Share

Bab 16. Bertahan demi rencana

Apa ini kok ribut-ribut di tengah malam begini?“

Aku menoleh ke arah suara cempreng itu, Mak lampir lagi, membuat moodku langsung amblas.

“Terserah!“ desisku di depan wajah Mas Pram lalu berbalik meninggalkan mereka.

Aku menghela napas ini, lebih baik lekas sampai kamar lalu kukunci rapat pintunya. Disana aku bebas nangis Bombay sekalipun.

“Heh! Orang tua datang, malah ditinggal pergi, dasar mantu mandul!“

Aku menoleh lalu mengacungkan jari tengah ke arahnya, dulu aku masih bisa menahan semua cacian dan menelan begitu saja, tapi sekarang buat apa, toh pernikahan ini sudah tidak baik-baik saja.

Aku lalu berjalan cepat ke kamar sebelum ibu mertua menyusulku, segera kukunci rapat pintu dan aku bersender di depannya.

BRAK!BRAK!BRAK!

“KELUAR, KAMU!“ teriak Ibu mertua dari luar.

Benar dugaanku, Ibu pasti tidak terima aku melakukan tadi, ha ha ha, lucu sekali hidupku.

BRAK! BRAK! BRAK!

Sepertinya ibu Mertua tidak menyerah begitu saja, baiklah kukira ototku butuh pemanasan.

Kuusap kasar air
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status