Share

Part 06B

last update Last Updated: 2021-12-13 10:39:53

Kubuat Kau Dan Selingkuhanmu Menyesal

Part 06: Tak Perlu Balas Dendam

"Siapa lagi kalau bukan pria yang ada di depan mata kepalaku sendiri."

Aryo menghela napas, ucapan Santi sangat membuat dirinya terpukul. Namun, dia tidak mau memperlihatkan kondisi yang sesungguhnya.

"Kalau kamu pandai merawat tubuhmu seperti waktu gadis, aku tidak akan berpaling darimu."

Aryo selalu berkata seperti itu sebagai senjata yang bisa dia katakan. 

"Kamu mau tahu, kenapa aku tidak merawat tubuhku?" tanya Santi. Dia memancing Aryo, apakah mantan suaminya itu penasaran.

"Nggak penting! Lagi pula kamu bukan istriku lagi. Ngapain aku kepo dengan mantan ...."

Ucapannya sengaja dijeda. Santi merasa lega mendengar jawaban Aryo.

"Mungkin pada saat ini kamu merasa di atas dan mempunyai segalanya. Sehingga lupa diri kepada seorang istri yang membawa kamu sukses dan memiliki segalanya. Kesuksesanmu itu suatu saat akan menghancurkan kehidupanmu lambat laun. Percaya atau tidak, kita lihat saja nanti."

Aryo mengepalkan tangannya, dia mulai tersulut emosi mendengar ucapan Santi.

"Jadi kamu menyumpahi aku?" bentak Aryo.

Kepalan tangannya semakin kuat, urat nadi terlihat jelas di lengannya. Sorot matanya semakin tajam melihat Santi.

"Aku tidak menyumpahi kamu," jawab Santi dengan santai.

"Terus ucapanmu itu apa kalau tidak menyumpahi aku?" 

Santi melangkah gontai menjauh dari hadapan Aryo. Dia takut emosi mantan suaminya membuncah dan tidak terkontrol.

"Sabar sayang!" ucap Alia sambil mengelus dadanya. Dia menyenderkan kepalanya tepat di bahu Aryo.

"Pergi kau dari rumahku ini!" usir Aryo.

Santi mengukir senyum mendengar amukan Aryo.

"Rumahku ini, kamu bilang?" balas Santi. "Kamu tidak sadar kalau rumah ini kamu beli menggunakan tabunganku."

Tiba-tiba, Aryo memutar kedua bola matanya. Dia heran kenapa Santi berkata sedemikian rupa.

"Kenapa diam? terkejut aku mengetahui kebusukanmu. Aryo ... Aryo! Kamu itu orangnya pelupa. Sifat lamamu masih melekat dalam dirimu."

Aryo menggeleng, mencoba mengingat kapan dia keceplosan.

Sementara Ayu dan Meli diam mematung melihat perdebatan antara Santi dan Aryo.

"Baru saja keluar dari tepi bibirmu, sudah lupa. Belum ada satu jam," jawab Santi.

"Hm."

Aryo berdehem dan terus berusaha mencoba mengingat-ingat. Namun, tidak juga membuahkan hasil.

"Pergi kau dari sini! Jangan pernah kamu hadir lagi dalam kehidupanku," usir Aryo kembali.

Santi menghampiri Alia sambil berbisik,    "jaga baik-baik Mas Aryo! Jangan sampai dia berpaling lagi kepada wanita lain."

Alia mengukir senyum memberi kode bahwa dia siap melaksanakan perintah dari Santi. Aryo heran melihat senyuman yang lahir dari wajah Alia.

Santi baru saja melangkah. Meli menarik lengannya. "Aku harap kamu mau menolongku untuk menyetir mobilku," ucap Meli dengan nada grogi. Dia takut kalau Santi tidak mau membantunya.

"Kamu kira aku dilahirkan ke dunia ini untuk kamu sakiti! Setelah kamu sakiti terus menolongmu," jawab Santi geram dan kesal.

Santi menepis tangannya dari genggaman Meli. Kemudian dia menatap kedua bola mata  wanita yang merusak rumah tangganya. Meli tidak berani menatap wajah Santi.

"Santi! Tolong maafkan Meli yang sudah mematahkan sayapmu untuk menggapai sakinah, mawaddah, warahmah. Kalau bukan kehadiran Meli, mungkin bahtera rumah tanggamu tidak hancur berkeping."

Santi bergeming mendengar penuturan Ayu, saudara kandung Meli. 

"Kenapa kamu yang meminta maaf kepadaku? Biang keroknya saja nggak merasa bersalah terhadap apa yang dilakukannya kepadaku," balas Santi.

Ayu menatap wajah adiknya. Dia memberi kode kepada Meli dengan menautkan alisnya menyatu, agar Meli mau meminta maaf kepada Santi saat itu.

"Maafkan aku, Santi! Karena kehadiranku dalam kehidupanmu. Mungkin surga yang kamu bangun bersama Aryo pasti tidak karam."

Meli berlutut di kaki Santi. Tangisnya pecah hingga sesenggukan.

Santi jongkok mengangkat tubuh Meli. Dia juga tidak tega melihat Meli di perlakukan tidak adil oleh Aryo

"Meli! Nggak ada gunanya kamu menangisi semua yang telah terjadi. Luka yang kamu torehkan di hatiku, tidak akan sembuh dalam waktu hitungan detik. Jadi, aku harap tolong hentikan dramamu!"

Meli terus menangis, buliran bening tidak berhenti jatuh membasahi pipinya.

"Santi! Tolong maafkan kesalahan dan dosa Meli. Aku juga bersalah dalam masalah ini, karena terlalu percaya kepada Meli atas semua informasi yang disampaikannya kepadaku."

Satu sisi, Santi merasa iba dan kasihan kepada Meli. Disisi lain, perempuan seperti Meli tidak pantas dimaafkan. Karena dia sudah mengetahui jika Aryo telah memiliki istri dan anak. Namun, dia hanya menuruti egonya sendiri dan menempuh jalan pintas yang dia anggap pantas.

Bersambung ....

Next?

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kubalas Kesombongan Selingkuhanmu Lunas   Part 57: Tamat

    Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 57: Pernikahan Aryo dan SantiPagi telah menyapa bumi. Meli baru saja bangun. Dia hendak membuat konten untuk i***a storie di salah satu akun media sosial. Perlahan dia beranjak dari atas ranjang menuju lemari riasnya."Astagfirullah! Ti-tidak ini tidak mungkin!" umpat Meli dengan panik.Meli tidak menyangka kalau wajahnya bisa jelek seperti itu. 'Ya Tuhan! Apa yang terjadi?' tanya Meli dalam hati.Meli memeriksa kotak kosmetik yang dia pakai sebelum tidur. Pelan-pelan dibacanya, ternyata cream pemutih itu cocok untuk dipakai di pagi hari. "Ke-kenapa aku salah cream. Tidak ... Aragh ...!" Meli melempar botol kosmetik yang dia pakai. Padahal, siang ini dia mau bertemu dengan owner kosmetik brand lain dan outer model baru."Tidak, aku tidak mau cacat seumur hidup," umpat Meli kembali.Meli sudah menerima uang dari beberapa owner yang akan dia jumpai. Kalau sudah seperti ini, reputasinya bisa hancur.Perlahan dia mencari kotak perseginya, tid

  • Kubalas Kesombongan Selingkuhanmu Lunas   Part 56C

    Meli duduk, dia membuka kotak make up nya lalu berkaca sambil mengoles lipstik ke bibirnya. Meli belakangan ini memakai alat make up hasil dari endorse. Dia sekarang sudah menjadi selebgram. Mukanya sangat glowing berkat make up yang dia terima. "Tunggu sebentar!" ucap Muliadi. Meli tidak menghiraukan perkataan Muliadi. Dia asyik memoles wajahnya sambil membuat konten. Tidak berapa lama, Mak Yeni dan Ayu datang dengan kedua tangan diborgol ke belakang. Mak Yeni hampir tidak mengenal wajah Meli. "Kamu siapa?" tanya Mak Yeni. "Aku ini buah hatimu, Mak. Masa nggak kenal dengan aku. Aku ini Meli." Meli merasa sakit hati melihat Mak Yeni yang tidak mengenali dirinya. Perlahan dia menghela napas. Dia mencoba memaklumi perkataan ibunya. "Meli bukan seperti ini cantiknya! Aku yakin ini bukan kamu." Meli menatap wajah Ayu. Ayu hanya bisa menunduk, seketika dia teringat akan dosa yang pernah dia lakukan keti

  • Kubalas Kesombongan Selingkuhanmu Lunas   Part 56B

    Dia ambruk ke lantai karena tersenggol Aryo."Kalau jalan pakai mata dong!"Santi menatap ke arah suara itu. Ia melihat kalau wanita itu Meli.'Meli! Ngapain dia kemari?' tanya Santi dalam hati. Ia lupa kalau Mak Yeni dan Ayu di tahan di dalam penjara.Santi langsung tersulut emosi. Dadanya mendidih dan ia ingin menampar wajah Meli. Tanpa sadar dan tidak bisa mengontrol emosinya. Ia bangkit dan berjalan menghampiri Meli dengan wajah memerah."Dasar wanita pelakor! Masih saja kamu bangga berlenggak lenggok ke sana kemari mencari mangsa."Meli melihat wajah Santi. Dia mengernyitkan dahi."Santi! Kamu ngapain di sini?""Bukan urusanmu," jawab Santi cuek.Santi melipat kedua tangannya lalu meletakkannya sejajar dengan dada. Ia berlagak angkuh kepada Meli."Idih ... Idih ... Bisa juga kamu cuek iya.""Aku bukan Santi yang dulu asal kamu tahu, paham!" balas Santi.Aryo menghampiri Santi dan w

  • Kubalas Kesombongan Selingkuhanmu Lunas   Part 56A

    Kubuat Kamu Dan Selingkuhanmu MenyesalPart 56: Mulai Menyesal"Bukan kah kamu sudah diberi teguran sama yang maha esa berkali-kali. Terus kenapa kamu tidak ada niat untuk berubah ke arah yang lebih baik?" tanya Santi."Namanya juga manusia. Ketika ditegur lewat penyakit, lewat barang berharga hilang atau masalah datang bertubi, pasti ingin segera taubat pada saat itu. Namun, cuma saat itu. Ketika sudah sembuh atau masalah selesai sudah tidak ingin lagi bertaubat."Arya menghela napas, dia tidak tahu kenapa bisa berkata seperti itu."Siapa yang berkata itu? Kamu atau siapa?" tanya Arya."Mohon maaf waktu besuk tinggal lima menit. Silahkan dipersingkat pembicaraannya," ucap Muliadi.Aryo belum sempat mencurahkan isi hatinya selama di dalam penjara. Kalau pertama kali masuk penjara cuma seminggu. Kalau yang ke dua ini sudah satu bulan lebih. Tubuhnya kelihatan kurus kerempeng seolah tidak terurus.

  • Kubalas Kesombongan Selingkuhanmu Lunas   Part 55E

    Tidak berapa lama, akhirnya mobil Santi tiba di parkiran penjara."Alhamdulillah, akhirnya sampai juga di sini" ucap Santi."What! Kita sudah sampai tan?"Santi diam, ia hanya melirik Ardi dari kaca spion."Cepat turun dari dalam mobil. Waktu kita tidak banyak di sini."Ardi, Arya dan Santi berjalan menuju ruang informasi untuk meminta izin bertemu dengan salah satu tahanan.Di sudut lorong, hanya beberapa orang saja yang lewat. Namun, kendaraan roda dua memadati parkiran."Ada yang bisa aku bantu, bu?" tanya salah satu polisi.Di name tag nya terbordir atas nama Muliadi."Maaf, Pak. Aku, Mas Arya dan Ardi mau besuk kawan kami yang sedang mendekam di balik jeruji besi," ucap Santi.Matanya Santi melihat ke sana kemari memperhatikan situasi sekitar. Baru pertama kali ini ia ke kantor polisi."Atas nama siapa, Bu, Pak?" tanya Muliadi lembut. Dia masih setia dan menjunjung tinggi excellent service kepada konsu

  • Kubalas Kesombongan Selingkuhanmu Lunas   Part 55D

    Ardi duduk di samping Arya. Dia sibuk mengotak-atik ponsel miliknya.Sudah lima belas menit Arya dan Ardi menunggu, Santi belum datang juga. Akhirnya rasa bosan menunggu kini menyapa Arya dan Ardi. Ardi sampai mengantuk menunggu kehadiran Santi.Tanpa sadar, Ardi ngantuk sangking lamanya menunggu. Tidak berapa lama, Santi datang."Gerak yuk!" ucap Santi.Santi melangkah gontai menghampiri Ardi dan Arya. Sementara Ardi sudah berlabuh ke pulau seribu."Ardi! Kamu kok malah ngorok?" tanya Santi.Santi sudah dandan cantik, malah Ardi molor menjelajahi dunia mimpi."Woi! Bangun!"Ardi tersentak bangun. "Kita sudah sampai, Tan?" tanya dia."Sampai ke Hongkong."Ardi melihat ke seluruh sudut rumah. Dia masih antara sadar dan tidak."Lah, rupanya kita masih di sini.""Iya. Ayo kita berangkat."Arya hanya bisa menahan senyum melihat ulah Santi dan Ardi. Dia takut keceplosan ketawa sangking lucunya ulah

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status