Home / Fantasi / Ksatria Yatim Dan Gadis Tanpa Aura / Sidang Dewan Antar Sekolah

Share

Sidang Dewan Antar Sekolah

Author: Yasu Hayashi
last update Last Updated: 2025-09-18 15:08:26

Dalam perjalanan menuju tempat penentuan nasib, geng Flawless melewati perbatasan kota. Cahaya matahari perlahan melemah, langit biru berganti dengan langit senja berwarna orange, ungu, dengan sedikit kemerahan.

Di sana, toko-toko mewah dan kedai sederhana dihiasi oleh lampion merah yang melambai-lambai. Di setiap sisi jalan, tampak penjual kembang api, terompet dan topeng berjajar.

"Malam ini, akan ada festival menyambut dewi kematian," bisik Livia, kepalanya melongok keluar jendela, menatap ke arah pedagang.

"Kak Livia, kenapa firasatku tidak enak ya?" Tanya Leona, suaranya bergetar.

"Apa yang kamu takutkan, Leona? Aku ada di sini!" Rayu Arthur seraya membusungkan dada, tatapannya penuh kepercayaan diri.

"Festival tahunan memohon agar dewi kematian tidak mendatangi rumah mereka... Konyol!" Sindir Diana, terus memacu kereta kudanya melewati perbatasan kota.

...

Beberapa kilometer telah mereka tempuh, jauh dari keramaian, sampailah mereka di hadapan pintu gerbang bertuliskan "Gedung D
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Ksatria Yatim Dan Gadis Tanpa Aura   Sidang Dewan Antar Sekolah

    Dalam perjalanan menuju tempat penentuan nasib, geng Flawless melewati perbatasan kota. Cahaya matahari perlahan melemah, langit biru berganti dengan langit senja berwarna orange, ungu, dengan sedikit kemerahan.Di sana, toko-toko mewah dan kedai sederhana dihiasi oleh lampion merah yang melambai-lambai. Di setiap sisi jalan, tampak penjual kembang api, terompet dan topeng berjajar."Malam ini, akan ada festival menyambut dewi kematian," bisik Livia, kepalanya melongok keluar jendela, menatap ke arah pedagang."Kak Livia, kenapa firasatku tidak enak ya?" Tanya Leona, suaranya bergetar."Apa yang kamu takutkan, Leona? Aku ada di sini!" Rayu Arthur seraya membusungkan dada, tatapannya penuh kepercayaan diri."Festival tahunan memohon agar dewi kematian tidak mendatangi rumah mereka... Konyol!" Sindir Diana, terus memacu kereta kudanya melewati perbatasan kota....Beberapa kilometer telah mereka tempuh, jauh dari keramaian, sampailah mereka di hadapan pintu gerbang bertuliskan "Gedung D

  • Ksatria Yatim Dan Gadis Tanpa Aura   Keintiman Arthur Dan Leona

    Arthur menatap Livia yang dengan telaten menyuapinya. Di belakangnya, tampak Eleana dan Leona sedang mengobrol layaknya cucu dan nenek. Di belakangnya lagi, tampak Diana sedang memperhatikan dengan tatapan seolah tidak ingin momen tersebut hilang. Tiba-tiba Arthur menyadari sesuatu."Elixia... Dimana Elixia?" Seru Arthur, bangun dari tempat tidurnya, melepas kain putih yang menyelimutinya."Arggghhh!" Arthur mengerang kesakitan, merasa terlalu memaksakan tubuhnya."Tenang, biar aku ceritakan semua yang terjadi!" Livia bangkit dari tempat duduknya, tangannya hampir menyentuh tubuh Arthur yang sebagian dililit perban.Livia pun mulai menceritakan semua yang terjadi pada Arthur. Mulai dari penculikan dan penyelamatan Leona, serangan mendadak Elixia, perdebatan kecurangan Darksky, perginya Elixia bersama Valerina dan kondisi geng Flawless.***Arthur menghela nafas, tatapannya tajam, tangannya terkepal, auranya yang bagaikan aliran air kini berubah bagaikan panas api. Namun, tubuhnya mas

  • Ksatria Yatim Dan Gadis Tanpa Aura   Ramalan Konyol

    Diana terlihat mondar-mandir ketika seorang tim medis datang ke markas Flawless."Tenanglah kak, jangan panik seperti itu!" Pinta Livia, nada suaranya terasa penuh rasa khawatir."Semua yang kutakutkan terjadi... Elixia dan afiliasi, kita kehilangan mereka semua... Valerina, aku akan membunuhmu!" Keluh kesah dan amarah berkecambuk di hati Diana."Nona Diana, aku ada informasi penting!" Ucap tim medis, segera setelah bertemu Diana dan Livia di depan ruang pengobatan."Apalagi... Tidak adakah berita baik hari ini?" Geram Diana, masih terus mondar mandir."Tubuh petarung Darksky itu terus mengeluarkan kabut hitam," ucap tim medis tersebut.Livia segera beranjak menuju kamarnya, tak lama dia kembali membawa sebuah buku. Livia membuka halaman demi halaman buku tersebut, kepalanya bergerak beraturan mengikuti tiap lembar yang terbuka."Dewa cahaya terluka parah, dewi musik menghampirinya dan mengalirkan hawa murninya." Livia tampak membaca sebuah kalimat pada buku tersebut."Kau percaya pad

  • Ksatria Yatim Dan Gadis Tanpa Aura   Ketakutan Diana

    Diana terperangah saat melihat kabut hitam membumbung dari tubuh Brian. Kabut tersebut perlahan menghilang ditiup angin, namun terus menerus keluar dari tubuh Brian."Kalian, masuk lewat jalan belakang menuju kamar jenazah... Jaga jangan sampai ada yang tau... Kita buat kejutan sore ini!" Ucap Livia kepada beberapa siswa yang membawa tandu.Diana dan Livia segera masuk ke dalam aula, dengan pakaian berantakan dan bau-bau tak sedap menguar di udara. Tampak siswa Skywhip berjajar menyambut kedatangan mereka, sebagian menutup hidung, sebagian menatap sinis, sebagian melakukan keduanya."Reputasi Flawless telah hancur...""Mereka berlutut dipermalukan sekolah lain...""Membunuh, menuduh, tidak terbukti pula...""Dua anggota utamanya menjadi buronan...""Memalukan sekolah kita."Seluruh siswa terus mencibir Diana dan Livia. Diana dan Livia mengabaikan mereka, mengalihkan pandangan seraya berjalan memasuki lorong menuju markas Flawless."Elixia... Apakah kau akan meninggalkanku seperti Val

  • Ksatria Yatim Dan Gadis Tanpa Aura   Dark Flawless

    Di lorong ketiga kuil sembilan dewa, muncul seorang wanita dengan rambut panjang hingga menyapu lantai, memakai jubah putih dengan aksen merah, bagian pergelangan tangannya longgar. "Kau Helena... Wasit pertarungan Arthur dan Edmond yang menghadangku!" Seru Elixia seraya menunjuk ke arah wanita tersebut. Masih terbayang jelas saat Elixia berlari ke arah Arthur yang terkapar di arena, Helena menghadang Elixia karena dianggap melanggar aturan pertarungaan satu lawan satu. Kini wanita tersebut menatap Elixia dengan tatapan yang sama, sinis dan meremehkan. "Dia wasit death battle... Kau ingin menghapus sistem pertarungan, namun bekerjasama dengan wasit pertarungan?" Sarkas Elixia, matanya menyipit menatap Valerina yang berada di sisinya. "Helena!" Seru Valerina, singkat. Helena segera mengambil sesuatu dari balik jubahnya, sebuah tablet dalam genggamannya. "Sebagai wasit dia memiliki informasi jadwal pertarungan," jawab Valerina, tersenyum penuh misteri. Elixia menatap sinis Valerin

  • Ksatria Yatim Dan Gadis Tanpa Aura   Half Truth

    Valerina berhasil mengejar Elixia di perbatasan kota, berlari sejajar dan saling menatap."Kau ingat saat kita berlari bersama di hutan belakang sekolah? Ayo ikuti aku!" Seru Valerina, penuh rayuan. Valerina segera mendahului Elixia, berlari melewati perbatasan kota, area penginapan warga, hingga terhenti di lokasi pertarungannya dengan Elixia pada hari sebelumnya. Elixia mengikutinya dari belakang.Di siang hari daun-daun kering tampak sangat jelas, berguguran dari pohon tua di sisi tangga menuju kuil. Tidak terasa adanya kehidupan, hanya bau kematian menguar di udara."Terimakasih sudah membantu, tapi aku tidak pernah memaafkan semua kekejamanmu!" Tegas Elixia, menaiki anak tangga pelan bersama dengan Valerina."Hahahaha! Apa yang membuatmu berfikir aku kejam?" Valerina tertawa, nada kematian berpadu dengan suara renyah daun kering yang terinjak."Sudah berapa orang bersalah kau bunuh untuk meningkatkan kekuatanmu?" Tanya Elixia, sorot matanya penuh kecurigaan."Satu orang!" Jawab

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status