Semua Bab Ksatria Pengembara Season 2: Bab 1 - Bab 10
2578 Bab
88. Pusaka Alam Lelembut
Istana Negeri Batuah sedang dilanda kegelisahan dan kekhawatiran, karena sampai sore hari, Bintang belum juga kembali, sebagaimana diketahui dalam chapter sebelumnya (Datuk Malenggang Dilangit & Legenda Orang Bunian), Bintang membawa pergi Datuk Malenggang Dilangit menjauh dari wilayah Negeri Batuah untuk bertarung karena dikhawatirkan akan menimbulkan korban yang tak bersalah bila bertarung di wilayah Negeri Batuah. “Bagaimana menurut datuak ?” tanya Paduka Ananggawarman lagi kepada Datuk Rajo Dilangit. “Kita hanya bisa berharap agar Bintang dapat memenangkan pertarungan itu paduka” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi terlihat menarik nafas panjang. “Bagaimana bila Bintang gagal datuak ?” “Bila gagal, itu berarti Negeri Batuah hanya akan tinggal nama” ucap Datuk Rajo Dilangit lagi hingga membuat wajah Paduka Ananggawarman berubah pucat. “Sebenarnya ada sesuatu tentang diri tuan Bintang yang belum paduka ketahui” ucap Datuk Rajo Dilangi
Baca selengkapnya
88. Bagian 2
Malam itu Putri Aurellya benar-benar mencurahkan kerinduannya kepada Bintang, kerinduan yang setelah sekian lama tak bertemu. Dengan lembut Putri Aurellya terlihat memeluk Bintang, Bintang membalasnya dengan hangat. Putri Aurellya terlihat merebahkan dirinya dipangkuan Bintang. “Kemana saja kanda selama ini ?” tanya Putri Aurellya. Bintang tampak menarik nafas panjang. Lalu Bintangpun menceritakan tentang pertarungannya dengan Datuk Rajo Marapi, hingga ; “Kanda masuk kedalam negeri bunian dinda....” ucap Bintang mengakhiri ceritanya, wajah Putri Aurellya berubah mendengar cerita Bintang. “Negeri bunian....” ulang Putri Aurellya terkejut. “Benar dinda, hampir 4 hari kanda berada disana, rupanya ada perbedaan waktu dinegeri bunian dengan alam manusia, 1 hari dinegeri bunian tapi 1 minggu di alam manusia, makanya selama 1 bulan ini kanda menghilang” ucap Bintang lagi hingga membuat Putri Aurellya mengangguk-anggukkan kepalanya. “Hampir saja dinda putus asa karena kehilangan kanda...
Baca selengkapnya
88. Bagian 3
Sore harinya, Bintang mengajak Putri Aurellya ke istana Negeri Batuah dengan alasan orang-orang istana Negeri Batuah pasti tengah mengkhawatirkannya setelah kepergian Bintang bertarung dengan Datuk Malenggang Dilangit, Putri Aurellya setuju mendengar hal itu. Kedatangan Bintang bersama Putri Aurellya tentu saja membuat kaget semua orang di istana Negeri Batuah. Bintang hanya tersenyum lalu menceritakan jalannya pertarungan antara dirinya dan Datuk Malenggang Dilangit yang berakhir dengan tewasnya Datuk Malenggang Dilangit yang langsung disambut dengan nafas lega orang-orang yang mendengarnya. Paduka Ananggawarman tampak langsung berdiri dan menjura hormat dihadapan Bintang yang langsung diikuti oleh orang-orang yang ada ditempat itu, Bintang tentu saja terkejut melihat hal itu. “Hamba sungguh tak mengira, kalau yang ada dihadapan hamba selama ini adalah seorang raja besar dari Setyo Kencana” ucap Paduka Ananggawarman lagi hingga mengejutkan Bintang mengetahui
Baca selengkapnya
88. Bagian 4
Malam itu, istana Negeri Batuahpun mengadakan perjamuan besar dengan Pudjasari sebagai penampil utamanya. Tarian ronggeng memang masih belum dikenal di Negeri Batuah. Sekedar untuk diketahui dimasa itu, wilayah Negeri Batuah masih menganut kepercayaan hindu-budha. Apa yang dipertunjukkan oleh Pudja menghipnotis semua orang yang melihatnya, karena baru kali ini mereka melihat sebuah tarian yang mampu menggoyahkan hasrat birahi mereka sebagai laki-laki. Saat itu Bintang duduk bersebelahan dengan Paduka Rajo Ananggawarman, disebelah Bintang tampak pula duduk Putri Aurellya, sedangkan disebelah berlawanan dari Bintang tampak pula duduk Datuk Rajo Dilangit dan Sutan Rajo Alam yang duduk bersebelahan dengan nyai purbasari. Malam semakin larut, semua tampak begitu menikmati apa yang disuguhkan oleh Pudja dalam tarian ronggengnya. Sementara itu Pudja terus melenggang lenggokkan tubuhnya sambil sesekali mengarahkan pandangannya kearah Bintang. Hal ini beberapa kali dilihat oleh Putri Aurellya
Baca selengkapnya
88. Bagian 5
Hasrat birahi Bintang masih membara dan ingin menuntaskan sampai mencapai puncaknya, berfikir seperti itu, Bintangpun segera kembali mengenakan pakaiannya kembali, setelah memandang kearah Putri Aurellya yang tertidur pulas diatas peraduan, Bintang berjalan meninggalkan kamarnya. Niat awalnya yang hanya ingin mencoba merilexkan tubuhnya, menenangkan pikirannya dengan berjalan-jalan diluar, dimana keadaan istana Negeri Batuah sudah sepi, pesta telah berakhir, rupanya percumbuan birahi Bintang dan Putri Aurellya sudah sampai larut tengah malam. Entah kenapa langkah Bintang justru berhenti pada pintu sebuah kamar. Di depan pintu kamar, Bintang memejamkan mata, saat ini Bintang mencoba untuk mendeteksi seseorang yang ada didalam kamar tersebut dari desah nafasnya dan Bintang dapat mengenali desah nafas halus dan teratur dari dalam kamar itu adalah kamarnya Pudja. Setelah menimbang ini dan itu, Bintang akhirnya mendekat. Tok...Tok..Tok !! Bintang mengetuk pelan pintu kamar itu. Tak ada
Baca selengkapnya
88. Bagian 6
Malam itu malam bulan purnama. Dan entah kenapa malam itu keadaan Bintang semakin menggila dan mengganas, tidak seperti malam-malam biasanya, dimalam ini Bintang merasakan tubuhnya panas bila tidak segera melampiaskan hasrat birahinya, dan malam itu kembali Putri Aurelie dan Putri Aurelie menjadi sasaran pelampiasan nafsu Bintang, entah sudah berapa kali Bintang pulang pergi dari kamar Putri Aurellya menuju ke kamar Putri Aurelie, dari kamar Putri Aurelie kembali lagi ke kamar Putri Aurellya. Bintang tetap merasakan tidak puas, gejolak hasrat birahinya saakan tak pernah surut dengan kemolekan dan keindahan tubuh kedua kakak beradik ini. Hingga akhirnya Putri Aurellya dan Putri Aurelie benar-benar terkapar kehabisan tenaga karena harus melayani nafsu Bintang semalaman. Tapi Bintang masih tetap merasakan tubuhnya panas, nafsunya seakan terbakar. Tapi saat melihat keadaan Putri Aurellya dan Putri Aurelie, Bintang iba sendiri, hingga akhirnya memutuskan untuk melakukan tapa brata dikamar t
Baca selengkapnya
88. Bagian 7
Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, akhirnya Bintang dan rombongannya akhirnya tiba juga kembali Kerajaan Antapura dan Bintang langsung mohon pamit kepada gusti prabu Antapura dan permaisuri untuk segera kembali ke Setyo Kencana karena sudah terlalu lama meninggalkan Setyo Kencana. Bintang berjanji akan menjemput Putri Aurellya dan memboyongnya ke Setyo Kencana bila keadaan sudah tenang. Tapi diperjalanan Bintang justru tidak menuju ke Setyo Kencana, Bintang mengarahkan kudanya, Sembrani untuk menuju ke lembah obat untuk mencari gurunya, Peramal 5 Benua. Bintang ingin menanyakan apa yang sebenarnya terjadi padanya. Dengan kecepatan Sembrani, tak perlu waktu lama bagi Bintang untuk sampai di lembah obat dan secara kebetulan gurunya, Peramal 5 Benua dan adik seperguruannya Satria sedang ada ditempat. Kedatangan Bintang tentu saja sangat mengejutkan bagi Peramal 5 Benua dan Satria sendiri. “Guru...” ucap Bintang langs
Baca selengkapnya
88. Bagian 8
Malam itu, Bintang tampak tengah tenggelam dialam tapa bratanya di puncak lembah obat. Entah sudah berapa lama Bintang berada dalam tapa bratanya, hingga ; “Dinda Putri Samudra, datanglah !! kanda membutuhkan dinda !!!” ucap Bintang dalam tapa bratanya. Rupanya Bintang sedang berusaha untuk menghubungi Putri Samudra dengan sutra batin miliknya. Tak lama, tiba-tiba saja ruangan itu sudah tercium harum semerbak bunga melati yang disusul secara samar-samar dihadapan Bintang muncul sesosok tubuh yang semakin lama semakin jelas sosoknya. Sosok seorang wanita berpakaian putri kerajaan berwarna hijau pupus, wanita berparas teramat cantik jelita bak seorang bidadari dari kayangan, mengenakan pakaian berwarna hijau pupus, bermata biru, mahkota emas berbentuk kepala naga dikepalanya, hiasan mengkilau dan indah menghiasi disekujur tubuhnya, bajunya hanya sebatas dada memperlihatkan jelas kulitnya yang begitu putih bak air susu yang tiada bernoda dan cela, bentuk tubuh yang sangat ramping, pada
Baca selengkapnya
88. Bagian 9
“Jadi sekarang apa yang akan kita lakukan dinda ?” tanya Bintang tiba-tiba hingga membuat Putri Samudra kembali menatap kearah Bintang. “Katanya kanda kangen sama dinda... apa kanda boong ya sama dinda ?” ucap Putri Samudra lagi dengan cemberut. “Hahaha.... istri kanda memang yang terbaik” ucap Bintang lagi seraya mencubit lembut hidung bangir dan mancung Putri Samudra yang ikut tersenyum kearahnya. Bagaikan saling mengerti, baik Bintang dan Putri Samudra terlihat sama-sama mulai melepaskan pakaian masing-masing yang melekat ditubuh. "Oohh.. kanda.., !" jerit Putri Samudra tak tertahankan. Tulang-tulangnya serasa lolos dari persendiannya. Tubuhnya lunglai, lemas tak bertenaga terkuras habis dalam pergulatan yang ternyata memakan waktu lebih dari 5 jam! Gila! Jeritnya dalam hati. Belum pernah rasanya bercinta sampai sedemikian lamanya. -o0o- Pagi harinya, setelah berpamitan dengan Peramal 5 Benua dan Satria, Putri Samudra mengajak Bintang untuk pergi menemui Nyi Ipat Koco. Sebua
Baca selengkapnya
88. Bagian 10
“Itu juga yang saya tidak mengerti nyi, bagaimana kanda prabu bisa terkena segel kutukan selaput dara itu ?” ucap Putri Samudra lagi. “Mungkinkah Ratu Bunian memiliki cara untuk melakukannya....” ucap Nyi ipat koco lagi. “Oh tidak nyi, segel kutukan ini bukan berasal dari Ratu Bunian, tapi dipasang oleh seorang datuak dari nagari Negeri Batuah yang bergelar datuak malenggang dilangit.... saat itu Ratu Bunian menjadi tawanan datuak malenggang dilangit” jelas Bintang lagi hingga membuat wajah Nyi ipat koco dan Putri Samudra berubah. “Negeri Batuah....” ulang Putri Samudra terkejut. “Jauh juga pengembaraan kanda ya” sambung Putri Samudra lagi. “Dimaklumin aja kanjeng putri, gelar gusti prabukan Ksatria Pengembara, jadi wajar bila mengembara kemana-mana” sambung Nyi ipat koco ikut tersenyum. “Oh ya gusti, apakah selain segel kutukan selaput dara itu, datuak malenggang dilangit juga menggunakan ilmu yang lain yang menempel di
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
258
DMCA.com Protection Status