedua mata indahnya.

“Kanda telah terkena segel kutukan selaput dara” ucap Putri Samudra tiba-tiba hingga kini wajah Bintang yang berubah mendengarnya.

“Segel kutukan selaput dara....” ulang Bintang lagi. Sementara itu Putri Samudra tampak menatap Bintang dengan tajam.

“Dengan siapa kanda bercumbu sehingga kanda terkena segel kutukan ini ?” tanya Putri Samudra dengan terus terang hingga lagi-lagi membuat wajah Bintang berubah. Untungnya tidak ada kesan marah di ucapan Putri Samudra.

“Karena setahu dinda, kutukan ini hanya digunakan oleh wanita agar miliknya selalu seperti perawan” sambung Putri Samudra lagi dan lagi-lagi wajah Bintang berubah.

“Bagaimana dinda bisa tau ?” tanya Bintang lagi.

“Karena dinda juga menggunakan segel kutukan itu” ucap Putri Samudra singkat. Wajah Bintang kembali berubah mendengarnya. “Dan setahu dinda, segel kutukan itu hanya untuk wanita, tidak pernah ada lelaki yang bisa terkena segel kutukan itu” sambung Putri Samudra lagi. Bintang terdiam mendengar hal itu.

“Kanda belum jawab pertanyaan dinda” ucap Putri Samudra lagi. “Dengan siapa kanda bercumbu ?”

“Ratu Bunian....” jawab Bintang akhirnya.

“Ratu Bunian .... puti ayu pitaloka maksud kanda ?” tanya Putri Samudra cepat.

“Bukan dinda, namanya Puti Ayu Ningrum...” ucap Bintang.

“Puti Ayu Ningrum... hem... setahu dinda Ratu Bunian bernama puti ayu pitaloka” ucap Putri Samudra lagi pelan. Bintang yang bingung hanya mengangkat kedua bahunya saja.

“Lalu bagaimana dengan masalah kanda ini dinda ?” tanya Bintang lagi.

“Itu masalah kanda, biar saja kanda seperti ini, biar kanda kapok menebar pesona kesemua wanita” ucap Putri Samudra dengan wajah cemberut.

“Aduh jangan begitu dong dinda sayang.... apa dinda ingin kanda selalu mencari pelampiasan nafsu untuk meredakan birahi didiri kanda ini setiap malam...” ucap Bintang lagi, kali ini wajah Putri Samudra langsung berubah mendengar hal itu. Walau tadi Putri Samudra hanya bermaksud bercanda kepada Bintang, tapi ucapan Bintang barusan benar-benar telah menyadarkan dirinya, karena jika dibiarkan Bintang dengan kondisi saat ini, Bintang akan selalu mencari lubang gerbang sorgawi wanita untuk memuaskan hasratnya. Kalau memuaskan sama istri sendiri Putri Samudra masih bisa menerima tapi kalau dengan wanita lain yang bukan istri, Putri Samudra tak rela dengan hal itu.

“Kanda benar, baiklah... dinda akan bantu, dinda mungkin tau siapa orang yang bisa membantu kanda...” ucap Putri Samudra lagi akhirnya.

“Siapa dinda ?” tanya Bintang cepat.

“Nyi ipat koco...” jawab Putri Samudra lagi.

“Nyi ipat koco...” ulang Bintang lagi.

“Nyi ipat koco dulunya adalah penasehat ayahanda prabu dan sekarang menjadi penasehat dinda kanda.... hanya saja nyi ipat koco tidak tinggal di negeri dasar samudra..... besok kita akan pergi menemuinya” ucap Putri Samudra lagi hingga membuat Bintang dapat menarik nafas lega mendengarnya.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 17

    Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 16

    Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 15

    “Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 14

    Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 13

    Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 12

    “Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status