Tak lama kemudian, orang-orang dari berbagai kekuatan mulai turun dari kapal perangnya. Gerakan mereka teratur, tanpa kegaduhan. Walaupun ini hanya wilayah luar, tidak ada satu pun dari mereka yang berani masuk menggunakan kapal perang, atau melayang turun dengan terbang. Semua melangkah dengan kaki mereka sendiri, menghormati aturan tak tertulis yang lebih kuat daripada hukum tertulis. Tidak peduli dari mana asal mereka—apakah Sekte besar, klan penguasa, atau individu dengan nama yang mengguncang galaksi—mereka masuk dengan cara berjalan kaki. Dengan demikian, bisa dilihat betapa dominasi Klan Xiao sangat mutlak. Bahkan kekuatan besar sekalipun tidak berani melanggar aturan mereka, meski hanya satu inci. Xiao Tian tetap berdiri di tempatnya. Tapi dalam dadanya, darah mendidih. Bukan karena takut, melainkan karena rasa lapar akan tantangan. Rasa haus akan pertarungan meledak dalam tubuhnya. Matanya menatap seluruh kapal perang yang kini mulai tenang di udara, dan kilatan semangat me
Xiao Yie mendengus dingin. Uap tipis dari mulutnya terasa lebih menusuk daripada serangan pedang. “Kamu benar-benar bodoh! Seharusnya dalam satu kali pertukaran, kamu sudah bisa mengukur kekuatannya. Dia bisa mengalahkan kelompokmu dengan mudah, bahkan tanpa menggunakan keterampilan apapun. Tapi kamu gagal melihat petunjuk itu. Kemudian, kamu juga tidak bisa merasakan ranahnya. Seharusnya itu sudah cukup agar kamu berhenti!” “Tuan muda, tapi kami?” Mata Xiao Yie menyipit seperti bilah tipis yang siap mengiris. “Tidak apa-apa jika ingin mengintimidasi orang lain. Tapi, dalam catatan kamu harus menang! Bukan dipermalukan seperti ini! Karena yang malu bukan namamu, melainkan nama Klan Xiao sebagai penguasa galaksi Divine Lightning Fire!” Ketua kelompok itu tidak berani membantah lagi. Tapi dia juga tidak ingin membiarkan Xiao Tian pergi begitu saja setelah mempermalukan kelompoknya. “Tuan muda, seperti anak bernama Wang Tian itu akan menjadi pesaing yang kuat. Aku harap tuan muda tid
Setelah menatap Xiao Tian sedikit lama, akhirnya sebuah senyuman kecil terbentuk. “Teman, aku tak berharap di Alam Langit Berbintang akan ada generasi muda sekuat kamu. Jika tidak keberatan, bisakah kamu memperkenalkan diri?” tanya Xiao Yie dengan nada hangat, namun matanya tetap tajam seperti seseorang yang terbiasa menilai dengan satu pandangan yang mampu menembus kedalaman niat seseorang. Xiao Tian menjawab singkat, tanpa basa-basi, namun suaranya membawa bobot yang tidak bisa diabaikan. “Namaku, Wang Tian.” Ucapan itu bagaikan tetes air di permukaan yang tenang. Semua orang di sekeliling mereka, terutama para anggota Klan Xiao yang baru saja dipermalukan, seketika terpaku dalam diam yang dipenuhi kebingungan. Mereka berpikir keras, mencoba menyisir ingatan mereka tentang semua nama klan yang dikenal di Alam Langit Berbintang, namun tidak satu pun dari mereka pernah mendengar ada Klan Wang yang memiliki reputasi besar, apalagi yang melahirkan seorang pemuda sekuat itu. Namun, X
Wajah pemuda itu berubah bentuk. Kulitnya koyak, darah mengalir dari pelipis hingga dagu, bercampur dengan bengkak hebat yang membuatnya tak dikenali lagi. Tulang pipinya retak. Napasnya tercekat. Setelah itu, Xiao Tian tak memberinya waktu bernapas. Dia menarik tubuh itu seolah hanya membawa karung lusuh, lalu melemparkannya ke arah teman-temannya dengan gerakan satu tangan yang kasar. WHOOSSHH!!! Tubuh itu melayang seperti boneka kain dilempar ke udara. Salah satu temannya melesat, berniat menangkapnya. Tapi dia tidak memperhitungkan kekuatan yang terkandung dalam lemparan itu. Saat tangannya menyentuh tubuh rekannya, seluruh tubuhnya ikut terdorong ke belakang dengan kecepatan gila. KRAAK!!! Keduanya menghantam bangunan tinggi di belakang mereka. Dinding retak seketika. Puing-puing runtuh, debu mengepul seperti kabut pertempuran. Orang-orang yang melihatnya menahan napas. Mata mereka membelalak. Beberapa bahkan mengucek mata, seolah tidak percaya dengan kenyataan di hadapan m
Orang-orang yang berada di wilayah luar Klan Xiao inti berkumpul. Suasana menjadi ramai, penuh bisik-bisik tajam yang bergema seperti riak di permukaan air tenang. Mereka tidak menyangka, bahkan tak pernah membayangkan, bahwa seorang pemuda dari tempat terpencil bernama Alam Langit Berbintang, berani membuka mulutnya dengan hinaan tajam—mengibaratkan anggota Klan Xiao inti sebagai anjing yang senang menggonggong. Kata-kata itu menyentak udara, membuat semua kepala berpaling. “Menarik, aku ingin melihat bagaimana cara dia bertahan hidup!” suara berat dengan nada mengejek muncul dari seorang pria paruh baya, matanya menyipit, tatapan seperti menunggu pertunjukan berdarah. “Haaa, itu hanya pemuda bodoh,” timpal yang lain dengan gelak tawa meremehkan. “Dia menyamakan anggota Klan Xiao dengan kekuatan yang berada di Alam Langit Berbintang.” “Benar,” sahut seorang wanita tua dengan jubah ungu yang menjuntai hingga tanah. Suaranya pelan, namun penuh racun. “Mungkin dia terbiasa mengintimi
Xiao Zhanfeng, sebagai kepala Klan Xiao cabang, menjadi perwakilan ketua untuk seluruh kekuatan dari Alam Langit Berbintang. Ia memimpin barisan dengan langkah pasti dan tenang. Setibanya di batas gerbang, Xiao Zhanfeng mengeluarkan sebuah token dari dalam jubahnya. Anehnya, tidak terlihat satu pun penjaga di pintu wilayah luar Klan Xiao inti. Begitu token di tangannya dihadapkan ke depan, sebuah pintu yang sebelumnya tertutup rapat perlahan terbuka, mengeluarkan suara gesekan batu yang berat namun menggetarkan. “Ayo masuk!” ucapnya tegas. Pemilik Villa Hati Seribu Bintang, pemimpin Paviliun Bayangan Naga Abadi, dan kedua pemimpin dari kekuatan besar lainnya langsung melangkah masuk, tanpa menunjukkan keraguan sedikitpun. Begitu mereka melewati pintu, pemandangan di dalam wilayah luar membuat beberapa orang secara refleks menarik napas dalam-dalam. Mereka melihat beberapa orang berlalu-lalang dengan tenang, menikmati keindahan alam yang ditata rapi dengan harmoni arsitektur. Tapi