DdrrtttDdrrrtt"Halo, Sayang?""Halo, Mas. Aku ada kabar gembira buat kamu.""Oh ya? Apa itu?" "Papa setuju kalau acara lamarannya dibarengin sekalian sama akad nikah kita." "Wah serius kamu, Sayang?""Dua rius, Mas.""Oke kalau begitu dua hari lagi kita laksanakan semuanya. Gimana?""Iya, Mas, lebih cepat lebih baik. Aku udah gak sabar pengen satu rumah sama kamu tau.""Aku juga udah gak sabar, Sayang. Ya Udah aku tutup dulu ya, mau kasih tau Ibu sama Raya soal kabar bahagia ini. Oh iya soal mahar dan lain-lainnya gimana?""Soal itu kamu gak perlu khawatir. Aku akan transfer uang ke kamu sepuluh juta buat beli mahar untuk aku. Dan untuk acaranya di sini nanti itu jadi urusan aku jadi kamu terima beli maharnya aja biar Papa juga tau kalau itu dari kamu dan kamu serius sama aku.""Terima kasih ya, Sayang. Kamu memang sangat pengertian sama aku.""Sama-sama, Mas. Ini aku lakukan karena aku begitu mencintaimu."***Hari yang dinanti pun tiba. Aldo dan Kinanti akan mengadakan akad nika
Citra menyeringai, terlihat mengerikan saat menatap dirinya di cermin. Tidak ada lagi air mata yang membasahi kedua pipinya. Hatinya sudah begitu mati rasa untuk sang suami semenjak ia tahu penghianatannya dengan Kinanti. Ia berjanji akan membuat perhitungan dengan Aldo. Ia akan membongkar kedok Aldo yang telah mempunyai istri. "Bersiap-siaplah Mas dengan kehancuranmu nanti. Akan kupastikan kalian akan menyesalinya. "***"Akhirnya kita sah juga ya, Mas. Setelah drama istri pertama kamu yang minta uang dua milyar itu. Kita resmi juga jadi suami istri meskipun secara siri. Lagian gila aja dia minta uang segitu banyak dikira aku bodoh apa." Kinanti tidur di lengan Aldo. Sedangkan Bu Miranti dan juga Raya ikut menginap di rumah Pak Guntur. "Iya, Sayang, akhirnya kita sudah sah jadi suami istri, aku bahagia banget. Soal Citra kamu gak usah pikirkan itu. Nyatanya kita sudah sah suami istri dan dia gak bisa apa-apa kan?" ucap Aldo mencium kening Kinanti. "Terus nanti kita tinggalnya gim
Betapa bahagianya Aldo saat itu. Sudah dikasih uang seratus juta. Ditambah pula dengan hadiah mobil dari Pak Guntur. Ia merasa beruntung dengan menikahi Kinanti. Tiba lah ia dan yang lainnya di rumah Aldo, Citra yang sudah mengetahui pernikahan siri Aldo dan Kinanti merasa biasa saja. Akan tetapi, di dalam hati Citra ia menyimpan dendam yang luar biasa. "Hemm gimana malam pertamanya hasil merebut suami orang? Nikmat apa lezat?"Kinanti tak menjawab pertanyaan Citra. "Jelas saja enak, kan pengantin baru. Iya kan? Iya dong? Masa enggak?" imbuh Citra. Ia terkesan meledek pasangan yang baru sah itu. "Tapi, kamu tau darimana? Perasaan Mas belum ada cerita sama kamu deh.""Darimana-mana hatiku senang.""Citra! Aku lagi gak bercanda ya.""Kamu pikir aku bercanda gitu? Dih gak lah yau.""Katakan darimana kamu tau? Kamu pubya mata-mata?""Gak ada, Mas. Adanya mata kaki sama mata ikan alias kutil tuh di telapak kakiku. Mau liat?" Aldo mengepalkan erat tangannya. Dia merasa emosi dengan jawa
Di sebuah kafe, Laras dan Citra tengah menikmati pertemuan antara dua sahabat itu. Citra yang meminta untuk bertemu dengan Laras. Karena ada suatu hal yang ingin Citra tanyakan. "Ras, kenapa kamu bisa dapat foto acara pernikahan itu?" Tiba-tiba Citra menanyakan hal itu. Ia penasaran dari mana sahabat nya itu bisa mempunyai foto pernikahan suaminya dan Kinanti. "Kamu nggak tau ya, Cit, Kinanti itu juga temen adik aku Cit. Dia temen adikku jaman kuliah dulu. Pas Kinanti ngundang adekku, aku diajak gitu. Yaudah aku iyain. Dia juga nggak bilang mau ke nikahannya siapa. Pas waktu acara itu ya aku kaget dong kalau ternyata itu nikahannya Aldo sama si valak itu. Gila! Nggak nyangka aja temen adekku seorang valak begitu. Aku jadi marag lah takut adekku ketularan jadi valaknya.""Jadi, adek kamu tau dong seluk beluknya si Guntur?" Citra menatap wajah Laras dengan serius. "Guntur? Maksidnya Ayahnya si valak?" tebak Laras. "Iya, kamu tepat sekali. Adek kamu pasti tau dengan baik dong seluk b
KUJUAL SUAMIKU SEHARGA 1 MILYAR"Gila kamu, Cit! Benar-benar perempuan gila! Kamu pikir uang dua milyar itu sedikit?""Justru karena aku tau kalau dua milyar itu banyak, Mas, makanya aku minta sama kamu dan juga Kinanti. Ayolah, Mas, aku tau Kinanti itu bukan orang susah. Pasti dia dan papa nya sanggup lah buat ngasih dua milyar itu secara cuma-cuma."Aldo menggeleng, ia tak menyangka dengan Citra bisa berubah matre seperti itu. Yang Aldo kenal, Citra itu perempuan lembut, dan tidak matre. Entah apa yang membuat Citra tiba-tiba berubah jadi seperti itu. "Ayo Mas, aku tak mempunyai banyak waktu. Berikan aku uang dua milyar itu atau .…""Atau apa?""Atau kamu dan keluargamu itu akan merasakan dinginnya tembok penjara."Aldo mengepalkan tangannya. Ia tak menyangka kalau Citra berani berbuat hal sejauh itu. "Ada apa ini, Do?" tanya Bu Miranti saat ia baru saja masuk ke dalam rumah. "Iya, ada apa sih, Mas? Sampe kedengeran dari luar." Kinanti dan Bu Miranti baru saja pulang dari shoping
"Mari, Pak, Bapak dan Bu Kinanti bisa ikut dengan kami.""Nggak bisa Pak! Saya nggak salah kok main tangkap saja.""Mas, gimana dong ini. Aku nggak mau dipenjara, Mas. Bu, tolong kita, Bu." Kinanti merengek meminta untuk tidak di penjara. Citra yang melihat dari belakang pun tertawa dengan riang gembira. Pasalnya, inilah yang ditunggu-tunggu oleh Citra. Penangkapan suami dengan gundiknya. "Tunggu dulu, Pak. Saya mau telpon Papa saya buat bantuin kasus ini.""Maaf, Bu, nanti Ibu bisa mengabari keluarga Ibu saat Ibu dan Pak Aldo sudah berada di kantor polisi." Kedua polisi itu sudah siap dengan borgol yang akan ia pasa di tangan Aldo dan Kinanti. Meskipun kedua orang itu memberontak, akhirnya dua polisi yang ditugaskan untuk menangkap Aldo dan Kinanti pun berhasil membawanya ke kantor polisi. "Citra! Apa-apaan kamu melaporkan suami sendiri ke polisi? Sudah gila kamu, Citra!" Bu Miranti memaki habis-habisan Citra. Citra yang di maki sang mertua pun hanya melihatnya saja tanpa membala
KUJUAL SUAMIKU SEHARGA 1 MILYARBAB 19"Jadi benar Pa, kalau dulu Papa sama Pak Guntur berteman?""Iya Cit, apa yang kamu bilang semuanya benar. Papa dan Pak Guntur itu dulu teman, bahkan bisa dibilang sahabat sebelum kita bertemu dengan Mamamu."Pak Nugroho menghela napas, ingatannya kembali ke beberapa tahun silam. "Tega lo, Nu, lo kan tau kalau gue suka sama Arumi!" Guntur mencengkram kerah baju Nugroho hendak memukulnya. "Sorry, Tur, gue juga suka sama Arumi. Dan Arumi pun sepertinya menyukai gue." Nugroho pasrah, saat Guntur akan memukul dirinya. "Iya! Tapi kenapa lo nggak bilang dari awal, Nu? Kalau lo bilang dari awal, setidaknya gue bisa mendam perasaan ini ke Arumi.""Gue minta maaf, Tur, gue nggak bisa nyegah perasaan ini ke Arumi. Toh Arumi bilang sama gue kalau dia juga nggak suka sama lo. Jadi ya gue berani buat deketin Arumi. Dan ternyata Nida pun juga suka sama gue. Jadi nggak ada alasan buat gue nolak Arumi, Tur! Lagian kalian juga gak ada hubungan apa pun.""Aaargh
KUJUAL SUAMIKU SEHARGA 1 MILYARCitra pun memasuki ruangan yang memang biasanya untuk dirinya. Kebetulan, Laras belum datang. Ia duduk di kursi kebanggaannya, kursi yang selama ini menemaninya jika dirinya bekerja. Citra menatap ke sekeliling, ia amat sangat rindu dengan ruangan itu. Saat Citra larut dalam lamunannya, pintu ruangan miliknya tiba-tiba ada yang mengetuk. Sehingga membuat Citra yang sedang melamun itu terkejut. Betapa bahagianya Citra saat melihat siapa orang yang telah mengetuk pintu tersebut. "Papa?!" pekik Citra melihat sang Papa datang menemui dirinya. Ia pun menghampiri Pak Nugroho dan berhambur ke pelukannya. "Papa, Citra kangen banget sama Papa," ucap Citra yang larut dalam pelukan pak Nugroho. Pak Nugroho pun membalas pelukan putri nya itu. Pak Nugroho membiarkan Citra melepaskan rindu yang teramat dalam. Begitupun dengan pak Nugroho, ia pun melepas rindu kepada putri satu-satunya itu. "Papa juga kangen sama kamu, Sayang," ucap pak Nugroho sembari mencium puc