Kubuat Kau Dan Selingkuhanmu Menyesal
Part 06: Tak Perlu Balas Dendam
"Siapa lagi kalau bukan pria yang ada di depan mata kepalaku sendiri."
Aryo menghela napas, ucapan Santi sangat membuat dirinya terpukul. Namun, dia tidak mau memperlihatkan kondisi yang sesungguhnya.
"Kalau kamu pandai merawat tubuhmu seperti waktu gadis, aku tidak akan berpaling darimu."
Aryo selalu berkata seperti itu sebagai senjata yang bisa dia katakan.
"Kamu mau tahu, kenapa aku tidak merawat tubuhku?" tanya Santi. Dia memancing Aryo, apakah mantan suaminya itu penasaran.
"Nggak penting! Lagi pula kamu bukan istriku lagi. Ngapain aku kepo dengan mantan ...."
Ucapannya sengaja dijeda. Santi merasa lega mendengar jawaban Aryo.
"Mungkin pada saat ini kamu merasa di atas dan mempunyai segalanya. Sehingga lupa diri kepada seorang istri yang membawa kamu sukses dan memiliki segalanya. Kesuksesanmu itu suatu saat akan menghancurkan kehidupanmu lambat laun. Percaya atau tidak, kita lihat saja nanti."
Aryo mengepalkan tangannya, dia mulai tersulut emosi mendengar ucapan Santi.
"Jadi kamu menyumpahi aku?" bentak Aryo.
Kepalan tangannya semakin kuat, urat nadi terlihat jelas di lengannya. Sorot matanya semakin tajam melihat Santi.
"Aku tidak menyumpahi kamu," jawab Santi dengan santai.
"Terus ucapanmu itu apa kalau tidak menyumpahi aku?"
Santi melangkah gontai menjauh dari hadapan Aryo. Dia takut emosi mantan suaminya membuncah dan tidak terkontrol.
"Sabar sayang!" ucap Alia sambil mengelus dadanya. Dia menyenderkan kepalanya tepat di bahu Aryo.
"Pergi kau dari rumahku ini!" usir Aryo.
Santi mengukir senyum mendengar amukan Aryo.
"Rumahku ini, kamu bilang?" balas Santi. "Kamu tidak sadar kalau rumah ini kamu beli menggunakan tabunganku."
Tiba-tiba, Aryo memutar kedua bola matanya. Dia heran kenapa Santi berkata sedemikian rupa.
"Kenapa diam? terkejut aku mengetahui kebusukanmu. Aryo ... Aryo! Kamu itu orangnya pelupa. Sifat lamamu masih melekat dalam dirimu."
Aryo menggeleng, mencoba mengingat kapan dia keceplosan.
Sementara Ayu dan Meli diam mematung melihat perdebatan antara Santi dan Aryo.
"Baru saja keluar dari tepi bibirmu, sudah lupa. Belum ada satu jam," jawab Santi.
"Hm."
Aryo berdehem dan terus berusaha mencoba mengingat-ingat. Namun, tidak juga membuahkan hasil.
"Pergi kau dari sini! Jangan pernah kamu hadir lagi dalam kehidupanku," usir Aryo kembali.
Santi menghampiri Alia sambil berbisik, "jaga baik-baik Mas Aryo! Jangan sampai dia berpaling lagi kepada wanita lain."
Alia mengukir senyum memberi kode bahwa dia siap melaksanakan perintah dari Santi. Aryo heran melihat senyuman yang lahir dari wajah Alia.
Santi baru saja melangkah. Meli menarik lengannya. "Aku harap kamu mau menolongku untuk menyetir mobilku," ucap Meli dengan nada grogi. Dia takut kalau Santi tidak mau membantunya.
"Kamu kira aku dilahirkan ke dunia ini untuk kamu sakiti! Setelah kamu sakiti terus menolongmu," jawab Santi geram dan kesal.
Santi menepis tangannya dari genggaman Meli. Kemudian dia menatap kedua bola mata wanita yang merusak rumah tangganya. Meli tidak berani menatap wajah Santi.
"Santi! Tolong maafkan Meli yang sudah mematahkan sayapmu untuk menggapai sakinah, mawaddah, warahmah. Kalau bukan kehadiran Meli, mungkin bahtera rumah tanggamu tidak hancur berkeping."
Santi bergeming mendengar penuturan Ayu, saudara kandung Meli.
"Kenapa kamu yang meminta maaf kepadaku? Biang keroknya saja nggak merasa bersalah terhadap apa yang dilakukannya kepadaku," balas Santi.
Ayu menatap wajah adiknya. Dia memberi kode kepada Meli dengan menautkan alisnya menyatu, agar Meli mau meminta maaf kepada Santi saat itu.
"Maafkan aku, Santi! Karena kehadiranku dalam kehidupanmu. Mungkin surga yang kamu bangun bersama Aryo pasti tidak karam."
Meli berlutut di kaki Santi. Tangisnya pecah hingga sesenggukan.
Santi jongkok mengangkat tubuh Meli. Dia juga tidak tega melihat Meli di perlakukan tidak adil oleh Aryo
"Meli! Nggak ada gunanya kamu menangisi semua yang telah terjadi. Luka yang kamu torehkan di hatiku, tidak akan sembuh dalam waktu hitungan detik. Jadi, aku harap tolong hentikan dramamu!"
Meli terus menangis, buliran bening tidak berhenti jatuh membasahi pipinya.
"Santi! Tolong maafkan kesalahan dan dosa Meli. Aku juga bersalah dalam masalah ini, karena terlalu percaya kepada Meli atas semua informasi yang disampaikannya kepadaku."
Satu sisi, Santi merasa iba dan kasihan kepada Meli. Disisi lain, perempuan seperti Meli tidak pantas dimaafkan. Karena dia sudah mengetahui jika Aryo telah memiliki istri dan anak. Namun, dia hanya menuruti egonya sendiri dan menempuh jalan pintas yang dia anggap pantas.
Bersambung ....Next?Kubuat Kau Dan Selingkuhanmu Menyesal Part 07: Tabungan Santi dikuras Aryo "Apakah kamu mau membantu aku," tanya Meli kembali. Sorot matanya sayu mengharap uluran tangan Santi agar membantu dirinya. Santi masih berpikir menentukan pilihan yang amat berat. "Jikalau kamu tidak mau, nggak apa-apa. Mungkin wanita seperti aku tidak pantas dan tidak layak di tolong oleh wanita yang aku sakiti," ucap Meli. Matanya berkaca-kaca, lalu dia pergi melangkah. Rasa sakit yang terlahir di perutnya sudah mulai hilang. Ayu mengikuti langkah Meli menuju mobil. Sepatah kata pun tidak ada yang keluar dari tepi bibirnya. Apalagi mau meminta tolong kembali kepada Santi, dia sudah sungkan. Santi masih berusaha melawan antara perasaan dan kata hatinya. Ia memejamkan mata sejenak mencoba menenangkan hati dan pikirannya. Tiba-tiba, Aryo membuyarkan lamunannya. "Ngapain lagi kamu berdiri si situ?" Santi terkejut mendengar perka
Kubuat Kau Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 07: Tabungan Santi dikuras Aryo"Aku bisa kok, Mbak," balas Meli keras kepala.Santi bingung mau naik apa pulang ke rumahnya. Dari tadi dia mengotak-atik ponselnya untuk pesan transportasi online, sudah dua menit tidak ada sama sekali ditemukan. Akhirnya dia luluh juga untuk membantu Meli, walaupun dalam keadaan pasrah, tapi tidak rela."Mbak, aku mau membantu menyetir mobil milik Meli," ucap Santi.Ayu berhenti dan mengarahkan tubuhnya ke asal suara itu."Se-serius?" tanya Ayu terbata. Dia laksana mendapat mukjizat yang tak disangka-sangka.Santi mengangguk dan mengulas senyum."Bu-bukan bohong 'kan?" tanya Ayu meyakinkan."Aku serius, Mbak."Sementara Meli sudah menekan pedal gas untuk melaju pergi."Meli," teriak Ayu dan Santi serentak.Ayu dan Santi berlari menghentikan Meli, agar tidak menyetir mobil itu."Meli jangan
Kubuat Kau Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 08: Panggilan Nomor BaruPikiran Meli nanar, hatinya nelangsa. Matanya berembun membuat pandangannya tidak jelas.'Lebih baik aku mati daripada menanggung malu di dunia ini. Tidak ada lagi gunanya aku hidup,' ucapnya dalam hati.Meli menginjak tuas gas semakin kuat. Dia menyetir mobil dengan kecepatan seratus KM per jam."Mbak, kita kok bisa kehilangan jejak?" tanya Santi. Hatinya ikut was-was terjadi sesuatu pada Meli."Kurang tahu juga, San. Mungkin dia ngebut agar kita nggak bisa mengejarnya," jawab Ayu.Ayu fokus menyetir, dia takut konsentrasinya buyar kalau terlalu berpikiran negatif memikirkan Meli."Apa sebaiknya kita berhenti sejenak?" ucap Santi.Sebenarnya dia takut mengutarakan itu, tapi Santi memberanikan diri. Niatnya untuk menelpon Alia agar membujuk Aryo menghubungi Meli. Santi yakin, kalau Aryo menelpon Meli. Dia pasti tidak beran
Kubuat Kau Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 08: Panggilan Nomor BaruAryo meneguk minumnya lalu menghembuskan napas kasar."Sekali lagi jangan pernah ikut campur lagi masalah mantan istriku. Aku nggak suka, sayang."Alia mengangguk dan melingkarkan jari kelingkingnya menandakan sebuah perjanjian yang tidak boleh dilanggar."Maaf iya, sayang. Aku tadi sudah marah padamu."Aryo berdiri dan mengecup kening Alia. Sebenarnya ia merasa jijik karwna Aryo mencium keningnya.'Kalau bukan karena terpaksa butuh uang, aku nggak mau dicium segala sama Aryo lelaki buaya darat,' ucap Alia dalam hati. Ia mencoba membalas senyum Aryo walaupun terpaksa."Nggak apa-apa, santai saja."Gawai milik Alia bergetar dan mengalihkan perhatiannya. Ternyata sebuah notif pesan chatt dari Santi."Ada pesan chatt masuk sayang, sin
Kubuat Kau Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 09: Pergi ke Show Room MobilAyu berhenti sejenak dan menjawab panggilan telepon.[Halo!] jawab Ayu dengan nada gemetar dan takut.Wajar dia was-was karena dua bulan yang lalu Ayu kena tipu melalui panggilan telepon nomor baru.[Apa benar ini saudari Ayu Widyaningsih?] tanya pria itu di ujung sana setelah panggilan telepon terhubung.Ayu mengernyitkan kening, dia mencoba mengenali suara itu. Namun, tidak bisa dia tebak, siapa lawan bicaranya.[I-iya! A-ada apa? Ada yang bisa saya bantu?] tanya Ayu dengan suara gemetar dan penasaran.Santi duduk di kursi depan dan sibuk dengan ponsel miliknya. Suara transportasi yang lalu lalang membuat konsentrasinya buyar.[Apakah Meli kecelakaan atau bagaimana?] Perasaan Ayu semakin kacau.Ayu menggigit bibir bawah dan kedua bola matanya membulat.[Aku mohon Bu Ayu segera ke rumah sakit Bunda Thamrin jalan pelajar, se
Kubuat Kau Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 09: Pergi ke Show Room Mobil[Mbak! Aku mohon jangan langsung percaya begitu saja. Jawaban yang ia utarakan sudah kelihatan jelas berbohong,] ujar Santi mencoba menasihati Ayu.Ayu bergeming dan menatap Santi. Dia merasa malu sudah mengkambing hitamkan Santi sebagai biang kerok kejadian ini.[Mbak! Tolong segera datang kemari kalau tidak silahkan transfer biaya operasi Meli ke rekening aku. pihak rumah sakit sudah meminta aku untuk membayarnya. Aku hanya berniat baik menolong saudari mbak. Nanti akan aku kirim nomor rekeningku melalui pesan chatt.]Mendengar penuturan pria itu, Ayu mulai sadar kalau dia mau ditipu.[Silahkan share lokasi dan poto kalau kamu memang sedang di depan ruangan ICU.]Sambungan telepon terputus, Ayu menghela napas. Kemudian menghampiri Santi."San! Maafkan a
Kubuat Kau Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 10: Malunya itu LooAlia mengarahkan pandangannya ke asal suara itu."Astagfirullah! Kok ada ya manusia mengenalku,' ucapnya dalam hati.Pria itu menghampiri Alia dan Aryo."Siapa pria ini?" tanya Dion dengan napas ngos-ngosan.Alia bergeming, otaknya traveling mencoba mengingat siapa pria yang menegurnya."Ka-kamu siapa?" tanya Alia gugup.Alia tidak pernah dekat atau kenal dengan pria itu."Oh kamu sudah melupakan aku. Perkenalkan namaku Dion Syahputra. Masa kamu lupa sama aku."Dion mencoba mencari akal agar Alia mengingat dirinya. Namun, dari raut wajahnya Alia, dia tidak mengingat sama sekali."Kamu siapa? Kenapa sok dekat dan sok kenal dengan calon bidadari surgaku?" tanya Aryo memasang wajah cemburu.Aryo sudah pernah bertanya kepada Alia, kalau wanita calon istrinya tidak ada sama sekali dekat dengan pria lain."Seharusnya aku yang
Kubuat Kau Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 10: Malunya itu Loo"Sayang, malu atu. Ini tempat umum."Aryo menepuk jidatnya dan berkata, "Astagfirullah.""Hari gini masih zaman bucin? Nggak lah ya. Dasar lelaki buaya darat!" ledek salah satu pengunjung show room.Aryo merasa dibuli, dadanya langsung bergemuruh mendengar hinaan salah satu pengunjung."Sabar, sayang. Kamu harus tahu letak di mana kita berada."Alia mencoba menasihati Aryo."Ada yang bisa saya bantu, pak?" tanya salah satu karyawan. Dia mencoba mencairkan suasana calon custumernya."Aku mau beli mobil keluaran tahun terbaru dan limit edisi," jawab Aryo.Karyawan tokoh terkejut dan heran mendengar penuturan Aryo. Sementara Alia mengulas senyum."Maaf, pak! Mana ada mobil limit edisi," balasnya.Aryo tersenyum, dia baru sadar ucapannya mengundang lelucon."Mari, pak di lihat-lihat terlebih dahulu. Mana tahu ada ya