Share

Wasiat Almarhum

"Apa yang mau Mas bicarakan?"

"Maukah adek, ke tempat biasa. Untuk mengobrol berdua?"

"Baiklah."

Awalnya aku malas menuruti keinginannya. Namun, bagaimanapun Mas Adi adalah tamu. Dia datang jauh-jauh dari Jakarta ke Jawa. Pasti ada hal penting yang mau dibicarakan. Jika mengobrol di pabrik, akan terganggu para pekerja.

Kami melangkah menuju perkebunan kopi. Ada sebuah gubuk dan bangku di sana. Tempat yang sering kami kunjungi saat masih suami istri. Aku suka mengajak Mas Adi istirahat dan makan di sini.

Gubuk ini terletak diperbatasan antara perkebunan kopi milikku, dengan perkebunan sayur warga sekitar. Udara segar dan pemandangan indah, memanjakan mata. Di sini, menjadi tempat ternyaman ketika melepas lelah.

"Katakan maksud dan tujuan Mas ke sini. Tolong, jangan mengulang masa kelam diantara kita. Aku sudah hidup bahagia, Mas."

"Maaf, Dek. Mas ke sini tak ada maksud mengusikmu lagi. Mas hanya ingin menyampaikan titipan almarhumah ibu."

"Almarhumah?" tanyaku kaget.

"Iya Dek
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status