Bangkitnya Sang Kaisar Wanita

Bangkitnya Sang Kaisar Wanita

last updateLast Updated : 2025-10-03
By:  Capoeng BiruUpdated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
6Chapters
10views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Tragedi terbesar mengguncang Kerajaan Yamashiro. Dalam satu malam berdarah, seluruh keluarga kerajaan terbunuh. Hanya satu yang selamat—Putri Hana, pewaris tahta yang telah melepaskan gelarnya demi menikah dengan Dr. Akira Takumi, seorang ilmuwan sederhana. Hana, yang hangat dan ceria, dipaksa kembali ke istana yang dulu ia tinggalkan. Namun istana itu bukan lagi rumah, melainkan sarang intrik, pengkhianatan, dan perebutan kekuasaan. Di tengah sorotan politik dan media, Hana harus membuktikan dirinya bukan sekadar simbol, melainkan pemimpin sejati. Sementara itu, Akira berjuang menyesuaikan diri dengan dunia penuh protokol dan tipu daya. Penelitiannya tentang obat kanker justru menyeretnya ke konspirasi besar yang berhubungan dengan tragedi keluarga kerajaan. Keteguhan cinta mereka diuji ketika Lord Ryuji Asakura, mantan tunangan bangsawan, kembali muncul—menawarkan kekuatan dan keamanan yang istana butuhkan, sekaligus mengguncang hubungan Hana dan Akira. Di balik layar, bayangan gelap bergerak. Dalang sesungguhnya mungkin bukan hanya musuh dari dalam negeri, melainkan kekuatan yang jauh lebih besar. Untuk melindungi rakyatnya, Hana harus memilih: tetap menjadi dirinya yang bebas, atau mengorbankan segalanya demi takhta dan kebenaran.

View More

Chapter 1

Bab 1

​“Ayah, kita benar-benar akan berlibur ke Vila Matahari Pagi kan?”

​Suara Putri Reiko Yamashiro melengking penuh harap, memecah kesunyian yang diselingi gemerisik daun di taman istana. Wajah mungilnya memancarkan cahaya, kedua matanya yang gelap membulat penuh, berkilauan seperti kelereng di bawah sinar pagi. Kakinya yang tak sabar terus melompat-lompat kecil di tempat, membuat pita-pita merah di rambutnya ikut menari. Kegirangan yang membuncah dari diri gadis berusia tujuh tahun itu terasa begitu menular.

​“Reiko-chan…berhenti meloncat-loncat,” suara lembut Permaisuri Yuriko mengalun, tanpa ada nada ketegasan yang berlebihan, namun cukup untuk menahan gerakan Reiko. Gadis kecil itu memang berhenti, tapi hanya sekejap, bibirnya mengerucut sedikit sebelum ia kembali berlari-lari kecil, langkahnya ringan seolah menginjak udara, sambil bersenandung lirih sebuah lagu rakyat.

​Kaisar Minamoto terkekeh pelan. Matanya yang tajam melembut saat melihat tingkah laku putri bungsunya. Tawa kecil itu menciptakan kerutan halus di sudut matanya, sebuah gambaran kehangatan yang jarang ia tunjukkan di hadapan para menteri. Ia menoleh ke arah Permaisuri, senyumannya tak lekang.

​“Sayang, di mana Kenji?” tanya Kaisar, nadanya sedikit berubah menjadi mencari. Matanya menyapu sekeliling ruang tunggu yang mewah, namun bayangan putra mahkota, Kenji Yamashiro, tak terlihat.

​“Sepertinya masih di kamar, Baginda. Dia sibuk membaca, seperti biasa,” jawab Permaisuri Yuriko, tangannya meraih tangan Kaisar, mengusap punggungnya dengan gerakan menenangkan. “Tomoe…” Panggilan lembut Permaisuri langsung mengarah pada seorang wanita paruh baya yang berdiri di dekat pintu. “…panggil Pangeran Kenji, katakan kita akan segera berangkat. Jangan lupa bawakan buku yang sedang ia baca.” Tomoe, pengasuh setia Kenji dan Reiko, membungkuk dalam dan segera menghilang.

​Tidak lama kemudian, Kenji muncul. Tubuhnya yang ramping dan tegap terbalut setelan linen putih, kontras dengan kulitnya yang pucat. Ia berjalan tenang, memancarkan aura serius meski baru berusia lima belas tahun. Di tangannya, sebuah jilid tebal tentang sejarah militer.

​“Selamat pagi, Ayah, Ibu. Maaf membuat kalian menunggu,” katanya dengan suara yang matang untuk usianya.

​“Ah, putraku yang berhati-hati. Tidak apa-apa, Nak. Lagi pula, ini hanya liburan keluarga,” jawab Kaisar Minamoto, menepuk bahu Kenji. “Sudah lama kita tidak menikmati udara danau. Vila Matahari Pagi pasti terasa sejuk sekarang.”

​Mobil limosin hitam berlapis baja meluncur mulus, dikawal ketat oleh kendaraan-kendaraan penjaga. Perjalanan dari ibu kota ke Vila Matahari Pagi terasa seperti menembus lapisan-lapisan waktu. Begitu tiba, kehangatan langsung menyambut. Vila itu, terbuat dari kayu cedar gelap dan batu alam, berdiri anggun menghadap permukaan danau yang berkilauan. Sinar matahari senja melukis pemandangan itu dengan warna oranye keemasan.

​Malam itu, suasana di vila terasa damai, hampir magis. Aroma masakan khas dari dapur vila berbaur dengan aroma pinus dari hutan di seberang danau. Di ruang makan yang luas, dihiasi perapian batu yang hangat, keluarga Yamashiro berkumpul.

​Reiko, dengan pipi yang memerah karena kelelahan setelah bermain di tepi danau, duduk di antara kedua orang tuanya. Ia bercerita dengan semangat tentang bebek-bebek yang ia lihat, tangannya bergerak-gerak memperagakan.

​“Mereka lucu sekali, Ayah! Bulunya selembut awan!” serunya.

​Kaisar Minamoto tertawa lebar, sebuah tawa yang jarang terdengar di Istana. Ia menyuapkan sepotong ikan bakar kepada Reiko, matanya penuh kasih sayang. Permaisuri Yuriko tersenyum lembut, sesekali menyeka remah di sudut bibir Reiko.

​Di seberang meja, Kenji yang biasanya pendiam, ikut tersenyum. Ia menatap kehangatan yang mengalir di antara mereka, merasakan ketenangan yang telah lama hilang. Ia membiarkan buku tebalnya tergeletak di samping kursinya. Malam ini, ia hanya ingin menjadi Kenji, bukan Putra Mahkota.

​“Besok pagi, kita akan mendayung perahu. Bagaimana, Kenji?” ajak Kaisar, menawarkan secangkir teh herbal.

​Kenji mengangguk, “Tentu, Ayah. Tapi kita harus bangun sebelum fajar, kabut di danau sangat indah saat itu.”

​“Ide bagus! Kita harus melihat ‘Matahari Pagi’ yang sesungguhnya!” Reiko bersorak, matanya sudah setengah terpejam karena kantuk.

​Permaisuri Yuriko terkekeh, “Nah, sudah waktunya bagi seorang putri kecil untuk tidur.” Ia berdiri, diikuti oleh Kaisar.

​Reiko dipeluk dan dicium. Kehangatan sentuhan keluarga Yamashiro terasa nyata, sebuah ikatan yang tak terpisahkan. Mereka beranjak dari ruang makan, Tomoe dan beberapa pengawal pribadi mengikuti dengan jarak yang teratur, memastikan setiap langkah para bangsawan aman.

​Keheningan yang Menakutkan

​Tepat saat jarum jam menunjukkan pukul sepuluh malam.

​Permaisuri Yuriko baru saja menyelimuti Reiko. Kaisar Minamoto sedang membaca laporan singkat di ruang kerjanya. Kenji berjalan perlahan ke teras, menghirup udara malam yang dingin, menatap pantulan bulan di permukaan danau yang gelap.

​Kemudian, suara itu datang.

​Bukan suara keras, bukan suara tembakan. Itu adalah dengungan yang rendah dan menekan, sebuah getaran aneh yang terasa di tulang dada, bukan di telinga. Getaran itu meningkat dengan cepat, merobek lapisan ketenangan malam. Cahaya-cahaya di sekitar vila berkedip-kedip, kemudian padam.

​Kenji merasakan tanah bergetar hebat di bawah kakinya, dan sebelum ia sempat berpikir dan berteriak, sebuah ledakan hebat yang nyaris tak terbayangkan kekuatannya menerjang.

​Api menyembur ke udara, mengubah malam yang gelap menjadi siang yang menyala-nyala. Ledakan itu begitu kuat, begitu terkonsentrasi di inti vila, sehingga dinding-dinding kayu tebal meledak menjadi serpihan-serpihan tajam. Kaca-kaca jendela pecah, tidak hanya di vila, tetapi juga di rumah-rumah penjaga yang berjarak ratusan meter. Suara itu melenyapkan semua suara lain, meninggalkan hanya dengungan tajam di telinga dan kehampaan yang mematikan.

​Vila Matahari Pagi, simbol ketenangan dan kehangatan, dalam hitungan detik telah berubah menjadi neraka yang membara, tertutup oleh debu dan asap tebal yang membumbung tinggi. Sebuah serangan bom, presisi dan brutal, telah menghancurkan inti bangunan.

​Saat fajar menyingsing, yang tersisa hanyalah kabar duka.

​Tim penyelamat dan pengawal yang selamat, wajah mereka pucat dan kotor oleh jelaga, hanya bisa menatap puing-puing yang berasap. Tidak ada yang selamat. Kaisar Minamoto, Permaisuri Yuriko, dan seluruh pewaris resmi takhta tanpa terkecuali, semua tewas seketika dalam kobaran api dan runtuhan. Setiap upaya untuk menemukan tanda-tanda kehidupan sia-sia.

​Berita itu menyebar ke seluruh dunia seperti api. Kerajaan Yamashiro, pilar stabilitas, kini diliputi kekosongan yang mengerikan. Dunia gempar. Para pemimpin asing menyatakan belasungkawa, namun di balik layar, setiap negara panik, memprediksi kekacauan yang akan datang. Kehangatan yang dilihat dunia dari keluarga kerajaan Yamashiro kini hanya menjadi memori yang terkubur di bawah abu dan batu.

​Di ibu kota, di markas militer utama, Jenderal Moriyama hanya bisa menatap peta besar yang terpampang di dinding. Bahunya melorot, mencerminkan beban kegagalan yang tak terucapkan. Ia adalah kepala pengamanan tertinggi, orang yang bersumpah untuk melindungi keluarga kerajaan dengan hidupnya. Vila Matahari Pagi telah diklaim sebagai tempat paling aman, terisolasi, terlindungi.

​Tangannya mengepal di sisi tubuhnya, gemetar tak terkendali. Mata tuanya, yang telah melihat banyak peperangan, kini dipenuhi oleh penyesalan yang membakar. Bagaimana mungkin? Pertanyaan itu berputar di benaknya tanpa jawaban. Ia telah gagal. Kegagalan ini bukan hanya kehilangan nyawa bangsawan, melainkan hilangnya harapan seluruh bangsa.

​"Kami minta maaf, Jenderal," bisik ajudannya, suaranya tercekat.

​Moriyama tidak menoleh. Ia hanya menggeram rendah, suaranya serak. "Minta maaf? Minta maaf tidak akan membawa mereka kembali." Ia menunjuk ke arah peta, jarinya gemetar di atas titik kecil yang dulunya adalah vila. "Tugas kita... untuk melindungi darah naga. Dan kita biarkan ini terjadi di bawah hidung kita." Ia berbalik, matanya merah. "Cari tahu siapa yang melakukannya. Temukan setiap jejaknya. Aku akan membalik setiap batu di negeri ini sampai aku menemukan pembunuh terkutuk itu!"

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
6 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status