Bab 52 Perkara Rumah
"Assalamualaikum..." Sapa seorang wanita uang baru saja tiba di depan pintu ruangan rumah sakit.
Nadine menoleh. Ada seorang wanita paruh baya dengan penampilan elegan. Eanita itu datang bersama George. Di tangannya ia menenteng sebuah tempat semacam keranjang, dan di dalamnya terlihat penuh dengan bingkisan. Entah apa isinya
"Haloo Nadine. Kenalkan ini Mamaku." George memperkenalkan. Wanita itu mengulurkan tangannya. .
"Nadine..." Ucap Nadine sembari menyambut uluran tangan ibunda George.
"Vera, panggil saja Bu Vera." Balasnya lembut sekali.
"Hehe... Iya, Bu Vera. Terimakasih udah menyempatkan diri menjenguk saya."
"Nadine, ibu kemari
Bab 53 Memberi Penjelasan Hari ini, Nadine di temani oleh Bu Vera, menunggu kedatangan orang tua Nadine yang akan segera datang. Bagi Nadine, Bu Vera adalah sosok yang cekatan dan peduli sesama. Nadine belum diperbolehkan untuk pulang, karena tubuhnya belum pulih betul. "Bu Vera, saya berterimakasih banyak sama ibu. Sudah mau repot-repot menemani saya." Bu Vera mengambil posisi duduk di sisi tempat tidur Nadine. "Ah tidak apa-apa, Ibu juga senang bisa menemani kamu. Oh ya nanti apabila kamu telah sembuh, boleh ya sesekali main ke rumah ibu." "Maaf, Kalau boleh tahu rumah Ibu itu di mana ya?" Tanya Nadine. "Nanti kamu sama George sesekali
Bab 54 Gara-gara Postingan Zorah duduk lunglai di sebuah kontrakan, memandang onggokan barang-barang yang bertumpuk di depan matanya. "Kemana aku akan pergi setelah ini? Apakah selamanya aku dan Debbie tinggal di kontrakan kecil ini. Malasnya..." Zorah melamun Ditengah lamunannya, Debbie mendatangi Zorah dengan langkah loyo dan tidak bersemangat. "Ma, biaya kuliah Debbie gimana? Udah nunggak tahu. Debbie malu, Ma, apakah mama sungguh-sungguh tidak punya uang lagi?" anak itu merengek. Zorah semakin terpukul dengan rengekan Debbie. Memang selama ini, segala sesuatu yang mereka butuhkan, mereka tinggal minta kepada Arza. Sekarang, Zorah bingung sendiri. Sudah tidak ada lagi seseorang yang bisa ia jadikan tempat bergantung.&n
Bab 55 Misteri Pembayaran Pengacara Di kursi ruang tamu rumahnya, Richardo mendengar baik-baik suara seorang perempuan yang sedang berbicara serius dengannya. "Saya sudah menyiapkan semua biaya sebagai balas jasa Pak Richardo selama ini. Sudah cukup banyak masalah yang Bapak selesaikan. Jujur saya merasa sangat terbantu." Ujar Nadine Pak Richardo tidak langsung menjawab, justru ia merasa kebingungan untuk menyusun kata-kata untuk mengatakan hal yang sebenarnya. "Mbak Nadine. Bukan saya tidak mau menerima uang dari Anda. Tapi kenyataannya, semua biaya itu telah terbayarkan." Kali ini, Nadine yang di buat kebingungan mendengar ucapan Pak Richardo. "Maksudnya, terbayarkan oleh siapa? Dan karena apa?" Nadine penasaran.
Bab 56 Ungkapan George "Maafkan aku, Nadine. Aku melakukan ini karena aku mencintaimu." George menarik tubuh Nadine lebih dekat. George meraih tangan Nadine cepat. Dengan begitu wajah mereka bertatapan dekat sekali. Nadine terkejut. "Kenapa Pak George? Ada apa ini?" "Maafkan aku, Nadine. Aku melakukan ini karena aku mencintaimu." George menarik tubuh Nadine lebih dekat. Nadine terkejut luar biasa dengan ucapan yang baru saja George utarakan. merasa tidak percaya, bingung, dan ragu. mulut itu terdiam tidak mampu untuk sekedar berucap. Tanpa di sadari, George mendekap tubuh Nadine. "Maaf Nadine, aku harus mengatakan ini sekarang. Maa
Minggu pagi, Nadine baru saja pulang dari pasar. Ketika mobil memasuki halaman, terlihatlah Davin dan Divan sedang bermain-main bersama seorang pria dengan riang. Nadine memperhatikan sosok pria itu baik-baik. "George? Untuk apa dia kemari? Dan dari mana dia tahu lokasi rumahku?" Nadine Akhirnya bisa menebak sosok pria yang sedang bermain-main dengan anaknya dari kejauhan. Belum sempat Nadine memikirkan yang lain perihal sosok pria tersebut, pria tersebut malah mendekati mobilnya yang baru saja berhenti. "Halloo, apakah Mbak Nadine butuh bantuan? Membawakan barang barang masuk misalnya, atau menenteng belanjaan?" Pria itu menawarkan bantuan dengan senyum sumringah. Sedangkan Davin menempel pada sisi kiri George dan Divan di sisi sebelah kanannya. "Iya Om George benar, kami bisa membantu juga. Mana belanjaan mama biar kita bertiga yang bantu bawakan." Davin men
Bab 58 Kamar Hotel Berbintang Lima Setelah beberapa menit, akhirnya Nadine berhasil sampai di ruangan yang telah di sebutkan George. Pintu itu masih tertutup. Nadine membuka pintunya, ruangan yang penuh warna dari lampu dan hidangan yang menggugah di atas meja besar. Segenap keluarga Nadine ada disana, ayah dan ibunya ada disana. Begitu juga dengan Davin dan Divan. Begitu juga dengan ayah dan ibu George. "Apa apaan ini?" Nadine bingung. dan tiba-tiba.... Ia di sambut dengan sebuah tulisan bertuliskan "WILL YOU MARRY ME,??" "Selamat datang... " ucap George tiba-tiba. "Ucapan untuk siapa ini?" "Ucapa
Bab 59 Sialnya Zorah Zorah duduk di sofa rumah orang tuanya sambil memainkan gawai. Mukanya kusut karena kuota ponsel yang telah habis. Tadi pagi Zorah meminta di isikan kuota sama Vani, adiknya. Namun perempuan yang baru saja lulus SMA itu menolak mentah-mentah. Jarak usia antara Vani dan Zorah terlihat terpaut jauh. Karena dahulu, Vani hadir dalam rahim ibunya ketika usia sang ibu tak lagi muda. "Halah, makanya Kakak itu kerja. Jangan cuma makan sama tidur saja. Gaji saya sebagai karyawan di mall tidak sebesar gaji calon suami Mbak dulu. Bukannya dulu mbak selalu membangga-banggakan calon suami Mbak. Kok sekarang malah nggak jadi nikahnya?" Vani menjawab dengan nada menyindir. "Kamu ini, mbak minta tolong belikan kuota saja nolak. Asal kamu tahu ya, baru seka
Bab 60 Kehidupan Berbeda Pelakor "Kemarin saya melihat pemandangan yang luar biasa Mas. aku lihat Nadine berjalan bersama seseorang yang sering kau sebut dengan nama George. Mereka sudah menikah." "Apa? Nadine menikah dengan George? Apa George sudah gila?" Arza memandang dengan rasa tidak percaya dengan apa yang barusan Zorah ucapkan. "Aku mendengar sendiri bagaimana isi percakapan mereka. Panggilan mereka "mama papa", terus Nadine ternyata tengah mengandung. Apa yang harus kita lakukan, Mas? aku tidak suka melihat Nadine seperti itu. Dia sudah memanfaatkan kita. Mengambil alih rumahku dan juga rumahmu." Arza juga merasa geram dan tak suka mendengar berita itu. Berita yang sungguh luar biasa. Hati Arza bagai tersayat-sayat. A