Share

Bab 8 Mendatangi Pram

POV Clara

Aku bangun lebih pagi untuk hari ini, dimana hari yang ditentukan Mas Pram untuk datang ke rumahnya. 

Aku sudah mengurus semua pekerjaan termasuk surat resign dan juga sudah berpamitan dengan penjaga rumah rusun.

Hati ini bahagia sekali, sebentar lagi aku akan menjadi nyonya, emang benar dugaanku, Pram itu sampai sekarang masih bodoh. Maunya dibohongi.

Ah sudahlah, aku sekarang harus dandan secantik mungkin demi terlihat lebih cantik daripada istri Pram itu.

Aku tebak Istrinya itu pasti akan tunduk sama aku. Nanti akan kubuat dia mau melakukan apapun yang aku suruh, gak apa-apa lah, berakting dulu jadi pembantu.

Selisih hari aku akan balikkan semua itu. Bahkan lebih kejam. Apalagi Pram sepertinya sudah bosen dengan istrinya itu. Kalau tidak mana mungkin dia mau kesini dan mengasuh bayiku tanpa curiga.

Nanti pasti Pram akan mendukungku penuh. Lihat saja permainan seorang Clara Inggrid.

Ada untungnya juga Amira lahir selamat. Amira hebat dari Janin. Berupaya aku minum obat penggugur kandungan namun usaha itu sia-sia belaka. Akhirnya aku putuskan untuk membiarkan saja lahir setelah menemukan ide. 

Ide menghubungi kembali Pram dan meminta tanggung jawab.

Padahal aku lupa siapa penyumbang bibit yang sebenarnya. Ah entahlah. Semua harus ditutup rapat demi kelancaran sebuah misi.

Setelah selesai bermake-up. Aku langsung memesan Go-car dan menyewa jasa angkat untuk membantuku mengangkat koper yang lumayan berat. Untung saja perlengkapan Amira sudah dibawa semua oleh Pram kemarin, jadi lumayan mengurangi beban.

Aduh tidak sabar aku segera sampai ke alamat Pram. Aku penasaran dengan rumahnya yang sekarang. Pasti mewah sekali. Ada pembantunya banyak. 

Wah keren ya, membayangkan aku menyuruh istrinya di depan para pembantu pasti bakal malu terus nangis masuk ke kamar. Kemudian minta cerai. Duh girang sekali hati ini.

Apalagi Ibunya Pram. Sudah baik banget, juga tasnya yang dipakai kemarin itu merk terkenal. Pasti duitnya banyak terus nanti shopping bareng belanja bareng ngabisin duit diantar pak sopir.

Akhirnya mobil yang aku pesan sudah sampai di halaman depan. Aku pun langsung naik setelah barang dimasukkan ke jok mobil.

Aku menengok jalan melalui jendela mobil dengan sedikit bersiul. Hati bahagia memang membuat perjalanan menyenangkan.

Tiket kereta yang aku pesan lewat online pun sudah ada di genggaman. Tidak lama akhirnya sampai di stasiun kereta.

Aku memasuki gerbong demi gerbong sesuai nomor kursi. Aku memesan kelas bisnis jadi tidak perlu berdesakan.

Tidak menunggu lama, kereta mulai melaju. Aku menunggu sembari memainkan ponselku. Aku pilah dan mulai memblokir satu per satu kotak pertemanan yang sudah tidak ada manfaatnya juga orang-orang yang akan menimbulkan kecurigaan nanti. Lebih baik harus bersikap cerdas.

Satu jam telah berlalu aku sudah sampai tujuan. Akupun langsung mencari taksi yang biasanya sudah berdiri menunggu calon penumpang di depan stasiun.

Benar saja dengan cepat akupun langsung mendapatkan taksi.

Kitunjukkan layar ponselku ke arah Pak sopir untuk memberitahukan tujuanku, setelah mengangguk-angguk akupun menarik kembali ponselnya.

Tidak lupa meninggalkan pesan untuk Pram biar terlihat romantis.

[Sayang, sebentar lagi nyampai rumahmu, duh kangen sekali sama Amira]

Pesan pun terkirim, tidak menunggu lama pesan itu langsung dibaca Pram dan langsung ada kode sedang mengetik.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status